13
1.2 Step by step
Kegiatan survei lapangan merupakan satu dari beberapa rangkaian penting dalam proses perancangan. Hal ini dikarenakan dengan melakukan kegiatan survei, hasil suatu
rancangan atau desain akan dapat mencapai batas maksimalnya. Kegiatan survei akan membuka pandangan si perancang untuk memahami keadaan tapak, kondisi fisik tapak,
potensi tapak, dan sebagainya. Tentunya hal tersebut tidak akan didapatkan secara maksimal apabila perancang tidak ikut terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan
meninjau tapak proyek. Tetapi, kegiatan survei tidaklah cukup apabila kegiatan survai tersebut hanya menyangkut tapaksite proyek. Keseluruhan kawasan koridor tapak hingga
radius tertentu juga merupakan suatu faktor penting dan tambahan untuk ditinjau lebih lanjut. Kondisi disekitar tapak yang dalam hal ini mencakup kawasan koridor jalan
memiliki faktor penting tersendiri dalam tahapan perancangan. Aspek-aspek seperti aspek guna lahan, fungsi bangunan sekitar, aspek pencapaian manusia dan kenderaan tentu akan
sangat berpengaruh pada rancangan proyek.
Universitas Sumatera Utara
14 .Setelah kegiatan survai, tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan pendataan tapak
kawasan yang menjadi proyek pada kasus perancangan. Mengingatkan kembali bahwa tapak kawasan terletak di inti kota Medan, tepatnya pada jalan Guru Patimpus, kecamatan
Medan Barat, Medan, Sumatera Utara.
Gambar 1.6
Analisa Lingkungan
Batasan-batasan tapak meliputi; sebelah utara berbatasan dengan Jalan Guru Patimpus dan deretan ruko komersil, sebelah timur berbatasan dengan Podomoro City Medan, sebelah
barat berbatasan dengan Sungai Deli, dan sebelah selatan berbatasan dengan kompleks perumahan serta kantor Deli Maskapai. Adapun total besaran luas lahan tapak berkisar 2.5
Ha dengan sempadan Sungai Deli 15m, sempadan Jalan Guru Patimpus 8,5m; dengan kontur tanah menjorok ke Sungai Deli. Iklim tapak merupakan iklim tropis dengan suhu
Universitas Sumatera Utara
15 minimum 23º C dan maksimum 33,1º C; memiliki kelembaban udara 78-82; dengan
KDB Koefisien Dasar Bangunan 60 dan KLB Koefisien Lantai Bangunan 4-32 lantai.
Gambar 1.7
Analisa Matahari Curah Hujan
Terlepas dari hanya mengumpulkan data dan fakta dalam kegiatan survei, metoda lain yang saya lakukan adalah analisa. Metoda tersebutlah yang membedakan pembelajaran
mahasiswa Arsitektur dengan mahasiswa jurusan lainnya. Dalam kesempatan ini pihak stakeholder
memberikan saya arahan untuk mengerjakan tahapan metoda analisa secara individu. Karena demikian, maka saya melakukan survei akan analisa Tata Guna Lahan.
Hasil yang didapatkan pun dari studi lapangan langsung serta penambahan data sekunder. Didapatkan bahwa pada koridor kawasan didominasi oleh perkantoran, ruko
komersil, perhotelan, serta pemukiman. Bangunan dengan fungsi perkantoran; Plaza Telkom, Kantor Pos Medan, Kantor Perbankan BRI, Kantor TVRI, Kantor Walikota
Universitas Sumatera Utara
16 Medan. Koridor juga didukung oleh beberapa fungsi rekreasi seperti: Merdeka Walk, Mall
Palladium, Hotel JW Marriott, Hotel Grand Aston, Hotel Dharma Deli, Wisma Benteng, serta deretan-deretan ruko komersil. Ditambah lagi dengan adanya ruang terbuka hijau
yakni: Lapangan Merdeka, serta beberapa kuburan. Aspek-aspek diatas menjadi generator utama aktivitas pada koridor ini. Perumahan pada kawasan mematuhi aturan GSB dengan
baik, meskipun masih dijumpai kawasan kumuh pada tepian Sungai Deli. Dari hasil studi diatas, mengingat banyaknya perkantoran, ruko, area rekreasi, serta ruang terbuka, maka
saya dapat menarik kesimpulan bahwa kawasan tapak proyek merupakan kawasan koridor komersial bisnis. Dengan adanya faktor pendukung lain seperti kelengkapan jaringan-
jaringan listrik dan air serta terletak pada jalan ariteri dan berada di pusat kota, maka untuk kasus proyek ini saya memilih proyek Hotel Bisnis dan Mall.
Universitas Sumatera Utara
17
Gambar 1.8
Analisa Ukuran Garis Sempadan
Tapak proyek selain cocok untuk di jadikan bangunan Hotel dan Mall, juga memiliki potensi lain yang cukup besar. Menurut saya, karena letak tapak proyek yang berbatasan
langsung dengan Sungai Deli maka sangatlah cocok juga untuk dijadikan sebagai area rekreasi. Jika dijadikan sebagai Esplanade maka akan menjadi donatur yang cukup besar
terhadap kawasan kota. Area tersebut akan dapat menjadi ruang publik bagi masyarakat sekitar untuk berinteraksi sosial dank arena berbatasan langsung dengan sungai,
pemandangan yang didapat pun cukup menjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 1.9
Analisa Drainase Pepohonan
Daerah disepanjang sungai juga ditumbuhi pepohonan yang akan dapat menambah daya tarik tersendiri, hal ini dikarenakan kurangnya ruang publik bagi masyarakat perkotaan
pada saat ini. Tentunya pepohonan tersebut akan dapat menjadi peneduh bagi manusia yang melalui area tersebut. Pendatang akan dapat menikmati alam ditengah hiruk-pikuk
kehidupan perkotaan saat ini. Oleh karena itu, fungsi mix-used Hotel dan Mall tersebut akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau. Mengingat hampir tidak adanya ruang terbuka
hijau pada kawasan pusat kota pada masa sekarang. Diharapkan apabila kelak proyek tapak selesai hal ini akan dapat memberikan sedikit edukasi kepada masyarakat perkotaan akan
Universitas Sumatera Utara
19 pentingnya ruang terbuka hijau dimasa sekarang seiring terus meningkatnya pemanasan
global.
Gambar 1.10
Analisa Keistimewaan Buatan Sirkulasi Pejalan Kaki
Untuk menciptakan suatu koridor bisnis komersial yang baik, tentunya tidak terlepas dari pentingnya sirkulasi horizontal kawasan. Sesuai data, tapak berada pada jalan Guru
Patimpus yang merupakan jalan arteri dan merupakan jalan dengan intensitas kenderaan yang besar. Dengan demikian tentunya menimbulkan 2 pandangan, yakni pandangan akan
potensi yang positif dimana dengan tingkat kepadatan kenderaan yang tinggi dengan fungsi komersial yang dimiliki tentu akan dapat menarik banyak pengunjung untuk mendatangi
bangunan mix-used. Hal tersebut tentunya merupakan suatu prospek yang bagus. Namun dikarenakan telah tingginya intensitas kenderaan, ditambah lagi akses keluar masuk tapak
Universitas Sumatera Utara
20 akan dapat meningkatkan intensitas kenderaan yang semulanya telah padat. Tentunya hal
ini akan berdampak bagi keseluruhan bagian koridor kawasan.
Gambar 1.11
Analisa Sirkulasi Kenderaan Pemandangan dari Tapak
Oleh sebab itu, alternatif-alternatif pencapaian diharapkan akan dapat mengurangi ancaman tersebut, seperti pelebaran jalan Guru Patimpus, pemasukan akses sirkulasi
kedalam tapak, dan sebagainya. Hal tersebut diharapkan akan dapat mengurangi beban kenderaan pada koridor tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 1.12
Analisa Kebisingan Manusia Budaya
Selain sirkulasi kenderaan, sirkulasi manusia juga merupakan bagian dari analisa yang harus diselesaikan. Jalur pejalan kaki sendiri pada Jalan Guru Patimpus cukup kecil.
Ditambah lagi jalur riol kota yang terbuka dan berdimensi lebih besar dari jalur pejalan kaki. Seperti layaknya kawasan lain di Medan, pepohonan serta tiang-tiang reklame juga
turut meramaikan jalur pejalan kaki pada koridor tersebut. Tentunya hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan pejalan kaki. Sedangkan pada koridor jalan Balai Kota dan jalan
Tembakau Deli, fasilitas pejalan kaki cukup nyaman untuk dilalui. Lebar jalur pejalan kaki serta pemeliharaan nya membuat pengguna merasa aman dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
22
A B
Gambar 1.13
Gambar Kondisi Pedestrian Sumber: dokumentasi pribadi
Berdasarkan gambar 1.13 dapat dilihat perbandingan kondisi jalur pejalan kaki pada Jalan Guru Patimpus A dan Jalan Balai Kota B.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II UNDERSTANDING THE WHOLE ASPECT