THE FLOW Integrated Within Complexity

44

BAB V THE FLOW

Setelah serangkaian tahapan dalam proses desain, sampailah saya kepada tahapan perancangan skematik. Dalam tahapan ini, pendekatan akan sketsa akan sangat berguna demi kelangsungan kedepan proses perancangan. Sketsa berupa rancangan site, massa bangunan, tampak maupun potongan bangunan tidaklah terpisahkan. Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting mengingat dalam tahap ini konsep-konsep yang sebelumnya direncanakan akan dimasukkan kedalam desain dan apakah konsep yang sebelumnya dapat diterapkan atau tidak. Dalam tahapan ini juga batasan dalam mendesain akan dijumpai, namun pencapaian akan desain akan menjadi lebih teliti dan terarah dibandingkan dengan tahapan konsep yang hanya sebatas pemikiran ide maupun gagasan yang ingin diterapkan dalam suatu desain. Dalam tahapan rancangan skematik umumnya rancangan yang dihasilkan masih belum tepat dan terukur, tetapi dalam prosesnya telah menggunakan pendekatan skala yang menggambarkan layout dari tapak. Awalnya dari proses rancangan skematik, adapun sketsa rancangan yang pertama direncanakan berupa sketsa rancangan tapak ground plan. Rancangan tapak ini merupakan rancangan paling mendasar untuk memahami akan skala keseluruhan bangunan dalam lahan proyek. Tentunya rancangan tapak skematik juga mengikuti kaidah akan peraturan pemerintah setempat akan Garis Sempadan Bangunan GSB, Garis Sempadan Sungai, Koefisien Dasar Bangunan, serta tinggi maksimal bangunan. Dalam kasus ini Garis Sempadan Bangunan GSB bagian depan sebesar 18.5meter dengan Garis Sempadan Sungai 15meter, KDB 60 dari keseluruhan luas tapak yaitu 2.5 Ha yang merupakan unsur fisik bangunan. Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 5.1 Sketsa Rancangan Awal Setelah penetapan akan batasan peraturan pemerintah selanjutnya maka tahapan selanjutnya yang saya lakukan adalah penetapan akan bentukan massa awal yang akan menjadi bangunan utama dalam kasus proyek kali ini. Bentukan massa mengikuti konsep sebelumnya yang berupa pendekatan akan bentuk segitiga. Namun dalam kasus ini bentukan tapak ternyata berupa persegi panjang., maka bentukan massa awal segitiga harus disesuaikan kembali. Penempatan massa sebisa mungkin ditempatkan mendekati jalan sehingga pencapaian akan manusia akan lebih terasa “manusiawi”. Selanjutnya saya membagi zona fungsi bangunan menjadi bagian yang umum, yakni zona mall dan zona hotel. Zona mall merupakan zona yang sangat umum dan publik dengan intensitas Universitas Sumatera Utara 46 pengunjung yang tinggi. Oleh karena itu, saya menempatkan zona mall dibagian depan massa bangunan yang mengarah ke jalan utama yaitu Guru Patimpus. Selain karena hal diatas, penempatan zona mall didepan juga dimaksudkan untuk memudahkan pencapaian akan pengunjung yang berjalan kaki untuk mencapai mall. Untuk zona hotel saya tempatkan dibagian samping dan belakang bangunan karena fungsi hotel lebih privat. Oleh karena itu, pencapaian ke hotel akan lebih jauh dibandingkan ke mall. Gambar 5.2 Sketsa Rancangan Ruang Dalam Universitas Sumatera Utara 47 Mengacu terhadap zona tersebut maka penetapan entrance tentu tidak jauh dari acuan tersebut. Untuk keseluruhan bangunan serta beberapa bagian tapak, akan ada kenaikan level ground sebesar 3m dari ketinggian jalan raya. Hal ini dimaksudkan mengingat lahan pada kota yang sangat mahal serta lantai setinggi 3m tersebut akan dapat dimanfaatkan sebagai fungsi retail kelaknya. Entrance mall ditempatkan didepan bangunan berdekatan dengan jalan utama. Untuk sequence 8 pejalan kaki, akan terdapat 2 akses pencapaian ke mall. Pejalan kaki akan dapat melewati esplanade yang berada ditepian sungai diiringi amphitheater dan taman yang langsung mengarah pada side entrance mall. Pejalan kaki juga dapat melewati jalur disamping jalur pencapian kenderaan yang mana terdapat outdoor food court yang kemudian berakhir pada drop off main entrance mall. Dalam penempatan tersebut haruslah diperhatik an perlunya suatu aspek “generator”. Misalnya penempatan taman dan amphitheater dalam jalur menuju mall merupakan suatu generator aktivitas dalam keseluruhan tahapan pencapaian bangunan. Begitu juga dengan adanya outdoor food court dimaksudkan untuk menambah generator aktivitas dalam jalur pencapaian tersebut. Untuk entrance hotel terdapat disamping bangunan menghadap ke Podomoro City, dengan entrance Ballroom disampingnya. Untuk pencapaian pejalan kaki ke hotel walaupun jarang saya membuka jalur belakang melalui bangunan Deli Maskapai. Tentunya dalam hotel itu sendiri akan terdapat akses langsung ke mall dengan sistem satu1 arah, yaitu pengunjung mall akan dibatasi memasuki zona hotel, tetapi tidak demikian dengan penghuni hotel yang dapat mengakses mall dengan cukup bebas. Dari [8] urut-urutan sequence adalah suatu peralihan atau perubahan pengalaman dalam pengamatan terhadap komposisi.urut- urutan yang baik peralihan atau perpindahan ini mengalir dengan baik, tanpa kejutan yang tak terduga, tanpa perubahan yang mendadak. Tujuan penerapan prinsip urut-urutan seperti dalam arsitektur adalah untuk membimbing pengunjung ketempat yang dituju dan sebagai persiapan menuju klimaks. H.K Ishar 1992 : 110-121 Universitas Sumatera Utara 48 keseluruhan diatas pendekatan akan tema Integrated within Complexity dapat terlihat. Integrasi antara Deli Maskapai, Podomoro City, dan Sungai Deli. Gambar 5.3 Sketsa Rancangan Ruang Dalam 2 Setelah penetapan akan zona dan entrance, selanjutnya saya merancang tapak dalam sketsa. Sketsa ini bertujuan menentukan posisi serta orientasi bangunan secara keseluruhan dalam tapak. Untuk tepian sungai akan terdapat esplanade yang terbentang penuh disepanjang tepian sungai dalam tapak. Esplanade akan berupa perkerasan dengan taman-taman dengan bentukan dasar segitiga. Segitiga mengingat tiga aspek utama yakni Universitas Sumatera Utara 49 Riverfront, Urban Comersial , dan Preservation. Taman tersebut tentunya selain sebagai nilai tambah kepada lingkungan juga sebagai tempat teduh bagi pengguna esplanade. Dalam keseluruhan deretan esplanade akan terdapat amphitheater yang menjorok kesungai untuk kegiatan pertunjukan. Sebagai tambahan akan terdapat jembatan untuk pejalan kaki pada bagian samping belakang tapak yang menghubungkan tapak menuju Jalan Sungai Deli. Penambahan jembatan ini tentunya dimaksudkan untuk memudahkan pencapaian pada tapak mengingat pada Jalan Sungai Deli terdapat beberapa lembaga pendidikan yang secara tidak langsung dapat menambah jumlah pengunjung terutama pada fungsi mall bangunan. Untuk rancangan mall, akan terdapat outdoor food court yang menghubungkan jalan raya dengan mall. Pengulangan lagi, bentukan food court juga merupakan bentukan dasar segitiga. Rancangan mall saya bagi menjadi area ground, dimana pada area ini akan terdapat banyak bukaan sehingga pengunjung mall akan dapat merasakan ruang luar dalam bangunan. Selain merasakan ruang luar, pengunjung mall juga akan dijanjikan dengan view ke sungai. Pada lantai ground lebih ditekankan pada fungsi retail yang umum mengingat side entrance mall juga terdapat pada lantai yang sama. Pada lantai ini juga akan terdapat atrium untuk menunjang kegiatan pameran, promosi dan sebagainya. Didalam mall akan terdapat fungsi food court kembali. Mengingat bahwa outdoor food court yang terletak diantara jalan utama dan mall merupakan outdoor dan juga ditargetkan untuk kawasan sekitar dengan akses yang mudah. Bedanya dengan food court didalam mall, food court terletak pada lantai tiga3 bangunan mall, mengingat pada ketinggian tersebut maka view yang didapat juga akan berbeda. Apabila outdoor food court memberikan view taman serta tapak, maka indoor food court pada mall akan menawarkan view menengah kota medan, Sungai Deli, serta sebahagian kawasan tapak. Indoor food court ditempatkan pada lantai tiga dengan alasan bahwa pengunjung haruslah melewati keseluruhan lantai bangunan yang Universitas Sumatera Utara 50 secara tidak langsung “menjual” tiap lantai bangunan pada mall. Pada lantai ini juga akan terdapat bioskop, pada lantai-lantai sebelumnya akan diisi dengan fungsi retail dengan variasi tertentu. Untuk fungsi mall ini, diperkirakan akan terdapat 2 lift penumpang, 1 lift servis, 10 eskalator dan 2 atrium. Suatu rancangan biasanya mempertimbangkan aspek fungsi bangunan tersebut. Oleh sebab itu terdapat pendekatan akan form follow function ataupun function follow form. Dalam kasus ini, saya menjembatani kedua pendekatan tersebut. Dimana walaupun fungsi merupakan prioritas, namun bagaimanapun sebagai perancang yang dalam kasus ini Arsitek, haruslah dapat menghasilkan karya yang dapat memenuhi akan kebutuhan bentuk, fungsi dan juga kekuatandaya tahan. Sebagai bangunan komersial campuran antara fungsi mall dan hotel bisnis, bentukan massa bangunan lahir dari aspek disekitarnya. Sungai, Podomoro City, dan kantor Deli Maskapai secara tidak langsung menjadi tiga3 aspek yang saya terapkan. Bentukan segitiga dengan perwakilan tiap segisisi merupakan ketiga aspek diatas. Pada tahapan rancangan skematik, yang sebelumnya telah dibahas mengenai zona- zona pada massa bangunan yang merupakan hasil dari sketsa dan konsep sebelumnya dengan zona depan fungsi mall dan zona samping belakang zona hotel. Untuk fungsi mall pada lantai ground akan diisi dengan retail dengan fungsi publik umumnya. Bertepatan pada lantai diatasnya akan terdapat retail dengan fungsi busana maupun retail dengan nilai view yang agak sedikit. Pada lantai satu1 ini juga akan terdapat void yang berfungsi sebagai area bukaan view kebawah ketika terdapat event maupun pertunjukan pada mall. Hal ini dimaksudkan pengunjung mall akan dapat menikmati pertunjukan dari koridor tiap lantai bangunan, selain itu penerapan void juga dimaksudkan untuk mempermudah arah tujuan pergerakan didalam mall. Pengunjung dapat melihat retail pada lantai dibawahnya sehingga akan lebih mudah ditemukan. Pada lantai dua 2 masih akan dijumpai retail Universitas Sumatera Utara 51 dengan fungsi fashion serta sedikit area restoran. Pada lantai ini akan ditawarkan sedikit view keluar tapak serta ke sungai. Selanjutnya untuk lantai diatasnya yakni lantai tiga3 akan diisi dengan fungsi food court dan biskop. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, penempatan food court dilantai tiga 3 dengan pertimbangan akses pencapaian melewati setiap lantai bangunan yang secara tidak langsung akan “menjual” setiap retail pada lantainya. Sedangkan untuk fungsi bioskop memang harus ditempatkan pada lantai teratas mall. Hal ini dikarenakan kebutuhan luasan biskop serta sistem struktur bentang lebar bioskop itu sendiri. Hal ini juga yang cukup mendasari penempatan bioskop pada beberapa mall pada lantai atas bangunan. Biasanya dalam sebuah mall akan terdapat sebuah supermarket yang biasanya menjual kebutuhan keseharian. Dalam perancangan kali ini, fungsi tersebut saya tempatkan pada daerah basement. Hal ini dikarenakan luasan supermarket itu sendiri, didukung oleh akses servis stoking bahan supermarket akses servis terdapat pada lantai basement, dan juga di dukung oleh kemudahan akan pemindahan barang belanjaan langsung kebasement parkiran pengunjung. Jadi, pengunjung ketika hendak kembali ke parkiran kenderaan mereka, mereka akan dapat berbelanja kebutuhan mereka terlebih dahulu. Selain itu, troli belanjaan mereka akan dapat didorong hingga mendekati kawasan parker sehingga beban belanjaan aka menjadi ringan. Pada area basement ini juga terdapat semi drop off entrance, sehingga pengunjung akan mendapat sedikit kemudahan untuk dapat memilih dijemput pada lantai basement maupun ground. Beranjak dari rancangan skemati mall, saya juga melakukan rancangan skematik pada fungsi hotel. Pada rancangan tersebut yang paling mendasar saya tentukan adalah letak entrance dan lobby hotel. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa entrance hotel ditempatkan dibagian belakang massa bangunan untuk meningkatkan privasi, dengan entrance ballroom di sampingnya. Tentunya akan ada penghubung antara lobby hotel ke Universitas Sumatera Utara 52 mall sehingga penghuni hotel akan dapat langsung menikmati fungsi mall setelah melakukan check in. Pada bagian lobby yang terdapat dalam lantai ground ini akan terdapat resepsionis dengan bagian front office dibelakangnya. Front office tersebut akan menjadi media pengolahan data dan informasi penghuni dari resepsionis yang kemudian diproses pada bagian back office nantinya. Pada lobby ini juga akan terdapat bar lounge sebagai tempat tunggu sekaligus tempat penghuni hotel melakukan kegiatan bisnis seperti jumpa rekan kerja dan sebagainya. Pada lantai ini akan terdapat lift menuju basement dan juga deretan lift utama menuju lantai-lantai diatasnya. Khusus pada bagian podium bangunan untuk fungsi hotel, akan terdapat tangga akses menuju lantai podium hotel diatasnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban penggunaan lift pada bagian tower hotel. Pada lantai ini juga terdapat ballroom dengan prefunction hall bersampingan dengan lobby hotel. Universitas Sumatera Utara 53 Gambar 5.4 Rancangan Ground Plan Universitas Sumatera Utara 54 Pada lantai selanjutnya akan dijumpai area bisnis seperti ruang meeting, bisnis center, beberapa retail bisnis yang mana dapat diakses dari tangga yang telah disebutkan sebelumnya dengan void ke lobby utama. Untuk lantai dua 2 keseluruhan difungsikan untuk fungsi restoran. Akan dijumpai tiga 3 jenis restoran dalam lantai ini, yakni coffee shop , restoran jepang, dan restoran cina. Coffee shop merupakan restoran utama hotel yang menyajikan dan menampung kebutuhan akan sarapan, makan siang, dan makan malam penghuni hotel. Sedangkan untuk dua2 restoran lainnya merupakan restoran pelengkap yang harus ada dalam suatu hotel bintang 5. Penempatan fungsi restoran sengaja dalam satu 1 lantai guna memudahkan stoking bahan makanan setiap restoran tersebut yang melalui jalur servis ke inti bangunan dan di datangkan dari basement. Untuk lantai tiga 3 dipenuhi dengan fasilitas hotel, seperti kolam renang, sauna, spa, gym. Fasilitas tersebut merupakan fasilitas mendasar standar hotel bintang 5 yang di fungsikan untuk kebutuhan penghuni hotel. Pada lantai ini juga terdapat area back office yang berhubungan dengan front office pada lantai ground. Ruang pada area back of office berupa ruang kantor Eksekutif, kantor HRD, kantor ME, kantor Sales dan Marketing, kantor Accounting, kantor Food and Beverages, kantor Purchasing and Store. Keseluruhan lantai podium hotel dan mall terdapat akses penghubung dengan sistem satu arah, dimana penghuni hotel dapat mengakses mall, namun pengunjung mall tidak dapat mengakses keseluruhan lantai hotel kecuali lantai ground lobby hotel. Lantai empat 4 dan seterusnya akan berupa susunan kamar tipikal hotel. Penempatan kamar hotel pada lantai tinggi yang dalam hal ini tower bangunan akan menambah kenyamanan akan privasi serta memberikan view kota yang cukup menjanjikan. Universitas Sumatera Utara 55 Gambar 5.5 Rancangan Lantai 1 Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 5.6 Rancangan Lantai 2 Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 5.7 Rancangan Lantai 3 Universitas Sumatera Utara 58 Gambar 5.8 Rancangan Lantai Tower Bangunan Universitas Sumatera Utara 59 Untuk lantai dibawah ground akan terdapat tiga lantai lagi. Dibawah ground akan terdapat lantai lower ground. Pada lantai ini lah supermarket mall berada. Pada lantai ini juga akan terdapat semi drop off untuk hotel maupun mall. Ruang genset terdapat disamping loading dock hotel pada lantai ini. Terdapat juga musholla di depan semi drop off mall. Apabila penghubung antara ground dan basement hotel berupa lift, maka untuk fungsi mall saya menerapkan ramp untuk pencapaian basement ke lantai groundnya. Hal ini dimaksudnya juga untuk memudahkan penggunaan troli setelah berbelanja dari lantai lower ground . Untuk mengakomodasi lantai pada fungsi mall, terdapat area servis disetiap lantainya dengan loading dock pada lantai lower ground dengan penghubung berupa lift servis dan tangga kebakaran. Dibawah lantai ini terdapat lantai basement 1. Basement 1 dengan lower ground cukup identik, hanya terdapat perbedaan berupa ruang dalam yakni lantai basement 1 lebih didominasi fungsi servis. Laundry hotel terdapat pada lantai ini dan juga ruang teknisi. Pada lantai ini terdapat sebahagian supermarket yang terkoneksi dengan lantai lower ground, dan juga pada lantai ini masih terdapat semi drop off untuk hotel dan mall. Selanjutnya lantai basement 2, keseluruhan identik dengan basement 1, perbedaan terdapat pada ruang dalam berupa area servis dan ruang tanki air bawah tanah serta pengolahan limbah. Pada ketiga lantai diatas akan terdapat parkir kenderaan roda dua dan roda empat. Universitas Sumatera Utara 60 Gambar 5.9 Rancangan Lower Ground Universitas Sumatera Utara 61 Gambar 5.10 Rancangan Basement 1 Universitas Sumatera Utara 62 Gambar 5.11 Rancangan Basement 2 Universitas Sumatera Utara 63 Ballroom merupakan fasilitas yang disediakan oleh hotel bintang 5 yang akan digunakan dalam skala besar. Ballroom biasanya lebih diperlukan untuk bisnis hotel, kebanyakan untuk fungsi bisnis itu sendiri. Namun bukan berarti Ballroom hanya dikhususkan untuk hotel bisnis karena pada hotel resort ataupun butik hotel biasanya juga terdapat Ballroom. Area Ballroom umumnya merupakan ruang serba guna yang dapat menampung jumlah kapasitas yang besar. Jenis kegiatan akan dapat berupa undangan, promosi, talkshow, dan sebagainya. Dikarenakan kapasitas yang tinggi tersebut maka hendaknya akses pencapaian Ballroom dapat sedikit terpisah maupun lebih bebas hambatan dari akses pencapaian hotel. Meskipun demikian, hotel dan Ballroom itu sendiri haruslah terhubung dikarenakan Ballroom merupakan fasilitas dari hotel sehingga dari segi pembagian zona yang telah dibahas pada draf sebelumnya, area Ballroom terletak pada bagian selatan tapak berorientasi ke Jalan Tembakau Deli. Dari penempatan tersebut terdapat sedikit kekurangan yakni akan pencapaian dari fungsi mall ke Ballroom akan menjadi lebih jauh dan harus melewati hotel terlebih dahulu. Tetapi disamping kekurangan tersebut, penempatan pada area selatan serta dengan pembagian Ballroom menjadi 2 lantai menjadi nilai tambah sendiri. Ditambah lagi akses pencapaian Ballroom yang telah sedikit terpisah serta dapat diakses dari Jalan Guru Patimpus maupun Jalan Tembakau Deli. Penempatan Ballroom pada lantai dasar dimaksudkan untuk memudahkan serta mengurangi pergerakan manusia yang sangat besar dikarenakan kapasitas muatan Ballroom itu sendiri. Dikarenakan terlepas dari massa fungsi mall maka Ballroom akan mendapat kesan istimewa sendiri, serta penempatan pada lantai dasar akan sangat menawarkan Ballroom dengan efisiensi tinggi. Pada lantai dasar Ballroom akan terdapat prefunction hall, leasing space, VIP area , dan juga area servis. Universitas Sumatera Utara 64 Prefunction hall berfungsi sebagai area yang akan menampung sebagian pergerakan manusia. Pada area ini biasanya merupakan area menunggu jemputan maupun keluarga. Disamping itu, terdapat leasing space sebagai area sewa, hal ini dimaksudkan juga sebagai area stand perusahaan maupun instansi jika diperlukan. VIP area ditujukan bagi tamu-tamu penting maupun penjabat. Jadi mereka dapat menunggu pada suatu ruangan yang nyaman dengan tingkat servis tersendiri. Pada lantai dasar Ballroom juga terdapat area servis. Area servis tersebut berupa dapur serta gudang peralatan maupun gudang stok bahan makanan, hal ini mengingat kapasitas manusia yang harus dilayani cukup besar maka diperlukan dapur tersendiri untuk area Ballroom. Mengingat hal tersebut, maka terdapat akses servis stok bahan makanan tersendiri untuk area ini yang mana akses servis tersebut melalui Jalan Tembakau Deli. Melalui jalur servis tersebutlah bahan makanan dimasukkan dan ditampung pada gudang stok terlebih dahulu sebelum dialihkan ke dapur Ballroom. Bagi pengunjung yang parkir kenderaannya pada basement akan dapat mencapai lantai dasar Ballroom melalui eskalator yang terdapat pada setiap lantai basement dan diteruskan hingga lantai dasar Ballroom. Akan terdapat dua 2 eskalator yang berbeda dengan eskalator akses dari basement untuk menuju lantai satu 1 Ballroom. Pada lantai satu 1 Ballroom akan terdapat foyer yang sekaligus sebagai prefunction hall kedua sebelum memasuki ruang Grand Ballroom. Pada lanatai ini juga terdapat jembatan penghubung antara fungsi hotel dan Ballroom. Yang mana pada koridor jembatan tersebut akan diisi oleh fungsi retail-retail maupun fungsi bisnis yang sekaligus mendukung fungsi Ballroom. Pada ruangan Grand Ballroom sendiri akan dikelilingi oleh lorong akses servis. Hal ini diterapkan guna untuk mengurangi kenyamanan zona pada ruangan mengingat apa bila acara sedang berlangsung dan akses servis selalu terlihat pada ruangan. Dikarenakan Grand Ballroom pada lantai satu 1 dan dapur pada lantai dasar, maka terdapat akses vertikal dari dapur menuju Grand Ballroom Universitas Sumatera Utara 65 yang dalam hal ini merupakan area back stage dan area servis Grand Ballroom. Jadi, makanan yang telah disediakan pada dapur utama disalurkan melalui portal pengangkut dan lift ke area back stage. Dari area back stage inilah kemudian makanan disalurkan ke setiap meja Grand Ballroom. Penempatan area yang telah disebutkan tentunya berlandaskan pada konsep serta aspek tertentu, salah satunya aspek keselamatan. Penempatan pada lantai satu 1 serta akses menggunakan eskalator dimaksudkan untuk mempermudah akses keselamatan apabila terjadi sesuatu hal, misalnya kebakaran, gempa bumi, dan lain hal. Eskalator akan dapat menjadi tangga keselamatan karena dapat dimatikan menjadi tangga biasa tidak berjalan. Ditambah lagi terdapat banyak hall dan leasing space akan membuat luas area sirkulasi penyelamatan dan evakuasi. Alasan tidak menggunakan lift untuk Ballroom karena kurang efisien dari segi jumlah manusia yang dipindahkan per liftnya dan juga karena aspek kebakaran, yang mana pada saat kebakaran terjadi lift tidaklah boleh digunakan. Apabila proses evakuasi telah mencapai lantai dasar, maka dapat dialihkan ke entrance Ballroom maupun ke Jalan Tembakau Deli, karena terdapat area titik kumpul pada bagian selatan massa Ballroom. Penempatan Grand Ballroom pada lantai satu 1 tentunya memiliki alasan tersendiri. Fasilitas Ballroom sebagai area serba guna yang secara tidak langsung mengarahkan pada ruangan luas tanpa kolom tentunya terjawab dengan sistem struktur bentang lebar. Karena itu, Ballroom sengaja ditempatkan pada area khusus yang merupakan area tertinggi pada massa itu. Sehingga tidak terdapat lantai lagi diatas area Ballroom . Atap Ballroom akan berupa atap dengan sistem bentang lebar space frame. Space frame tersebut akan menumpu pada kolom struktur pada tepi massa ruang Grand Ballroom . Untuk menambahi pembahasan akan tower bangunan pada pembahasan sebelumnya, karena tower bangunan menerapkan konsep twist maka sistem struktur yang Universitas Sumatera Utara 66 digunakan akan berbeda. Hal ini dikarenakan perbedaan derajat sebesar 3.214 pada setiap lantai tower mengakibatkan tidak mungkinnya memakai sistem kolom beton bertulang biasa. Pada kesempatan ini saya menerapkan sistem struktur interestial. Maksudnya sistem struktur ini berupa trust yang terikat pada core struktur utama bangunan. Ketinggian trust sebesar 3.5 meter dan merupakan ketinggian lantai pada tower bangunan. Jadi, penempatan kamar hunian hotel terdapat dalam trust tersebut, manusia beraktivitas didalam struktur. Adapun konsep twist tersebut lahir dari bentukan awal massa segitiga yang terlalu simple, kemudian di twist. Ketika konsultasi dengan konsultan ahli, beliau cukup mendukung konsep tersebut, ditambah lagi saya mendapat tantangan tersendiri dalam penyelesaian sistem strukturnya kelak. Gambar 5.12 Konsep Struktur Tower Bangunan Universitas Sumatera Utara 67 Gambar 5.13 Potongan A Site dan Bangunan Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 5.14 Potongan B Site dan Bangunan Universitas Sumatera Utara 69

BAB VI DE ARCHITECTURA