HUMAN Integrated Within Complexity

39

BAB IV HUMAN

Pembahasan sebelumnya mengenai 3 tiga aspek penting dalam suatu rancangan, yaitu manusia, lingkungan, dan bangunan, yang mana penerapannya harus di perhatikan baik terhadap tapak rancangan maupun bangunan rancangan itu sendiri. Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipungkiri lagi sebagai aspek utama dalam proses perancangan. Menurut Vitruvius bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan Estetika Venustas, Kekuatan Firmitas, dan Kegunaan Fungsi Utilitas. Karya arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Oleh karena demikian, ada banyak hal yang juga harus diperhatikan dalam keseluruhan proses perancangan seperti: aspek kekuatanstruktur pada bangunan, aspek zoning kegiatan privasi atau publik, aspek keselamatan, aspek keamanan, dan sebagainya. Penerapan akan konsep yang disebutkan diatas juga merupakan bagian dari keseluruhan konsep yang akan diterapkan dalam rancangan bangunan. Pada pembahasan sebelumnya, saya telah membahas mengenai penerapan tema dan konsep rancangan, kali ini saya akan membahas lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai konsep yang dijabarkan diatas. Konsep keselamatan, keamanan dan privasi, pada konsep privasi saya membagi zona menjadi beberapa zona seperti zona publik, zona semi publik, zona servis, zona privat, dan zona semi privat. Fungsi bangunan yang pilih adalah mall dan hotel. Mengingat perbedaan yang cukup menonjol akan zona pada kedua fungsi, dimana hotel memiliki pendekatan zona privat yang cukup tinggi, dan mall lebih mengarah kepada zona publik maka konsep penyelesaian zoning haruslah tepat sasaran. Pada kesempatan ini saya membagi bangunan menjadi 2 bagian yaitu bagian podium dan bagian tower kasus proyek Universitas Sumatera Utara 40 merupakan fungsi campuran dan memungkinkan merupakan bangunan high rise [7] . Podium didominasi oleh fungsi mall yang terkoneksi dengan fungsi hotel. Hal ini dikarenakan jumlah luasan fungsi hotel yang tidak memungkinkan apabila hanya diselesaikan pada bagian tower bangunan. Fungsi hotel pada podium ditargetkan untuk keperluan akan fasilitas penunjang pada hotel itu sendiri. Tentunya akan ada penghubung sekaligus pemisahan antara kedua fungsi tersebut. Gambar 4.1 Konsep Zona Bangunan Konsep keamanan dan keselamatan pada bangunan tinggi high rise merupakan sesuatu yang menjadi prioritas tinggi. Tentunya pada bangunan tinggi akan ada [7] istilah untuk menyebut suatu bangunan yang memiliki ketinggian tertentu. Penambahan ketinggian bangunan dilakukan untuk menambahkan fungsi dari bangunan tersebut. Bangunan tinggi menjadi ideal dihuni oleh manusia sejak penemuan elevator lift dan bahan bangunan yang lebih kuat. Berdasarkan beberapa standard, suatu bangunan biasa disebut sebagai bangunan tinggi jika memiliki ketinggian antara 23 m hingga 150 m. Bangunan yang memiliki ketinggian lebih dari 150 m disebut sebagai pencakar langit. Universitas Sumatera Utara 41 penanggulangan maupun antisipasi apabila terjadi bencana yang membahayakan, seperti kebakaran, gempa bumi, dan sebagainya. Untuk penanggulangan akan kebakaran, biasanya akan ada hydran maupun sprinkler sebagai alat pemadaman api. Akan tetapi, selain hanya untuk memadamkan api, aspek keselamatan manusia didalamnya juga harus diperhatikan. Ketersediaan akan tangga kebakaran merupakan suatu hal yang sudah semestinya, dengan jarak ketersediaan antara 1satu tangga ke tangga yang lain minimal 25 meter. Tentunya tangga kebakaran tersebut akan tahan terhadap api sesuai dengan asumsi lamanya evakuasi. Disamping itu, tangga kebakaran harus bebas dari asap kebakaran guna mempertimbangkan keselamatan pengguna ketika kebakaran terjadi, ketersediaan akan pressure fan menjadi suatu prioritas. Dikarenakan tangga kebakaran harus tahan api, maka kebanyakan kasus yang dijumpai tangga kebakaran biasanya menggunakan material yang memiliki titik leleh tinggi, seperti beton. Konsep lainnya yakni konsep rancangan ruang dalam bangunan, merupakan hal utama yang perlu diperhatikan untuk menciptakan fungsionalitas suatu ruangan. Sebagai bangunan tinggi dengan fungsi mall dan hotel dalam hal ini hotel bisnis konsep ruang dalam antara kedua fungsi tentunya sangat berbeda dan harus benar-benar diperhatikan. Hotel sebagai fungsi penginapan, tempat manusia beristirahat dan menikmati waktu senggangnya tentunya akan sangat memerlukan privasi yang tinggi jika dibandingkan dengan fungsi mall yang lazimnya merupakan area publik dengan tingkat kepadatan cukup tinggi. Karena hal tersebut maka pemisahan akan fungsi hotel dan mall harus sangat diperhatikan sehingga penghuni hotel akan merasa nyaman dan tidak terganggu walaupun dengan fungsi mall dalam 1satu bangunan. Seperti yang telah dijabarkan diatas bahwa pembagian antara fungsi mall dan fungsi hotel saya bagi melalui pembagian akan zona podium bangunan dan tower bangunan. Podium ditujukan untuk memenuhi keseluruhan bagian dari fungsi mall dengan Universitas Sumatera Utara 42 penambahan fasilitas akan fungsi hotel pada sebahagian daerah. Fungsi hotel pada podium berupa penempatan fungsi fasilitas yang biasanya terdapat dalam hotel. Mengingat bahwa dalam kasus perancangan kali ini, hotel merupakan hotel dengan standar bintang 5 yang umumnya memiliki fasilitas ballroom, kolam renang, restoran, meeting room, pool tablekaraoke area , gym center, sauna spa, dan sebagainya. Pada bagian fasilitas tersebut biasanya juga dijumpai dan dinikmati oleh sebagian publik maupun penghuni hotel sendiri. Pada bagian tersebut dapat dirancang menjadi daerah transisi dan terkoneksi antara fungsi hotel dan mall itu sendiri. Pada rancangan mall, saya kembali menggunakan pendekatan akan tema utama yakni Riverfront. Oleh sebab itu, saya menerapkan konsep view bangunan ke luar tapak yang dalam hal ini tepian sungai. Pada bagian sisi bangunan yang menghadap ke sungai akan dijumpai esplanade yang terhubung dengan bangunan mall. Penyelesaian akan batasan sisi bangunan dengan tapak akan diselesaikan secara terbuka, dapat menggunakan material berupa kaca maupun area terbuka yang terhubung antara tapak dan bangunan. Hal ini dimaksudkan supaya manusia ataupun pengunjung mall walaupun berada didalam bangunan masih akan tetap merasakan lingkungan luar yang terhubung secara baik dengan bangunan. Pada kesempatan ini, lantai ground bangunan mall saya menempatkan sedikit fungsi restoran dan kebanyakan fungsi retail barang. Pada lantai pertama lebih didominasi oleh fungsi retail barang dalam hal ini fashion, begitu juga dengan lantai kedua. Perbedaan terletak pada penempatan fungsi dan target lantai ketiga. Pada lantai tiga saya menempatkan food court dan biskop. Hal ini dimaksudkan supaya pengunjung mau naik ke lantai tiga mengingat area makan restoran terdapat pada lantai tiga. Secara tidak langsung pengunjung dipaksa melalui keseluruhan lantai pada bangunan mall yang tentunya akan menjadikan tiap lantai bangunan menjadi lebih bernilai karena dilalui oleh pengunjung. Hal serupa juga dimaksudkan dengan penempatan bioskop. Universitas Sumatera Utara 43 Begitu juga dalam rancangan hotel, fungi pada ground berupa lobby, kantor, dan bar lounge . Fungsi ballroom terkesan terpisah dengan keseluruhan bagian podium, dikarenakan ballroom memerlukan akses serta luasan yang sangat besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi desakan arus manusia dan kenderaan yang akan dapat mengganggu fungsi hotel itu sendiri maka ballroom saya tempatkan dibelakang tapak maupun podium dengan akses yang lebih khusus. Pada lantai ground hotel akan ada koridor penghubung antara fungsi hotel dan mall. Sistem penghubung ini adalah sistem satu arah, maksudnya penghuni hotel dapat mengakses mall dengan bebas, tetapi sebaliknya, penghuni mall tidak dapat dengan bebas memasuki area hotel. Pada lantai satu hotel saya menempatkan fungsi yang lebih mengarah pada fungsi bisnis mengingat hotel adalah fungsi bisnis. Penyediaan meeting room , serta koneksi antara meeting room ke ballroom. Sama seperti sistem pada lantai ground, terdapat koridor dengan sistem satu arah pada lantai ini. Untuk lantai selanjutnya didominasi oleh fungsi restoran dengan jumlah tiga. Satu restoran hotel itu sendiri yang biasa dinamakan coffee shop. Pada restoran ini kebutuhan akan sarapan penghuni hotel dipenuhi. Kedua restoran lainnya merupakan restoran yang harus ada untuk melengkapi standar akan bintang 5. Tentunya kedua restoran tersebut akan dapat di kunjungi bukan hanya oleh penghuni hotel tetapi juga oleh masyarakat umum. Pemenuhan akan fasilitas penghuni hotel ditempatkan pada lantai tiga. Pada lantai ini terdapat kolam renang, gym, saunaspa yang ditujukan untuk penghuni hotel khususnya dan dapat pula oleh masyarakat umumnya. Sedangkan untuk keseluruhan tower bangunan akan diisi oleh fungsi kamar hotel. Tentunya hal tersebut menawarkan view serta kenyamanan tersendiri karena tinggi dan jauh dari fungsi bangunan lainnya. Universitas Sumatera Utara 44

BAB V THE FLOW