73 pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan,
dan lain-lain pendapatan yang sah. Selanjutnya dalam pasal 43 UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah,” dikatakan lain-lain pendapatan antara lain terdiri atas pendapatan hibah.
D. Penerimaan Menurut IPSAS, dalam “Financial Reporting under the Cash Basis of
Accounting,” Cash receipts are cash inflows,” sedang menurut UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 1 ayat 9 dan ayat 11, penerimaan negaradaerah adalah uang
yang masuk ke kas negaradaerah. E. Belanja
Belanja menurut IPSAS adalah: “Expenses are decreases in economic benefits or service potential during
the reporting period in the form of outflows or consumption of assets or incurrences of liabilities that result in decreases in net assets equity, other
than those relating to distributions to owners. IPSAS I paragraph 7, hal. 32, 2007.
UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 dan 16 menyebutkan bahwa, belanja negarabelanja daerah adalah kewajiban pemerintah
pusatpemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. F. Pengeluaran
Pengeluaran menurut IPSAS didefinisikan sebagai cash outflows IPSAS 1.2.1 hal. 811, 2007. Sedangkan UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 1
ayat 10 dan ayat 12 menyatakan bahwa ”pengeluaran negaradaerah adalah uang yang keluar dari kas negarakas daerah.”
74 G. Pengakuan Hibah Nontunai Sebagai Pendapatan.
UU Nomor 17 Tahun 2003, pasal 11 ayat 3 menyatakan bahwa ”pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak,
dan hibah.” Lingkup pendapatan negara yang ada dalam UU tersebut berdampak pada pengakuan pendapatan hibah non tunai sebagai pendapatan
dalam LRA.. Hal ini tercermin dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
16
paragraf 40 yang menyatakan bahwa,”.... Pendapatan dan belanja bukan tunai seperti bantuan pihak luar asing dalam bentuk barang dan
jasa disajikan pada Laporan Realisasi Anggaran.” Dalam LRA, penerimaan hibah dalam bentuk barangjasa diakui dan disajikan sebagai pendapatan hibah
seolah-olah ada penerimaan kas dan pada saat yang bersamaan juga diakui dan disajikan sebagai belanja hibah seolah-olah ada pengeluaran kas.
IPSAS 23 mengatur pengakuan pendapatan dari transaksi non pertukaran bagi entitas yang menyiapkan dan menyajikan laporan keuangan
dengan menggunakan basis akrual. Pada butir 95 IPSAS tersebut dinyatakan “Gifts and donations other than services in-kind are recognized as assets and
revenue when it is probable that the future economic benefits or service potential will flow to the entity and the fair value of the assets can be measured reliably.”
Selanjutnya dalam butir 96 ditegaskan Goods in-kind are recognized as assets when the goods are received, or there is
a binding arrangement to receive the goods. If goods in-kind are received without conditions attached, revenue is recognized immediately. If conditions are
16
Selanjutnya disingkat KKAP
75 attached, a liability is recognized, which is reduced and revenue recognized as
the conditions are satisfied.” Dalam butir 99 diatur tentang hibah dalam bentuk jasa yang diterima
Services in-kind are services provided by individuals to public sector entities in a non-exchange transaction. These services meet the
definition of an asset because the entity controls a resource from which future economic benefits or service otential are expected to flow to the
entity. These assets are, however, immediately consumed and a transaction of equal value is also recognized to reflect the consumption
of these services in-kind. … However, services in-kind may also be utilized to construct an asset, in which case the amount recognized in
respect of services in-kind is included in the cost of the asset being constructed.
H. Anggaran Basis Akrual Accrual Budgeting dan Anggaran Basis kas Cash Budgeting