Metode Pengolahan Data Analisis Pemecahan Masalah Analisis Tingkat Keluhan

4.8. Metode Pengolahan Data

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Pengukuran beban kerja berdasarkan denyut nadi operator. Setelah data denyut nadi operator diperoleh yaitu data denyut nadi sebelum bekerja dan sesudah bekerja maka akan dihitung beban kerja fisiologis untuk mengetahui klasifikasi beban kerja dari operator. Pengukuran beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja dilakukan dengan menggunakan metode penilaian langsung dan metode penilaian tidak langsung. 2. Penilaian postur kerja dengan metode REBA. Metode REBA digunakan dalam penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh keseluruhan. Untuk masing-masing tugas, penilaian dibagi atas masing-masing grup yang terdiri dari 2 grup yaitu: Grup A dan Grup B. Grup A terdiri postur kanan dan kiri dari batang tubuh trunk, leher neck, dan kaki legs. Sedangkan grup B terdiri atas postur kerja kanan dan kiri lengan atas upper arm, lengan bawah lower arm, dan pergelanggan tangan wrist. 3. Penentuan dimensi yang dibutuhkan untuk perancangan fasilitas kerja. Dimensi tubuh aktual operator akan dilakukan uji keseragaman data, uji kenormalan data, hitung mean dan standar deviasi, hitung persentil yang dibutuhkan, sehingga mendapatkan data antropometri yang ergonomis Universitas Sumatera Utara

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis pemecahan masalah adalah analisis terhadap beban kerja fisiologis dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Analisis terhadap postur kerja aktual dan postur kerja setelah dilakukan rancangan fasilitas usulan. Analisis terhadap fasilitas aktual dan rancangan fasilitas kerja usulan. Universitas Sumatera Utara BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire SNQ

Standard Nordic Questionnaire SNQ digunakan untuk mengetahui keluhan yang dialami oleh operator selama melaksanakan aktivitas pemukulan halus. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada dua operator stasiun pemukulan halus. Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Stasiun Pemukulan Halus Kuali No Dimensi Operator I Operator II 2 3 1 2 2 2 1 3 3 2 4 5 2 3 6 3 3 7 3 3 8 2 3 9 2 3 10 1 11 2 2 12 1 13 2 2 14 1 15 1 2 16 1 1 17 2 2 18 2 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Stasiun Pemukulan Halus Lanjutan No Dimensi Operator I Operator II 19 3 3 20 2 1 21 3 2 22 1 1 23 3 3 24 25 2 2 26 27 3 2

5.1.2. Data Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual

Data elemen kegiatan yang dilakukan oleh operator ditunjukkan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Operator No Elemen Kegiatan Gambar 1 Mengambil kuali yang telah selesai dipukul dipemukulan kasar Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Operator Lanjutan 2. Memukul kuali 3. Mengoleskan oli ke permukaan kuali 4. Meletakkan kuali yang telah dipukul Sumber: Pengumpulan Data

5.1.3. Data Postur Kerja

Data postur kerja yang diamati adalah postur kerja aktual dari elemen kegiatan memukul kuali yang dilakukan oleh operator ditunjukkan pada Gambar 5.1. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1. Memukul Kuali 5.1.4. Data Denyut Nadi Denyut nadi operator diukur dengan instrumen heart rate merek tensoval, diukur sebelum bekerja dan sesudah bekerja. Penelitian dilakukan di stasiun pemukulan halus. Pengambilan data denyut nadi dilakukan sebelum bekerja pukul 08.00 WIB dan sesudah bekerja pada jam makan siang pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan setelah jam makan siang istirahat pukul 13.00 dan jam selesai bekerja pukul 17.00 selama 5 hari kerja. Data denyut nadi operator dapat dilihat pada Tabel 5.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Denyut Nadi Operator Hari Kerja Operator I Operator II DNI 1 DNK 1 DNI 2 DNK 2 DNI 1 DNK 1 DNI 2 DNK 2 1 76 125 80 123 70 124 83 127 2 78 122 79 122 67 118 79 122 3 93 124 85 128 75 120 80 128 4 80 120 89 119 73 125 85 131 5 78 122 85 125 68 116 77 126 Sumber: Pengumpulan Data

5.1.5. Data Antropometri

Data antropometri operator yang diukur dalam perancangan kursi dan wadah pemukulan kuali yaitu: 1. Tinggi siku dalam posisi duduk TSD digunakan sebagai penentuan ukuran tinggi wadah pemukulan kuali. 2. Tinggi popliteal TP O digunakan sebagai penentuan ukuran tinggi landasan dudukan kursi dan tinggi wadah pemukulan kuali. 3. Panjang popliteal PPo digunakan sebagai penentuan ukuran panjang kursi. 4. Lebar pinggul LP digunakan sebagai dasar penentuan ukuran lebar kursi Data dimensi antropomentri diperoleh dari pengukuran antropometri seluruh tenaga kerja sebanyak 8 orang dalam pembuatan kuali di UKM Satria. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data antopometri yang sesuai dan dapat digunakan oleh tenaga kerja lainnya pada stasiun pemukulan halus kuali. Data dimensi antropometri operator yang diukur dapat dilihat pada Tabel 5.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4. Dimensi Tubuh Operator Operator TSD TP O PPo LP 1 24 50 47 46 2 26 53 49 42 3 28 51 46.5 30 4 28 55 47 30 5 25 56 46 28 6 24 52 48 33 7 28 50 48 47 8 24 46 47 34

5.1.6. Data Spesifikasi Fasilitas Kerja Aktual

Fasilitas kerja aktual yang tersedia yang digunakan operator dalam melakukan pemukualan halus berupa kursi dan wadah velg. Gambar kursi dan wadah velg serta spesifikasinya dalam cm ditampilkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Data Spesifikasi Kursi dan Wadah Velg Kursi Spesifikasi Kursi Keterangan Kursi digunakan operator untuk duduk selama pekerjaan berlangsung Wadah Velg Spesifikasi Wadah Velg Keterangan Universitas Sumatera Utara Sumber: Pengumpulan Data

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pemukulan Halus Kuali

Keluhan yang dirasakan oleh operator di stasiun pemukulan halus dapat dilihat dalam histogram pada Gambar 5.2. Velg digunakan sebagai tempat wadah kuali yang akan dipukul oleh operator Universitas Sumatera Utara Sumber: Pengolahan Data Gambar 5.2. Histogram Keluhan Operator Stasiun Pemukulan Halus Kuali Berdasarkan histogram di atas keluhan musculoskletal disorders secara kumulatif dapat dilihat bahwa bagian tubuh yang dirasakan sakit dan sangat sakit lebih mendominasi terhadap terhadap tingkat keluhan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Tingkat Keluhan

Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator disebabkan oleh kondisi kerja aktual operator di stasiun pemukulan halus kuali dilakukan dalam keadaan postur tubuh yang membungkuk, tangan kanan menggangkat martil kayu untuk memukul kuali dan sedangkan kaki kanan operator digunakan sebagai penyangga agar kuali tetap berada dalam wadah pemukul velg sehingga didapatkan posisi kaki dalam keadaan tertekuk selama jam bekerja berlangsung yaitu 6-7 jam sehari selama 6 hari dalam seminggu. Tingkat keluhan sangat sakit yang sama-sama dirasakan oleh kedua operator ialah keluhan pada bagian punggung, lengan atas kanan, pinggang, paha kanan dan betis kanan. Dengan demikian sebagian besar keluhan operator terjadi dibagian punggung, pinggang, kaki dan bagian tubuh bagian kanan

5.3. Analisis Fasilitas Kerja Aktual