1. Variabel Dependen Variabel Terikat
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Indriantoro dan Supomo, 2002:63.
Variabel dependen dari penelitian ini adalah independensi auditor Y. Kode Etik Akuntan Publik menyebutkan bahwa independensi adalah
sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang
bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi akuntan publik untuk
memulai kewajaran informasi yang disajikan oleh manajemen kepada pemakai informasi.
2. Variabel Independen Variabel Bebas
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain Indriantoro dan Supomo, 2002:63.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah: pengalaman audit X1, tingkat stress X2, pengetahuan X3, serta reward and punishment
imbalan dan sanksi X4.
a. Pengalaman Audit X1
Libby dan Frederick 1990 dalam Kusharyanti 2003 menemukan bahwa auditor yang lebih berpengalaman mempunyai pemahaman yang
lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk
akal atas kesalahan dalam laporan keuangan. Selain itu mereka dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan tujuan audit dan struktur dari
sistem akuntansi yang mendasari.
b. Tingkat Stress kerja X2
Beban pekerjaan atau stress kerja seperti tekanan dari klien, tekanan personal, emosional atau keuangan dapat mengakibatkan independensi
auditor berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit.
c. Pengetahuan X3
Untuk melakukan
tugas pengauditan,
auditor memerlukan
pengetahuan pengauditan umum dan khusus, pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Oleh karena
itu dalam penelitian ini pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan yang dimiliki auditor yang meliputi pengauditan umum dan khusus,
pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Sehingga indikator yang digunakan untuk mengukur
pengetahaun auditor adalah: a.Pengetahuan akan prinsip Akuntansi dan standar
auditing, b.Pengetahuan
akan jenis
industri klien,
c.Pengetahuan tentang kondisi perusahaan klien, d.Pendidikan formal yang sudah ditempuh, e.Pelatihan, kursus dan keahlian khusus.
d. Reward and Punishment imbalan dan sanksi X4
Faktor reward atau imbalan berupa hadiah atau audit fee maupun sanksi ataupun punishment yang diterima auditor dalam melakukan
pemeriksaan bisa saja mempengaruhi independensi auditor dalam memberikan opini atas hasil audit.
3.5.2 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel-variabel menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan tertutup. Instrumen terdiri dari beberapa butir pertanyaan yang
berhubungan dengan variabel independen yang diteliti serta diukur menggunakan skala Likert dari 1 sd 5. Responden diminta memberikan
pendapat setiap butir pertanyaan, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Nilai jawaban ini berlaku juga untuk butir pertanyaan yang sifatnya negatif, hanya saja jawaban responden dibalik. Jika responden menjawab
pertanyaan dengan nilai 5, maka jawaban tersebut diubah menjadi nilai 1, nilai 4 diubah menjadi nilai 2, tetapi nilai 3 tetap.
Tabel 3.1 Nilai Jawaban Jenis Pertanyaan
Jenis Jawaban Skor
Positif
Sangat tidak setuju STS Tidak setuju TS
Netral N Setuju S
Sangat setuju SS 1
2 3
4 5
Negatif
Sangat tidak setuju STS Tidak setuju TS
Netral N Setuju S
Sangat setuju SS 5
4 3
2 1
3.6. Metode Analisis Data
Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan.
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Pertama, instrument kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji validitas
dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan alat ukur penelitian tentan isu atau arti sebenarnya yang diukur Ghozali,2005. Uji validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis butir. Korelasi yang digunakan adalah
. Jika koefisien korelasi r bernilai positif dan lebih besar dari r tabel, maka dinyatakan bahwa butir
pernyataan tersebut valid atau sah. Jika sebaliknya, bernilai negatif, atau positif namun lebih kecil dari r tabel, maka butir pernyataan dinyatakan
invalid dan harus dihapus. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuisioner dalam
mengukur suatu kontrak yang sama atau stabilitas kuisioner jika digunakan
dari waktu ke waktu Ghozali, 2005. Uji reabilitas dilakukan dengan metode
. Reliabilitas instrument penelitian dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien
. Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan bahwa
instrument penelitian tersebut handal atau reliabel Nunnaly dalam Ghozali, 2005
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas dan
uji multikolinieritas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak Ghozali 2005:110. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov Uji K-S, grafik histogram
dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak
menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola
penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas