PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN LKS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS XSMA SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN L KS UNT UK ME NINGKAT KAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS X SMA

SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017

Oleh: Elisa Sinaga NIM. 4123111019

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Elisa Sinaga dilahirkan di Sungai Sirih, pada tanggal 17 Juli 1994. Ayah bernama Lamser Sinaga dan Ibu bernama Rusmada Tamba, merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD 009 Sungai Sirih, dan lulus 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Singingi dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Teluk Kuantan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di program studi pendidikan matematika jurusan matematika, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (FMIPA) universitas negeri medan.


(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN L KS UNT UK ME NINGKAT KAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DI KELAS XSMA

SWASTA YP MARISI MEDAN T.A.2016/2017 Elisa Sinaga (4123111019)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear setelah menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS di kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan tahun ajaran 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Swasta YP Marisi Medan kelas X sebanyak 35 siswa. Objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan bantuan LKS. Data yang diperlukan dengan menggunkana tes kemampuan pemecahan masalah pada siklus I sebanyak 4 butir soal dan pada siklus II sebanyak 4 butir soal. Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I dan II persentase dari setiap langkah memecahkan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear, yaitu : (1) memahami masalah dari 87.14% pada siklus I meningkat menjadi 92.14% pada siklus II, (2) merencanakan penyelesaian dari 76.78% pada siklus I meningkat menjadi 81.07% pada siklus II, (3) menyelesaikan masalah dari 71.07% pada siklus I meningkat menjadi 81.60% pada siklus II, (4) memeriksa kembali dari 61.07% pada siklus I meningkat menjadi 67.5% pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I sebanyak 22 siswa (62.85%) dengan rata-rata kelas 74.02 dan pada siklus II sebanyak 30 siswa (85.71%) dengan rata-rata kelas 80.58.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear di kelas X SMA Swasta YP Marisi Medan.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada TuhanYang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan bantuan LKS pada materi sistem persamaan linear di kelas X SMA Swasta YP Marisi Medan T.A.2016/2017. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, bapak Dr. Pardomuan Sitompul, dan ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada bapak Prof.Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terimakasih disampaikan penulis kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA UNIMED, beserta wakil dekan FMIPA UNIMED, bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan matematika, bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua program studi pendidikan matematika, juga Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan matematika yang memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terimakasih yang sama disampaikan penulis kepada bapak Breham Sinaga, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Swasta YP Marisi Medan dan kepada ibu Marni Tinambunan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika kelas X yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para


(6)

v

guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terimakasih disampaikan penulis kepada Kelita Tamba ibunda penulis yang telah mengasuh dan membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendoakan penulis. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur. Amin. Terimakasih juga buat kakak Sarinauli Sinaga, abang Tongin Sinaga, serta adik Raftapada Sinaga, Pandapotan Sinaga, dan Buligat Sinaga yang telah memberikan doa dan motivasi untuk penulis dalam menyusun skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan penulis kepada sahabat-sahabat selama perkuliahan, Edak Lisnawati br Tampubolon dan Rosa Intan Nia Sinaga, Roy AP Manalu, Thevran Rumapea, Doksen Sinurat,Firman Andreas Sijabat, Geng fiveser, geng crackers, dan teman-teman DIK B MM 12 yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis, serta kepada teman satu PS yaitu Desi Munthe, Richard, Hendrik,dan Wiarno yang senantiasa selalu bersama dalam penyusunan skripsi ini. Teman-teman kesebelasan PPLT 2015 SMA Bangun Purba, Tati, Tika, Hana, Nirya, Dian, Dona, pak Eko, Dicky, Anton, Bg Fred yang selalu bersedia menjadi teman diskusi untuk penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang menbangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, September 2016

Penulis,

Elisa Sinaga NIM.4123111019


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

2.1. Kajian Teoritis 8

2.1.1. Masalah dalam Matematika 7

2.1.2. Pemecahan Masalah Matematika 9

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 14 2.1.4. Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 15

2.1.5. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 16

2.1.6. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 17

2.1.7. Materi Sistem Persamaan Linear 22

2.2. LKS Berbasis Pemecahan Masalah 31

2.3. Kerangka Konseptual 32

2.4 . Hipotesis Tindakan 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 34

3.2.1. Subjek Penelitian 34

3.2.2. Objek Penelitian 34

3.3. Jenis Penelitian 34

3.4. Prosedur Penelitian 35

3.5. Teknik Pengumpulan Data 38


(8)

vii

3.5.2. Uji Kemampuan Pemecahan Masalah 38

3.5.3. Dokumentasi 39

3.6. Alat Pengumpul Data 39

3.6.1. Pedoman Observasi 39

3.6.2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 39

3.7. Teknik Analisis Data 40

3.7.1. Reduksi Data 40

3.7.2. Paparan Data 40

3.7.3. Penarikan Kesimpulan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 45

4.1.1.1. Permasalahan I 45

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 46

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.1.4. Tahap Observasi I 47

4.1.1.5. Refleksi I 54

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 58

4.1.2.1. Permasalahan I 58

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 59

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 59

4.1.2.4. Observasi II 60

4.1.2.5. Refleksi II 66

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 71

4.3. Temuan Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 74


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Masalah Siswa 2

Gambar 3.1. Alur Tahapan Penulisan Tindakan Kelas 38 Gambar 5.1. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran dan Memotivasi 207 Siswa

Gambar 5.2. Mengorganisasikan Siswa ke Dalam Kelompok Diskusi 207 Gambar 5.3. Guru Membagi Lembar Kerja Siswa LKS pada Masing- 208 Masing Kelompok

Gambar 5.4. Guru membimbing dan Mengawasi Siswa dalam Belajar 208 Kelompok

Gambar 5.5. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok 209 Gambar 5.6. Guru Memberikan Penjelasan Tambahan 209 Gambar 5.7. Siswa Mengerjakan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 210 Gambar 5.8. Sekolah Tempat Penelitian SMA Swasta YP Marisi Medan 210


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penerapan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 11 Tabel 2.2. Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 15

Tabel 2.3. Sintaks Untuk PBM 21

Tabel 3.1. Norma Absolut Skala Lima 41

Tabel 3.2. Kelas Interval 42

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 48 Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus I 49 Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 50 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memahami Masalah)

Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 51 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 51 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Melaksanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.6. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 52 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

(Memeriksa Kembali)

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 53 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

Tabel 4.8. Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Tes Kemampuan 55 Pemecahan Masalah Matematika Siklus I

Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 60 Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 61


(11)

x

Tabel 4.12. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 62 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II (Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.13. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 63 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Merencanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.14. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 64 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Melaksanakan Pemecahan Masalah)

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 64 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

(Memeriksa Kembali)

Tabel 4.16. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 65 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siklus II

Tabel 4.17. Hasil Rata-Rata Kemampuan Pemecahan Masalah Tiap Tes 67 Tabel 4.18. Peningkatan Jumlah Siswa Tuntas Mengerjakan Tes 68 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 76 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 89 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 98 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 106

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa I 115

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa II 123

Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa III 127

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa IV 130

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LKS I 133

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LKS II 141

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LKS III 145

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LKS IV 147

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah 150 Lampiran 14. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 152 Lampiran 15. Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 154 Lampiran 16. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 156 Lampiran 17. Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah Siswa 158 Lampiran 18. Alternatif Tes Kemampuan Awal Pemecahan Masalah Siswa 160 Lampiran 19. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 165

Lampiran 20. Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 167 Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 170

Masalah Siklus I

Lampiran 22. Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan 175 Masalah Siklus II


(13)

xii

Lampiran 23. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 184 Lampiran 24. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 188 Lampiran 25. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Awal Pemecahan 192 Masalah Matematika Siswa

Lampiran 26. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Awal Pemecahan 194 Masalah Matematika Siswa

Lampiran 27. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 195 Matematika Siswa Siklus I

Lampiran 28. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 197 Matematika Siswa Siklus I

Lampiran 29. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 198 Matematika Siswa Siklus II

Lampiran 30. Tabulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 200 Matematika Siswa Siklus II

Lampiran 31. Lembar Validitas Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I,II 201 Lampiran 32. Dokumentasi Penelitian 207


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Salah satu hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika adalah pemecahan masalah. Hampir disemua standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) ditegaskan perlunya kemampuan pemecahan masalah. Salah satu tujuan mata pelajaran matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Menurut Wena (2011:53) “Kemampuan pemecahan masalah sangatlah penting artinya bagi siswa dan masa depannya”. Siswa perlu mampu memecahkan masalah matematika, sehingga nantinya mereka mampu berfikir sistematis, logis dan kritis dalam memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya. Menurut Wardhani (2010:20) “Orang yang terampil memecahkan masalah akan mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih produktif, dan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat global”.

Secara umum proses pembelajaran matematika menurut Muslich (2008:40) “Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan atau dimanfaatkan dalam kehidupan nyata”. Pendidik perlu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, karena belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajari bukan sekedar mengetahuinya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika di kelas X SMA Marisi Medan. Dari wawancara peneliti memperoleh informasi bahwa masih banyak siswa kelas X yang kesulitan menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi sistem persamaan linear. Sebagai contoh siswa diminta mengerjakan soal cerita yang penyelesaiannya menggunakan konsep sistem persamaan linear sebagai berikut:


(15)

2

Pada hari Selasa, 5 April 2016 kelas X-2 SMA Medan Marisi akan melaksanakan ujian matematika terdiri dari 30 butir soal bentuknya pilihan ganda. Sistem penilaian ujian adalah memperoleh skor 2 jika jawaban benar, skor -1 jika jawaban salah dan skor 0 jika tidak menjawab. Suparman adalah salah satu siswa kelas X-2. Suparman harus menjawab semua soal. Jika skor minimal agar tuntas adalah 45.

a) Tuliskan apa yang kamu ketahui dari masalah tersebut,

b) Bagaimanakah cara untuk mengetahui berapa soal minimal benar yang harus dijawab oleh Suparman agar tidak remedial,

c) Tentukanlah berapa banyak soal minimal benar yang harus dijawab Suparman agar tidak remedial,

d) Menurut Parto banyak soal minimal benar yang harus dijawab oleh Suparman adalah 20 sedangkan menurut Titin 25. Menurut kamu jawaban siapa yang benar ? Berikan alasanmu.

Berikut disajikan data tentang jawaban siswa

Gambar 1.1 Masalah Siswa

Siswa belum mampu memahami soal Siswa belum mampu menuliskan yang diketahui dengan lengkap

Siswa tidak menuliskan yang ditanya


(16)

3

Siswa belum mampu menyelesaian permasalahan pada soal di atas dengan benar. Soal diatas adalah sistem persamaan dua variabel 2 45

30 x y x y        ,misalkan

x= jawaban benar; y= jawaban salah. Penyelesaian soal di atas, Suparman harus menjawab 25 soal dengan benar sesuai dengan jawaban Titin.

Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah hal ini terlihat dari persentase hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Pada soal tes kemampuan pemecahan masalah saat peneliti melakukan observasi sebelum penelitian di SMA Marisi Medan kepada 35 siswa di kelas X-2. Data hasil penyelesaian oleh siswa yang mengikuti tes hanya 2 orang siswa saja (5,71%) yang dapat menjawab soal dengan benar. Data penyelesaian masalah oleh siswa indikator memahami masalah soal bagian (a) 52,85%, merencanakan penyelesaian soal bagian (b) 30%, menyelesaikan masalah soal bagian (c) 46,42%, memeriksa kembali soal bagian (d) 48,57%.

Menurut Rajagukguk (2011:430) “Proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah“. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah dalam pelajaran matematika hal ini dikarenakan sebagian besar pengajaran matematika masih menerapkan paradigma lama melalui pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) tanpa banyak memperhatikan kemungkinan penerapan model lain yang memungkinkan siswa aktif dalam belajar. Menurut Trianto (2011:5) bahwa: “Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif”. Adapun ciri–ciri metode pembelajaran yang berpusat pada guru menurut (Mukarramah, 2012), antara lain:”1).Guru yang menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. 2). Siswa ditempatkan sebagai objek belajar. 3). Kegiatan pembelajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu. 4). Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran”. Guru menjadi pusat


(17)

4

pembelajaran pada setiap aktivitas pembelajaran dengan menjadi siswa sebagai kotak kosong. Keadaan yang demikian tidak kondusif untuk proses pembelajaran. Hal ini meminimalkan peran siswa dalam proses pembelajaran.

Melihat permasalahan di lapangan yaitu masih rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika dan aktivitas pembelajaran yang teacher centered , maka perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran khususnya dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Menurut Yamin (2012:149) “Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada siswa dalam kondisi dunia nyata”.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi dan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman yang dialami oleh siswa berdasarkan pengetahuan baru yang diperoleh siswa, dan guru dapat menciptakan pembelajaran lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa sendiri mengalami apa yang dipelajarinya sehingga memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik di sekolah maupun diluar sekolah.

Diperlukan pembelajaran matematika yang bisa menghadirkan situasi belajar yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang mampu membantu siswa mengetahui permasalahan di lingkungan mereka hidup dan bekerja nantinya. Untuk itu, pendidik dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah matematika yang tersaji dalam lembar kerja siswa atau LKS.

Selama ini LKS yang digunakan dalam pembelajaran adalah LKS yang hanya berisi rangkuman materi dengan disusul soal-soal berbentuk objektif atau uraian singkat. Siswa belum dibiasakan untuk mengkonstruksi konsep-konseo dalam matematika secara mandiri sehingga sebagian besar siswa hanya hafal dengan materi matematika tetapi tidak bisa mengetahui keterkaitan antarkonsep dan kurang mampu dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.


(18)

5

Berikut adalah cuplikan LKS yang digunakan disekolah SMA Swasta Marisi Medan

Gambar 1.2 contoh LKS yang Digunakan dalam Pembelajaran

Seharusnya di dalam LKS dirancang menggunakan objek yang dekat dengan lingkungan siswa, permasalahan yang mudah dijumpai dan dibayangkan oleh siswa. Dengan demikian, LKS ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, dan memproses sendiri dalam memecahkan masalah matematika. Untuk membantu siswa memecahkan masalah matematika, guru dapat menggunakan LKS sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika. Menurut Trianto


(19)

6

(2009:222) “LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah”.

Dengan diterapkannya model tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam pemecahan masalah serta lebih aktif saat mengikuti pembelajaran matematika. Wujud nyata upaya ini dilakukannya penelitian tindakan kelas pada kelas X SMA Marisi Medan dengan judul:“Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan bantuan LKS untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear di kelas X SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Marisi Medan masih rendah

2. Siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan pada situasi baru

3. Guru matematika masih cenderung menggunakan pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered)

4. LKS yang selama ini digunakan siswa kurang dapat membantu dalam mempelajari matematika yang bersifat abstrak dan melatih kemampuan pemecahan masalah siswa

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi di atas, maka diperlukan pembatasan masalah agar pembahasan lebih terfokus dan terarah, maka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS untuk meningkatkan


(20)

7

kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear di kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear?

2. Apakah dengan proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam upaya menyusun pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui pembelajaran Problem Based learning. Hasil dari penelitan ini juga diharapkan dapat membantu guru dalam


(21)

8

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai rambu-rambu untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa.

Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan akan dapat :

a. Mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.

b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

c. Membawa siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan d. Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.

3. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan strategi pembelajaran dan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas.


(22)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada tahap pembelajaran menganalisis dan mengevaluasi proses penyeledikan siswa, peneliti memberikan tambahan soal pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan masalah. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti sebagai guru pada siklus I adalah 2.63 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 3.55 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberikan kepada 35 siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 74.02 meningkat pada siklus II menjadi 80.58. Selain itu, diperoleh peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal dengan tingkat kemampuan minimal sedang, yaitu pada siklus I adalah 22 siswa (62.85%) meningkat pada siklus II menjadi 30 siswa (85.71%) sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal 85% siswa yang mencapai hasil tes kemampuan pemecahan masalah 70.

2. Lembar kerja siswa (LKS) yang dirancang berbasis pemecahan masalah serta berhubungan dengan permasalahan yang dekat dengan keseharian siswa agar siswa merasa tertantang menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017.


(23)

75

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear (SPLDV dan SPLTV) sebaiknya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada guru matematika, diharapkan dalam proses pembelajaran membentuk kelompok belajar siswa yang heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa yang salah satu anggotanya di setiap kelompok kemampuan matematikanya baik dan membagikan LKS rangkap 2 pada setiap kelompok diskusi . Selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilaksanakan dan lebih baik pada setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi. Sehingga kesulitan yang menghambat keberhasilan pembelajaran baik yang dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi

3. Kepada siswa SMA Swasta YP Marisi Medan diharapkan untuk lebih aktif bertanya, berdiskusi dan menemukan konsep materi pokok pembelajaran. 4. Kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu lebih untuk belajar karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan semakin membaik.


(24)

84

DAFTAR PUSTAKA

Arends,Richardl,(2012),Learning To Teach Ninth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Arikunto,Suharsimi, (2010),Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Akasara, Jakarta. Fauzan,Ahmad,(2002),Applying realistic mathematics education (RME) in

Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools,Thesis Megister, Print Partners Ipskamp-Enschede, Den Haag.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Medan, (2011),Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,FMIPA Unimed,Medan.

Howard,Anton,(1991),Aljabar Linear Elementer,Erlangga,Jakarta.

Hudojo,(2005),Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,UM press, Malang.

Kunandar,(2008),Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Maletsky,Sobel,(2004),Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA, Erlangga,Jakarta.

Muslich,Masnur,(2008),KTSP Pembelajaran Berbasisi Kompetensi Dan Kontekstual (Panduan bagi guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Polya,(1973),How to Solve It,Princeton University Press,New Jersey.

Rajagukguk,Waminton,(2011),Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Pada Pokok Bahasan Trigonometri Di Kelas X Sma Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010,Journal VISI (2011) 19 (1) 427-442. Sani,Abdullah,(2014),Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013,Bumi Aksara,Jakarta.

Sembiring,Suwah,(2012),Matematika Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk SMA/MA Kelas X,Yrama Widya,Bandung.

Sugiman,(2010),Dampak Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP,Journal IndoMS,Vol.1 No.1:41-51.


(25)

77

Suyatno,(2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif,Masmedia Buana Pustaka,Sidoarjo.

Trianto,(2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

Wardhani,Sri,(2010),Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika,Yogyakarta.

Wena,Made,(2011),Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional,Bumi Aksara,Jakarta.

Yamin,Martinis,(2012),Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ,Referensi ,Jakarta.


(1)

kemampuan pemecahan masalah pada materi sistem persamaan linear di kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear?

2. Apakah dengan proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear ?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear.

2. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan bantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada materi sistem persamaan linear

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru dalam upaya menyusun pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui pembelajaran Problem Based learning. Hasil dari penelitan ini juga diharapkan dapat membantu guru dalam


(2)

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sehingga dapat dijadikan sebagai rambu-rambu untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Siswa.

Manfaat bagi siswa, model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan akan dapat :

a. Mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual.

b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

c. Membawa siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan d. Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa.

3. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan strategi pembelajaran dan mampu memberikan pembelajaran yang berkualitas.


(3)

74

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada tahap pembelajaran menganalisis dan mengevaluasi proses penyeledikan siswa, peneliti memberikan tambahan soal pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan masalah. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil observasi terhadap peneliti sebagai guru pada siklus I adalah 2.63 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 3.55 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberikan kepada 35 siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017 pada siklus I diperoleh rata-rata kelas 74.02 meningkat pada siklus II menjadi 80.58. Selain itu, diperoleh peningkatan persentase ketuntasan belajar klasikal dengan tingkat kemampuan minimal sedang, yaitu pada siklus I adalah 22 siswa (62.85%) meningkat pada siklus II menjadi 30 siswa (85.71%) sudah mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal 85% siswa yang mencapai hasil tes kemampuan pemecahan masalah 70.

2. Lembar kerja siswa (LKS) yang dirancang berbasis pemecahan masalah serta berhubungan dengan permasalahan yang dekat dengan keseharian siswa agar siswa merasa tertantang menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X-2 SMA Swasta YP Marisi Medan T.A 2016/2017.


(4)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, dalam mengajarkan materi sistem persamaan linear (SPLDV dan SPLTV) sebaiknya menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan bantuan LKS untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada guru matematika, diharapkan dalam proses pembelajaran membentuk kelompok belajar siswa yang heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa yang salah satu anggotanya di setiap kelompok kemampuan matematikanya baik dan membagikan LKS rangkap 2 pada setiap kelompok diskusi . Selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilaksanakan dan lebih baik pada setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi. Sehingga kesulitan yang menghambat keberhasilan pembelajaran baik yang dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi

3. Kepada siswa SMA Swasta YP Marisi Medan diharapkan untuk lebih aktif bertanya, berdiskusi dan menemukan konsep materi pokok pembelajaran. 4. Kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan

untuk menyediakan alokasi waktu lebih untuk belajar karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan semakin membaik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arends,Richardl,(2012),Learning To Teach Ninth Edition, McGraw-Hill Companies, New York.

Arikunto,Suharsimi, (2010),Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Akasara, Jakarta. Fauzan,Ahmad,(2002),Applying realistic mathematics education (RME) in

Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools,Thesis Megister, Print Partners Ipskamp-Enschede, Den Haag.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri Medan, (2011),Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan,FMIPA Unimed,Medan.

Howard,Anton,(1991),Aljabar Linear Elementer,Erlangga,Jakarta.

Hudojo,(2005),Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,UM press, Malang.

Kunandar,(2008),Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Maletsky,Sobel,(2004),Mengajar Matematika: Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA, Erlangga,Jakarta.

Muslich,Masnur,(2008),KTSP Pembelajaran Berbasisi Kompetensi Dan Kontekstual (Panduan bagi guru, Kepala sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Polya,(1973),How to Solve It,Princeton University Press,New Jersey.

Rajagukguk,Waminton,(2011),Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Dengan Penerapan Teori Belajar Bruner Pada Pokok Bahasan Trigonometri Di Kelas X Sma Negeri 1 Kualuh Hulu Aek Kanopan T.A. 2009/2010,Journal VISI (2011) 19 (1) 427-442. Sani,Abdullah,(2014),Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013,Bumi Aksara,Jakarta.

Sembiring,Suwah,(2012),Matematika Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk SMA/MA Kelas X,Yrama Widya,Bandung.

Sugiman,(2010),Dampak Pendidikan Matematika Realistik Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP,Journal IndoMS,Vol.1 No.1:41-51.


(6)

Suyatno,(2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif,Masmedia Buana Pustaka,Sidoarjo.

Trianto,(2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),Kencana Prenada Media Group,Jakarta.

Wardhani,Sri,(2010),Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika,Yogyakarta.

Wena,Made,(2011),Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional,Bumi Aksara,Jakarta.

Yamin,Martinis,(2012),Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik ,Referensi ,Jakarta.