PERAN MATA PELAJARAN PKN SEBAGAI MEDIA DALAM MEMBINA SISWA MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS (STUDI ANALISIS TERHADAP SISWA SMA SWASTA KATOLIK BUDI MURNI 1 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016).
PERAN MATA PELAJARAN PKN SEBAGAI MEDIA
DALAM MEMBINA SISWA MENJADI WARGA NEGARA
YANG DEMOKRATIS (STUDI ANALISIS TERHADAP SISWA
SMA SWASTA KATOLIK BUDI MURNI 1 MEDAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016)
Skripsi
DiajukanUntuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
Serlina Boru Sinaga NIM. 3123311054
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
iii ABSTRAK
Serlina Boru Sinaga. NIM 3123311054. Peran Mata Pelajaran PKn Sebagai Media Dalam Membina Siswa Menjadi Warga Negara Yang Demokratis (Studi Analisis Tehadap Siswa SMA Budi Murni 1 Medan T.P 2016/2017). Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial. UniversitasNegeri Medan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
kegiatan proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dan mengetahui peran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media membina siswa menjadi warganegara yang demokratis (Studi Analisis terhadap siswa SMA Budi Murni 1 Medan T.P 2015/2016. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara atau metode yang menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya dan berdasarkan penelitian dilapangan. Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah SMA Budi Murni 1 Medan Jalan Timor Nomor 34. Penelitian ini menggunakan sampel acak sederhana (Random Sampling) yaitu 20% dari 201 jumlah siswa kelas X SMA Budi Murni 1 Medan yaitu 40 siswa dianggap mewakili populasi. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, penyebaran angket dan wawancara. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah Peran Mata Pelajaran PKn dalam membina siswa menjadi warganegara yang demokratis. Hasil penelitian yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah Mata pelajaran PKn sebagai media dalam membina siswa menjadi warganegara yang demokratis memiliki peran besar dalam membina siswa menjadi warga negara yang demokratis.
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul ”Peran Mata Pelajaran PKn Sebagai Media Dalam Membina Siswa
Menjadi Warganegara Yang Demokratis (Studi Analisis Terhadap Siswa Kelas X
SMA Budi Murni 1 Medan Tahun Pelajaran 2015/2016)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Medan. Dalam proses menyelesaikan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan baik dari segi teknis, waktu, tenaga, serta biaya. Namun dengan berkat dan penyertaan dari Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya. Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan M.Si, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan dan dosen penguji.
(6)
v
4. Ibu Dr. Reh Bungana PA, SH, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Arief Wahyudi, SH, MH, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
6. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, yang penulis hormati selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan segenap hati dan penuh kesabaran memberikan petunjuk, bimbingan, serta dukungan kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Parlauangan Gabriel Siahaan, SH. M.Hum sebagai dosen pembimbing
akademik dan sebagai dosen penguji utama. 8. Ibu Sri Yunita, S.Pd, M.Pd sebagai dosen penguji.
9. Ibu Dra. R Isti Bandarani selaku Kepala Sekolah SMA Budi Murni 1 Medan,
Ibu Juwita Sinaga S.Pd selaku guru bidang studi PKn, dan Bapak/Ibu Staf Pengawai yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian, serta siswa kelas X SMA Budi Murni 1 Medan yang telah banyak membantu dan mendukung terlaksananya penelitian yang dilakukan oleh penulis.
10. Teristimewa kepada orang tua Penulis, Ayahanda T. Sinaga dan Ibunda D. W. Br Sihombing sebagai motivator dan malaikat penolong dalam hidup penulis yang banyak memberikan semangat, doa, serta bantuan moril dan
(7)
vi
materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
11. Buat Abang dan Kakak Gabriel Lumbangaol boru sinaga, Adik penulis Riduan Sinaga, Ramly Sinaga, Nur Delima sinaga, Roma Didang sinaga yang selaku memberikan semangat kepada penulis.
12. Buat yang terkasih Ramoth Novel Nainggolan. S.PdK yang telah banyak
memberikan semangat, dukungan, dan menemani penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini baik disaat susah maupun senang.
13. Buat organisasi penulis, Ikatan Penulis Muda PPKn yang telah banyak memberikan ilmu dan semangat kepada penulis.
14. Buat teman teman seperjuangan Dewi Nurita Piliang, Dwi prasasvita, Ryka Meliana Turnip, Toba Sastrawan Manik, Oksari Sihaloho, Sri Suci Ramadhani, dan seluruh Ekstensi A Stambuk 2012 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmatNya atas kebaikan dan kemurahan hati Bapak/Ibu, Saudara/i sekalian. Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2016 Penulis,
Serlina Boru Sinaga NIM.3123311054
(8)
vii DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ... ii
ABSTRAK ... ... iii
KATA PENGANTAR ... ... iv
DAFTAR ISI... ... vii
DAFTAR TABEL ... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... ... x
BAB I PENDAHULUAN ... ... 1
A. Latar BelakangMasalah ... ... 1
B. Identifikasi Masalah ... ... 6
C. Pembatasan Masalah ... ... 7
D. Perumusan Masalah ... ... 7
E. Tujuan Penelitian ... ... 8
F. Manfaat Penelitian ... ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... ... 10
A. Kerangka Teori ... ... 10
1. Pengertian Peran ... ... 10
2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan... ... 11
3. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan ... ... 14
4. Ciri-Ciri Pendidikan Kewarganegaraan ... ... 15
5. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... ... 18
6. Kontribusi PKn Terhadap Masyarakat, Bangsa, dan Negara .. 19
7. Pengertian Media ... ... 21
8. Konsepsi dan Pengertian Demokrasi ... ... 22
9. Nilai-Nilai Demokrasi ... ... 24
10.Karakteristik Warga Negara Yang Demokratis ... ... 27
B. Kerangka Berpikir ... ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN32 A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... ... 32
B. Populasi Dan Sampel ... ... 33
(9)
viii
D. Teknik Pengumpulan Data ... ... 36
E. Teknik Analisis Data... ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 39
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... ... 39
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 78
A. Kesimpulan ... ... 78
B. Saran ... ... 79
(10)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Mata Pelajaran PKn Membantu Mewujudkan Nilai-Nilai
Demokrasi Sebagai Warga Negara Yang Demokratis ... 40 Tabel 2 Media Pembelajaran Pada Saat Proses Belajar Mengajar ... 41
Tabel 3 Sikap Guru Dalam Melaksanakan Tugas Saat Kegiatan Proses
Belajar Mengajar ... 42
Tabel 4 Guru Dalam Memutuskan Suatu Masalah Di Kelas Pada Mata
Pelajaran PKn ... 44 Tabel 5 Pemahaman Siswa Tentang Nilai-Nilai Demokrasi ... 45
Tabel 6 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berhubungan
Dengan Nilai-Nilai Demokrasi Di Sekolah ... 46 Tabel 7 Sikap Guru Ketika Siswa Mengkritik Kesalahannya ... 48
Tabel 8 Sikap Guru PKn Bila Pada Saat Menerangkan Pelajaran Ada Siswa
Yang Ribut ... 50
Tabel 9 Guru PKn Demoratis Berpengaruh Dalam Kegiatan Proses Belajar
Mengajar ... 51
Tabel 10 Guru Menerapkan Nilai-Nilai Demokrasi Pada Saat Proses Belajar
Mengajar Di Kelas ... 52
Tabel 11 Cara Guru PKn Dalam Melaksanakan Pengembangan Nilai-Nilai
Demokrasi Kepada Siswa ... 54 Tabel 12 Sikap siswa Apabila Ada Teman Yang Berbeda Pendapat Dengan
(11)
x
Tabel 13 Sikap Siswa Dalam Melakukan Diskusi Apabila Salah Satu
Ide/Gagasan Teman Tidak Relevan ... 57
Tabel 14 Siswa Setuju Bahwa Memberi Pertanyaan Pada Saat Proses Belajar
Mengajar Merupakan Salah Satu Dari Nilai Demokrasi ... 58 Tabel 15 Sikap siswa Jika Pendapat Anda Ditolak Teman Anda ... 59 Tabel 16 Dalam pemilihan ketua kelas anda tidak terpilih bagaimana sikap
siswa ... 60
Tabel 17 Siswa Paham Karakteristik Dari Warganegara Yang Demokratis .... 62
Tabel 18 Suasana BelajarMengajar Di Kelas Memberi Kesempatan Siswa
Untuk Menanamkan Nilai-NilaiDemokrasi ... 63 Tabel 19 Budaya demokrasi yang ada di kelas telah berjalan dengan baik ... 64
Tabel 20 Pelajaran PKn Dapat Menjadi Penuntun Dalam Membentuk Sikap
Demokrasi Siswa... ...66 Tabel 21 Tabulasi Jawaban Responden secara Keseluruhan ... 67
(12)
xi
Daftar Lampiran
1. Angket
2. Daftar Wawancara
3. Dokumentasi Penelitian
4. Nota Tugas
5. Surat izin Penelitian Dari Jurusan
6. Surat izin Mengadakan Penelitian dar Fakultas
7. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian
8. Surat Keterangan dari Laboratorium PP-Kn
9. Surat Keterangan Perpustakaan Fakultas
10.Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED
11.Kartu Bimbingan Skripsi
12.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 13.Pernyataan Keaslian Tulisan
(13)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang berkarakter tentunya tidaklah mudah, terdapat tahapan-tahapan yang perlu di lalui yang salah satu tahapan tersebut dijalankan melalui institusi pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting secara universal untuk memenuhi fungsi, peran dan eksistensi kemanusiannya di muka bumi. Tanpa pendidikan, manusia tidak mampu memenuhi esensi kemanusiaanya sebagai manusia paripurna.
Imanuel Kant dalam Purwanto (2014:25) menyatakan bahwa manusia menjadi manusia karena pendidikan. Lebih lanjut, Faisal dalam Purwanto (2014:27) menjelaskan bahwa dalam hasanah Ilmu pendidikan, tugas mulia pendidikan terletak pada upaya mengembangkan aspek-aspek pribadi manusia. Pengembangan tersebut tidak terlepas dari kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Selain itu, dalam proses pengembangan pendidikan harus mengacu pada konsepsi-konsepsi pendidikan yang ada.
Berikut ini konsepsi-konsepsi tentang pendidikan yang telah di rangkum oleh Saifullah dalam Purwanto (2014: 26):
a. Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampaikan
pengetahuan, sehingga memungkinkan transmisi kebudayaan dari generasi satu kegenerasi berikutnya.
(14)
2
b. Pendidikan adalah proses dimana individu diajar bersikap setia dan taat dengan mana pikiran manusia di tera dan di bina
c. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan didalam dimana individu di beri pertolongan untuk mengembangkan kekuatan, bakat kemampuan dan minatnya.
d. Pendidikan adalah pembangunan kembali atau penyusunan kembali pengalaman, sehingga memperkaya arti pembendaraan pengalaman yang dapat meningkatkan kemampuan dalam menentukan arah tujuan pengalaman selanjutnya.
e. Pendidikan adalah proses dimana seseorang diberi kesempatan
menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan modern untuk mempersiapkan agar berhasil dalam kehidupan orang dewasa.
Berdasarkan konsepsi pendidikan tersebut, menurut faisal dalam Purwanto (2014:27) upaya-upaya (proses) didalam pendidikan pada akhirnya menampakkan diri dalam terwujudnya pribadi yang sesuai dengan kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Ini berarti upaya pendidikan senantiasa mengabdi kepada kepentingan subjek yang di didik dan juga untuk kepentingan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial budayanya. Dengan demikian hakikat pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia, dan membudayakan manusia, sehingga mampu mencipta, berkarya, berbudi baik diri bagi kehidupan ekosferisnya (kebulatan diri dan lingkungan).
Hakikat pendidikan tersebut harus ada pada semua lembaga pendidikan (Pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah), tidak terbatas pada jenjang tertentu dan jenis/bentuk kegiatan tertentu dalam rangka memposisikan manusia sebagai manusia, dan transformasi budaya, sehingga mampu mencipta, berkarya, berbudi baik diri bagi kehidupan. Hakikat pendidikan juga harus ada pada semua bidang keilmuan
(15)
3
Dikemukakan oleh Ramayulis (Sukring, 2013: 2). Istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Menurut Pasaribu (2015:1). Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerus bangsa. Selaku warga masyarakat, warga bangsa, dan negara, tiap warga negara diharapkan berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan yang selalu mengalami perubahan sebagai dampak dinamika budaya dalam hubungan internasional.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakatnya sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup manusia dalam menghadapi dan memenuhi kebutuhan hidup dizamannya. Dimana pemerintah sebagai lembaga yang mengkonsep pedidikan sesuai dengan keadaan warga negaranya dan tuntutan zaman. Pemerintah harus melihat realita kehidupan yang mengglobal yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh tantangan.
Komponen pendidikan merupakan komponen yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan karakter warga negaranya terutama karakter
(16)
4
dari setiap peserta didik. Jika melihat yuridis formal Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 Pasal 1 dinyatakan;
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 adalah mengembangkan kompetensi :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan;
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi;
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya;
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lainnya dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut, pendidikan
kewarganegaraan merupakan salah satu sarana dalam membentuk karakter warga negara yang baik dan merupakan rangkaian proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggungjawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945. Peranan PKn sebagai pendidikan nilai dan moral memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan karakter warga negara yang mengharapkan peserta didik memiliki
(17)
5
kemampuan dan keterampilan namun tetap memiliki komitmen terhadap nilai-nilai dan etika demokrasi bangsa Indonesia. Walaupun pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter bukanlah menjadi peranan PKn semata, namun peran PKn sangat strategis. Demikian pula dalam mencapai tujuan, khususnya untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Salah satu paradigma pengembangan melalui PKn adalah paradigma pengembangan Education for Democrazy. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya sekedar mendidik orang tahu tentang demokrasi melainkan belajar dan berlatih mempraktekkan atau berbuat secara demokratis saja. Idealnya karakter warga negara yang ingin dibentuk melalui proses belajar mengajar melalui Pendidikan Kewarganegaraan adalah karakter warga negara yang tidak hanya sekedar tahu tentang demokrasi dan bisa bekerja berbuat secara demokratis tetapi juga mampu membangun komitmen untuk membangun demokrasi.
Branson dalam buku Setiawan (2014:107) Fakta dari sebuah negara demokratis yang masih berkembang, perilaku partisipatif ternyata tak semudah yang di ucapkan. Penumbuhan partisipasi warga negara, ternyata membutuhkan kecakapan warga negara (civic skills) terutama dalam hal mempraktekkan hak-haknya dan menunaikan tanggungjawabnya sebagai anggota masyarakat yang berdaulat. Pernyataan inilah menjadi dilemah bagi penulis, penelitian ini ditujukan kepada generasi muda yang duduk di bangku sekolah menengah atas ataupun kejuruan, yang diperkirakan sudah memasuki usia dewasa menurut Undang undang yaitu diatas usia 17 tahun yang sudah berhak memiliki Kartu Tanda
(18)
6
Penduduk. Ketika seorang siswa sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk siswa tersebut berhak mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu). Pertanyaannya apakah siswa tersebut sudah mengerti secara mendalam tentang demokrasi dan cara untuk mengaktualisasikan demokrasi tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu media untuk memberikan pemahaman kepada siswa sebagai pemuda generasi bangsa tentang nilai-nilai demokrasi. Hal inilah yang menjadi daya tarik penulis untuk melihat apakah Pendidikan kewarganegaraan mampu dan berhasil menjadi media dalam memberikan pemahaman tentang nilai-nilai demokrasi. Sekolah SMA Budi Murni 1 Medan adalah tempat penelitian yang di pilih oleh penulis, berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang pernah manimba ilmu di sekolah tersebut, penulis merasa bahwa usaha untuk menata demokrasi melalui dunia pendidikan masih belum terlaksana dengan baik didalam lingkungan sekolah. Belum terinstitusionalisasi secara sistematis disebagian besar lembaga sekolah termasuk didalam lingkungan sekolah SMA Budi Murni 1 Medan.
B.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berisi sejumlah masalah yang berhasil ditarik dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti itu dalam lingkup masalah yang lebih luas dibandingkan dengan perumusan masalah.
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
(19)
7
1. Kurangnya perilaku partisipasi siswa dalam mempratekkan hak-haknya dan menunaikan tanggungjawabnya sesuai dengan nilai-nilai demokrasi di lingkungan sekolah.
2. Kurangnya pemahaman siswa secara mendalam tentang demokrasi dan cara untuk mengaktualisasikan demokrasi.
3. Melihat sejauhmana kontribusi mata pelajaran PKn menjadi media dalam membina sikap demokrasi siswa.
C.Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan terperinci secara sistematis maka diperlukan adanya pembatasan masalah demi tercapainya tujuan yang diinginkan, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah dimana penelitian ini hanya membahas Peran mata pelajaran Pkn menjadi media dalam membina sikap demokrasi siswa.
D.Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Peran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewargenegaraan Sebagai media dalam membina sikap demokratis siswa di sekolah SMA Budi Murni 1 Medan.
(20)
8
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagai media dalam membina sikap demokratis siswa di sekolah SMA Budi Murni 1 Medan.
F.Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoritis dan praktis. Adapun manfaat-manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina dan menumbuhkan suasana belajar yang demokratis kepada siswa sehingga siswa dapat memahami pentingnya kehidupan demokrasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
b. Praktis
1. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai bahan untuk mengembangkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mewujudkan kehidupan yang demokratis terutama untuk kalangan pelajar.
2. Bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bahan referensi dalam meneliti masalah yang sama, yang sedang di teliti oleh peneliti.
(21)
9
3. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk memberikan pemahaman baru bahwa menjadi warga negara yang demokratis perlu diimplementasikan dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. 4. Bagi guru, penelitian ini berguna sebagai feedback sehingga proses
pembelajaran akan senatiasa dilaksanakan dengan suasana yang demokratis.
5. Bagi sekolah, penelitian ini berguna dalam upaya menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan demokratis sebagai akibat dari proses pembelajaran yang demokratis.
6. Bermanfaat bagi setiap lembaga pendidikan dalam rangka pembentukan sikap demokrasi siswa
7. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan ataupun sebagai referensi dalam membuat karya ilmiah yang berupa penelitian lanjutan.
(22)
78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mata pelajaran PKn sebagai media dalam membina siswa menjadi warga negara yang demokratis memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk siswa menjadi warga negara yang demokratis dan mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang sangat membina siswa untuk menjadi warga negara yang demokratis dapat kita lihat hasil penelitian tabel 1 sebanyak 60% siswa menjawab mata pelajaran PKn membantu mewujudkan nilai-nilai demokrasi sebagai warga negara demokrasi, dan di dukung dengan hasil penelitian tabel 20 sebanyak 80% siswa menjawab bahwa mata pelajaran PKn dapat menjadi penuntun dalam membentuk sikap demokratis siswa. Pengembangan nilai-nilai demokratis di sekolah sangat perlu diterapkan untuk menghadapi era globalisasi yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki daya tahan yang kokoh di tengah-tengah konflik peradaban.
(23)
79
2. Implementasi pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam proses
pembelajaran di kelas tentu tidak lepas dari peran guru. Terpenuhinya misi pendidikan sangat tergantung pada kemampuan guru untuk menanamkan nilai demokrasi pada siswa, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk belajar. Menciptakan suasana yang hangat di sekolah sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk semaksimal mungkin mereka belajar. Sekolah bukan menjadi tempat pertunjukan bagi guru tetapi tempat bagi siswa untuk menambah dan memperkaya pengalaman belajarnya.
B. Saran
1. guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang memberi
peluang bagi siswa untuk belajar. Inilah makna lain dari sekolah demokratis, yaitu sekolah itu untuk siswa bukan untuk guru dan kepala sekolahnya. Sekolah harus menjadi second home bagi siswa, mereka betah menghabiskan waktunya di sekolah, dengan belajar, berdiskusi, menyelesaikan tugas-tugas kelompok, membaca, dan melakukan aktivitas lainnya.
2. Melalui mata pelajaran PKn yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan diharapkan siswa mampu memahami bagaimana proses pembelajaran dan mampu berpikir kritis dan kreatif sehingga sedikit demi sedikit nilai-nilai demokrasi dapat tertanam dalam diri siswa-siswa tersebut.
3. Siswa juga harus memiliki semangat belajar dan kesadaran yang tinggi serta kemauan untuk mempelajari materi pelajaran PKn, karena hal ini akan
(24)
80
mempermudah siswa untuk membina sikap demokratis dalam diri peserta didik tersebut.
(25)
81
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku
Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitiansuatupendekatanPraktik, Jakarta : RinekaCipta.
Azhari, Aidul. 2005. Menemukan Demokrasi. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Azra, Azymardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi Dan
Demokratisasi.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.
Husin, Suady. 2009. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2001
Ketchum, Richard. 2004. Demokrasi Sebuah pengantar.Yogyakarta : Niagara. Nurtjahjo, Hendra.2006. Filsafat Demokrasi.Jakarta: Bumi Aksara.
Pasaribu, Payerli. 2015. Pendidikan Kewarganegaran Edisi Revisi. Medan: Unimed Press
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan (Perjuangan menghidupi
Jati Diri Bangsa). Jakarta: PT. Grafindo.
Sadirman, Arief (dkk). 2009. Media Pendidikan (Pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya). Jakarta :Rajawali Pers.
Setiawan, Deny. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Larispa
Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajawali Pers
Sukaya, Endang Zaelani. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Sukring. 2013. Pendidik dan Peserta Didik dalam pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Susanti, Meilia, Nur Indah. 2010.Statistika Deskriptif dan Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim ICCE UIN Jakarta. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat
Madani. Jakarta: Kencana
Tim ICCE UIN. 2000. Pendidikan Kewarganegaran (Civic Education),
Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani. Jakarta:
(26)
82
Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah
di Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber Undang-undang
Republik Indonesia, Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
(1)
3. Bagi siswa, penelitian ini berguna untuk memberikan pemahaman baru bahwa menjadi warga negara yang demokratis perlu diimplementasikan dalam kehidupan lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. 4. Bagi guru, penelitian ini berguna sebagai feedback sehingga proses
pembelajaran akan senatiasa dilaksanakan dengan suasana yang demokratis.
5. Bagi sekolah, penelitian ini berguna dalam upaya menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan demokratis sebagai akibat dari proses pembelajaran yang demokratis.
6. Bermanfaat bagi setiap lembaga pendidikan dalam rangka pembentukan sikap demokrasi siswa
7. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini berguna sebagai bahan masukan ataupun sebagai referensi dalam membuat karya ilmiah yang berupa penelitian lanjutan.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mata pelajaran PKn sebagai media dalam membina siswa menjadi warga negara yang demokratis memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk siswa menjadi warga negara yang demokratis dan mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang sangat membina siswa untuk menjadi warga negara yang demokratis dapat kita lihat hasil penelitian tabel 1 sebanyak 60% siswa menjawab mata pelajaran PKn membantu mewujudkan nilai-nilai demokrasi sebagai warga negara demokrasi, dan di dukung dengan hasil penelitian tabel 20 sebanyak 80% siswa menjawab bahwa mata pelajaran PKn dapat menjadi penuntun dalam membentuk sikap demokratis siswa. Pengembangan nilai-nilai demokratis di sekolah sangat perlu diterapkan untuk menghadapi era globalisasi yang kini diyakini akan menghadirkan banyak perubahan global seiring dengan akselerasi keluar masuknya berbagai kultur dan peradaban baru dari berbagai bangsa di dunia. Itu artinya, dunia pendidikan dalam mencetak sumberdaya manusia yang bermutu dan profesional harus menyiapkan generasi yang demokratis, sehingga memiliki daya tahan yang kokoh di tengah-tengah konflik peradaban.
(3)
2. Implementasi pengembangan nilai-nilai demokrasi dalam proses pembelajaran di kelas tentu tidak lepas dari peran guru. Terpenuhinya misi pendidikan sangat tergantung pada kemampuan guru untuk menanamkan nilai demokrasi pada siswa, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk belajar. Menciptakan suasana yang hangat di sekolah sehingga menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk semaksimal mungkin mereka belajar. Sekolah bukan menjadi tempat pertunjukan bagi guru tetapi tempat bagi siswa untuk menambah dan memperkaya pengalaman belajarnya.
B. Saran
1. guru harus mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang memberi peluang bagi siswa untuk belajar. Inilah makna lain dari sekolah demokratis, yaitu sekolah itu untuk siswa bukan untuk guru dan kepala sekolahnya. Sekolah harus menjadi second home bagi siswa, mereka betah menghabiskan waktunya di sekolah, dengan belajar, berdiskusi, menyelesaikan tugas-tugas kelompok, membaca, dan melakukan aktivitas lainnya.
2. Melalui mata pelajaran PKn yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan diharapkan siswa mampu memahami bagaimana proses pembelajaran dan mampu berpikir kritis dan kreatif sehingga sedikit demi sedikit nilai-nilai demokrasi dapat tertanam dalam diri siswa-siswa tersebut.
3. Siswa juga harus memiliki semangat belajar dan kesadaran yang tinggi serta kemauan untuk mempelajari materi pelajaran PKn, karena hal ini akan
(4)
80
mempermudah siswa untuk membina sikap demokratis dalam diri peserta didik tersebut.
(5)
Sumber Buku
Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitiansuatupendekatanPraktik, Jakarta : RinekaCipta.
Azhari, Aidul. 2005. Menemukan Demokrasi. Surakarta : Muhammadiyah University Press.
Azra, Azymardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Rekonstruksi Dan Demokratisasi.Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.
Husin, Suady. 2009. Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Tahun 2001
Ketchum, Richard. 2004. Demokrasi Sebuah pengantar.Yogyakarta : Niagara. Nurtjahjo, Hendra.2006. Filsafat Demokrasi.Jakarta: Bumi Aksara.
Pasaribu, Payerli. 2015. Pendidikan Kewarganegaran Edisi Revisi. Medan: Unimed Press
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan (Perjuangan menghidupi Jati Diri Bangsa). Jakarta: PT. Grafindo.
Sadirman, Arief (dkk). 2009. Media Pendidikan (Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta :Rajawali Pers.
Setiawan, Deny. 2014. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Larispa
Soekanto, Soejono. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Baru. Jakarta: PT. Rajawali Pers
Sukaya, Endang Zaelani. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
Sukring. 2013. Pendidik dan Peserta Didik dalam pendidikan Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Susanti, Meilia, Nur Indah. 2010.Statistika Deskriptif dan Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sutoyo. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim ICCE UIN Jakarta. 2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Kencana
Tim ICCE UIN. 2000. Pendidikan Kewarganegaran (Civic Education), Demokrasi, Hak Asasi Manusia Dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media
(6)
82
Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumber Undang-undang
Republik Indonesia, Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Media Purana, 2009