EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAEN T.P 2015/2016.

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL

SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAEN T.P 2015/2016

Oleh :

Joan Christian Sihombing NIM 4123321025

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Joan Christian Sihombing dilahirkan di Sibuntuon, Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara pada tanggal 30 November 1993. Ayah bernama Jones Eli Saut Sihombing dan Ibu bernama Kasma Situmeang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk SD Negeri No. 174541 Aekraja dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta St. Maria Aekraja, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Tarutung dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(4)

iii

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP SCIENTIFIC INQUIRY DAN KETERAMPILAN SOSIAL

SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DI KELAS XI SEMESTER II SMA NEGERI 1 SILAEN T.P 2015/2016

Joan Christian Sihombing (NIM 4123321025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa pada materi pokok fluida di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil dua kelas dari empat kelas yaitu kelas XI IPA-1 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri dan kelas XI IPA-2 sebagai kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensioal. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar berupa scientific inquiry berbentuk uraian yang sudah divalidasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur peningkatan scientific inquiry dan keterampilan sosial siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan scientific inquiry siswa di kelas eksperimen berada pada kategori sedang, sedangkan peningkatan scientific inquiry siswa di kelas kontrol berada pada kategori rendah. Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen berada dalam kategori sedang, sedangkan di kelas kontrol peningkatan keterampilan sosial siswa berada dalam kategori rendah. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P. 2015/2016.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan kasih-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, Bapak Purwanto, M.Pd, Bapak Dr. Nurdin Siregar, M.Si, selaku penguji, serta Bapak Drs. Jonny H. Panggabean, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Bapak Alkhafi Maas Siregar, selaku ketua Jurusan Fisika, serta Ibu Rita Juliana, M.Si selaku sekretaris Jurusan Fisika. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Kepala SMA Negeri 1 Silaen, Bapak Drs. Hasonangan, MM dan Ibu Juniana Nababan, S.Pd selaku guru fisika SMA Negeri 1 Silaen yang telah banyak membantu selama penelitian ini. Teristimewa kepada Ibunda Kasma Situmeang yang tak henti mengukir do’a, dan terus memotivasi penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang tak henti juga penulis ucapkan kepada kakak dan adik (Yohana A. Sihombing, M.Si, dan Ebenezer Sihombing), yang senantiasa mendampingi dan memberi motivasi


(6)

v

kepada penulis. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Yuni Nainggolan yang selalu setia menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Fisika Eks. A 2012, terima kasih atas saran-saran dan masukannya. Kepada teman satu PS Monika Simanjuntak, Methary Rosalina Sinaga, Rika Utami, dan Risma Wijaya, terimakasih atas saran-saran dan masukannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis,


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 5

1.4 Rumusan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Pembelajaran Konstruktivisme 11

2.1.3 Hasil Belajar 12

2.1.4 Scientific Inquiry 13

2.1.5 Keterampilan Sosial 14

2.2 Pengertian Model Pembelajaran 16

2.3 Model Pembelajaran 5E 16

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran 5E 16 2.3.2 Unsur-Unsur 5E pada Model Pembelajaran 5E 17 2.3.3 Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri 20 2.3.4 Kelebihan Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri 21 2.4 Pembelajaran Konvensional 22 2.4.1 Kelemahan Pembelajaran Konvensional 22

2.5 Materi Pelajaran 23

2.5.1 Fluida Statis 23

2.5.1.1 Tekanan 23

2.5.1.2 Hukum Pascal 24

2.5.1.3 Hukum Arcimedes 25

2.5.1.4 Tegangan Permukaan Zat Cair 25

2.5.2 Fluida Ideal 26

2.5.2.1 Persamaan Kontinuitas 26


(8)

vii

2.5.2.3 Aplikasi Asas Bernoulli 28

2.6 Kerangka Konseptual 30

2.7 Hipotesis Penelitian 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 32

3.3 Variabel Penelitian 32

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 32

3.4.1 Jenis Penelitian 32

3.4.2 Desain Penelitian 33

3.5 Prosedur Penelitian 33

3.6 Instrumen Penelitian 36

3.6.1 Lembar Observasi 36

3.6.2 Tes Scientific Inquiry 36

3.6.3 Validitas Tes Hasil Belajar 37

3.6.3.1 Validitas Isi 37

3.6.3.2 Validitas Ramalan 38

3.6.3.3 Reliabilitas 39

3.6.3.4 Taraf Kesukaran 40

3.6.3.5 Daya Pembeda 40

3.7 Teknik Analisis Data 42

3.7.1 Data Observasi Keterampilan Sosial 42 3.7.2 Data Tes Scientific Inquiry 42 3.7.2.1 Menghitung Mean dan Standar Deviasi 42

3.7.2.2 Uji Normalitas 43

3.7.2.3 Uji Homogenitas 43

3.7.2.4 Uji Hipotesis 44

3.7.5 Teknik Analisis Data Hasil Observasi 47 3.7.6 Peningkatan N-Gain Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial 4

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 48

4.1. Hasil Penelitian 48

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian 48 4.1.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48

4.1.2 Analisa Data Pretes 50

4.1.2.1 Uji Normalitas 50

4.1.2.2 Uji Homogenitas 50

4.1.3 Analisis Data Postes 51

4.1.3.1 Uji Normalitas 53

4.1.3.2 Uji Homogenitas 54

4.1.3.3 Uji Hipotesis 54

4.1.4 Peningkatan N-GainScientific Inquiry Siswa 55 4.1.5 Obsevasi Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial 56 4.1.5.1 Penilaian Scientific Inquiry Siswa 56 4.1.5.2 Penilaian Keterampilan Sosial 58


(9)

viii

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 60

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1 Kesimpulan 66

5.2 Saran 67


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Contoh Tekanan Hidrostatis 23 Gambar 2.2 Titik-titik pada ketinggian yang sama dalam zat cair sejenis 24

Gambar 2.3 Dasar kerja mesin hidrolik 24

Gambar 2.4 (a) Terapung, (b) Tenggelam, (c) Melayang 25 Gambar 2.5 Contoh tegangan permukaan zat cair 26 Gambar 3.1 Skema rancangan penelitian 35 Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes pada Materi Fluida Statis Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretes pada Materi Fluida Dinamis

Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Gambar 4.3 Diagram Batang Data Postes pada Materi Fluida Statis

Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes pada Materi Fluida Dinamis

Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Gambar 4.5 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa pada

Materi Fluida Statis dan Fluida Dinamis di Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol 56 Gambar 4.6 Diagram Batang Peningkatan Scientific Inquiry Siswa tiap

Pertemuan di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol 58 Gambar 4.7 Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Perilaku Guru dan Siswa Berdasarkan Sintaks 19 Tabel 2.2 Petunjuk pencapaian pembelajaran 5E berbasis inkuiri 20 Tabel 3.1 Control Group Pretest-Posttest Design 33 Tabel 3.2 Kisi-kisi tes Scientific Inquiry sebelum dilakukan uji validasi 37 Tabel 3.3 Kisi-kisi tes Scientific Inquiry setelah dilakukan uji validasi 37 Tabel 3.4 Kriteria Nilai Reliabilitas 39 Tabel 3.5 Kriteria Nilai Taraf Kesukaran 40 Tabel 3.6 Kriteria Nilai Daya Pembeda 41 Tabel 4.1 Tabel Kriteria Validitas Tes, Tingkat Kesukaran Tes, dan

Daya Beda Tes 41

Tabel 3.7 Keterangan Gain score 47

Tabel 4.1 Data Pretes Scientific Inquiry Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 50 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 51 Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t Pretes 51 Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 53 Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 54 Tabel 4.8 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 54 Tabel 4.9 Analisis N-Gain Pretes-Postes Scientific Inquiry Siswa 55 Tabel 4.10 Penilaian Observasi Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 57

Tabel 4.11 Analisis N-Gain Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 57

Tabel 4.12 Penilaian Keterampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol 58

Tabel 4.13 Analisis N-Gain Keterampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen dan


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 70

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 87

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen 91

Lampiran 4. Tes Scientific Inquiry 108

Lampiran 5. Lembar Observasi 111

Lampiran 6. Validitas Perangkat Instrumen oleh Validator 117 Lampiran 7. Tabel Persiapan Validitas Tes 123 Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 126

Lampiran 9. Tabel Validitas Tes 127

Lampiran 10. Tabel Persiapan Reliabilitas Tes 128 Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas Tes 131 Lampiran 12. Tabel Persiapan Tingkat Kesukaran Tes 133 Lampiran 13. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 136 Lampiran 14. Tabel Persiapan Daya Pembeda Tes 137 Lampiran 15. Perhitungan Daya Pembeda Tes 139 Lampiran 16. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 141 Lampiran 17. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 142 Lampiran 18. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 143 Lampiran 19. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 144 Lampiran 20. Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 145 Lampiran 21. Perhitungan Uji Normalitas 150 Lampiran 22. Perhitungan Uji Homogenitas 156 Lampiran 23. Perhitungan Uji Hipotesis 161 Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian 170 Lampiran 25. Lembar Observasi Scientific Inquiry Siswa Kelas Eksperimen 177 Lampiran 26. Lembar Observasi Scientific Inquiry Siswa Kelas Kontrol 189 Lampiran 27. Lembar Observasi Keterampilan Sosial Siswa Kelas Eksperimen 201 Lampiran 28. Lembar Observasi Keterampilan Sosial Siswa Kelas Kontrol 207 Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 213 Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas di bawah Kurva Normal 0 Ke z 214 Lampiran 31 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 215 Lampiran 32 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 217 Lampiran 33 Daftar Nilai r Product Moment 218


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik (pengajar/guru) dan anak didik (siswa) berpegang pada ukuran, norma hidup, pandangan terhadap individu dan masyarakat, nilai-nilai moral, kesusilaan yang semuanya merupakan sumber norma di dalam pendidikan. Aspek itu sangat dominan dalam merumuskan tujuan secara umum (Sardiman, 2006 : 13). Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan, seseorang akan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebab melalui pendidikan setiap manusia berpotensi untuk menciptakan hal-hal baru yang dapat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi, sehingga fisika ditempatkan sebagai salah satu mata pelajaran yang penting karena salah satu syarat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika sebagai salah satu cabang dari IPA yang mempelajari gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat maupun yang bersifat abstrak. Fisika juga merupakan ilmu dasar bagi perkembangan ilmu-ilmu lain. Banyak fenomena alam yang terjadi di sekitar yang termasuk dalam konsep fisika. Mempelajari fisika bertujuan untuk mengetahui fenomena-fenomena alam yang terjadi, sehingga fisika merupakan mata pelajaran yang sangat menarik dan penting untuk dipelajari.


(14)

2

Kenyataannya, sebagian besar siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Hal ini didukung berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Praktek Program Pengalaman Terpadu (PPLT) di SMA Negeri 1 Silaen. Sebagian siswa kelas XI IPA tidak menyukai pelajaran fisika, karena siswa menganggap fisika itu sulit dan terlalu banyak rumus. Sulitnya pelajaran fisika ini disebabkan oleh kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru menggunakan pembelajaran konvensional dan dominan menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya duduk diam mendengarkan guru berbicara. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa kurang dilatih saling bekerjasama, saling berbagi, saling menolong, saling menghargai, dan saling peduli selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap saling bekerjasama, saling berbagi, saling menolong, saling menghargai, dan saling peduli ini merupakan indikator dari keterampilan sosial. Indikator tersebut jika tidak dilatih akan mengakibatkan keterampilan sosial siswa kurang berkembang.

Penggunaan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah juga mengakibatkan siswa jarang sekali melakukan praktikum sehingga mereka kurang dilibatkan dalam mengidentifikasi masalah, melakukan percobaan, menganalisis data, dan menyimpulkan hasil eksperimen, dimana ini semua merupakan indikator dari scientific inquiry. Jarangnya siswa melakukan eksperimen mengakibatkan scientific inquiry siswa kurang terlatih.

Hal ini juga didukung dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Silaen, dengan memberikan daftar pernyataan kepada 27 siswa, bahwa 63% siswa mengatakan guru dominan menggunakan pembelajaran konvensional saat mengajar di kelas, 56% siswa mengatakan guru dominan menggunakan metode ceramah, 96% siswa mengatakan jarang melakukan praktikum fisika, 22% mengatakan dalam bereksperimen tidak menuntut siswa menganalisis data yang didapat dari hasil praktikum, 48% siswa mengatakan bahwa lembar kerja siswa (LKS) yang dibagikan guru tidak menuntut siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah diamati selama praktikum, 48% siswa mengatakan dalam proses pembelajaran siswa tidak dituntut melakukan penyelidikan melalui eksperimen, 82% siswa mengatakan tidak pernah mengerjakan sendiri tugas yang diberikan


(15)

3

guru, 26% siswa mengatakan tidak senang membantu teman dalam menyelesaikan tugas fisika yang diberikan guru, dan 22 % siswa selalu diam ketika ada diskusi dengan teman atau dengan guru. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu guru fisika bahwa dalam menyampaikan materi guru lebih dominan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Minat siswa juga untuk mempelajari fisika masih rendah, hal ini menjadi kendala bagi guru saat mengajarkan fisika. Guru juga jarang sekali mengajak siswa melakukan praktikum karena alat-alat praktikum yang ada di laboratorium belum memadai.

Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran konvensional di sekolah kurang mampu melatih keterampilan sosial dan scientific inquiry siswa. Dominannya guru menggunakan pembelajaran konvensional menyebabkan hasil belajar siswa rendah yaitu hanya sekitar 27 % siswa yang lulus di atas KKM dengan nilai 75 ke atas.

Hal ini merupakan tantangan bagi guru yang berperan sebagai mediator dan fasilitator harus mampu merancang pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami konsep fisika dalam menganalisis gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat ataupun yang bersifat abstrak. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan dalam belajar, sehingga guru dituntut agar dapat menerapkan model pembelajaran yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Manfaat dari model pembelajaran adalah untuk meningkatkan suasana belajar yang lebih kondusif dengan lebih melibatkan aspek-aspek kecerdasan siswa atau dengan kata lain siswa diarahkan untuk melakukan aktivitas pembelajaran mandiri dengan pengawasan secara profesional oleh guru.

Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar fisika yang dapat dilakukan adalah penerapan model pembelajaran yang kreatif, aplikatif, dan menyenangkan, sehingga siswa mudah memahami dan menguasai konsep fisika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan model yang tepat dalam mengajarkan fisika akan membantu siswa lebih memahami dan menikmati pelajaran ini. Pembenahan tersebut dapat diwujudkan melalui model


(16)

4

pembelajaran, salah satunya dengan model 5E berbasis inkuiri. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan inkuiri pada tahap-tahap pembelajaran 5E yang memperkuat keterampilan sosial siswa sehingga kemampuan scientific inquiry siswa pun semakin baik.

Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri terdiri dari masing-masing "E" mengandung bagian dari proses yang membantu siswa belajar dalam urutan yang benar yang menghubungkan pengetahuan sebelumnya dengan konsep baru. Penerapan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami konsep. Sebagian besar proses pembelajaran dilakukan sendiri oleh siswa. Siswa dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya dengan pembelajaran 5E berbasis inkuiri, karena model ini menuntut siswa melakukan penyelidikan melalui eksprimen. Adapun 5E tersebut adalah engagement (pelibatan); exploration (eksplorasi); explanation (penjelasan); elaboration (elaborasi) dan evalution (evaluasi).

Penggunaan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri akan diperoleh keutamaan antara lain: 1) Melibatkan siswa dalam permasalahan dunia nyata yang kompleks yang membuat siswa dapat mendefenisikan permasalahan yang bermakna bagi mereka; 2) Mengeksplorasi pengetahuan yang sudah dimiliki siswa dan menghasilkan ide-ide baru, mengajukan pertanyaan, merancang dan melakukan penyelidikan; 3) Mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri melalui proses penyelidikan ilmiah; 4) Mendorong siswa untuk membandingkan ide-ide mereka dengan orang lain; 5) Memungkinkan guru untuk menilai pemahaman dan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Penelitian mengenai model pembelajaran 5E ini sudah pernah dilakukan dan dikaji oleh peneliti sebelumnya yaitu Anil dan Batdi (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model 5E berpengaruh baik terhadap prestasi akademik, retensi nilai, dan sikap siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat. Peneliti selanjutnya yaitu Acisli, dkk; (2011) juga melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran 5E. Hasil penelitian mereka


(17)

5

menunjukkan bahwa model pembelajaran 5E berpengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa dan hasil belajar siswa juga meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul, “ Efektivitas Model Pembelajaran 5E berbasis Inkuiri terhadap Scientific Inquiry dan Keterampilan Sosial Siswa pada Materi Pokok Fluida di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016 ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain :

1. Guru dominan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah.

2. Kurang dilatih scientific inquiry siswa.

3. Keterampilan sosial siswa kurang berkembang. 4. Rendahnya hasil belajar siswa.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri dan pembelajaran konvensional.

2. Materi dibatasi pada materi pokok fluida statis dan dinamis.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan scientific inquiry siswa yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.


(18)

6

2. Bagaimana peningkatan scientific inquiry siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. 3. Bagaimana pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry

siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di Kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

4. Bagaimana peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

5. Bagaimana peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui scientific inquiry siswa yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

2. Untuk mengetahui scientific inquiry siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016. 3. Untuk mengetahui pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific

inquiry siswa pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di Kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

4. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan model 5E berbasis inkuiri pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.


(19)

7

5. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru fisika dalam melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model 5E berbasis inkuiri untuk nantinya diterapkan di lapangan.

2. Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pelajaran fisika.

3. Sebagai masukan dan saran dalam memilih model/strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran fisika.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

Model pembelajaran 5E merupakan model pembelajaran sains yang berbasis konstuktivis, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.

 Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri adalah model pembelajaran sains yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis melalui kegiatan eksperimen, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.

 Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan keterampilan dalam hal mengenali diri, mengenal emosi, simpati, empati, berbagi, menolong, bekerjasama, dan bersaing.


(20)

8

Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah) adalah kegiatan yang mengidentifikasi masalah, melakukan eksperimen ilmiah untuk mengumpulkan data, menerapkan metode numerik dan statistik untuk mencapai dan mendukung kesimpulan, merumuskan hipotesis dan menggunakan teknologi yang tersedia.


(21)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Scientific inquiry siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaenmengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquirysiswa di kelas eksperimen sudah berada dalam kategori sedang. 2. Scientific inquiry siswa di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran

konvensional pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquiry siswa di kelas eksperimen masih berada pada kategori rendah. 3. Hasil belajar berupa scientific inquirysiswa di kelas eksperimen yang

diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen lebih baik daripada di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry siswa cukup signifikan.

4. Keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimensudah berada pada kategori sedang.

5. Keterampilan sosial siswa di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas kontrolmasih dalam kategori rendah.


(22)

67

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagiparapeneliti yang inginmenggunakanmodel 5E berbasis inkuiri, agar mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk memastikan bahwa sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.

2. Bagi para peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dalam pembagian kelompok yang sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang dan di kelas kontrol juga harus dibentuk kelompok diskusi.


(23)

68

DAFTAR PUSTAKA

Acisli, S., Yalcin, A. S., dan Turgut, U., (2011), Effects Of The 5E Learning Model On Student’s Academic Achievements In Movement And Force Issues, Procedia Social and Behavioral Sciences, 15: 2459–2462. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.04.128, (05 Desember 2015). Anderson, W. L., Krathwohl, R. D., (2010), Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran , Pengajaran, dan Assesmen, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Anil, O., dan Batdi, V., (2015), A Comparative Meta-Analysis of 5E and Traditional Approaches in Turkey, Journal of Education and Training Studies, Vol. 3, No. 6; November 2015, ISSN 2324-805X E-ISSN 2324-8068 Published by Redfame Publishing, URL: http://jets.redfame.com, (05 Desember 2015).

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta. Asna, H. R., (2011), Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Dengan Siklus Belajar 5E Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, ISSN 1412-565 X.

Bybee, W. R., Taylor, A. J., Gardner, A., Scotter, V. P., Powell, C. J., Westbrook, A., and Landes, N., (2006), The BSCS 5E Instructional Model : Origins and effectiveness, A report prepared for the Office of Science Education, National Institutes of Health, Colorado Springs, CO: BSCS. Daryanto dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media,

Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Giancoli, C. D., (2001), Fisika. Erlangga, Jakarta.

Hake, R. R., (1998), Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Di akses di http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, (13 Februari 2016).

Kanginan, M., (2008), Seribu Pena Fisika SMA Kelas XI Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Khairat, (2013), Peningkatan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS melalui Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa di Kelas IV SD Negeri 067774 Kelurahan Suka Maju Medan Johor T.P. 2012/2013, Universias Terbuka Medan, Medan.


(24)

69

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, (2011), Instruksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Raja Gravindo Persada, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Surya, Y., (1997), Olimpiade Fisika SMA, PT. PRIMATIKA CIPTA, Jakarta. Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Grup, Jakarta.

Wenning, C. J., (2011), Experimental inquiry in introductory physics courses, Journal Physics Teacher Education Online, 6(2), Summer 2011, pp. 1-8.


(1)

5. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan sosial siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis dan fluida dinamis di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen T.P 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru fisika dalam melaksanakan pengajaran dengan menggunakan model 5E berbasis inkuiri untuk nantinya diterapkan di lapangan.

2. Sebagai usaha pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pelajaran fisika.

3. Sebagai masukan dan saran dalam memilih model/strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran fisika.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya.

1.7. Defenisi Operasional

Model pembelajaran 5E merupakan model pembelajaran sains yang berbasis konstuktivis, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.

 Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri adalah model pembelajaran sains yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis melalui kegiatan eksperimen, dimana pada prosesnya terdiri dari engagement, exploration, explanation, elaboration (extend), dan evaluation.

 Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, di mana keterampilan ini merupakan keterampilan dalam hal mengenali diri, mengenal emosi, simpati, empati, berbagi, menolong, bekerjasama, dan bersaing.


(2)

8

Scientific inquiry (penyelidikan ilmiah) adalah kegiatan yang

mengidentifikasi masalah, melakukan eksperimen ilmiah untuk mengumpulkan data, menerapkan metode numerik dan statistik untuk mencapai dan mendukung kesimpulan, merumuskan hipotesis dan menggunakan teknologi yang tersedia.


(3)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Scientific inquiry siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E

berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaenmengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquirysiswa di kelas eksperimen sudah berada dalam kategori sedang.

2. Scientific inquiry siswa di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran

konvensional pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan scientific inquiry siswa di kelas eksperimen masih berada pada kategori rendah. 3. Hasil belajar berupa scientific inquirysiswa di kelas eksperimen yang

diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA Negeri 1 Silaen lebih baik daripada di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Pengaruh model 5E berbasis inkuiri terhadap scientific inquiry siswa cukup signifikan.

4. Keterampilan sosial siswa di kelas eksperimen yang diajar dengan model 5E berbasis inkuiri pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas eksperimensudah berada pada kategori sedang.

5. Keterampilan sosial siswa di kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi fluida di kelas XI semester II SMA N1 Silaen juga mengalami peningkatan setiap pertemuannya.Peningkatan keterampilan sosial siswa di kelas kontrolmasih dalam kategori rendah.


(4)

67

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagiparapeneliti yang inginmenggunakanmodel 5E berbasis inkuiri, agar mendapatkan hasil yang lebih baik, disarankan untuk memastikan bahwa sekolah memiliki sarana dan prasarana yang mendukung.

2. Bagi para peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dalam pembagian kelompok yang sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang dan di kelas kontrol juga harus dibentuk kelompok diskusi.


(5)

68

DAFTAR PUSTAKA

Acisli, S., Yalcin, A. S., dan Turgut, U., (2011), Effects Of The 5E Learning Model On Student’s Academic Achievements In Movement And Force Issues, Procedia Social and Behavioral Sciences, 15: 2459–2462. http://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.04.128, (05 Desember 2015). Anderson, W. L., Krathwohl, R. D., (2010), Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran , Pengajaran, dan Assesmen, Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Anil, O., dan Batdi, V., (2015), A Comparative Meta-Analysis of 5E and Traditional Approaches in Turkey, Journal of Education and Training Studies, Vol. 3, No. 6; November 2015, ISSN 2324-805X E-ISSN 2324-8068 Published by Redfame Publishing, URL: http://jets.redfame.com, (05 Desember 2015).

Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta. Asna, H. R., (2011), Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Inkuiri

Dengan Siklus Belajar 5E Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis, ISSN 1412-565 X.

Bybee, W. R., Taylor, A. J., Gardner, A., Scotter, V. P., Powell, C. J., Westbrook, A., and Landes, N., (2006), The BSCS 5E Instructional Model : Origins and effectiveness, A report prepared for the Office of Science Education, National Institutes of Health, Colorado Springs, CO: BSCS. Daryanto dan Rahardjo, M., (2012), Model Pembelajaran Inovatif, Gava Media,

Yogyakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Giancoli, C. D., (2001), Fisika. Erlangga, Jakarta.

Hake, R. R., (1998), Analyzing Change/Gain Scores. Dept. of Physics, Indiana University 24245 Hatteras Street, Woodland Hills, CA, 91367 USA. Di akses di http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855, (13 Februari 2016).

Kanginan, M., (2008), Seribu Pena Fisika SMA Kelas XI Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

Khairat, (2013), Peningkatan Keterampilan Sosial Pada Pelajaran IPS melalui

Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pada Siswa di Kelas IV SD Negeri 067774 Kelurahan Suka Maju Medan Johor T.P. 2012/2013, Universias Terbuka Medan, Medan.


(6)

69

Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, (2011), Instruksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Raja Gravindo Persada, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Surya, Y., (1997), Olimpiade Fisika SMA, PT. PRIMATIKA CIPTA, Jakarta. Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media Grup, Jakarta.

Wenning, C. J., (2011), Experimental inquiry in introductory physics courses, Journal Physics Teacher Education Online, 6(2), Summer 2011, pp. 1-8.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA (SUBKONSEP PENCEMARAN AIR KELAS X SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/ 2013 DI SMA NEGERI 1 JEMBER)

0 6 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/20

2 8 51

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP HIDROKARBON SISWA KELAS X MA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG T.P 2011/2012

0 6 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI POKOK HIDROKARBON

0 7 39

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK ASAM-BASA

0 14 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 5 50

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN SISWA PADA MATERI KOLOID

0 5 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LUWES SISWA

0 7 49

1 KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA SMA PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

0 1 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II MTsN 2 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 20142015

0 0 24