PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF DI SMK NEGERI KOTA BINJAI.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU
DI SMK NEGERI KOTA BINJAI

TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Unimed

OLEH :
PITRIANI NASUTION
NIM: 8136131009

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


ABSTRACT
PITRIANI NASUTION. NIM. 8136131009. The Effect of transformational leadership
style the head of school, work experience and motivation of working against the
commitment affective in SMK Negeri Kota Binjai.Thesis.Graduate Program, State
University of Medan. Januari 2016.
This study aimed to determine: (1) the effect perception of transformational leadership style
against of work motivation; (2) the effect of work experience of work motivation; (3) the
effect perception of transformational leadership style against of commitment affective; (4)
the effect work experience of commitment affective; and (5) the effect motivation work of
commitment affective. The subject of research is the teachers SMK negeri Kota Binjai with a
proportional random sampling of 110 people. Sampling was conducted with a total sampling.
Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the
study. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a direct
effect perception of transformational leadership style against of work motivation by tcount
ρ31>ttabel α = 5% (2,72 > 1.64); (2) there is a direct effect work experience of work motivation
by tcount ρ32>ttabel α = 5% (3,72 > 1.64); (3) there is a direct effect perception of transformational
leadership style against of commitment affective by tcount ρ41>ttabel α = 5% (2,32 > 1.64); (4)
there is a direct effect work experience of commitment affective by tcount ρ42>ttabel α = 5% (2,72
> 1.64); and (5) there is a direct effect motivation work of commitment affective by tcount
ρ43>ttabel α = 5% (1,93 > 1.64). The results provide an overview of the of transformational

leadership style the head of school, work experience and motivation of working against the
commitment affective the morale of the remaining 33.1 % and other specified circumstances.
Keywords: Transformational leadership style is the principal, work experience, work
motivation, affective commitment of teachers

ABSTRAK
PITRIANI NASUTION. NIM. 8136131009. Pengaruh Gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap
komitmen afektif di SMK Negeri Kota Binjai. Tesis Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan Januari 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru; (2) pengaruh pengalaman kerja
terhadap motivasi kerja guru; (3) pengaruh persepsi gaya kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru; (4) pengaruh pengalaman kerja guru
terhadap komitmen afektif guru; dan (5) pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen afektif
guru. Subjek penelitian adalah guru di SMK Negeri Kota Binjai. Dengan jumlah sampel
sebanyak 110 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Proporsional random sampling.
Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh
informasi tentang penelitian. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat
pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap

motivasi kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ31> ttabel α=5% (2,72>1,64); (2) terdapat pengaruh
langsung pengalaman kerja terhadap motivasi kerja guru dinyatakan dengan thitung ρ32> ttabel
α=5% (3,72 >1,64); (3) terdapat pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap komitmen afektif guru dinyatakan dengan thitung
ρ41> ttabel α=5% (2,32 >1,64); (4) terdapat pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah guru terhadap komitmen afektif guru dinyatakan dengan
thitung ρ42 > ttabel α=5% (2,72 > 1,64);dan (5) terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap
komitmen afektif guru dinyatakan dengan thitung ρ43 > ttabel α=5% (1,93>1,64). Hasil penelitian
memberikan gambaran persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah,
pengalaman kerja dan motivasi kerja terhadap komitmen afektif sebesar 33,1 % dan sisanya
ditentukan keadaan lain.
Kata kunci: Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Pengalaman Kerja,
Motivasi Kerja, Komitmen Afektif Guru

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan,
kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat
diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapai kendala
dan keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing serta

nara sumber, dan orangtuaku serta keluarga besarku,serta rekan-rekan mahasiswa
pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Maka dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Pendidikan Program
Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan sebagai nara sumber yang sangat
banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah
wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan
mendukung penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan telah banyak
memberikan masukan serta saran ditengah kesibukan yang tentunya sangat berarti
bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Dr. Darwin, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan
masukan berupa saran, ide dan gagasan serta selalu memberikan motivasi untuk

segera menyelesaikan perkuliahan sehingga hal ini menjadi semangat yang besar bagi

penulis dalam penyelesaian tesis ini.
4. Bapak Dr. Darwin, M.Pd selaku pembimbing I yang juga telah banyak memberikan
bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat berharga sehingga menjadi
ide dan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas bagi penulis untuk dapat menulis
tesis ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku pembimbing II yang dalam kesibukannya selalu
meluangkan waktu kapan dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan
arahan serta memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini,
sehingga pada akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan lebih baik.
6. Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak
memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini
sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis
menjadi lebih baik.
7. Bapak Prof. Dr. Zainuddin, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak
memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini
sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis
menjadi lebih baik.
8. Bapak Dr.Arif Rahman, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak
memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini
sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis

menjadi lebih baik.
9. Orang tuaku tercinta Awal Pitrisno dan Sugiani serta keluarga besar yang tinggal di
Binjai yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu
mendo’akan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Hal inilah

yang menjadi semangat sehingga dapat menghasilkan karya terbaik penulis dengan
bantuan Allah SWT yang penulis persembahkan buat orang tua tercinta.
10. Bapak Abdul Haris,S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Binjai yang banyak
membantu secara administratif dan meluangkan waktu guna melengkapi data dan
berkas selama penulis melakukan penelitian ini.
11. Rekan-rekanku seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi
Pendidikan Angkatan Ke-XXII Kelas A Tahun 2013 (Rani astria harahap, ernita sari
nababan, tahoma petriani siburian, alfian tanjung, mutia khairani, Hamidah D) dan
juga sepupu saya taufik hidayat,S.Pd, dan adik : Asrina hayati, juga fiky wulandari,
Rika, adik kandung saya yaitu satar dan hasan, abangnda Hasan albanna dan Ka Dewi
Haritsyah Pohan yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide
yang sangat berharga di saat perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis
ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian tesis ini. Mudah-mudahan bantuan dan kontribusi yang

diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari tesis ini
masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan
kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua, khususnya kemajuan pendidikan di Kota Madya Binjai.

Medan, Januari 2016
Penulis.
PITRIANI NASUTION
NIM. 8136131009

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT .................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................. ..............
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
BAB I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Identifikasi Masalah .................................................................
C. Pembatasan Masalah.................................................................
D. Rumusan Masalah ....................................................................
E. Tujuan Penelitian ......................................................................
F. Manfaat Penelitian ....................................................................

BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teoretis .........................................................................
1. Komitmen afektif .................................................................
2. Gaya kepemimpinan transformasional ...............................
3. Pengalaman Kerja ................................................................
4. Motivasi Kerja .....................................................................
B. Penelitian yang Relevan ...........................................................
C. Kerangka Berpikir ...................................................................
1. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja ............................
2. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Motivasi Kerja .......

3. Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional
kepala sekolah terhadap Komitmen Afektif ........................
4. Pengaruh Pengalaman Kerja terhadap
Komitmen Afektif ...............................................................
5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komitmen Afektif........
E. Pengajuan Hipotesis ................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
B. Metode Penelitian ....................................................................
C. Populasi dan Sampel................................................................
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .............
F. Uji Coba Instrumen .................................................................
G. Teknik Analisa Data ................................................................
H. Hipotesis Statistik ....................................................................

i
iii
vii
ix

xi
xii

1
13
14
15
15
16

18
18
29
43
47
59
61
61
62
63

65
66
67

69
69
71
73
75
79
82
92

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data Penelitian .........................................................
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ...........................
C. Uji Persyaratan Analisis Data..................................................
D. PengujianHipotesis ..................................................................
E. Pengujian Kesesuaian Model ..................................................
F. Pengaruh langsung dan Tidak Langsung ................................
G. Temuan Penelitian ..................................................................
H. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................
I. Keterbatasan Penelitian ...........................................................

94
101
106
114
117
118
123
126
134

BAB V . KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Implikasi ..................................................................................
C. Saran ........................................................................................

136
137
142

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN

143

DAFTAR TABEL

Tabel

Uraian

3.1.
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8

Diagram Jalur Penelitian ................................................................
Distribusi Populasi guru SMK Negeri Kota Binjai.........................
Jumlah guru PNS bertugas di SMK Negeri Kota Binjai.................
Distribusi Jumlah sampel setiap unit di SMK Negeri Kota Binjai .
Skala Likert .....................................................................................
Pilihan jabawan angket ...................................................................
Kisi-kisi Instrumen Komitmen Afektif ...........................................
Kisi-Kisi Instrumen gaya kepemimpinan
Transformasional kepala sekolah ....................................................
Kisi-kisi Instrumen Pengalaman Kerja ...........................................
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja..................................................
Kriteria Interpretasi Nilai Koefisien korelasi ..................................
Rangkuman Hasil Uji Coba Instrumen ..........................................
Penentuan kecenderungan data setiap variabel ..............................
Diagram Jalur Penelitian ................................................................
Rangkuman Deskripsi variabel hasil penelitian .............................
Distribusi Frekuensi Skor Data Komitmen Afektif ........................
Distribusi Frekuensi Skor Data gaya kepemimpinan
Transformasional kepala sekolah ....................................................
Distribusi Frekuensi Skor Data Pengalaman Kerja ........................
Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja ..............................
Tingkat Kecenderungan Data Komitmen Afektif ...........................
Tingkat Kecenderungan Data gaya kepemimpinan
Transformasional kepala sekolah ....................................................
Tingkat Kecenderungan Data Pengalaman Kerja ...........................
Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ................................
Ringkasan Analisis Perhitungan Uji Normalitas ............................
Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X1 ............................
Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atas X2 ............................
Ranguman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X1 ..............................
Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X2 ............................
Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atas X3 ............................
Ringkasan Analisis Perhitunga Uji Homogenitas ...........................
Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi ...............................................
Perhitungan Koefisen Jalur .............................................................

3.9
3.10
3.11
3.12
3.13.
3.14.
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19

Hal.

vii

70
71
72
73
75
76
77
77
77
78
81
81
84
87
94
95
97
98
99
101
103
104
105
107
108
109
110
111
112
113
113
114

4.20

4.21

4.21

4.22

Rangkuman hasil perhitungan pengaruh langsung relatif
Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) terhadap
Pengalaman kerja (X3) dan Pengaruh Langsung Relatif Pengalaman
Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (X3) .......................................
Rangkuman hasil perhitungan Pengaruh Langsung Proporsional
gaya kepemimpinan tranfromasional kepala sekolah (X1)
terhadap Pengalaman kerja (X2) dan Pengaruh Langsung Relatif
Pengalaman Kerja (X2) terhadap Motivasi Kerja (X3) ...................
Rangkuman hasil perhitungan pengaruh langsung relatif
Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) terhadap
Pengalaman kerja (X2) dan Pengaruh Langsung Relatif Pengalaman
Kerja (X3) terhadap Motivasi Kerja (X4) .......................................
Rangkuman hasil perhitungan pengaruh proporsional
Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1)
Pengalaman kerja (X2) Motivasi Kerja (X3) terhadap
Komitmen afekti (X4) .....................................................................

viii

118

119

120

121

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5

Hal.

Integrate model of organiational behaviour ....................................
Drivers of overall organiational commitment .................................
Faktor-faktor pembentuk komitmen organisasi .............................
Proses motivasi dasar ......................................................................
Hierarki kebutuhan Maslow ..........................................................
Paradigma penelitian .......................................................................
Diagram Jalur Penelitian .................................................................
Diagram Jalur Penelitian Uji Hipotesis ..........................................
Histogram Skor Variabel Komitmen afektif ...................................
Histogram Skor Variabel gaya kepemimpinan
Transformasional kepala sekolah ...................................................
Histogram Skor Variabel Pengalaman kerja ...................................
Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja .......................................
Diagram Jalur Variabel Penelitian Hasil pengujian hipotesis .........

viii

20
21
22
51
55
67
70
87
96
97
99
100
118

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15

Instrumen angket penelitian ...............................................
Sebaran data uji coba instrumen .........................................
Perhitungan validitas dan reliabilitas angket .....................
Data hasil penelitian ...........................................................
Data ubahan penelitian ......................................................
Perhitungan distribusi frekuensi .........................................
Identifikasi tingkat kecenderungan data variabel ...............
Uji Normalitas ....................................................................
Perhitungan persamaan regresi ...........................................
Perhitungan uji homogenitas ..............................................
Perhitungan korelasi antar variabel penelitian ...................
Perhitungan Koefisien jalur ................................................
Perhitungan uji hipotesis ....................................................
Perhitungan Uji model analisis jalur ..................................
Perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung .........

ix

147
156
160
176
184
186
198
203
225
263
283
287
294
301
303

x

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dalam berbagai dimensi. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional

disebutkan

“Pendidikan

Nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat , berilmu , cakap , kreatif ,
mandiri , dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
(Biner,2012:20).
Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan manusia

yang berfungsi menumbuhkan kreatifitas peserta didik,

menjaga kelestarian nilai-nilai insani dan illahi, menyiapkan tenaga-tenaga kerja
produktif dan memiliki metode (Abdul, dkk,2012:65). Pendidikan bukan hanya
sekedar penguasaan materi dari setiap mata pelajaran, namun lebih dari itu
diharapkan

pendidikan

dapat

menghasilkan

orang

yang

mampu

mengaktualisasikan seluruh potensinya secara optimal. Potensi yang telah
diaktualkan itu, seseorang dapat mendayagunakan serta menggali seluruh potensi
alam dan lingkungannya secara produktif dan kompetitif , sehingga ia mampu
memenuhi kebutuhannya serta bersaing dan menjawab tantangan yang dihadapi
dalam masyarakat dinamis tersebut. Semua ini dapat diperoleh lewat pendidikan
yang berkualitas. Pendidikan bukan sekedar proses pengayaan intelektual, tetapi

1

juga menumbuhkan benih-benih adab manusia untuk mengecambahkan kualitas
luhur kemanusiaan (Sagala,2013:2).
Pendidikan

merupakan

ujung

tombak

kemajuan

sebuah

bangsa.

Mencerdaskan kehidupan bangsa akan dimulai dari pendidikan. Pemerintah terus
berusaha memperioritaskan pembangunan dibidang pendidikan, khususnya
kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan produktif.

Lembaga

pendidikan mempunyai fungsi utama

menyediakan lulusan, bukan saja dalam jumlah banyak tetapi juga berkualitas
dan disiplin tinggi, mampu menjadi dinamisator, inovator, motivator dan
penggerak pembangunan serta memproduksi tenaga-tenaga kerja yang berkualitas
untuk berbagai jenis dan tingkatan keahlian. Berkenaan dengan itu, maka layanan
terhadap masyarakat yaitu mahasiswa harus ditingkatkan baik dari sisi kualitas
maupun kuantitasnya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan yang mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik agar menjadi
manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang
ada. Berdasarkan Kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2004, pada jenjang
pendidikan SMK dibagi atas 3 kelompok mata diklat yaitu: (1) mata diklat
normatif, (2) mata diklat adaptif, dan (3) mata diklat produktif. Pelaksanaan
pembelajaran di SMK lebih banyak menekankan pada pembelajaran praktik,
sehingga keberadan fasilitas yang berupa sarana prasarana praktik sangat
diperlukan. Upaya yang telah dilakukan pemerintah berupa penataan kembali
kebijakan pendidikan kejuruan dengan disertai pembangunan sarana dan
prasarana praktik atau laboratorium. Sarana yang berupa gedung dan prasarana

2

yang berupa alat-alat praktik merupakan identitas dari suatu Sekolah Menengah
Kejuruan. Kompetensi guru SMK terutama guru mata diklat produktif dalam
memanfaatkan sarana dan prasarana praktik sangat diperlukan. Kemampuan guru
dalam memanfaatkan sarana dan prasarana praktik yang baik akan memperlancar
kegiatan pembelajaran praktik, sehingga kompetensi lulusan SMK akan dapat
ditingkatkan.
Guru SMK dituntut melaksanakan tugas pembelajaran sebagai tugas rutin
dan dituntut memiliki jiwa inovatif dan kreatif. Namun pada kenyataannya, guru
lebih mengutamakan bekerja untuk pemenuhan kebutuhan kesejahteraannya dari
pada melaksanakan tugas pembimbingan terhadap siswa. Di samping itu ada pula
kendala yang berkaitan dengan sistem birokrasi pelaksanaan tugas guru yang lebih
banyak memacu kurang gairahnya mereka terhadap inovasi dan kreativitas dalam
melaksanakan tugas sebagai guru. Sekolah pada hakikatnya pelayanan pendidikan
kepada masyarakat. Sekolah tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi
melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan, setiap
anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya melalui
proses pendidikan.
Penelitian tentang komitmen organisasi oleh Yui-Tim Wong, et.al. (2002)
mengatakan: Penelitian yang dilaksanakan terhadap 295 karyawan pada
perusahaan joint venture di China (RRC). Adapun tujuan penelitiannya adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif karyawan.
Data dikumpulkan dari karyawan bagian produksi, supervisor, karyawan bagian
teknik, dan karyawan bagian administrasi pada empat pabrik di Propinsi
Guandong, sebuah propinsi di bagian selatan RRC. Keempat pabrik ini adalah

3

pabrik pembuatan tas dan dompet. Karakteristik karyawan adalah sebagai berikut
: 36,6% karyawan laki-laki dan 63,4% karyawan wanita,rata-rata umur sampel
adalah 25 tahun, 65% berstatus sudah menikah,dan sisanya belum/tidak
menikah,19,3% sampel adalah pekerja lokal,15,3% berasal dari kota lain di
Propinsi Guandong, dan 65,4% berasal dari propinsi-propinsi lain. Hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa (1) distributive justice, procedural justice
dan perceived job security mempengaruhi trust dalam organisasi juga
mempengaruhi komitmen afektif serta berimplikasi pada turnover intention, dan
(2) perceived job security secara langsung mempengaruhi komitmen afektif dan
turnover intention (Biner &Paningkat,2014:117).
Komitmen guru tercermin dalam perilakunya pada pelaksanaan tugas
pokoknya sebagai guru dan keterlibatan pada kegiatan sekolah. Apakah dengan
bangga, terpaksa atau hanya pemenuhan tanggung jawab secara moral saja. Jika
setiap guru mempunyai komitmen kuat pada sekolah maka apa yang terjadi di
sekolah baik berupa kendala, tantangan tidak akan menyurutkan semangat untuk
mempersembahkan yang terbaik, mewujudkan tujuan dan nilai sekolah yang
diyakininya serta cenderung tinggal dalam sekolah.
Persoalan komitmen merupakan persoalan terpenting dalam suatu
organisasi, yang membawa pengaruh besar dalam pencapaian tujuan organisasi.
Untuk itu, permasalahan komitmen merupakan masalah yang sangat perlu untuk
diselesaikan. Pentingnya masalah komitmen afektif sesungguhnya untuk
menjawab persoalan emosional guru, identifikasi guru pada organisasi sekolah,
dan menjawab persoalan mengenai tanggung jawab guru dalam menjalankan
tugas. komitmen menjadi salah satu perhatian utama dalam informasi global, di

4

mana entitas bisnis dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
bisnis eksternal dan internal yang selalu berubah.
Komitmen afektif mengacu pada ikatan emosional, identifikasi, dan
keterlibatan karyawan terhadap organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif
yang kuat, melanjutkan keanggotaannya pada suatu oganisasi karena mereka ingin
melakukannya atau dengan kata lain anggota menyukai organisasi (Meyer dan
Allen, 1991). Mereka menyebutkan pula bahwa ada tiga penyebab atau faktor
yang menimbulkan komitmen afektif anggota pada organisasi, yakni karakteristik
individu, struktur organisasi, dan pengalaman kerja.
Komitmen afektif berkaitan dengan emosional guru, identifikasi dan
keterlibatan guru di dalam sekolah. Menurut Prabowo (2004:88) Guru yang
mempunyai komitmen ini memiliki keterikatan emosional terhadap sekolah yang
tercermin mulai keterlibatan dan perasaan senang serta menikmati peranannya
dalam melaksanakan tugas khususnya dalam mengajar di kelas. Guru yang
mempunyai komitmen afektif akan lebih bernilai bagi sekolah dibandingkan
kedua tipe komitmen yang lain karena sudah melibatkan faktor emosional,
seorang guru dengan komitmen afektif akan bertugas dengan perasaan senang dan
menikmati perannya.
Menurut

Rhoades

(2001:825)

mengemukakan

Komitmen

afektif

merupakan keterikatan emosional individu terhadap organisasi yang menjadi
penentu dedikasi dan loyalitas individu. Individu yang memiliki komitmen afektif
tinggi, mempunyai perasaan memiliki dan identifikasi yang kuat yang kemudian
akan meningkatkan keterlibatan individu tersebut dalam aktivitas organisasi,

5

kemauan untuk berusaha mencapai tujuan organisasi dan kehendak untuk menjaga
organisasi.
Permasalahan yang terjadi di SMK Negeri Kota Binjai adalah pada
komitmen afektif guru. Indikasi komitmen afektif yaitu berkaitan dengan
keterikatan emosional guru, identifikasi guru pada organisasi sekolah, keterikatan
guru pada tujuan sekolah sebagai tanggung jawabnya. Idealnya komitmen efektif
terwujud pada karyawan/guru yang memiliki keterikatan emosional, terwujudnya
identifikasi guru pada organisasi sekolah, memiliki keterikatan dalam pencapaian
tujuan sekolah.
Indikasi komitmen afektif guru yang rendah masih ditemukan bagi guruguru di SMK Negeri Kota Binjai. Kenyataan ini tampak pada tanggung jawab
guru dalam mengajar, guru meninggalkan murid pada saat jam pelajaran
berlangsung, disaat-saat jam terakhir waktu jam akan pulang sekolah. Idealnya
seorang guru maksimal dalam memberi materi pelajaran, guru bukan hanya
mengajar, namun juga mendidik. Guru tidak hanya menjalankan tugas mengajar,
namun diharapkan memiliki keterikatan emosional, rasa memiliki terhadap
organisasi, sehingga guru tidak hanya memenuhi kewajiban mengajar saja, namun
bersedia meluangkan waktunya untuk kemjuan suatu organisasi/sekolah.
Meyer J.P;Natalie J.Allen, dan Catherine A.Smith mengungkapkan
indikator komitmen afektif yang mencakup: 1) loyalitas, 2) Bangga terhadap
organisasi ia bekerja, 3) Ikut andil dalam pengembangan organisasi, 4)
Menganggap organisasinya adalah terbaik, 5) Terikat secara emosional pada
tempat ia bekerja.

6

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
februari 2015 melalui wawancara dengan salah satu guru SMKN Kota Binjai
yang juga bertugas dibidang kesiswaan mengemukakan bahwa komitmen afektif
guru masih rendah yang dibuktikan dengan : (1) Guru yang tidak peka untuk
menggantikan di kelas yang tidak ada masuk guru saat jam pelajaran berlangsung,
(2) Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan untuk tercapainya visi dan
misi sekolah, yaitu masih ada guru yang meninggalkan murid pada saat jam
pelajaran berlangsung, (3) Korupsi waktu jam mengajar, yaitu guru terlambat
masuk ke dalam kelas, guru terlebih dahulu keluar kelas dengan memberi
instruksi kepada siswa, apabila bel berbunyi siswa dan siswi baru boleh keluar
kelas, (4) Guru belum sepenuhnya bisa mewujudkan peserta didik yang memiliki
akhlak yang terpuji, sebagai contoh ada siswa yang ditemukan merokok, berkata
yang tidak baik, berperilaku yang tidak sopan kepada guru.
Berdasarkan data rekapitulasi guru SMKN Kota Binjai mengenai
komitmen afektif yaitu, (1) Kepedulian guru yang tidak peka untuk menggantikan
di kelas yang tidak ada masuk guru saat jam pelajaran berlangsung, Kondisi
dilapangan sekitar 10 orang atau rata-rata 6,13 % (2) Kurangnya rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan untuk tercapainya visi dan misi sekolah, yaitu masih ada
guru yang meninggalkan murid pada saat jam pelajaran berlangsung, sekitar 8
orang atau rata-rata 4,91 %. (3) Korupsi waktu jam mengajar, yaitu guru terlambat
masuk ke dalam kelas, guru terlebih dahulu keluar kelas dengan memberi
instruksi kepada siswa, apabila bel berbunyi siswa dan siswi baru boleh keluar
kelas, sekitar 9 orang atau rata-rata 5,52 % (4) Guru belum sepenuhnya bisa
mewujudkan peserta didik yang memiliki akhlak yang terpuji, sebagai contoh ada

7

siswa yang ditemukan merokok, berkata yang tidak baik, sekitar 20 orang atau
rata-rata 12,27 %.
Gambaran tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah memang rendahnya
komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai, padahal SMK Negeri Kota
Binjai diharapkan memiliki standar yang sesuai dengan tujuan Pendidikan
Nasional, lebih profesional bekerja sama menjalankan setiap program, rencana
strategis sekolah serta ikut mendukung sepenuhnya mewujudkan visi misi sekolah
ke arah yang lebih baik, Yang memiliki komitmen berkaitan dengan kesatuan janji
dan kesepakatan bersama. Dapat dipahami bahwa komitmen merupakan
pengaturan diri di dalam pekerjaan masing-masing atau keterikatan psikologis
seseorang pada organisasi. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa komitmen
berkaitan dengan kesediaan, kepedulian, ketertarikan dan keterlibatan atas sesuatu
dengan penuh tanggung jawab.
Komitmen secara mandiri perlu dibangun pada setiap individu warga
sekolah termasuk guru, terutama untuk menghilangkan setting pemikiran dan
budaya kekakuan birokrasi, seperti harus menunggu petunjuk atasan dengan
mengubahnya menjadi pemikiran yang kreatif clan inovatif

(Mulyasa, 2005:

151).
Esensi komitmen adalah menjadikan sasaran karyawan dan sasaran
organisasi menjadi satu dan sama, serta mempunyai keterikatan yang kuat dengan
sasaran kelompok. Bagi karyawan yang hanya mempunyai komitmen karena
insentif

dan

finansial

(Coleman,1999:191-192).

Berikut

ini,

para

ahli

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif, diantaranya
adalah: Colquitt (2009:64) menyatakan bahwa: Komitmen organisasi dipengaruhi

8

oleh budaya dan struktur organisasi, gaya dan perilaku kepemimpinan, pengaruh
kepemimpinan, proses dan karakteristik tim, nilai budaya dan personal,
kemampuan, kepuasan kerja, stres, motivasi, etika, dan pengambilan keputusan.
Menurut Baron & Greenberg (1990:173) Tingkat komitmen seseorang sangat
ditentukan oleh 4 hal, yaitu (1) semakin tinggi tingkat tanggung jawab dan
otonomi yang diberikan kepada seseorang dalam melaksanakan pekerjaanya,
semakin menarik suatu pekerjaan bagi seseorang dan akan semakin tinggi
komitmennya, (2) semakin terbukanya kesempatan bekerja di tempat lain, atau
semakin terbukanya alternatif pekerjaan lain, akan berakibat pada semakin
rendahnya komitmennya, (3) sifat-sifat pribadi seseorang, seperti tingkat rasa puas
pada pekerjaan yang ada pada saat ini, berpengaruh pada tingkat komitmennya,
(4) situasi organisasi, seperti kedekatan atau kebaikan pimpinan mampu membuat
komitmen pegawainya menjadi tinggi, demikian halnya dengan perhatian
organisasi terhadap tingkat kesejahteraannya. Ada 8 faktor yang secara positif
berpengaruh terhadap komitmen organisasional: kepuasan terhadap promosi,
karakteristik

pekerjaan,

komunikasi,

kepuasan

terhadap

kepemimpinan,

pertukaran ekstrinsik, pertukaran intrinsik, imbalan intrinsik, imbalan ekstrinsik
(Young et.al (1998).
Faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :
Faktor personal yang meliputi: Job expectations, Psychological contract, Job
choice factors, karakteristik personal. Faktor organisasi yang meliputi : Initial
works experience, Job scope, Supervision, Goal consistency organizational dan
Faktor non organisasional (Steers & Porter, 1983:148). Ada 5 faktor yang
berpengaruh terhadap komitmen organisasional yaitu: Budaya keterbukaan,

9

Kepuasan kerja, Kesempatan personal untuk berkembang, Arah organisasi,
Penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan Menurut Stum (1998). Faktor
yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi yaitu : Faktor personal,
Karakteristik pekerjaan, Karakteristik struktur, Pengalaman kerja Menurut David
dalam Minner (1992).
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, maka terdapat 9 faktor
yang sangat mempengaruhi komitmen organisasi, yaitu budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, pengalaman kerja, motivasi, kepuasan kerja, tantangan kerja,
pendidikan, etika, penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan . namun
karena adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka peneliti membatasi menjadi 3
faktor yang mempengaruhi rendahnya komitmen afektif guru yaitu : gaya
kepemimpinan, Pengalaman kerja dan Motivasi .
Berkaitan dengan persoalan komitmen, Kepemimpinan merupakan salah
satu topik yang menarik untuk diteliti. Topik ini menjadi pusat perhatian oleh
berbagai kalangan, baik praktisi maupun akademisi. Banyak sekali bermunculan
artikel, buku, dan penelitian mengenai topik ini. Kepemimpinan diyakini salah
satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi bawahan. Salah satu faktor
penting yang mempengaruhi keberhasilan proses kepemimpinan adalah perilaku
pemimpin yang bersangkutan atau gaya pemimpin. Ada berbagai teori yang
berusaha menjelaskan tentang perilaku pemimpin.
Menurut Yukl (2009), teori gaya kepemimpinan transformasional pertama
kali dikemukakan oleh Burns (1978). Burns membedakan antara kepemimpinan
transaksional dengan kepemimpinan transformasional. Konsepsi kepemimpinan
transformasional pertama kali dikemukakan oleh James McGregor Burns. Dalam

10

kaitannya dengan kepemimpinan transformasional, Bernard Bass (Stone et
al,2004) mengatakan sebagai berikut: Transformational leaders transform the
personal values of flowers to support the vision and goals of the organization by
fostering an environment where relationships can be formed and by establishing a
climate of trust in which visions can be shared”. Selanjutnya, secara operasional
Bernard Bass (Gill et al, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional
sebagai berikut: ”Leadership and performance beyond expectations”. Sedangkan
Tracy and Hinkin (Gill dkk, 2010) memaknai kepemimpinan transformasional
sebagai berikut: “The process of influencing major changes in the attitudes and
assumptions of organization members and building commitment for the
organization’s mission or objectives”.defenisi kepemimpinan dianggap sebagai
proses mempengaruhi perubahan dalam perilaku dan asumsi dari anggota
organisasi dan membangun komitmen untuk misi dan tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan
yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh bawahan untuk
mendukung visi dan tujuan organisasi. Melalui transformasi nilai-nilai tersebut,
hubungan baik antar anggota organisasi dapat dibangun sehingga muncul iklim
saling percaya diantara anggota organisasi. seorang pemimpin dikatakan bergaya
transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah apa yang biasa
dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan,
keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan
melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan
pribadinya.

11

Komitmen menjadi salah satu perhatian utama yang dipengaruhi oleh salah
satunya adalah pengalaman kerja. Pengalaman kerja merupakan proses
pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan
karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan
(Manulang, 1984 : 15). Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan
waktu lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Lamanya pekerja tersebut
dapat dilihat dari banyaknya tahun, yaitu sejak pertama kali diangkat menjadi
karyawan atau staf pada suatu lapangan kerja tertentu. Faktor berikutnya yang
mempengaruhi komitmen afektif ialah motivasi , motivasi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi. Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya.
Stimulus yang dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang
sehingga

menimbulkan

(Siswanto,2008:122).

pengaruh

Motivasi

perilaku

seseorang

orang
biasanya

yang

bersangkutan

meliputi:

Kinerja,

Penghargaan, Tantangan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Keterlibatan dan
kesempatan (Sagir,1985:97-99).
Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja, adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktifitas dalam kerja mengandung unsur
suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan untuk
memenuhi kebutuhannya. Namun demikian dibalik dari tujuan yang tidak
langsung tersebut orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan, upah atau gaji
dari hasil kerjanya. Motivasi berkenaan dengan tujuan yang langsung menjadi
arah tindakan. Tanpa tujuan yang jelas, sulit didapatkan motivasi yang kuat untuk
mencapainya. Motivasi adalah kegiatan yang telah mendorong dan berkelanjutan
(bertahan terus menerus) artinya tanda ada dorongan yang terus menerus, mustahil

12

motivasi akan muncul (Usman,2013:276).

Dari berbagai pendapat mengenai

definisi motivasi dan definisi kerja di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari
dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi
menggunakan semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sehingga mencapai kepuasan sesuai
dengan keinginannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka sangat
cukup alasan peneliti untuk melaksanakan penelitian Pengaruh tentang gaya
kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Pengalaman Kerja, dan
Motivasi kerja terhadap Komitmen afektif guru.
B. Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan itu, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai
berikut, yaitu : (1) Apakah budaya organisasi berpengaruh langsung terhadap
komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (2) Apakah gaya
kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif
guru SMK Negeri Kota Binjai ? (3) Apakah pengalaman kerja berpengaruh
langsung terhadap komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai ? (4)
Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru
SMK Negeri Kota Binjai? (5) Apakah kepuasan kerja berpengaruh langsung
terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (6) Apakah tantangan
kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota
Binjai ? (7) Apakah Pendidikan berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif
guru SMK Negeri Kota Binjai ? (8) Apakah etika berpengaruh langsung terhadap

13

komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ? (9) Apakah Penghargaan Kerja
berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ?
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan dan pengkajian faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
komitmen afektif ini dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh faktor yang
diperkirakan memiliki hubungan atau pengaruh. Namun melihat faktor tersebut
sangat banyak dan kompleks, maka penelitian ini dibatasi pada faktor yang
diperkirakan memiliki hubungan atau pengaruh yang lebih dominan terhadap
komitmen afektif guru yaitu persepsi gaya kepemimpinan transformasional
Kepala Sekolah, pengalaman kerja dan motivasi kerja. Hal ini didasarkan atas
alasan yaitu persepsi gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya
kepemimpinan yang berupaya mentransformasikan nilai-nilai yang dianut oleh
bawahan untuk mendukung visi dan tujuan organisasi. Seorang pemimpin
dikatakan bergaya transformasional apabila dapat mengubah situasi, mengubah
apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan luhur, memiliki acuan nilai
kebebasan, keadilan dan kesamaan. Gaya kepemimpinan transformasional
merupakan satu faktor penting yang mempengaruhi komitmen afektif guru.
Pengalaman kerja juga menjadi faktor penting yang memiliki pengaruh terhadap
komitmen afektif, hal ini didasarkan pada alasan bahwa pengalaman kerja
merupakan proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode
suatu pekerjaan keterlibatan karyawan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan, hal ini
menentukan komitmen afektif guru. Alasan faktor berikutnya adalah motivasi
kerja, bahwa motivasi kerja menjadi penyebab manusia bekerja sampai pada
akhirnya menjadi kebutuhan seseorang bekerja yang mengandung unsur suatu

14

kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu yang tumbuh dalam diri seseorang, baik
yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya dan memiliki komitmen afektif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah sebelumnya maka
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1.

Apakah gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap motivasi kerja guru di SMKN Kota Binjai ?

2.

Apakah Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja
guru di SMKN Kota Binjai ?

3.

Apakah gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai?

4.

Apakah pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen
afektif guru SMK Negeri Kota Binjai ?

5.

Apakah Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif
guru di SMKN Kota Binjai ?

E. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.

Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap motivasi kerja guru di SMKN Kota Binjai ?

2.

Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru di
SMKN Kota Binjai ?

15

3.

Gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh
langsung terhadap komitmen afektif guru SMK Negeri Kota Binjai?

4.

Pengalaman kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru
SMK Negeri Kota Binjai ?

5.

Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen afektif guru di
SMKN Kota Binjai ?

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfat secara teoritis dan
praktis.
1.

Manfaat teoretis antara lain :
a.

Menguatkan teori mengenai gaya kepemimpinan transformasional
kepala sekolah, pengalaman kerja, motivasi kerja dan komitmen
afektif.

b.

Mendukung teori colquitt, Bass, Yukl dan teori lainnya yang
berhubungan dengan komitmen afektif

2.

Manfaat praktis
a.

Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai
dalam meningkatkan komitmen afektif pengawas sekolah.

b.

Sebagai bahan masukan bagi pengawas dalam meningkatkan gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

c.

Sebagai bahan masukan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan
komitmen afektif guru.

16

d.

Sebagai bahan masukan untuk peneliti selanjutnya mengenai gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja,
motivasi kerja dan komitmen afektif guru.

17

18

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang
diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja, dan motivasi kerja
terhadap komitmen afektif, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.

Terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap motivasi kerja guru, artinya peningkatan gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Binjai.

2.

Terdapat pengaruh langsung positif Pengalaman kerja terhadap motivasi kerja
guru, artinya peningkatan pengalaman kerja akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan motivasi kerja guru di SMK Negeri Kota Binjai.

3.

Terdapat pengaruh langsung positif gaya kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap komitmen afektif, artinya peningkatan persepsi tentang gaya
kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan komitmen afektif guru di SMK Negeri Kota Binjai.

4.

Terdapat pengaruh langsung positif

Pengalaman kerja terhadap komitmen

afektif, artinya peningkatan pengalaman kerja akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan komitmen afektif di SMK Negeri Kota Binjai.

136

137

5.

Terdapat pengaruh langsung positif Motivasi kerja terhadap komitmen afektif,
artinya peningkatan motivasi kerja akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
komitmen afektif di SMK Negeri Kota Binjai.

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkankan
gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah, pengalaman kerja dan
motivasi kerja lebih baik lagi, sehingga komitmen afektif guru dapat
meningkat. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat
dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut:
1.

Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja, sehingga Jika ingin
meningkatkan komitmen afektif maka perlu dilakukan terlebih dahulu
peningkatan persepsi gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah
terhadap motivasi kerja. Yang dimaksudkan berkaitan dengan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, umpan
balik atas hasil pekerjaannya, memiliki perasaan senang dalam bekerja,
berusaha untung mengungguli orang, lebih mengutamakan prestasi dari apa
yang dikerjakannya, berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya, bekerja
dengan harapan ingin memperoleh insentif dan bekerja dengan harapan ingin
mendapatkan

perhatian.

Sedangkan

faktor

pengaruh

persepsi

gaya

kepemimpinan transformasional kepala sekolah, yang perlu ditingkatkan
terlebih dahulu berkaitan dengan karisma, motivasi inspirasional, stimulasi
intelektual dan pertimbangan individual. Persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap

138

komitmen afektif, yaitu terjadi peningkatan persepsi gaya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah akan mengakibatkan komitmen afektif
meningkat.

2.

Dengan telah terujinya adanya pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap
motivasi kerja, sehingga Jika ingin meningkatkan komitmen afektif maka perlu
dilakukan terlebih dahulu peningkatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Ruang Dan Motivasi Intrinsik Perawat Pelaksana Kontrak Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Kontrak Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

8 115 135

Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja

6 68 155

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SMA NEGERI KECAMATAN BINJAI SELATAN KOTA BINJAI.

1 3 45

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 35

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN AFEKTIF GURU SMK KESEHATAN DI KOTA MEDAN.

0 5 22

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR Pengaruh Motivasi Kerja Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMK Negeri 1 Karanganyar Tahun 2015.

0 3 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA MEDAN.

1 8 41

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA.

0 0 44

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 2 55

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMK YPE KROYA.

0 0 2