PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN

KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN

MEDAN KOTA

PROPOSAL TESIS

OLEH

H E N N Y

NPM. 8106132006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH,

MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN KERJA GURU

DI KECAMATAN MEDAN KOTA

Disusun dan diajukan oleh:

H E N N Y

NIM: 8106132006

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

pada Tanggal 1 September 2012 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Medan, 1 September 2012

Menyetujui


(3)

(4)

ii ABSTRAK

Henny, 8106132006. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja, (2) pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen kerja guru, (3) pengaruh langsung motivasi kerja terhadap komitmen kerja guru.

Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian Survei dengan pendekatan analisis jalur (path analysis). Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota yang berjumlah 324 orang guru. Untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan sampel sebanyak 179 orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan komitmen kerja guru menggunakan angket.

Untuk perhitungan uji validitas angket, digunakan rumus product moment dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha. Hasil perhitungan reliabilitas angket kepemimpinan kepala sekolah diperoleh sebesar 0,960 dan motivasi kerja sebesar 0,947 dan komitmen kerja guru sebesar 0,927.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja dengan koefisien jalur ρ21= 0,606 dan besar pengaruh yang diberikan oleh variabel kepemimpinan

kepala sekolah terhadap motivasi kerja adalah yaitu 36,27%, (2) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen kerja guru dengan koefisien jalur ρ31= 0,146, dan besar pengaruh yang

diberikan oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen kerja guru adalah yaitu 2,13%, (3) terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan motivasi kerja terhadap komitmen kerja guru dengan koefisien jalur ρ32= 0.433

dan besar pengaruh yang diberikan oleh variabel motivasi kerja terhadap komitmen kerja guru adalah yaitu 18,74%.

Semakin baik kepemimpinan kepala sekolah dan semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi komitmen kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Untuk itu, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan komitmen kerja guru, maka perlu peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja.


(5)

iii

ABSTRACT

Henny, 8106132006. The Effect of Leadership of the Principal and Work

Motivation on Teacher’s Work Commitment of Junior High School in City

Medan Regency. Thesis, Post Graduate of State University of Medan, 2012.

The objective of this research is to find out: (1) the effect of leadership of the principal on work motivation (2) the effect of leadership of the principal on teacher’s work commitment, (3) the effect of work motivation on teacher’s work commitment.

The research population were junior high school teachers in city Medan regency, the number of population of 324 teachers. Samples are determined by using Slovin formula were 179 junior high school teachers. The research instrument used questionnaire on leadership of the Principal, work motivation and teacher’s work commitment.

The validity of questionnaire are determined by Product Moment Correlation, and reliability test by Alpha Cronbach formula. The reliability coefficient of leadership of the principal is 0.960, work motivation is 0,947, and teacher’s work commitment is 0,927.

The results of this research show: (1) there is a positive and significant effect directly leadership of the principal on work motivation with ρ21= 0,606 and

the percentage of effect is given by the variable leadership of the principal on work motivation is 36,27%, (2) there is a positive and significant effect directly leadership of the principal on teacher’s work commitment with ρ31= 0146. The

percentage of direct effect is given by the variable leadership of the principal on teacher’s work commitment is 2,13%, and (3) there is a positive and significant effect directly work motivation on teacher’s work commitment with ρ32= 0,433

and the percentage of effect is given by the variable teacher’s work motivation on teacher’s work commitment is 18,74%.

Based on research results obtained, we could conclude that the good effect of leadership of the principal and work motivation would be highly effected teacher’s work commitment of junior high school in city Medan regency. It suggested in this study to optimize teacher’s work commitment is needed implementation of leadership of the principal and work motivation.


(6)

V1

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 13

C. Pembatasan Masalah ... 14

D. Rumusan Masalah ... 15

E. Tujuan Penelitian ………... 15 F. Manfaat Penelitian ... 16

BAB II. KERANGKA TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretik ... 17

1. Komitmen Kerja ... 17

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 24

3. Motivasi Kerja ... 37

B. Penelitian yang Relevan ... 46


(7)

V1

viii

1. Pengaruh Kepemimpinan kepala sekolah terhadap

Motivasi Kerja ... 48

2. Pengaruh Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Komitmen kerja ... 49

3. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Komitmen kerja ... 50

D. Hipotesis Penelitian ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.. Tempat dan Waktu Penelitian ... 52

B. Metode Penelitian ... 52

C. Model Teoretik Variabel Penelitian . ... 52

D. Populasi dan Sampel ... 54

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 55

1. Komitmen Kerja ... 55

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 56

3. Motivasi Kerja ... 57

F. Instrumen Penelitian ... 58

1. Uji coba Instrumen ... 58

2. Uji Validitas (kesahihan) ... 59

2. Uji Reliabilitas (keterandalan)... 61

G. Teknik Analisis Data ... 62

H. Hipotesis Statistik ... 67

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN……… .... ……. 69

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... …… 69

1. Komitmen Kerja Guru (X3) ... …… 70


(8)

V1

ix

3. Motivasi kerja (X2) ... ……. 74

4. Tingkat Kecenderungan dari variabel penelitian ... 76

4. 1. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Kerja Guru ... ……. 76

4. 2. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ... ……. 77

4. 3. Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja Guru ... …….. 78

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... …….. 79

1. Uji Normalitas ... …….. 79

2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... ……. 81

3. Uji Homogenitas……… .. 89

C. Analisis Model ... …… 90

1. Perhitungan Koefisien Korelasi (r) Antar Variabel Penelitian ... …. ... 90

2. Perhitungan Koefisien Jalur (r) Antar Variabel Penelitian ... …... 91

3. Pengujian Hipotesis ... …... 92

a. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja ... ….... 94

b. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Komitmen Kerja Guru... …… 94

c. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Kerja… .. 95

D. Peengaruh Langsung dan Tidak Langsuang ... ….. 96


(9)

V1

x

F. Keterbatasan Penelitian ... ……. 103

BAB. V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN……… ... ... 105

5.1. Simpulan ... ... 105

5.2. Implikasi ... ... 106

1. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Guru Melalui Peningkatan Kepemimpinan Kepala Sekolah ... ... 106

2. Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru Melalui Peningkatan Kepemimpinan Kepala Sekolah ... ... 108

3. Upaya Peningkatan Komitmen Kerja Guru Melalui Peningkatan Motivasi Kerja Guru ... ... 110

5.3. Saran Penelitian ... ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... ... 114

LAMPIRAN ... 120


(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Jumlah Populasi Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.. 54

Tabel 3.2 : Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan Sekolah……… 55

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Komitmen Kerja ... 56

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah ... ... 57

Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrumen Motivasi Kerja ... 58

Tabel 3.6 : Kriteria Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 61

Tabel 3.7 : Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 62

Tabel 4.1 : Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian... 69

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Kerja Guru (X3)... 70

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1). 72 Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kerja (X2)... 74

Tabel 4.5 : Tingkat Kecenderungan Data Komitmen Kerja Guru ... 76

Tabel 4.6 : Tingkat Kecenderungan Data Kepemimpinan Kepala Sekolah... 77

Tabel 4.7 : Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja... 78

Tabel 4.8 : Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorov-Smirnov 80 Tabel 4.9 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi 2 ˆ X = 39,14 + 0,63X1. ... 81

Tabel 4.10 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi 3 ˆ X = 65,70 + 0,48X1.. ... 84

Tabel 4.11 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi 3 ˆ X = 55,86 + 0,60X2.. ... 86

Tabel 4.12 : Rangkuman Uji Homogenitas Antar Pasangan Variabel Penelitian... 89


(11)

xii

Tabel 4.13 : Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi (r)

Sederhana antar Variabel Penelitian... 90 Tabel 4.14 : Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi (r) dengan

Menggunakan uji t ... 91 Tabel 4.15 : Rangkuman Besar Koefisien Jalur (ρ) dan Uji Signifikansi

Koefisien Jalur... ... 92 Tabel 4.16 : Pengaruh Langsung Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Terhadap Motivasi Kerja (X2) ... 96

Tabel 4.17 : Rangkuman pengaruh langsung dan tidak langsung

Kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan Motivasi kerja (X2)


(12)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ... 120

2. Laporan Ujicoba Instrumen Penelitian ... 129

3. Data Induk Penelitian ... 155

4. Rangkuman Data Induk Penelitian ... 170

5. Perhitungan Analisis Deskriptif ... 172

6. Perhitungan Tingkat Kecenderungan Data ... 180

7. Pengujian Persyaratan Analisis ... 185

8. Uji Signifikansi Koefisien Regresi dan Linieritas ... 189

9. Uji Homogenitas ... 196

10. Analisis Korelasi dan Jalur ... 208

11. Uji Signifikansi Koefisien Jalur... 212

12. Perhitungan Pengaruh Secara Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Secara Proporsional ... 215


(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Proses Motivasi ... ... 40

Gambar 2.2. : Proses Motivasi Tahap Awal ... 42

Gambar 2.3. : Teori dua faktor dari Herzberg ... 44

Gambar 3.1. : Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi... 53

Gambar 3.2. : Model Teoretik Variabel Penelitian ... 54

Gambar 4.1. : Histogram Skor Komitmen Kerja Guru (X3)... 71

Gambar 4.2. : Histogram Skor Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)... 73

Gambar 4.3. : Histogram Skor Motivasi Kerja Guru (X2)... 75

Gambar 4.4. : Uji Linieritas Variabel Motivasi kerja Atas Variabel Kepemimpinan kepala sekolah... 83

Gambar 4.5. : Uji Linieritas Variabel Komitmen Kerja Guru Atas Kepemimpinan Kepala Sekolah... 85

Gambar 4.6. : Uji Linieritas Variabel Komitmen Kerja Guru Atas Motivasi Kerja... 88

Gambar 4.7. : Model statistik variabel penelitian... 92

Gambar 4.8. : Diagram Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Komitmen Kerja Guru (X3)... 93


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam menunjang kemajuan suatu Negara melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan SDM dapat dilaksanakan pada lembaga-lembaga pendidikan, baik formal, informal maupun non formal. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu melahirkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Kemampuan untuk menemukan, melahirkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tersebut, hanya dapat dilakukan melalui pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan kunci yang dapat mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa, dan merupakan upaya strategis untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan sikap mental (attitude) sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas tentunya akan menghasilkan sumber daya manusia yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya lain.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan suatu organisasi haruslah selalu mengikuti perkembangan dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sertan tuntutan masyarakat sebagai pengguna jasa dan layanan. Untuk memperoleh hasil tersebut agar sesuai dengan harapan, maka diperlukan sekolah yang mempunyai sumberdaya yang handal. Menurut Fattah (2003:1) bahwa Sekolah merupakan wadah tempat proses pendidikan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Ini menunjukkan bahwa Sekolah merupakan suatu organisasi yang berperan


(15)

2

dalam penyelenggaraan pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan, yaitu kepala sekolah, guru, pegawai, konselor, siswa, serta komite sekolah yang digolongkan sebagai sumber daya manusia yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Guru sebagai suatu asset sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran di Sekolah. Guru memiliki peran sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih bagi siswa, dan merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) yang dapat mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku siswa menuju kehidupan yang lebih baik, dan mandiri. Tugas dan kewajiban serta tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik, ternyata merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru yang professional dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Hal ini disebabkan peranan guru dalam proses pembelajaran meliputi banyak hal, di antaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Sebagai tulang punggung pendidikan, guru diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya akan berupaya mengembangkan potensi-potensi yang ada pada peserta didik, sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.

Namun dalam kenyataannya, bahwa pendidikan di Indonesia masih belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Berdasarkan data dari United


(16)

3

SDM Indonesia berada diurutan ke-109, dibandingkan dengan Brunai ke-27, Singapura ke-28, Malaysia ke-63, Thailand ke-81 dan Srilangka ke-104. Data ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia masih rendah (http:hdr.

Undp.org/en/statistics). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Balitbang PDIP pada

tahun 2007 menemukan bahwa presentasi guru yang layak sesuai dengan profesinya adalah sebagai berikut: guru SMA 67,1%, guru SMP 64,1%, dan guru SD sebesar 50,7%. Temuan ini menunjukkan rata-rata keseluruhan guru, mulai dari guru SD, SMP, dan SMA rata-rata 60,6% yang layak dan 39,4% belum profesional atau belum layak menjadi guru. Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan masih banyak guru yang belum memiliki komitmen yang tinggi terhadap profesinya sebagai guru. Hal ini akan memberi dampak terhadap kinerjanya dalam melakukan tugasnya sebagai guru. Hasil temuan UNICEF pada tahun 2008 juga menyebutkan bahwa tantangan yang muncul dalam pendidikan saat ini adalah masalah kualifikasi guru, metode mengajar yang efektif, manajemen sekolah, dan keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.

Selain itu, bila diamati beberapa fenomena yang terjadi saat ini, masih banyak ditemukan keinginan guru untuk meningkatkan prestasi masih rendah, motivasi untuk mengembangkan materi pelajaran masih kurang, kemampuan guru untuk menghimpun materi pelajaran dari berbagai buku sumber masih rendah, minimnya penelitian-penelitian tindakan kelas yang dihasilkan guru, tulisan-tulisan dalam bentuk artikel yang dihasilkan guru dan diterbitkan dalam jurnal maupun media massa masih masih minim, sebagian guru masih menggunakan silabus dan rencana pelaksanaan pembeiajaran (RPP) milik orang lain, mengajar tidak sesuai dengan program yang telah disusun, tidak mengajar sesuai dengan


(17)

4

bidang keahliannya akibat kurangnya guru sesuai dengan bidang yang dibutuhkan sementara bidang tertentu melebihi, masih senangnya guru-guru menggunakan waktu luang untuk mengobrol-ngobrol di kantin. Fenomena ini menunjukkan masih rendahnya motivasi dan komitmen kerja guru dalam mengembangkan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya, walaupun perhatian terhadap guru telah ditingkatkan melalui sertifikasi guru sehingga disebut guru professional. Rendahnya komitmen mencerminkan kurangnya tanggungjawab seseorang dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru pada SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 8 di Kecamatan Medan Kota menunjukkan bahwa komitmen kerja guru-guru masih relatif rendah. Hal ini terlihat masih banyak guru terlambat sampai di sekolah, hanya 40% guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan baik, 30% guru melakukan inovasi untuk pengembangan bahan ajar, 65% guru mengajar yang cara yang masih monoton, serta sekitar 60% kemauan guru untuk mengembangkan potensi dan kualitas diri sehingga masih minimnya prestasi siswa maupun prestasi kerja guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka sudah merupakan perioritas untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perbaikan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru yang professional, yaitu sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing. Guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa adanya dukungan dari kepala sekolah sebagai pimpinan dan faktor pendukung lainnya yang dapat mempengaruhi keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya. Banyak faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya, yang berasal dari faktor dari


(18)

5

dalam diri guru maupun dari luar dirinya. Salah satu faktor dari dalam diri yang sangat mendukung dalam melakukan perubahan ke arah peningkatan mutu adalah faktor komitmen guru. Komitmen merupakan keterikatan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Caruana (dalam Purba, 2010:187) bahwa pengertian komitmen merupakan ikatan emosional untuk selalu memihak kepada organisasinya serta kemudian berupaya mencapai tujuan organisasi. Lebih lanjut, Schatz dan Schatz (1995:67) menyatakan bahwa komitmen merupakan hal yang paling mendasar bagi setiap orang dalam pekerjaannya, tanpa adanya suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepadanya sulit untuk terlaksana dengan baik. Seorang guru yang baik akan menetapkan komitmen pada dirinya untuk sanggup bekerja keras dan bertanggungjawab atas tugasnya. Ini menunjukkan bahwa komitmen merupakan keputusan seseorang terhadap dirinya sendiri untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, dapat dinyatakan bila guru memiliki komitmen untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, maka guru tersebut akan lebih berhasil dibandingkan dengan guru yang tidak mempunyai komitmen. Pernyataan ini didukung Allen dan Meyer (1997:15) yang memberikan asumsi bahwa komitmen individu terhadap organisasi merupakan bagian yang penting dalam proses individu di dalam organisasi itu sendiri. Tuntutan terhadap guru yang berkomitmen tinggi dalam sekolah merupakan sebuah kebutuhan, mengingat guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di Sekolah memegang peranan penting dan strategis dalam penentuan tercapainya tujuan pembelajaran.


(19)

6

Guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran, karena berhadapan langsung terhadap siswa. Tuntutan terhadap guru profesional haruslah dapat mengelola dan mengembangkan pembelajaran ke arah yang lebi baik dan menyenangkan. Untuk itu, seorang guru diharapkan dapat menjalankan tugasnya, baik sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing serta mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dalam peningkatan mutu pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan. Bila seorang guru memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya, maka guru tersebut akan berusaha untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggungjawab sehingga kinerja akan meningkat. Pernyataan ini didukung oleh Kinicki dan Veccio (1994:75) bahwa komitmen yang lebih tinggi dapat mempermudah terwujudnya produktivitas yang lebih tinggi.

Kerja secara umum diartikan sebagai suatu kondisi yang dibutuhkan manusia. Seorang bekerja karena ingin memenuhi kebutuhannya sehingga melalui aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih baik, karena kebutuhannya terpenuhi. Melalui bekerja seseorang tidak semata mendapatkan penghasilan, tetapi banyak lagi aspek lainnya yang dapat dicapai dari pekerjaannya seperti, status sosial, penghargan dan lain-lain. Bekerja juga mengandung arti melaksanakan sesuatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan (Assad, 1998: 46). Dengan demikian, komitmen kerja adalah kesadaran untuk melaksanakan kegiatan dalam bekerja pada suatu organisasi yang ditujukkan oleh sikap, nilai, dan kebiasan atau kelakuan dalam bekerja (Attawood and Dimmack, 1989:21().. Tingginya komitmen pekerja tersebut tidak terlepas dari rasa percaya akan


(20)

7

baiknya perlakuan manajemen terhadap mereka, yaitu adanya pendekatan manajemen terhadap sumber daya manusia sebagai aset yang berharga dan bukan semata-mata sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi sekehendak manajemen, karena pekerja yang memiliki komitmen yang tinggi akan memiliki nilai absensi yang rendah, memiliki masa kerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras, serta menunjukkan prestasi yang lebih baik (Dessler, 2001:58-67).

Komitmen kerja dapat terbangun dalam diri seorang guru. Komitmen kerja yang tinggi sering mempengaruhi kehidupan seseorang karena seseorang yang memiliki komitmen kerja yang tinggi akan lebih banyak memberikan waktunya untuk kepentingan pekerjaannya dengan cara menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh organisasi dengan sebaik-baiknya, bahkan rela bekerja dengan waktu yang lebih panjang demi tercapainya tujuan organisasi. Seorang guru yang memiliki komitmen kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya, akan mendayagunakan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemajuan Sekolahnya.

Menurut Colquitt, LePine dan Wesson, (2009:8) bahwa komitmen dipengaruhi oleh budaya dan struktur organisasi, gaya dan perilaku kepemimpinan, pengaruh kepemimpinan, proses dan karakteristik tim, nilai budaya dan personal, kemampuan, kepuasan kerja, stres, motivasi, etika, dan pengambilan keputusan. Sedangkan, Newstroom (2007:195) menyatakan bahwa komitmen dan kepuasan kerja dipengaruhi oleh kepemimpinan, budaya organisasi dan manajemen Berdasarkan teori tersebut, kepemimpinan dan motivasi berpengaruh terhadap komitmen. Grant yang dikutip Hurber (1996:145) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai suatu pedoman, kelangsungan,


(21)

8

pembelajaran serta pemberian motivasi dalam mencapai tujuan dan prestasi. Penelitian yang dilakukan Brown, (2003:1) terhadap 361 orang karyawan Charlottesville Virginia City menemukan kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan (relation-oriented leadership) memberikan variasi yang besar terhadap komitmen afektif. Temuan penelitian Lumban Gaol (2012:107) bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap terhadap komitmen guru melalui motivasi kerja adalah 36,30%. Penelitian yang dilakukan Ambarita (2010:42) terhadap 284 orang dosen Universitas Negeri Medan menemukan kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi. Selain itu Siagian (2003:32) menyatakan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap Motivasi Kerja. Kepemimpinan di dalam suatu organisasi hanya efektif jika kepemimpinan itu diterima orang lain. Dengan kata lain, kepemimpinan seseorang harus diakui dan diterima oleh para bawahannya sehingga wewenangnya untuk memimpin dan keinginan-keinginan yang hendak direalisasi sesuai dengan keinginan pimpinan tersebut. Bila guru menerima kepemimpinan kepala sekolah, maka akan meningkatkan motivasi kerja sehingga komitmen guru akan meningkat. Selain itu, Allen dan Meyer (1997:16) memberi asumsi bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja yang dapat meningkatkan komitmen pada organisasi. Hal ini di dukung penelitian yang dilakukan Solin (2012:90) terhadap 56 orang guru menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen normatif guru.

Menurut Husaini (2008:275) kepemimpinan ialah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan


(22)

9

untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dengan demikian, Kepemimpinan adalah suatu seni proses mempengaruhi orang lain sehingga mereka akan senang berusaha untuk mencapai tujuan, sehingga menyebabkan seorang merasa puas bila mampu menggerakkan maupun memberdayakan bawahannya untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Yulk (2007:8) kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang agar memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfalisitasi upaya individu dan kolektif untuk tujuan bersama. Sedangkan, Rivai (2008:2) menyatakan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Menurut Stoner dan Freeman dalam Purba (2010:23) bahwa “Leadership is the art of coordinating and motivating individual and group to

achieve the desired end” (Kepemimpinan adalah seni untuk mengkoordinasikan dan pemberian motivasi terhadap individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu). Sedangkan, Goleman (2005:303). menyatakan kepemimpinan adalah kecakapan yang dapat membangkitkan daya cipta orang lain dan mengilhami mereka bergerak ke arah yang dikehendaki, (Maksud kecakapan diartikan adalah pencapaian prestasi, kepercayaan diri dan komitmen). Kousez dan Posner (2004:25) menyatakan kepemimpinan merupakan proses timbal balik antara mereka ingin memimpin dengan mereka yang memilih untuk mengikuti, artinya kepemimpinan merupakan hubungan antara orang-orang yang terpanggil untuk memimpin dan orang-orang yang memilih untuk mengikuti. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah


(23)

10

ilmu atau seni, proses mempengaruhi, motivasi, perintah, pengarahan, dan bimbingan oleh pimpinan terhadap bawahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Hoy dan Miskel (1982:258) menjelaskan tentang perilaku kepemimpinan merupakan hasil penyatuan dari dua fungsi, yaitu: (a) fungsi tugas (pencapaian sasaran), yaitu untuk memudahkan dan mengkoordinasikan usaha kelompok dalam memilih, memecahkan masalah bersama. Pemimpin akan memprakarsai gagasan, mencari dan memberi informasi atau pendapat, menjelaskan gagasan

orang lain, dan menyimpulkan gagasan yang telah diterima bersama,. dan (b) fungsi hubungan (pemeliharaan), yaitu pengembangan cara anggota kelompok

bekerja bersama dan menekankan pada loyalitas terhadap kelompok secara keseluruhan. Pemimpin harus bersahabat, hangat, dan tanggap terhadap orang lain, dapat memancarkan perasaan yang dapat dirasakan dalam kelompok serta menyerasikan dan memudahkan keikutsertaan orang lain. Seseorang yang mampu menjalankan kedua fungsi tersebut secara bersamaan akan berhasil menjadi pemimpin yang sangat efektif. Hal ini didukung Sagala (2009:154) bahwa pemimpin yang efektif hendaknya aktif tidak pasif, konsisten bukan inkonsisten, lebih memikirkan yang prinsip dibandingkan yang nonprinsip, powerfull dibandingkan lemah, dan komunikatif bukannya cerewet.

Kepala sekolah sebagai pemimpin di Sekeloh haruslah memahami kondisi dan keadaan sekolah sehinggan ia akan dapat berhasil dalam kepemimpinannya apabila dia memahami sekolah tersebut sebagai suatu organisasi yang komplek dan unik, serta mampu melaksanakan peranannya sebagai kepala sekolah yang diberikan tugas tambahan dan tanggungjawab untuk memimpin. Kepemimpinan


(24)

11

seorang kepala sekolah dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja para bawahannya untuk mencapai sasaran yang maksimal. Penelitian Edmonds dalam Sagala (2007:90) memberi gambaran bahwa kemampuan kepala sekolah menjadi penggerak utama dalam pelaksanaan program sekolah. Dengan demikian, kepala sekolah diharapkan dapat mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja mencapai visi misi sekolah tanpa paksaan. Sebagai penggerak para guru, kepala sekolah harus mampu berperan sebagai pemimpin yang menggerakkan para guru agar kinerjanya meningkat. Hal ini didukung Sagala (2009:145) yang menyatakan bahwa kepemimpinan yang kuat dan tangguh serta memiliki komitmen yang kuat dalam menyelenggarakan program organisasi amat diperlukan dalam suatu organisasi. Dengan demikian, kepala sekolah dapat menentukan apakah suatu organisasi sekolah mampu mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan atau tidak sehingga kepemimpinan kepala sekolah merupakan rangkaian kegiatan penataan yang diwujudkan sebagai kemampuan mempengaruhi perilaku anggota organisasi dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan selalu memberi kesan yang menarik karena dalam kepemimpinan adalah suatu seni yang memerlukan gaya dan sikap dalam memimpin lembaga pendidikan. Kepemimpinan tidak ada yang baik untuk semua situasi, karena memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk itu, kepala sekolah harus dapat menentukan dan menerapkan kepemimpinan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi agar dapat meningkatkan motivasi kerja bawahannya. Penelitian Diana (2007:27) menemukan kepemimpinan kepala sekolah


(25)

12

berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru, dengan besar sumbangan sebesar 17,5%. Hasil penelitian Lumban Gaol (2012:107) bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah secara langsung berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja guru. Besarnya pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah secara langsung terhadap motivasi kerja adalah 73,96%.

Motivasi yaitu dorongan atau keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan. Husaini (2008:250), menyatakan motivasi ialah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkanm motif adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire) atau impuls. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang dalam berperilaku. Dengan demikian, motivasi kerja dapat diartikan sebagai daya dorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuannya dalam bentuk keahliannya atau keterampilan, tenaga dan waktu untuk menggerakkan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan komitmen kerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi terhadap komitmen kerja seseorang tergantung seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Motivasi kerja guru adalah satu proses yang dilakukan untuk menggerakkan seluruh warga sekolah agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya–upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi kerja guru


(26)

13

merupakan tenaga pendorong dan penarik dari dalam dan luar diri seseorang agar perilakunya dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata yang akan menyebabkannya melakukan sesuatu serta berusaha mencapai tujuan pendidikan. Motivasi kerja guru muncul dikarenakan oleh rangsangan ataupun dorongan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri seorang pengawas (Sinaga dan Masyitah, 2009:40).

Motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen kerja guru. Wahyusumidjo (1994:172) menyatakan keberhasilan seorang pemimpin menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi selain kewibawaannya juga terletak pada kemampuannya memotivasi orang lain. Pernyataan yang sama dikemukakan Schultz dan Ellen (1994:101) bahwa komitmen individu terhadap organisasi merupakan bagian yang penting dalam proses individu didalam organisasi itu sendiri. Ada hubungan yang sangat signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja dengan komitmen pada organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang komitmen kerja guru dengan melakukan eksplorasi terhadap beberapa variabel, yang diprediksi mempengaruhi komitmen kerja guru, baik secara empiris dan konseptual, yaitu pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Dengan demikian, akan dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.

B. Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diuraikan pada teori sebelumnya dalam latar belakang masalah, banyak faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja guru. Hal ini akan mengundang sejumlah pertanyaan tentang factor-faktor yang berpengaruh


(27)

14

terhadap komitmen guru tersebut. Untuk itu perlu diidentifikasi, dan perlu dipertanyakan: Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja?, Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja?, Apakah gaya dan perilaku kepemimpinan berpengaruh terhadap motivasi kerja?, Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah karekteristik tim berpengaruh terhadap motivasi kerja?, Apakah struktur organisasi, berpengaruh terhadap komitmen kerja guru? Apakah pengendalian stress berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah nilai budaya dan personal berpengaruh terhadap motivasi kerja?, Apakah kepuasaan kerja berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah struktur organisasi berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja?. Apakah pengambilan keputusan berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?, Apakah etika berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi yang telah diuraikan di atas, terlihat banyak faktor yang berpengaruh terhadap komitmen kerja guru sehingga penelitian perlu dibatasi, yaitu variabel kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Pembatasan masalah ini dilakukan bukan berarti mengabaikan pengaruh dari faktor lain, akan tetapi lebih karena pertimbangan waktu dan kemampuan yang tidak memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel penelitian tersebut.


(28)

15

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah seperti diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan, yaitu:

1. Bagaimanakah tingkat kecenderungan Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kecamatan Medan Kota?

2. Bagaimanakah tingkat kecenderungan Motivasi Kerja guru di Kecamatan Medan Kota?

3. Bagaimanakah tingkat kecenderungan Komitmen Kerja guru di Kecamatan Medan Kota?

4. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja?

5. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?

6. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen kerja guru?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kecamatan Medan Kota.

2. Untuk mengetahui tingkat tingkat kecenderungan Motivasi Kerja guru di Kecamatan Medan Kota.

3. Untuk mengetahui tingkat kecenderungan Komitmen Kerja guru di Kecamatan Medan Kota.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja.


(29)

16

5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap komitmen kerja guru.

6. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap komitmen kerja guru.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik untuk: 1. Secara teoretis

Memberi informasi untuk pengembangan model manajemen terutama pada perilaku organisasi, khususnya teori komitmen, kepemimpinan dan motivasi.

2. Secara praktis

2.1. Bagi Dinas Pendidikan dan para stake holders yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam merencanakan kegiatan yang dapat meningkatkan komitmen kerja guru.

2.2. Bagi kepala sekolah sebagai bahan Informasi untuk menentukan kebijak-an dalam meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tupoksi-nya, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. .

2.3. Bagi para guru untuk dapat meningkatkan komitmen kerjanya melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, melalui pendidikan lanjut, maupun melalui penataran maupun mengikuti seminar-seminar.

2.4. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bandingan untuk penelitian yang relevan di kemudian hari.


(30)

95 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Motivasi kerja guru dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,606 dan besarnya sumbangan pengaruhnya yaitu 0,3672 atau 36,72%. Hasil uji signifikansi koefisien jalur menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 10,12 > 2,33.

Ini menunjukkan semakin baik Kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi Motivasi kerja guru.

2. Terdapat pengaruh langsung positif dan signifikan Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Komitmen kerja guru dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,146 dan besarnya sumbangan pengaruh langsung yaitu 0,0213 atau 2,13%, Hasil uji signifikansi koefisien jalur menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau

1,81 > 1,65. Ini menunjukkan bahwa semakin baik Kepemimpinan kepala sekolah, maka semakin tinggi Komitmen kerja guru.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara langsung Motivasi kerja guru terhadap Komitmen kerja guru dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,433 dan besarnya sumbangan pengaruhnya secara langsung yaitu 0,1874 atau 18,74%. Hasil uji signifikansi koefisien jalur menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau


(31)

96

5,42 > 1,65. Ini menunjukkan semakin tinggi Motivasi kerja, maka semakin tinggi Komitmen kerja guru.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat simpulkan bahwa variasi Komitmen kerja guru ditentukan oleh variasi Kepemimpinan kepala sekolah dan Motivasi kerja.

5.2.Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan pelaksanaan Kepemimpinan kepala sekolah yang lebih baik dan Motivasi kerja yang tinggi sehingga Komitmen kerja guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa Kepemimpinan kepala sekolah yang semakin baik, akan dapat meningkatkan Motivasi kerja guru, Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap Komitmen kerja guru yang menunjukkan semakin baik Kepemimpinan kepala sekolah maka Komitmen kerja guru juga semakin tinggi, dan semakin tinggi Motivasi kerja guru, maka Komitmen kerja guru semakin tinggi. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Upaya Peningkatan Motivasi kerja Guru Melalui Peningkatan

Kepemimpinan Kepala Sekolah.

Dengan diterimanya hipotesis pertama yaitu, Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap Motivasi kerja maka upaya


(32)

97

meningkatkan Motivasi kerja guru adalah salah satunya dengan meningkatkan pelaksanaan Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Adanya Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat mendorong suasana kerjasama yang menyenangkan sehingga menjadi pendorong timbulnya Motivasi kerja guru dan keterbukaan atas kekurangan atau kelemahan yang dihadapi guru. Pada dasarnya Motivasi kerja guru merupakan faktor internal dan ekternal yang terdapat dalam diri maupun di luar diri guru untuk melakukan sesuatu yang terbaik. Oleh karena itu, dari lubuk hati guru yang paling dalam, sebaiknya guru menyadari perannya sebagai pelaksana terdepan pendidikan dan pembelajaran sehingga apabila guru sudah menyadari dengan baik, maka guru akan muncul Motivasi kerjanya dalam dirinya sehingga dalam melaksanakan Komitmen kerjanya dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, Kepala sekolah harus melakukan koreksi dalam kepemimpinannya dan berupaya menumbuhkan kepedulian dan kebersamaan terhadap guru dengan cara melibatkan atau memberi kesempatan kepada para guru dalam pengambilan keputusan bersama-sama untuk kemajuan sekolah. Kepala sekolah perlu duduk bersama dengan guru melakukan dialog sebelum merencanakan dan membuat suatu keputusan. Kepala sekolah perlu menciptakan komunikasi yang baik dengan para guru sebagai bawahannya, melakukan supervisi terhadap masalah-masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran, melihat kebutuhan guru dalam pembelajaran di kelas, dan meningkatkan kesejahteraan guru. Kepala sekolah


(33)

98

perlu memperhatikan keterlambatan guru dalam pengusulan kepangkatan sehingga para guru berupaya meningkatkan kariernya tepat waktu dan pada akhirnya akan meningkatkan motivasi kerjanya.

Selain itu, para guru perlu menjalin kerjasama terhadap sesama guru. Adanya hubungan yang harmonis dengan sesama guru akan memacu gairah bekerja yang pada akhirnya mempengaruhi Komitmen kerja guru. Adanya kepedulian ini akan membuat para guru merasa nyaman berada dalam sekolah sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Bila ada kerjasama yang baik antara pimpinan dengan guru dan antara sesama guru, maka akan dapat menciptakan rasa persaudaraan, empati, berfikir positif, dan mewujudkan interaksi seperti saling berdiskusi, tidak malu mengungkapkan kelemahannya dalam pelaksanaan tugas kepada rekan guru, saling membantu dalam setiap pelaksanaan tugas sekolah, menciptakan lingkungan yang saling mendukung satu sama lain, saling mengingatkan apabila ada guru yang membuat kesalahan dalam bekerja, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk berbicara tentang apa yang disukai dan tidak mengenai pekerjaan serta bersama-sama mencari solusinya, saling memberikan informasi tentang pembelajaran serta saling menghargai dan menghormati.

2. Upaya peningkatan Komitmen kerja guru melalui peningkatan

Kepemimpinan kepala sekolah.

Dengan diterimanya hipotesis kedua yaitu, Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap Komitmen kerja, maka upaya


(34)

99

untuk meningkatkan Komitmen kerja guru adalah dengan meningkatkan indikator-indikator Komitmen kerja, yaitu kesetiaan terhadap profesi guru, keinginan yang kuat untuk tetap dalam organisasi, bertanggungjawab terhadap pekerjaan, memberikan pelayanan yang terbaik, berani menanggung resiko, bangga terhadap profesi guru, dan berusaha meningkatkan prestasi. Upaya untuk mewujudkannya adalah menciptakan terwujudnya Kepemimpinan kepala sekolah yang lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, komunikasi interpersonal yang terbuka, baik antara kepala sekolah dengan guru, maupun sesama guru sehingga tercipta rasa kebersamaan, rasa memiliki untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Komunikasi yang didasari rasa keterbukaan harus dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru untuk membuat program-program kerja bersama bukan hanya dengan pembantu kepala sekolah atau guru yang tertentu saja, sehingga para guru merasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap tugasnya. Selain itu, perlu juga dilakukan kegiatan diskusi yang terprogram, baik di sekolah baik antar sesama guru maupun dengan kepala sekolah. Adanya kegiatan itu dapat menjaring keterbukaan dan empati di kalangan guru dan kepala sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga perlu memberikan perhatiannya kepada guru dengan melakukan pengawasan terhadap guru dalam melaksanakan pekerjaannya, memberikan supervisi akademik apabila guru mengalami


(35)

100

kendala dalam tugasnya, memberikan solusi secara langsung kepada guru tidak melalui pembantu kepala sekolah. Kepala sekolah juga perlu menunjukkan rasa berempati, sehingga guru merasa bahwa kepala sekolah merupakan pimpinan yang patut untuk dijadikan panutan sehingga apa yang diarahkan dapat tercapai dengan baik. Kepala sekolah juga perlu memberikan bimbingan dengan memberdayakan serta mamfasilitasi kegiatan Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) secara rutin dan terprogram dengan baik, sehingga guru termotivasi untuk mengikuti kegiatan MGMP yang merupakan wadah bagi guru untuk dapat bertukar pikiran secara terbuka dan berbagi informasi berkaitan dengan pembelajaran. Sedangkan bagi para guru diharapkan untuk tidak membuat blok-blok dalam pergaulan yang dapat memicu timbulnya konflik dan terhambatnya komunikasi sehingga berpengaruh negatif terhadap peningkatan Komitmen kerja.

3. Upaya Peningkatan Komitmen kerja guru melalui peningkatan Motivasi

kerja guru.

Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang menyatakan Motivasi kerja berpengaruh langsung positif terhadap Komitmen kerja guru, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan koordinasi yang baik dengan melibatkan para guru dalam penyususnan program sekolah dan memberikan wewenang untuk merencanakan pembelajaran. Perhatian yang baik terhadap guru, akan dapat menimbulkan motivasi para guru untuk berbuat yang terbaik


(36)

101

dalam melakukan tugas sehingga menumbuhkan komitmen dalam bekerja yang bertanggungjawab dan berkualitas. Seorang guru yang memiliki Motivasi kerja tinggi akan menunjukkan Komitmen kerjanya yang tinggi untuk meraih prestasi. Motivasi kerja guru merupakan unsur yang membentuk kebutuhan untuk berprestasi yang diwujudkan dengan berusaha memenuhi kebutuhan hidup, bekerja keras, bertanggung jawab terhadap tugas, peduli terhadap pekerjaan, keinginan meningkatkan kemampuan, melakukan kerjasama, memiliki tujuan yang jelas, dan siap berkompetisi. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberlakukan aturan-aturan dengan tegas pada setiap guru dan warga sekolah, memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi dan hukuman bagi setiap guru yang tidak mematuhi aturan yang berlaku tanpa pandang bulu, memberikan kesempatan kepada guru dan mengikutsertakan guru mengikuti kegiatan dalam pelatihan, penataran, seminar dan lokakarya yang mendukung peningkatan kompetensi dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program atau bidang keahlian yang dimiliki guru.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan implikasi seperti di uraikan di atas, maka untuk peningkatan kinerja disarankan:


(37)

102

a). Bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Medan perlu melakukan perencanaan strategik yang baik dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan, khususnya peningkatan kompetensi Kepala Sekolah melalui pelatihan yang berkaitan tugasnya seperti Kepemimpinan, Manajemen Sekolah dan Pelayanan yang bermutu.

b). Bagi Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan kepemimpinan dengan cara meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam bidang manajemen sekolah, memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki para guru agar memberikan pelayanan yang optimal sebagai pengajar maupun pendidik dengan melakukan:

1) Menciptakan suasana kerja yang kondusif, memberikan insentif yang layak sehingga motivasi para guru akan meningkat.

2) Memberikan penghargaan yang memadai kepada guru yang berprestasi, termasuk jenjang karirnya dalam kenaikan pangkat sehingga para guru semakin termotivasi dalam melakukan pekerjaannya dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada peserta didiknya.

3) Memberikan fasilitas yang mendukung dalam mengikuti setiap kegiatan penataran, pelatihan, dan lokakarya, yang berkaitan dengan bidang studi guna peningkatan kemampuan dan kompetensi guru.


(38)

103

c). Bagi Guru

1) Untuk meningkatkan komitmen kerja, maka para guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi dan kualifikasinya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan.

2) Guru hendaknya mengkuti penataran maupun pelatihan bidang studi, aktif mengikuti kegiatan MGMP guna peningkatan pengetahuan dan kemampuannya dalam melakukan pembelajaran di kelas.

3) Guru hendaknya mau mengikuti dan merubah sistem pembelajaran yang dilakukan mengikuti perkembangan teknologi informasi.

D). Bagi Peneliti

Untuk penelitian komitmen kerja guru lebih lanjut, perlu dilakukan dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, seperti kepuasan kerja, pengambilan keputusan, disiplin kerja, kerja tim, dan lain-lain yang berpengaruh terhadap komitmen kerja.


(39)

105

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Khairul. 2010. ”Hubungan antara Iklim Organisasi, Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Di SMP Negeri Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Ali, L. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambarita, Biner. “Analisis Alur Utama Hubungan Variabel Penentu Kinerja Dosen (Pengaruh Kepemimpinan, Manajemen Personalia, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Dosen di Universitas Negeri Medan, 2010”. Sinopsis Disertasi. Medan:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2010.

Allen, N. J., & Meyer, J. P. 1990. “The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance, and Normative Commitment to Organization”. Journal of occupational.

___________.1997. Commitment in the workplace: Theory, Research, and

Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc.

Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1998. Psikologi Industri, Yokyakarta: Liberty.

Attawood, Margareth and Stuard Dimmack, 1989. Personel Management, London: McMillan.

Bernadin, John. Human Resorce Management, New York: McGraw-Hill.

Brown, A. Organizational Culture. 2003. England: Financial Time-Prentice Hall. Coleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai Puncak

Prestasi,Terjemahan Alex Trikantjono Widodo, Jakarta: Gramedia.

Colquit Jason A., Jeffry A. LePine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace.

New York: the McGraw-Hill Companies.

Daft, Richard L. 2005. The Leadership Experience, South Western: Vanderbilt University.

Davis, Keith. 1989. Human Behavior At Work: Organizational Behavior. Sixth Edition New York: McGraw Hill, Inc.

Dessler, Gary. 2000. “How to Earn Your Employee’s Commitment”, Academy of


(40)

106

Deporter, Bobbi dan Mike Henaki, 2000. Quantum Bisnis: Membiasakan

Berbisnis Secara Etis dan Sehat. Bandung: Kaifa.

Diana, Nirva. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan kerja dan Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru pada Sekolah Mennegah Atas Negeri Se Kota Bandar Lampung”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Fattah, Nanang. 2003. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Gatewood, Robert D, and Robert R. Taylor, and O. C. Ferrell,1995. Management:

Comprehension, Analysis and Application. Illinois: Richard D. Irwin, Inc.

Gallerman, Soul.W, 1985. Manajemen dan Bawahan. Jakarta: Pustaka Bimantara Presindo.

Gibson, James L., John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr. 1985.

Organization: Behavior Struktur, Processes. Texas: Business Publications,

Inc.

Gibson, James L., et al. 2006. Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.

Goleman, Daniel, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gordon, Judith R. 1996. Organizational Behavior: A Diagnostic Approach. New Jersey: Prentice-Hall.

Greenberg, Jerald,. and Robert A. Baron, 1990. Behavior in Organization:

Understanding and Managing the Human Side of Work, Third Edition.

Toronto: Allyn and Bacon.

Harmin. 2011. “Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Komitmen Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Herbert G. Hicks and C. Ray Gulled. 1981. Management, Fourth Edition. Auckland: McGraw-Hill International Book Company.

Hersey, Paul., Kenneth H. Blanchard and Dewey E. Johnson, 1996. Management

of Organizational Behavior: Utilizing Human Resource, New Jersey:

Prentice Hall.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988. Management of Organizational

Behavior. Utilizing Human Recource. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hoy, W. dan C. Miskel. 1982. Educational Administration Theory. Research and


(41)

107

http://www.businessballs.com/ Diakses tanggal 20 Pebruari 2012 pukul 18.00 WIB.

Husaini. Usman, 2008. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ivancevich, John M., James H. Donnelly, and James L. Gibson, 1989.

Management, Principles and Function. Homewood: Richard D. Irwin,

Ivancevich John M. and Michael T. Matteson. 2005. Organizational Behaviour

and Management. USA: Richard D. Irwin.

Kinicki, Angelo J. & Robert P. Vecchio. 1994. “Influences on Quality of Supervisor-Subordinate Relations: The Role of Time Pressure, Organizational ommitment, and Locus of Control”. Journal of

Organizational Behavior.

Kouzes Y. S and Guba E. G. 1991. Naturalistic Inquiry. Baverly Hills: Sage Publication.

Kreitner, Robert dan Angelo J. Kinicki, 2007. Organizational Behavior. Boston: McGraw Hill.

Lee, T.W., S.J., Ashford, J.P. Walsh, & R.T. Mowday, 2000. ”Commitmen Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: a Longitudinal Study of Organizational Entry Processees”. Journal of Management. Vol. 18, No 1, 15-32.

Lumban Gaol, Masdiana. 2010. “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stres terhadap Komitmen Guru. Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2010

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.

_________. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.

_________. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Minner, John B. 1992. Industrial Organizational Psycholosi. New York: McGraw Hill, Inc.

Nawawi, Hadari. 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Newstorm, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work,


(42)

108

Newstron, John W. and Keith Davis. 1997. Organization Behavior; Human

Behavior at Work. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

___________. 2002. Organization Behavior; Human Behavior at Work. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

___________. 2005. Organization Behavior; Human Behavior at Work. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Nilam Suri, 2010. “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Lingkungan Kerja, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Komitmen Organisasi (Suatu Studi pada SMA Negeri dan Swasta di Bogor Jawa Barat)”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

Odiorne, George S. 1987. The Human Side of Management: Management by

Integration and Self-Control. Toronto: Heath and Company.

Purba, Sukarman, 2008. “Pengaruh Budaya Organisasi, Modal Intelektual, dan Perilaku Inovatif terhadap Kinerja Pimpinan Jurusan di Universitas Negeri Medan”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

__________, 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi, terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prehalindo.

__________. 2007. Perilaku Organisasi. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge, 2007. Organizational Behavior,

Philippine: McGraw-Hill, 2007.

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta _________, 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

_________, 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(43)

109

Schatz, K. and Schatz L. 1995. Managing by Influence. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Schultz, O.P. & Ellen, S. 1994. Psychology at Work Today. An introduction to

Industrial and Organizational Psychology. New York: Mac Millan

Publising Company.

Setiawati, D.Z.A. 2007. ”Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan Orientasi Peran Gender Pada Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional”. Proceeding

PESAT Vol.2.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sinaga, Mangarap dan Masyitah. 2009. ”Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Terhadap Motivasi Mengajar di SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2008/2009”. Jurnal Kajian Manajamen Pendidikan No. 19 Tahun X Maret.

Solin, Lambok. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Tim Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Normatif Guru Di SMA Negeri Kabupaten Pakpak Barat”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Steers, Richard. M, & Lymann W. Porter. 2003. Motivation And Work Behavior. New York: McGraw-Hill, Inc.

Stoner, James F. dan Edward Freeman, 2001. Management, Fith Edition. New Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs.

_________, 1996. Manajemen, Jakarta: Prenhallindo.

Stout, Kenneth and Allan Walker, 1995. Teams, Teamwork & Team Building The

Managers Guide To Team in Organization. Singapore: Prentice Hall.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan

Dosen. Depdikbud.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdikbud.

Vroom, Victor H. Work and Motivation. 1978. New York: John Wiley & Sons. Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi.Jakarta: Ghalia Indonesia. Walker, James W. 1992. Human Resources Strategy. Singapore:McGraw-Hill, Inc Wau, Yasaratodo. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kemampuan Pribadi, Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias)”. Sinopsis Disertasi. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(44)

110

Williams, Chuck. 2008. Effecive Management. South Western: Thomson Coorperation


(1)

105

Ahmadi, Khairul. 2010. ”Hubungan antara Iklim Organisasi, Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Di SMP Negeri Kota Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Ali, L. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambarita, Biner. “Analisis Alur Utama Hubungan Variabel Penentu Kinerja Dosen (Pengaruh Kepemimpinan, Manajemen Personalia, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Dosen di Universitas Negeri Medan, 2010”. Sinopsis Disertasi. Medan:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2010.

Allen, N. J., & Meyer, J. P. 1990. “The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance, and Normative Commitment to Organization”. Journal of occupational.

___________.1997. Commitment in the workplace: Theory, Research, and

Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc.

Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1998. Psikologi Industri, Yokyakarta: Liberty.

Attawood, Margareth and Stuard Dimmack, 1989. Personel Management, London: McMillan.

Bernadin, John. Human Resorce Management, New York: McGraw-Hill.

Brown, A. Organizational Culture. 2003. England: Financial Time-Prentice Hall. Coleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional Untuk Mencapai Puncak

Prestasi,Terjemahan Alex Trikantjono Widodo, Jakarta: Gramedia.

Colquit Jason A., Jeffry A. LePine, Michael J. Wesson. 2009. Organizational

Behavior: Improving Performance and Commitment in the Workplace.

New York: the McGraw-Hill Companies.

Daft, Richard L. 2005. The Leadership Experience, South Western: Vanderbilt University.

Davis, Keith. 1989. Human Behavior At Work: Organizational Behavior. Sixth Edition New York: McGraw Hill, Inc.

Dessler, Gary. 2000. “How to Earn Your Employee’s Commitment”, Academy of


(2)

Deporter, Bobbi dan Mike Henaki, 2000. Quantum Bisnis: Membiasakan

Berbisnis Secara Etis dan Sehat. Bandung: Kaifa.

Diana, Nirva. 2007. “Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan kerja dan Motivasi kerja terhadap Kepuasan Kerja Guru pada Sekolah Mennegah Atas Negeri Se Kota Bandar Lampung”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Fattah, Nanang. 2003. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Gatewood, Robert D, and Robert R. Taylor, and O. C. Ferrell,1995. Management:

Comprehension, Analysis and Application. Illinois: Richard D. Irwin, Inc.

Gallerman, Soul.W, 1985. Manajemen dan Bawahan. Jakarta: Pustaka Bimantara Presindo.

Gibson, James L., John M. Ivancevich, and James H. Donnelly, Jr. 1985.

Organization: Behavior Struktur, Processes. Texas: Business Publications,

Inc.

Gibson, James L., et al. 2006. Organizations: Behavior, Structure, Processes. New York: McGraw-Hill.

Goleman, Daniel, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Gordon, Judith R. 1996. Organizational Behavior: A Diagnostic Approach. New Jersey: Prentice-Hall.

Greenberg, Jerald,. and Robert A. Baron, 1990. Behavior in Organization:

Understanding and Managing the Human Side of Work, Third Edition.

Toronto: Allyn and Bacon.

Harmin. 2011. “Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dengan Komitmen Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Herbert G. Hicks and C. Ray Gulled. 1981. Management, Fourth Edition. Auckland: McGraw-Hill International Book Company.

Hersey, Paul., Kenneth H. Blanchard and Dewey E. Johnson, 1996. Management

of Organizational Behavior: Utilizing Human Resource, New Jersey:

Prentice Hall.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988. Management of Organizational

Behavior. Utilizing Human Recource. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Hoy, W. dan C. Miskel. 1982. Educational Administration Theory. Research and


(3)

http://www.businessballs.com/ Diakses tanggal 20 Pebruari 2012 pukul 18.00 WIB.

Husaini. Usman, 2008. Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ivancevich, John M., James H. Donnelly, and James L. Gibson, 1989.

Management, Principles and Function. Homewood: Richard D. Irwin,

Ivancevich John M. and Michael T. Matteson. 2005. Organizational Behaviour

and Management. USA: Richard D. Irwin.

Kinicki, Angelo J. & Robert P. Vecchio. 1994. “Influences on Quality of Supervisor-Subordinate Relations: The Role of Time Pressure, Organizational ommitment, and Locus of Control”. Journal of

Organizational Behavior.

Kouzes Y. S and Guba E. G. 1991. Naturalistic Inquiry. Baverly Hills: Sage Publication.

Kreitner, Robert dan Angelo J. Kinicki, 2007. Organizational Behavior. Boston: McGraw Hill.

Lee, T.W., S.J., Ashford, J.P. Walsh, & R.T. Mowday, 2000. ”Commitmen Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: a Longitudinal Study of Organizational Entry Processees”. Journal of Management. Vol. 18, No 1, 15-32.

Lumban Gaol, Masdiana. 2010. “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Pengendalian Stres terhadap Komitmen Guru. Studi Empiris di Sub Rayon SMPN 41 Medan”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. 2010

Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.

_________. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.

_________. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Minner, John B. 1992. Industrial Organizational Psycholosi. New York: McGraw Hill, Inc.

Nawawi, Hadari. 2000. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Newstorm, John W. 2007. Organizational Behavior: Human Behavior at Work,


(4)

Newstron, John W. and Keith Davis. 1997. Organization Behavior; Human

Behavior at Work. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

___________. 2002. Organization Behavior; Human Behavior at Work. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

___________. 2005. Organization Behavior; Human Behavior at Work. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Nilam Suri, 2010. “Pengaruh Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Intrapersonal, Lingkungan Kerja, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Komitmen Organisasi (Suatu Studi pada SMA Negeri dan Swasta di Bogor Jawa Barat)”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

Odiorne, George S. 1987. The Human Side of Management: Management by

Integration and Self-Control. Toronto: Heath and Company.

Purba, Sukarman, 2008. “Pengaruh Budaya Organisasi, Modal Intelektual, dan Perilaku Inovatif terhadap Kinerja Pimpinan Jurusan di Universitas Negeri Medan”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

__________, 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: LaksBang Pressindo.

Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi, terjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prehalindo.

__________. 2007. Perilaku Organisasi. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge, 2007. Organizational Behavior,

Philippine: McGraw-Hill, 2007.

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta _________, 2008. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

_________, 2007. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


(5)

Schatz, K. and Schatz L. 1995. Managing by Influence. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Schultz, O.P. & Ellen, S. 1994. Psychology at Work Today. An introduction to

Industrial and Organizational Psychology. New York: Mac Millan

Publising Company.

Setiawati, D.Z.A. 2007. ”Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan Orientasi Peran Gender Pada Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional”. Proceeding

PESAT Vol.2.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sinaga, Mangarap dan Masyitah. 2009. ”Pengaruh Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Terhadap Motivasi Mengajar di SMK Negeri 1 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2008/2009”. Jurnal Kajian Manajamen Pendidikan No. 19 Tahun X Maret.

Solin, Lambok. 2012. “Pengaruh Budaya Organisasi, Tim Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Normatif Guru Di SMA Negeri Kabupaten Pakpak Barat”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan.

Steers, Richard. M, & Lymann W. Porter. 2003. Motivation And Work Behavior. New York: McGraw-Hill, Inc.

Stoner, James F. dan Edward Freeman, 2001. Management, Fith Edition. New Jersey : Prentice Hall, Englewood Cliffs.

_________, 1996. Manajemen, Jakarta: Prenhallindo.

Stout, Kenneth and Allan Walker, 1995. Teams, Teamwork & Team Building The

Managers Guide To Team in Organization. Singapore: Prentice Hall.

Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan

Dosen. Depdikbud.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdikbud.

Vroom, Victor H. Work and Motivation. 1978. New York: John Wiley & Sons. Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi.Jakarta: Ghalia Indonesia. Walker, James W. 1992. Human Resources Strategy. Singapore:McGraw-Hill, Inc Wau, Yasaratodo. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kemampuan Pribadi, Iklim Kerja, dan Motivasi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris pada Sekolah Menengah Pertama di Pulau Nias)”. Sinopsis Disertasi. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan.


(6)

Williams, Chuck. 2008. Effecive Management. South Western: Thomson Coorperation


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS

18 89 107

Analisis Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru terhadap Komitmen Kerja Guru Di SDIT Ummul Quro’ Kota Bogor

0 3 64

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF DI SMK NEGERI KOTA BINJAI.

0 2 48

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN KISARAN TIMUR.

0 4 40

PENGARUH DISIPLIN KERJA, PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN SAMOSIR.

0 1 35

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG MEDAN.

0 2 42

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA MEDAN.

0 2 20

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI DI KOTA MEDAN.

1 8 41

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP KOTA SIBOLGA.

1 3 42

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG.

0 2 204