PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2015/2016.

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA

KELAS XI DI SMA NEGERI 1 KUTACANE TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

ELVI MAKHRINA

1113351006

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

ELVI MAKHRINA, NIM: 1113351006, Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016?”.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Kutacane yang berjumlah 10 orang. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk diolah data tentang interaksi sosial siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dari 46 item angket yang disebarkan ada 28 item yang valid dan 18 item yang tidak valid, yaitu soal no. 3, 6, 7, 10, 14, 16, 17, 20, 24, 30, 33, 34, 37, 40, 41, 42, 43, dan 44. Jadi soal yang diberikan terhadap 10 sampel berjumlah 28 item. Teknik analisis data mengunakan uji wilcoxon.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok diperoleh data pre-test interaksi sosial siswa rata-rata 59,5 dan rata-rata post-test interaksi sosial siswa adalah sebesar 79,8, dan terdapat peningkatan internal interaksi sosial siswa senilai 34,11%. Hal ini dapat dilihat Dari tabel nilai kritis J untuk uji jenjang bertanda wilcoxon untuk n = 10, α = 0,05 pengujian dua arah J0,05= 8. Oleh karena J(0) <J0,05(8) maka Hipotesis Diterima. Ini berarti bahwa interaksi sosial siswa antara sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok tidaklah sama, dalam hal ini siswa yang telah mendapatkan pemberian layanan bimbingan kelompok memiliki peningkatan interaksi sosial yang lebih tinggi, artinya interaksi sosial siswa yang mendapatkan bimbingan kelompok lebih tinggi dari pada sebelum dilakukan bimbingan kelompok dapat diterima.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih sayang-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan

Interaksi Sosial Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016”.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program studi Bimbingan dan Konseling jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang peneliti alami, akan tetapi berkat bimbingan bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dalam pengarahan dan bimbingan skripsi kepada peneliti, serta waktu dan saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi peneliti ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, peneliti mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.


(8)

2. Bapak Dr. Nasrun, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, beserta Wakil Dekan I Bidang Akademik Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Wakil Dekan II Bapak Drs. Aman Simaremare, MS, dan Wakil Dekan III Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan Ibu Dra. Nur Arjani, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan. 4. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku dosen pembimbing skripsi saya yang telah

banyak meluangkan tenaga dan waktu juga memotivasi saya selama mengerjakan skripsi ini.

5. Ibu Dra, Rahmulyani M.Pd, Kons, ibu Dra, Pastiria Sembiring M.Pd,Kons dan ibu Dra. Zulhaini. S selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran untuk menyusun skripsi ini.

6. Seluruh staff FIP Unimed yang telah banyak peneliti dalam pengurusan berkas yang dibutuhkan, selama peneliti menyelesaikan studi di universitas negeri medan.

7. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kutacane yakni bapak Derajat S.Pd dan ibu Mardiani Zein selaku guru BK. Dan seluruh bapak dan ibu guru yang mengajar di sekolah tersebut, terima kasih atas izin, bantuan dan kerja sama yang telah diberikan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut. 8. Teristimewa buat Mamak tersayang Erlina Wati, dan Ayah tersayang

Sahbudin S.Pd, terimakasih atas segala dukungan dan perhatian penuh yang tiada henti diberikan setiap waktu. Mamak dan Ayah yang tidak pernah melepaskan saya dari kasih sayang dan doa yang selalu dipanjatkan untuk


(9)

saya, mereka adalah semangat terbesar saya untuk menjadi seorang anak yang membanggakan dengan gelar sarjana.

9. Saudara dan saudari saya, Abangda Erwansyah SE, Kakak Putri Nurul Hasanah S.kep , adikku Lia Permata Sari, Andi Muttakin, Muhammad Rizky Khoir yang telah banyak membantu serta memotivasi saya selama ini. Tidak terhitung betapa banyak dukungan yang mereka berikan untuk saya.

10. Sahabat-sahabat saya yang paling istimewa dan sangat membantu dalam pencapaian gelar sarjana ini, mereka adalah Marilin Sibarani, Nelli Rambe, Novita Sari Simamora, Maskhairani Harahap, Meli Susanti Saragih.

11. Sahabat-sahabatku dari kelas Ekstensi A 2011, yang telah memberikan support dan do’a serta menemani perjuangan ini selama lebih dari 4 tahun

untuk memperoleh gelar sarjana.

12. Terimakasih kepada Khoirunnisa Batu Bara yang telah membantu dan mendukung saya dalam mengerjakan Skripsi saya selama ini.

13. Terimakasih kepada semua Keluarga Besar dari Mamak dan Ayah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

14. Dan semua pihak-pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu. Terimakasih atas semua motivasi dan bantuannya, yang tak bisa dibalas oleh peneliti.

Medan, Januari 2016 Peneliti

Elvi Makhrina NIM. 1113351006


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Kerangka Teoritis... 8

2.1.1 Interaksi sosial ... 8

a) Pengertian Interaksi Sosial... 8

b) Aspek-Aspek interaksi sosial... 10

c) Macam-Macam Interaksi Sosial ... 11

d) Proses-Proses Interaksi Sosial ...12

e) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ...15

2.1.2 Layanan Bimbingan Kelompok... 19

a) Pengertian Bimbingan Kelompok ... 19

b) Tujuan Bimbingan Kelompok ... 20

c) Asas-Asas Bimbingan Kelompok ... 21

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

2.3 Hipotesis Tindakan... 23

BAB III : METODE PENELITIAN... 24

3.1 Jenis Penelitian... 24

3.2 Desain Penelitian... 24

3.3 Subjek Penelitian... 24

3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 25

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.7 Teknik Analisis Data... 29

3.8 Uji Hipotesis Penelitian... 31

3.9 Persiapan Penelitian ... 32

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN...33

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ...33

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...33


(11)

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ...34

4.4.1 Uji Validitas Angket ...35

4.4.2 Uji Reliabilitas ...35

4.5 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...36

4.5.1 Data Pre-test Interaksi sosial Siswa ...36

4.5.2 Data Post-test Interaksi sosial Siswa...37

4.6 Hipotesis...39

4.7 Pembahasan penelitian ...40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...42

5.1 Kesimpulan ...42

5.2 Saran...42

DAFTAR PUSTAKA ...44


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Angket Berdasarkan Skala Likert... 26 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Interaksi sosial Belum Valid ... 27 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Interaksi sosial Yang Sudah Valid ... 28 Tabel 4.1 Hasil Pre-Test (Sebelum diberi Layanan Bimbingan Kelompok ... 37 Tabel 4.2 Hasil Post Test (Setelah diberi Layanan Bimbingan Kelompok ...38 Tabel 4.3 Hasil Analisis Data Interaksi sosial siswa dengan Sign Test


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Uji Coba Interaksi sosial... ... 46

Lampiran 2. Sebaran Data Uji Coba Angket Interaksi sosial ...49

Lampiran 3.Perhitungan Uji Validitas Angket Interaksi sosial Siswa...50

Lampiran 4. Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Interaksi sosial Siswa ...53

Lampiran 5. Angket Interaksi sosial Yang Sudah Valid...56

Lampiran 6. Sebaran Data Pre-test Interaksi sosial ...58

Lampiran 7. Sebaran Data Post-test Interaksi sosial...59

Lampiran 8. Tabulasi Data Penelitian ...60

Lampiran 9. Perhitungan Kategori Interaksi sosial Sebelum Layanan ...61

Lampiran 10. Perhitungan Rata-Rata Dan Standar Deviasi Untuk Data Pre-Test Interaksi sosial...63

Lampiran 11. Perhitungan Kategori Interaksi sosial Setelah Layanan ...65

Lampiran 12. Perhitungan Rata-Rata Dan Standar Deviasi Untuk Data Post-Test Interaksi sosial...67

Lampiran 13. Uji Hipotesis ...69

Lampiran 14. Perhitungan Interaksi sosial Siswa ...71

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Layanan BK (RPLBK)...73

Lampiran 16. Daftar Hadir Peserta Layanan Bimbingan Kelompok ... 94

Lampiran 17. Tabel daftar nilai-nilai kritis j untuk uji wilcoxon... 98

Lampiran 18. Tabel Uji Liliofers ... 99


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut (Santosa, 2006: 10) Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, dimana ia dituntut untuk melakukan hubungan sosial antar sesama dalam hidupnya. Hubungan sosial itu merupakan salah satu hubungan yang harus dilaksanakan, mengandung pengertian bahwa dalam hubungan itu setiap individu menyadari tentang kehadirannya di samping kehadiran individu lain. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya seperti makan, minum, dan sebagainya. Di samping itu, manusia sebagai makhluk sosial menuntut adanya kehidupan berkelompok sehingga keadaan ini mirip sebuah comunity, seperti desa, suku bangsa, dan sebagainya, sehingga masing-masing kelompok memiliki ciri yang berbeda satu sama lain.

Menurut Kimball Young dan Raymond, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh Karena itu tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak social dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu ciri fisik dan penamilan. Ciri


(15)

2

fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan disini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Menurut Herimanto (2011:49) Manusia sebagai pribadi adalah berhakekat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial, selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut berupa: 1) Kebutuhan utama, menyakut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan atau minum, seksual, kesehatan jasmani dan rohani, dan kebutuhan rasa aman, 2) Kebutuhan sosial, menyangkut kepentingan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti berkomunikasi, melakukan kegiatan bersama atau saling membantu satu dengan yang lainya, keteraturan sosial, dan kontrol sosial, 3) Kebutuhan integrative, menyangkut hakekat manusia sebagai makhluk pemikir dan bermoral seperti kebutuhan akan adanya perasaan benar atau salah dan adil atau tidak adil, mengungkapkan perasaan dan sentimen-sentimen kolektif atau kebersamaan, serta keyakinan diri tentang pengakuan atas keberadaan dirinya.

Menurut Gillin dan Gillin Cultural Sociologi Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan proses sosial), oleh karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,


(16)

3

antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Menurut Soerjono Soekanto (2006:25). Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. 1) Imitasi dapat mendorong seseorang mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. 2) Sugesti seseorang yang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berdasar dari dirinya kemudian diterima oleh pihak lainnya. 3) Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lainnya. 4) Proses Simpati suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak yang lainnya.

Interaksi sosial yang terjalin antar warga sekolah baik itu antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru menunjukan bahwa secara kodrat manusia termasuk siswa itu sendiri adalah makhluk sosial adalah manusia sosial. Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup bersama dan berketergantungan pada manusia lainnya. Hal ini dapat dipahami bahwa manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Ia akan bergabung dengan manusia lainnya membentuk suatu kelompok sosial guna memenuhi kebutuhan dan tujuan hidup.

Siswa yang berada dilingkungan sekolah juga selalu membutuhkan kehadiran siswa lain dalam menjalin hubungan atau interaksi sosial. Interaksi sosial yang terjadi antara siswa di sekolah merupakan interaksi sosial antar teman sebaya. Hal ini di karenakan siswa yang ada disekolah memiliki tingkat umur dan kedewasaan yang relatife sama.


(17)

4

Berkenaan dengan hal ini Santrock (2007:55) menyatakan bahwa teman sebaya (peers) adalah “anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama”.

Teman sebaya sebagai salah satu agen sosialisasi ikut menentukan menentukan pembentukan sikap dalam kelompok. Seorang teman dapat menpengaruhi atau mengubah sikap teman yang lain untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompok sebayanya (peers). hal ini dikarenakan teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk pola perilaku kelompok. Pola perilaku yang terbentuk secara umum ada dua yaitu perilaku yang membawa pengaruh positif dan perilaku yang membawa pengaruh negatif.

Menurut Djannah (2012:151) Dampak yang akan diakibatkan apabila siswa tidak melakukan interaksi dengan teman sebaya maka siswa akan mengalami gangguan dalam melakukan hubungan sosialnya disekolah. Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan membuat siswa lebih mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dan dampak lain yang dapat ditimbulkan yaitu siswa akan menjadi terisolir, tidak dapat brkembang, serta tidak mampu melakukan aktualisasi diri secara optimal. Oleh karena itu, kemampuan melakukan interaksi sosial sangat penting untuk dimiliki oleh siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan adanya kerjasama yang sinergis yang dilakukan para penyidik, terutama guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling adalah guru yang mampu member bantuan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal


(18)

5

lingkungan, merencanakan masa depan (Prayitno, 2004:30). Dalam rangka memberika bantuan, guru bimbingan dan konseling dapat mengimplementasikan beberapa layanan, salah satunya yaitu dengan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial. Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing) dan atau membahas secara bersama-sama poko bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupan kehari-hari, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Dengan layanan layanan bimbingan kelompok tersebut.

Dalam bimbingan dan konseling terdapat banyak sekali starategi yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mengatasi masalahnya. Oleh karena itu salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial dilingkugan sekolah adalah melalui bimbingan kelompok.

Dari latar belakang tersebut, maka saya sebagai peneliti mengadakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016”.


(19)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah yakni:

1. Kurangnya interaksi sosial antar siswa

2. Masih banyak siswa-siswa yang berkelompok 3. Tidak mau membaur dengan siswa yang lain. 1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah akan dibatasi pada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatas masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis


(20)

7

2) Untuk menambah pengetahuan dalam bidang bimbingan terutama tentang layananan bimbingan kelompok

b) Manfaat Praktis 1) Bagi siswa

Sebagai bahan masukan agar siswa dapat meningkatkan interaksi sosial sehingga siswa dapat menjalani komunikasi yang baik dan akrab dengan teman sebayanya.

2) Bagi konselor

Sebagai bahan masukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah dalam berinteraksi sosial melalui bimbingan kelompok.

3) Bagi sekolah

Dapat dipergunakan sebagai acuan/bahan mempertimbangakan untuk memberikan pemahaman dalam hal meningkatkan interaksi sosial


(21)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok cenderung rendah.

2. Interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016 setelah mendapat layanan bimbingan kelompok cenderung tinggi.

3. Adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah:

1. Bagi pihak sekolah terutama konselor sekolah hendaknya lebih peduli dan memperhatikan siswa yang memiliki interaksi sosial yang kurang baik dengan teman sebayanya


(22)

43

2. Konselor diharapkan menindaklanjuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan mengadakan kegiatan konseling kelompok untuk penyelesaian yang lebih lanjut.

3. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial siswa maka selayaknya layanan bimbingan kelompok ini secara kontiniu tetap dilaksanakan.

Bagi koordinator BK, diharapkan untuk menyusun program bimbingan konseling berdasarkan need assesment sehingga layanan bimbingan konseling yang diberikan benar-benar sesuai dengan fungsi dan kebutuhan peserta didik.


(23)

44

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. 2011. Sosiologi dan Politik. Yogyakarta: CV Wacana Prima Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ary, H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Damayanti. 2012. Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Andi Djannah dan Edy. 2012. Sosiologi Pengantar. Yogyakarta: Refika Aditama Fakultas Ilmu Pendidikan. 2013. Pedoman Penulis Skripsi. Medan FIP

Universitas Negeri Medan.

Herimanto. 2011. Sosiologi teks Pengantar dan Terapi. Jakarta: Refika Aditama Prayitno. 2004. Seri Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling

Kelompok. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Prayitno. 2006 Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta

Saleh, Sabubar. 2004. Statistik Diskriptif. Yogyakarta: UUPAMPYKNPN. Santosa. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbaris Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2006. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi. Walgino, Bimo. 2011. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.

Winkel & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


(24)

45

Winkel, W. S. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


(1)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah yakni:

1. Kurangnya interaksi sosial antar siswa

2. Masih banyak siswa-siswa yang berkelompok 3. Tidak mau membaur dengan siswa yang lain. 1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah akan dibatasi pada pengaruh layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatas masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut: “Adakah pengaruh bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan interaksi sosial siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015/2016.

1.6. Manfaat Penelitian a) Manfaat Teoritis

1) Dapat menambahakan referensi penelitian sejenis tentang pengaruh untuk meningkatkan interaksi sosial siswa.


(2)

tentang layananan bimbingan kelompok b) Manfaat Praktis

1) Bagi siswa

Sebagai bahan masukan agar siswa dapat meningkatkan interaksi sosial sehingga siswa dapat menjalani komunikasi yang baik dan akrab dengan teman sebayanya.

2) Bagi konselor

Sebagai bahan masukan untuk membantu siswa yang memiliki masalah dalam berinteraksi sosial melalui bimbingan kelompok.

3) Bagi sekolah

Dapat dipergunakan sebagai acuan/bahan mempertimbangakan untuk memberikan pemahaman dalam hal meningkatkan interaksi sosial


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

1. Interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016 sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok cenderung rendah.

2. Interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016 setelah mendapat layanan bimbingan kelompok cenderung tinggi.

3. Adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap interaksi sosial siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 1 Kutacane Tahun Ajaran 2015-2016

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah:

1. Bagi pihak sekolah terutama konselor sekolah hendaknya lebih peduli dan memperhatikan siswa yang memiliki interaksi sosial yang kurang baik dengan teman sebayanya


(4)

kelompok dengan mengadakan kegiatan konseling kelompok untuk penyelesaian yang lebih lanjut.

3. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan interaksi sosial siswa maka selayaknya layanan bimbingan kelompok ini secara kontiniu tetap dilaksanakan.

Bagi koordinator BK, diharapkan untuk menyusun program bimbingan konseling berdasarkan need assesment sehingga layanan bimbingan konseling yang diberikan benar-benar sesuai dengan fungsi dan kebutuhan peserta didik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali dan Asrori. 2011. Sosiologi dan Politik. Yogyakarta: CV Wacana Prima Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto. Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ary, H. Gunawan. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Damayanti. 2012. Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Andi Djannah dan Edy. 2012. Sosiologi Pengantar. Yogyakarta: Refika Aditama Fakultas Ilmu Pendidikan. 2013. Pedoman Penulis Skripsi. Medan FIP

Universitas Negeri Medan.

Herimanto. 2011. Sosiologi teks Pengantar dan Terapi. Jakarta: Refika Aditama Prayitno. 2004. Seri Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling

Kelompok. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Prayitno. 2006 Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling . Jakarta: Rineka Cipta

Saleh, Sabubar. 2004. Statistik Diskriptif. Yogyakarta: UUPAMPYKNPN. Santosa. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Yogyakarta: Raja Grafindo Persada Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbaris Integrasi). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Walgito, Bimo. 2006. Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi. Walgino, Bimo. 2011. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.

Winkel & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MEDIA PERMAINAN KARTU KARIR TERHADAP SIKAP PILIHAN KARIR SISWA KELAS IX E DI SMP NEGERI 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2015 2016

20 102 205

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 82

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 76

PENGGUNAAN IEKAD (INVENTORI EKSPLORASI KARIR ARAHAN DIRI) DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA MEMAHAMI RENCANA PILIHAN KARIR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 40 82

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 77

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 62

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 16 105

MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DALAM BELAJAR MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 79

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS IX SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

8 49 216

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 18 81