8 4.
Sealed-bid second-price auction, juga dikenal sebagai Vickrey auction. Lelang ini identik dengan Sealed-bid first-price auction, tetapi pemenang adalah harga
tertinggi kedua. 5.
All pay auction, semua bidder harus membayar penawaran mereka meskipun tidak memenangkan lelang. Bidder tertinggi mendapatkan hadiah atau barang
yang ditawarkan. Lelang ini sering digunakan untuk memodelkan lobbying bidding yang memiliki kontribusi politik, atau kompetisi lain pada running
race.
2.2 Short Message Service SMS
SMS merupakan fasilitas standar dari Global System for Mobile Communication GSM yang dikembangakan dan distandarisasi oleh European Telecommunication
Standard Institute ETSI Wicaksono, 2007. Fasilitas ini dipakai untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk teks ke dan dari sebuah ponsel. SMS pertama kali
diujicobakan Desember 1992 melalui sebuah komputer ke ponsel di jaringan GSM Vodafone di Inggris. Selanjutnya teknologi SMS berkembang dan jenis aplikasi yang
dapat digunakan bertambah. Panjang pesan yang dapat dikirmkan dalam satu kali pengiriman mencapai 160 karakter atau 70 karakter jika menggunakan karakter non
latin, seperti Arab atau Cina Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005. Pada saat mengirim SMS dari sebuah ponsel, pesan tersebut tidak langsung
dikirim ke ponsel tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center SMSC dengan prinsip Store and Forward, setelah itu dikirimkan ke ponsel yang dituju.
Putro, 2009. Artinya SMSC berperan sebagai penghubung antara pengirim dan penerima.
Terdapat dua mode dalam pengiriman dan penerimaan SMS, yaitu mode teks dan mode Protocol Data Unit PDU. Mode teks merupakan format teks asli yang
dituliskan pada saat akan mengirim pesan sedangkan mode PDU adalah format pesan dalam bentuk oktet heksadesimal dan oktet semidesimal dengan panjang mencapai
160 7 bit atau 140 8 bit karakter. Di Indonesia tidak semua operator GSM ataupun ponsel mendukung mode teks, sehingga mode yang digunakan adalah mode PDU.
Universitas Sumatera Utara
9 Pada pengiriman pesan terdapat dua jenis mobile, yaitu Mobile Originated Ponsel
Pengirim dan Mobile Terminated Ponsel Penerima. Tim Pengembangan Wahana Komputer, 2005.
2.2.1 SMS PDU Mobile Originated
SMS PDU Pengirim Mobile Originated adalah pesan yang dikirim dari ponsel ke SMSC. Skema format PDU pengirim telah diatur dan ditetapkan oleh ETSI sebagai
berikut :
SCA PDU Type MR DA PID
DCS VP UDL
UD Gambar 2.1 Skema Format PDU Pengirim
Misalkan ponsel mengirim pesan SMS ke nomor +6288261535685 dengan isi pesan “Terima Kasih” dengan batas waktu penyimpanan pesan di SMSC 5 hari. Maka
format PDU adalah : 0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D
Dengan penjelasan sebagai berikut:
2.2.1.1 Service Center Address SCA
SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor
SMSC tidak dicantumkan.
Tabel 2.1 Service Center Address Pengirim Oktet
Len Type of Number
Service Center Of Number
Keterangan
Panjang informasi
SMSC dalam oktet
Format nomor dari SMSC
91 hexa = format internasional
Nomor SMSC dari operator pengirim. Jika
panjangnya ganjil, maka pada karakter terakhir
ditambah dengan F hexa
Hasil 00
- -
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.1.2 PDU Type
Nilai default dari PDU Type untuk pengiriman pesan adalah 11 hexa. Jika disertai header pada User Data, maka PDU Type adalah 51.
2.2.1.3 Message Reference MR
Message reference adalah acuan dari pengaturan pesan SMS. Untuk membiarkan pengaturan pesan standar, maka nilai yang diberikan adalah “00”.
2.2.1.4 Destination Address DA
Destination Address merupakan informasi nomor ponsel tujuan yang terdiri atas panjang nomor Len, format nomor tujuan Type of Number dan nomor tujuan
Destination Number. Jika panjang Destination Number ganjil, maka pada karakter terakhir ditambah dengan F h.
Tabel 2.2 Destination Address Pengirim Oktet
Len Type of Number
Destination Number
Nilai 14
Format internasional = 91 6288261535685F
Hasil
0E 91
268862515386F5 Jadi, hasil Destination Address adalah 0E91268862515386F5.
2.2.1.5 Protocol Identifier PID Protocol Identifier merupakan tipe dari cara pengiriman pesan yang diatur oleh ponsel
pengirim, seperti Standart Text, Fax, E-mail dan sebagainya. Nilai default dari PID adalah ”00” untuk Standart Text.
2.2.1.6 Data Coding Scheme DCS
Data Coding Scheme merupakan skema pengkodean data untuk menentukan kelas dari pesan tersebut, apakah berupa SMS teks standar, Flash SMS atau Blinking SMS.
Pada contoh ini pesan SMS yang dikirim berupa teks standar, dimana nilai DCS adalah ”00”.
Universitas Sumatera Utara
11
2.2.1.7 Validity Period VP
Validity Period merupakan lama waktu pesan disimpan di SMSC apabila pesan tersebut gagal diterima oleh ponsel penerima.
Tabel 2.3 Validity Period Pengirim Waktu VP
Nilai VP
Pada contoh ini, waktu VP 5 hari, maka nilai VP adalah: 166 + 5 = 171 d = AB h
Jadi nilai Validity Period adalah AB.
2.2.1.8 User Data Length UDL
User Data Length merupakan panjang pesan yang akan dikirim dalam bentuk teks standar. Pada contoh ini pesan yang dikirm adalah “Terima Kasih”, yang memiliki 12
karakter 0C h.
2.2.1.9 User Data UD
User Data adalah isi pesan yang akan dikirim dalam format heksadesimal. Proses pengkodean dari nilai teks standar menjadi heksadesimal dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2.4 User Data Pengirim Karakter
T e
r i
m a
Desimal 84
101 114
105 109
97
Septet 1010100
110010 1 11100 10
1101 001 110 1101
11 00001 Oktet
11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011 Hexap
D4 B2
3C DD
0E 83
Universitas Sumatera Utara
12
Tabel 2.4 User Data Pengirim lanjutan Karakter
spasi K
a s
i h
Desimal
32 75
97 115
105 104
Septet 0 100000
1001011 1100001
111001 1 11010 01
1101 000 Oktet
10010110 -
11100001 01111001 00011010 00001101 Hexa
96 -
E1 79
1A 0D
Proses Konversi Septet ke Oktet : a.
Untuk data septet pertama tidak dipisahkan. Lalu mulai dari data septet ke-2
yaitu karakter “e” 1100101 dipisahkan 1 bit terakhirnya menjadi 110010 1,
kemudian data ke-3, karakter “s” 1110010 dipisahkan 2 bit terakhirnya
menjadi 11100 10. Begitu seterusnya hingga data ke-8. Kemudian diulangi
untuk proses pertama untuk data ke-9, 17, 25, dan seterusnya. b.
Selanjutnya data oktet pertama adalah data septet pertama ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-2. Data oktet ke-2 adalah
data septet ke-2 ditambahkan di depannya bit yang dipisahkan pada data septet ke-3. Begitu seterusnya sampai data ke-7. Karena pada data ke-8 data septet
dipisahkan semua, maka tidak ada data oktet-nya. Untuk data terakhir bit septet-nya ditambahkan dengan “0” sampai bit berjumlah delapan.
Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil dari pengkodean adalah D4B23CDD0E8396E1791A0D.
Jadi hasil keseluruhan format PDU untuk contoh tersebut adalah
0011000E91268862515386F50000AB0CD4B23CDD0E8396E1791A0D
2.2.2 SMS PDU Mobile Terminated
SMS PDU Penerima Mobile Terminated adalah pesan yang masuk ke ponsel dari SMSC. Pada dasarnya format yang kita terima dari SMSC masih dalam format PDU.
Skema format PDU penerima adalah sebagai berikut :
SCA PDU Type OA PID
DCS SCTS UDL
UD Gambar 2.2 Skema Format PDU Penerima
Universitas Sumatera Utara
13 Misalkan ponsel menerima pesan dari +626169933890 dengan isi pesan adalah
“Terima Kasih” pada tanggal 5 Januari 2010 pukul 17:01:09 WIB, maka format PDU adalah :
06912612000060040C912616963983090000011050711090820CD4B23CDD0E8396 E1791A0D, dengan penjelasan sebagai berikut:
2.2.2.1 Service Center Address SCA
SCA merupakan informasi dari nomor SMSC. SCA memiliki tiga komponen utama yaitu len, type of number dan service center number. Dalam pengiriman pesan nomor
SMSC tidak dicantumkan.
Tabel 2.5 Service Center Address Penerima Oktet
Len Type of Number
Service Center Of Number
Keterangan
Panjang informasi
SMSC dalam
oktet Format nomor
dari SMSC 91 hexa = format
internasional Nomor SMSC dari operator
pengirim. Jika panjangnya ganjil, maka pada karakter
terakhir ditambah dengan F hexa
Telkomsel : 6281100000 PDU : 2618010000
Exelcom : 62818445009 PDU : 2618455400F9
Smart : 6288102150 PDU : 2688011205
Flexi : 6221000006 PDU : 2612000060
Hasil 06
91 2612000060
2.2.2.2 PDU Type
Nilai default dari PDU Type untuk pesan yang diterima adalah 04 hexa.
2.2.2.3 Originator Address OA
Originator Address adalah alamat nomor dari pengirim pesan, dimana format-nya terdiri atas panjang nomor Len, tipe nomor Type of Number dan nomor Originator
Number.
Tabel 2.6 Originator Address Penerima
Universitas Sumatera Utara
14
Oktet Len
Type of Number Originator Number
Keterangan
Panjang nomor
pengirim Format nomor
pengirim 91 hexa = format
internasional Nomor pengirim. Jika
panjangnya ganjil maka pada karakter
terakhir ditambahkan dengan F h
Hasil 0C
91 261696398309
Jadi nilai OA pada contoh ini adalah 0C91261696398309.
2.2.2.4 Protocol Identifier PID
Nilai Protocol Identifier untuk standar teks adalah 00 h.
2.2.2.5 Data Coding Scheme DCS
Data Coding Scheme untuk teks standar bernilai 00 h.
2.2.2.6 Service Center Time Stamp SCTS
Service Center Time Stamp merupakan waktu penerimaan pesan oleh SMSC. SCTS terdiri atas tahun, bulan, tanggal, jam, menit, detik dan zona waktu. Nilai SCTS untuk
contoh ini adalah 01105071109082.
Tabel 2.7 Service Center Time Stamp Penerima Nama
Hasil Nilai
Year 10 2010
01 Month
01 Januari 10
Date 05
50 Hour
17 71
Minute 01
10 Second
09 90
Time Zone 28, dimana 1 unit = 15 menit. Jadi 15 x 28
60 = 7 jam. Sehingga menjadi GMT + 07.00 = WIB
82
2.2.2.7 User Data Length UDL
Universitas Sumatera Utara
15 User Data Length atau panjang pesan yang diterima adalah sebanyak 12 karakter. Jadi
nilai UDL adalah 0C.
2.2.2.8 User Data UD
User Data pada contoh ini adalah D4B23CDD0E8396E1791A0D.
Tabel 2.8 User Data Penerima Hexa
D4 B2
3C DD
0E 83
Oktet 11010100 10110010 00111100 11011101 00001110 10000011
Septet 1010100
1100101 1110010
1101001 1101101
1100001 Desimal
84 101
114 105
109 97
Karakter T
e r
i m
a
Hexa 96
- E1
79 1A
0D
Oktet 10010110
- 11100001 01111001 00011010
00001101 Septet
0100000 1001011
1100001 1110011
1101001 1101000
Desimal 32
75 97
115 105
104
Karakter spasi
K a
s i
h Proses Konversi Oket ke Septet :
a. Setiap data oktet dipisahkan bit depannya sesuai posisi data. Contoh : data D4
merupakan data pertama dimana susunan bitnya adalah 11010100, maka
dipisahkan satu bit di depannya menjadi 1 1010100. Kemudian data ke-2
adalah B2, susunan bitnya 10110010, maka dipisahkan menjadi 10 110010.
Begitu seterusnya hingga data ke-7. Kemudian pada data ke-9, 17, 25, 33, dan seterusnya kembali seperti aturan data pertama.
b. Selanjutnya data septet pertama adalah sisa bit oktet pertama setelah
dipisahkan. Data septet ke-2 adalah sisa bit oktet ke-2 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet pertama. Data septet ke-3 adalah sisa bit
oktet ke-3 ditambah di akhirnya dengan bit yang dipisah pada oktet ke-2. Begitu seterusnya. Bila tidak terdapat data oktet berikutnya berarti bit depan
data terakhir merupakan tanda berhenti dari pengkodean tersebut. Kemudian kembali diulang langkah pertama.
Universitas Sumatera Utara
16 Untuk konversi dari desimal ke ASCII dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.9 Karakter ASCII Desimal
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1 2
3 SP
“ ‘
4 +
, -
. 1
5 2
3 4
5 6
7 8
9 :
; 6
= ?
A B
C D
E 7
F G
H I
J K
L M
N O
8 P
Q R
S T
U V
W X
Y 9
Z [
\ ]
_ `
a b
c 10
d e
f g
h i
j k
l m
11 n
o p
q r
s t
u v
w 12
x y
z {
| }
~ DEL
2.3 AT Command