Break Even Point BEP Return On Investment ROI Pay Out Time POT

Royan Fadlah : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 100 TonHari, 2009. USU Repository © 2009

10.3 Total Penjualan Total Sales

Hasil penjualan Biodiesel = 3208,355 kgjam x 24 jamhari x 350 haritahun x Rp.5.500,- kg = Rp. 148.226.001.000,- Hasil penjualan Gliserol = 191,084 kgjam x 24 jamhari x 350 haritahun x Rp.6.500,- kg = Rp. 10.433.186.400,-

10.4 Perkiraan RugiLaba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E.4, E.4.1, E.4.2 diperoleh sebagai berikut : Laba sebelum Pajak Bruto = Rp. 95.632.881.220,- Pajak Penghasilan PPh = Rp. 28.672.364.370,- Laba setelah Pajak Netto = Rp. 66.960.516.850,- 10.5 Analisa Aspek Ekonomi 10.5.1 Profit Margin PM Profit Margin atau net profit menunjukkan pada perhitungan profitabilitas dalam persen. Dihitung pada Lampiran E.5.1 dari perbandingan antara keuntungan sebelum pajak terhadap total penjualan. PM = 100 x Penjualan Total pajak sebelum Laba = 400 . 187 . 659 . 158 220 . 881 . 632 . 95 x 100 = 60,27 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 60,27 . Maka Pra- rancangan Pabrik Pemurnian Biodiesel ini memberikan keuntungan.

10.5.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dari hasil Perhitungan Lampiran E.5.2, dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. Royan Fadlah : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 100 TonHari, 2009. USU Repository © 2009 BEP = 100 x Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya − BEP = 860 . 404 . 951 . 14 400 . 187 . 659 . 158 320 . 901 . 074 . 48 − x 100 = 33,45 Kapasitas produksi pada titik BEP = 33,45 x 35.000 tontahun = 11.707,5 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = 33,45 x Rp. 158.659.187.400,- = Rp. 53.071.498.190,- Dari data feasibilities Peters, dkk. 2004 diperoleh data sebagai berikut :  BEP ≤ 50 , pabrik layak feasible  BEP ≥ 70 , pabrik kurang layak infeasible Dari perhitungan diperoleh BEP sebesar 33,45 . Maka Pra-Rancangan Pabrik ini cukup layak.

10.5.3 Return On Investment ROI

Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. Perhitungan dalam Lampiran E.5.3 sebagai berikut : ROI = 100 x Investasi modal Total pajak setelah Laba ROI = 700 . 875 . 501 . 273 850 . 516 . 960 . 66 x 100 = 24,48 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah sebagai berikut :  ROI ≤ 15 , resiko pengembalian modal rendah  15 ≤ ROI ≤ 45 , resiko pengembalian modal rata-rata  ROI ≥ 45 , resiko pengembalian modal tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 24,48 sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata. Royan Fadlah : Pra Rancangan Pabrik Unit Pemurnian Metil Ester Hasil Transesterifikasi Menjadi Biodiesel Sawit Dengan Kapasitas 100 TonHari, 2009. USU Repository © 2009

10.5.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal, dihitung pada lampiran E.5.4 dengan membandingkan besar total investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas setiap tahun. POT = Tahun 1 x ROI 1 POT = 2448 , 1 x 1 Tahun POT = 4,08 Tahun Dari hasil perhitungan didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 4,08 tahun operasi.

10.5.5 Return On Network RON