Kegiatan Dalam Pest Control
35 kimia Komisi Pestisida, 1998. Berikut beberapa kandungan bahan
aktif atau zat kimia yang biasa digunakan dalam kegiatan pest control: 1. Dichlorfos berfungsi untuk mengendalikan semua jenis
serangga, lebih ramah lingkungan, mudah terurai dan biasa dipakai untuk general treatment bisa diaplikasikan untuk
kegiatan fogging, spraying dan pengembunan ULV. Tetapi dichlorfos biasa digunakan sebagai pilihan terakhir
penggunaan insektisida. 2. Cypermethrin berfungsi untuk mengendalikan hama dan
serangga berupa kecoa, lalat, nyamuk, laba-laba, dan lipan. Insektisida ini merupakan racun kontak yang menyerang
organ pernapasan dan lambung serangga sasarannya. 3. Deltamethrin mempunyai keunggulan yang spesifik terhadap
serangga sasarannya dan meninggalkan efek residual yang optimal. Insektisida ini menyerang pernapasan serangga dan
dengan tekanan uap yang maksimal mampu menembus spirakel
lubang pernapasan
pada serangga
dan mengakibatkan kematian dalam waktu yang cukup singkat.
4. Bromadiolon dan
methoprene berfungsi
untuk mengendalikan populasi tikus dan mematikan tikus dengan
segera.
36 5. Allethrin berfungsi sebagai pengasapan yang dilakukan
didalam rumah, efektif untuk memutus rantai penularan DBD.
2.5. Pencegahan Keracunan Pestisida 2.5.1. Pencegahan Tingkat Pertama Primary Prevention
Setiap petugas yang dalam pekerjaannya sering berhubungan dengan pestisida harus mengenali dengan baik gejala dan tanda
keracunan pestisida.Menurut Depkes 1992, sebagai upaya pencegahan terjadinya keracunan pestisida sampai ke tingkat yang membahayakan
kesehatan, orang yang berhubungan dengan pestisida harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memilih Pestisida Memilih bentuk atau formulasi pestisida juga sangat
penting dalam penggunaan pestisida. Pestisida yang berbentuk aerosol jauh lebih berbahaya jika terhirup atau
terkena kontak kulit, hal ini bisa digantikan dengan penggunaan pestisida berbentuk tablet atau butiran yang
mempunyai kemungkinan kecil untuk melayang. Begitu juga dengan
pestisida yang
berbentuk cairan
bahaya pelayangannya lebih kecil jika dibandingkan dengan
pestisida berbentuk tepung. Selain itu yang menjadi pertimbangan dalam formulasi pestisida adalah alat
37 penyemprot, bila menggunakan alat penyemprot pestisida
berbentuk cairan lah yang lebih tepat untuk digunakan seperti, Emulsible Concentrate EC, Wettable Powder WP,
atau Soluble Powder SP 2. Alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida
Menurut Wudianto 2007 alat yang digunakan dalam aplikasi pestisida tergantung dari jenis formulasi yang
digunakan.Pestisida yang berbentuk granula butiran tidak memerlukan alat khusus untuk penyebarannya, cukup
menggunakan ember atau alat lainnya yang bisa menampung pestisida tersebut. Sedangkan untuk pestisida berwujud
cairan seperti Emulsible Concentrate EC dan bentuk tepung Wettable Powder WP, atau Soluble Powder SP
memerlukan alat penyemprot khusus untuk menyebarkannya. Alat penyemprot yang biasa digunakan yaitu penyemprot
yaitu penyemprot gendong, pengabut bermotor Power Mist Blower and Duster, mesin penyemprot tekanan tinggi High
Pressure Power
Sprayer, dan
jenis penyemprot
lainnya.Penggunaan alat penyemprot disesuaikan dengan kebutuhan agar pemakaian pestisida menjadi lebih efektif.
3. Teknik dan Cara Aplikasi Teknik dan aplikasi ini sangat penting untuk diketahui oleh
pengguna pestisida terutama untuk menghindari bahaya