Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika SiO
2
Dan Ortofosfat O-PO
4
Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 63-EF- 2101 PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Operasi Cooling Tower
Pengoperasian cooling tower terdiri atas : -
Blowdown -
Evaporasi -
Air penambahmake up -
Cycle of Concentration, dan -
Chemical treatment
2.1.1 Blowdown
Blowdown atau disebut juga bleed-off merupakan pembuangan air yang dilakukan secara continiu mencegah konsentrasi zat padat terlarut menjadi sedemikian
tinggi. Blowdown digunakan untuk mengurangi suspended solid padatan terlarut dari titik konsentrasi dimana suspended solid akan membentuk kerak.
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika SiO
2
Dan Ortofosfat O-PO
4
Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 63-EF- 2101 PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2.1.2 EvaporasiPenguapan
Evaporasi adalah proses dimana air yang kembali dari heat exchanger, melepaskan panas ke udara luar, karena kontak langsung dengan udara, sebahagian
kecil air akan terbawa udara dan menguap. Pada cooling tower tersedia kondisi ideal untuk penguapan ini, yaitu :
- Memecahnya air menjadi butir-butir air, sehingga mempercepat penguapan.
- Kecepatan udara yang tinggi.
2.1.3 Make up Water Air Penambah
Air make up adalah air penggganti yang dibutuhkan untuk menggantikan air yang hilang karena evaporasi, drift loss, dan blowdown.
2.1.4 Cycle of Concentration
Hanya air murni, H
2
O yang menguap, tidak ada mineral yang ikut menguap. Jika terjadi kehilangan air dalam sistem, jumlah mineral akan semakin besar dalam sistem,
sehingga dibutuhkan cycle of concentration sebagai batas pembentukan kerak. Cycle of concentration yaitu rasio dissolved solid pada air sirkulasi dengan dissolved solid pada
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika SiO
2
Dan Ortofosfat O-PO
4
Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 63-EF- 2101 PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
air make up. Setiap terjadi kenaikan dissolved solid sebesar dissolved solid awal yang ada, maka kita katakan kenaikan 1 cycle. contoh : jika dissolved solid air make up 500
ppm, dalam air sirkulasi cooling tower 1000 ppm, maka cycle of concentration adalah 1000 : 500 = 2.
2.1.5 Chemical Treatment
Chemical treatment pada air sirkulasi pada beberapa kasus tidak diperlukan jika laju blowdown tinggi dan dijaga, namun beberapa kasus lainnya chemical treatment
diperlukan untuk mencegah terbentuknya kerak dan korosi. Asam Sulfat atau poliphosfat adalah yang paling umum digunakan untuk mengontrol terbentuknya kerak
calsium carbonat. Penambahan material yang mengandung cromat, phosfat atau campuran lainnya juga sering digunakan untuk mengontrol korosi.
Air setelah beberapa waktu lama, akan tumbuh mikroorganisme seperti bakteri, fungi, alga dan protozoa. Mikroorganisme ini akan berkembang terus dan menyebabkan
masalah berupa biological fouling yang mengurangi transfer panas pada cooling tower dan menghambat laju alir air. Pengontrolan mikroorganisme harus dilakukan pada
cooling tower. Ada banyak pengolahan kimia untuk mengontrol mikroorganisme, namun campuran yang mengandung copper tidak direkomendasikan. Campuran yang
mengandung chlorin atau bromin merupakan campuran yang efektif untuk mengontrol mikroorganisme, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat merusak material bangunan
cooling tower. Untuk pemeliharaan free residual clorin harus dijaga pada batas tertinggi 1 ppm. Mathie, Alton J. 1988
Indra Nugraha : Pengaruh pH, Silika SiO
2
Dan Ortofosfat O-PO
4
Terhadap Cooling Water Treatment Urea-1 63-EF- 2101 PT. Pupuk Iskandar Muda, 2009.
2.2 Problem utama pada Cooling Tower