KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

BAB IV KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

Konseling sebagai salah satu upaya profesional muncul karena adanya sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab individu dan untuk itu perlu bantuan profesional. Kebutuhan akan hubungan bantuan helping relationship, terutama konseling, pada dasarnya timbul dari diri dan luar diri individu yang melahirkan seperangkat pertanyaan mengenai apakah yang harus diperbuat individu. Tipe-tipe Konseling yaitu: a. Konseling krisis Krisis dapat diartikan sebagai suatu keadaan disorganisasi menghadapi frustasi dalam upaya mencapai tujuan penting hidupnya atau mengalami gangguan dalam perjalanan hidup dan hal ini ditanggapi dengan stress. Berdasarkan situasi ini, konselor perlu menerima situasi dan menciptakan keseimbangan pribadi dan penguasaan diri. b. Konseling fasilitatif Konseling fasilitatif, adalah proses membantu klien menjadikan jelas permasalahannya, selanjutnya bantuan dalam pemahaman dan penerimaan diri, penemuan rencana tindakan dalam mengatasi masalah, dan akhirnya melaksanakan semua itu atas tanggung jawab sendiri. Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 c. Konseling preventif Dalam konseling preventif, konselor dapat menyajikan informasi kepada suatu kelompok atau membantu individu-individu mengarah ke program-program relevan baginya. d. Konseling developmental Konseling developmental merupakan suatu proses berkelanjutan dimana klien mencapai pertumbuhan pribadi yang positip dalam berbagai tahap kehidupan mereka. Klien dapat mencapai pemahaman diri, peningkatan ketrampilan membuat keputusan, dan mengubah tingkah laku ke positip melalui konseling developmental Mappiare, 2002. Pelaksanaan hubungan konseling helping relationship dapat terjadi di seluruh bidang kehidupan dimana terjadi hubungan antara manusia dengan manusia. Dengan kata lain bila terjadi interaksi antara individu dengan individu lain, maka disana akan terjadi hubungan yang membantu. Hubungan yang membantu dan hubungan konseling adalah sama. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan, mengembangkan, dan membantu individu yang membutuhkannya. Dalam dunia kesehatan, relasi paramedis–pasien seharusnya merupakan hubungan yang membantu helping relationship. Artinya sebagai tenaga profesional di bidang kesehatan, paramedis membantu pasien dengan hati yang ikhlas. Masalah yang dihadapi paramedis bukan soal profesinya, akan tetapi bagaimana cara teknik berkomunikasi yang dapat mempercepat kesembuhan dan perkembangan pasien. Cara komunikasi yang dimaksud adalah dialog dua arah Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 bukan hanya dialog yang searah berupa instruksi, akan tetapi dialog yang membuat pasien menyatakan semua keinginan, keluhan, kecemasan, dan sebagainya. Kemudian ditanggapi dengan positif, ramah, bersahabat oleh paramedis. Semua teknik berkomunikasi itu terdapat dalam hubungan konseling. Ada beberapa hal yang perlu dipelihara dalam hubungan konseling yakni: 1. Kehangatan, artinya konselor membuat situasi hubungan konseling itu demikian hangat. Kehangatan disebabkan adanya rasa bersahabat, tidak formal, serta membangkitkan semangat dan rasa humor. 2. Hubungan yang empati, yaitu konselor merasakan apa yang dirasakan klien, dan memahami akan keadaan diri serta masalah yang dihadapinya. 3. Keterlibatan klien, yaitu terlihat klien bersungguh-sungguh mengikuti proses konselingdengan jujur mengemukakan persoalannya, perasaannya, dan keinginannya. Selanjutnya dia bersemangat mengemukakan ide, alternatif dan upaya-upaya. Dalam pelaksanaan teknik konseling diperlukan sifat-sifat konselor sebagai berikut: • Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi, sikap konselor adalah menerima secara netral. • Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai kata dengan perbuatan, dan konsisten. • Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien itu. Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 • Nonjudgmental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif. Secara umum proses konseling dibagi atas tiga tahapan: 1. Tahap awal konseling Tahap ini terjadi sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling sampai konselor dan klien menemukan definisi masalah klien atas dasar isu, kepedulian atau masalah klien. Adapun proses konseling tahap awal dilakukan konselor adalah sebagai berikut: • Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien. • Memperjelas dan mendefinisikan masalah. • Membuat penaksiran dan penjajakan. • Menegosiasi kontrak. 2. Tahap Pertengahan Tahap Kerja Berangkat dari definisi masalah klien yang disepakati pada tahap awal, kegiatan selanjutnya adalah memfokuskan pada penjelajahan masalah klien dan bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang telah dijelajah tentang masalah klien. Adapun tujuan-tujuan tahap pertengahan ini yaitu: • Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh. • Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara. • Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.. Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 3. Tahap Akhir Konseling Tahap Tindakan Tujuan-tujuan tahap akhir ini adalah sebagai berikut: • Memutuskan perubahan sikap dan prilaku yang memadai. • Terjadinya transfer learning pada diri klien. Klien belajar dari proses konseling yang membuatnya terbuka untuk mengubah perilakunya di luar proses konseling. Artinya klien mengambil makna dari hubungan konseling untuk kebutuhan akan suatu perubahan. • Melaksanakan perubahan perilaku. Pada akhir konseling klien sadar akan perubahan sikap dan perilakunya. • Mengakhiri hubungan konseling. Mengakhiri konseling harus atas persetujuan klien. Sebelum ditutup ada beberapa tugas klien yaitu pertama, membuat kesimpulan-kesimpulan mengenai hasil proses konseling, kedua, mengevaluasi jalannya proses konseling, ketiga, membuat perjanjian untuk pertemuan selanjutnya Willis, 2004. Dewasa ini, telah timbul kebutuhan dari masyarakat, akan adanya informasi yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan obat, suplemen makanan, obat tradisional, kosmetika dan makanan. Hal ini disebabkan karena banyaknya jenis obat yang diproduksi therapeutics explosion oleh industri farmasi setiap tahunnya yang diikuti dengan informasi produk yang obyektifitasnya masih diragukan. Selain itu, bersamaan dengan perkembangan produk obat-obatan, informasi yang berkaitan dengan Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 perkembangan obat tersebut juga semakin banyak. Ledakan informasi information explosion ini dapat menyulitkan para pengguna informasi, dalam memilih ketepatan atau kebenaran informasi yang dapat dijadikan sebagai acuan. Akibatnya, diperlukan suatu pelayanan informasi obat dan makanan kepada masyarakat yang dapat menjamin diperolehnya informasi yang benar dan obyektif. Pelayanan informasi obat yang dikelola oleh sumber daya manusia yang berkompeten merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda lagi www.pom.go.id Azizah: Laporan Praktek Kerja Profesi Komunitas Di Apotek Pelengkap No. 14 RSU Dr. Pirngadi Medan, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI