3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hama Gudang Ngengat Beras Corcyra cephalonica St.
Corcyra cephalonica merupakan salah satu hama penting dalam gudang penyimpanan beras dan tepung, hama ini dapat ditemukan di seluruh dunia
terutama di daerah tropis. C. cephalonica berkembang dengan cepat, dengan siklus hidup yang pendek dan kemampuan menghasilkan telur tinggi maka dapat
merusak beras dengan cepat berkisar antara 9,6-20,2 Syahri dan Thamrin, 2012.
Telur C. cephalonica berbentuk oval ukuran 0,5-0,3 mm diletakan secara soliter tidak berkelompok, menempel pada bahan pangan atau serat karung.
Setelah 3-5 hari telur akan menetas dan menjadi larva. Larva berwarna krem keputihan kecuali bagian kapsul kepala dan protoraks berwarna coklat. Fase larva
berlangsung selama 30 hari, saat akan menjadi pupa larva naik ke permukaan bahan makanan dan membuat kokon dengan menganyam benang sutra diantara
butiran bahan makanan. C. cephalonica memiliki metamorfosis yang lengkap Holometabola. Masa pupa berlangsung selama 12 hari dan lama hidup imago
berlangsung 10 hari Rachman, 2006. Imago berwarna kelabu, kurang aktif, sayap lebih gelap dari pada
membrannya. Antena bertipe filiform dengan labial palpus yang lurus. Tungkai palsu larva berbentuk kerucut. Perbedaan serangga jantan dan betina dari warna
sayap dan sungut, pada C. cephalonica jantan memiliki warna sayap terang dan sungut yang panjang sedangkan pada betina memiliki warna sayap yang lebih
gelap. C.cephalonica masuk dalam golongan Animalia, Phylum Arthropoda, Sub Phylum Mandibulata Kelas Insakta, Sub Kelas Pterygota, Ordo Lepidoptera,
Famili Pyralidae, Genus Corcyra, Spesies C.cephalonica llato et al., 2012. Faktor suhu berpangaruh terhadap
siklus hidup C. cephalonica di daerah suhu rendah berlangsung 40-60 hari Anggara dan Sudarmaji, 2008. Faktor yang
mempengaruhi perkembangan C. cephalonica salah satunya adalah makanan, makanan yang banyak mengandung karbohidarat dan protein. Bentuk pakan
yang disukai larva C. cephalonica adalah butiran yang halus dan kasar
4 karena butiran halus memudahkan larva dalam menggandeng-gandengkan
pakan membentuk gumpalan-gumpalan Kalshoven, 1981.
2.2 Gejala Serangan