Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERN AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

MEUTHIA ADHAINI 072102099

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur alhamdulilah penulis lafadzkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan yang baik pada umat manusia.

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Akuntansi dan memperoleh gelar Amd Ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing Tugas Akhir saya sampai selesai.


(5)

5. Bapak/Ibu staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Teristimewa buat kedua orang tua saya yang tercinta (Ayahanda Hara Marzuki & Ibunda Syarifah Nadrah) yang mungkin tidak terhitung dan terbalas jasa-jasanya serta memberikan semangat dan dukungan kepada saya sehingga Tugas Akhir ini telah selesai.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu yang penulis miliki, maka dengan kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membutuhkan. Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat, Karunia, Rizki serta Keridhoan kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Maret 2010 Penulis

Meuthia Adhaini 072102099


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ………... iii

BAB I : PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Perumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 4

D. Sistematika Pembahasan ………... 5

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN DAN INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU ………. 7

B. Jenis Usaha / Kegiatan ………. 10

C. Struktur Organisasi ………... 11

D. Uraian Tugas ………. 11

E. Kinerja Usaha Terkini ………... 16

F. Rencana Kerja ………... 17

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Pengertian dan Jenis-jenis Aktiva Tetap ……….. 18

B. Cara Perolehan Aktiva Tetap ………... 25


(7)

D. Penggantian Aktiva Tetap ……… 38 E. Penggunaan Aktiva Tetap ……… 41 F. Pengawasan Intern Aktiva Tetap ………. 42

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ………... 46

B. Saran ………. 47

DAFTAR PUSTAKA ……….. 49 LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan suatu negara dipengaruhi oleh sektor perekonomian Negara tersebut. Perekonomian yang cepat dan persaingan yang semakin tajam baik secara nasional maupun global cenderung mendorong tumbuhnya lapangan usaha baru. Tanpa perekonomian yang sehat dan stabil mustahil masyarakat dapat menuju cita-cita yang diinginkan yaitu masyarakat adil dan makmur. Hal ini semakin memacu persaingan setiap perusahaan dalam usahanya untuk tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang perusahaan pada umumnya membutuhkan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang akan di jual kepada konsumen. Salah satu faktor produksi tersebut adalah berupa aktiva tetap yang cukup besar peranannya dalam kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, perekonomian mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap negara.

Salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk ini adalah aktiva tetap. Aktiva tetap adalah harta yang dimiliki perusahaan dalam operasi yang bersifat tangible yang tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan masa pemakaiannya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun, seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin, dan lain-lain. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya dalam operasi perusahaan, dari segi


(9)

jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi penggunaannya yang melibatkan tenaga kerja, dari segi pembuatannya yang sering kali membutuhkan waktu jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang sangat rumit. Semuanya ini memerlukan pencatatan yang baik.

Aktiva tetap merupakan salah satu harta / kekayaan yang bernilai relatif besar yang dimiliki setiap perusahaan yang harus mendapat perhatian secara khusus. Oleh karena itu, manajemen perlu melakukan perencanaan dan pengawasan yang tepat agar investasi perusahaan di bidang ini tidak merugikan perusahaan. Pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap merupakan faktor penunjang terjaminnya kegiatan operasional perusahaan dengan lancar. Karena secara umum pengeluaran untuk aktiva tetap memerlukan sumber keuangan yang penting, menyangkut keputusan-keputusan yang sulit untuk ditarik kembali, dan investasinya mempengaruhi pelaksanaan keuangan selama suatu periode yang panjang.

Harta tetap terdiri dari peralatan, kendaraan, gedung, tanah dan mesin. Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya dengan dengan berbagai cara misalnya : pembelian tunai, pembelian cicilan, hadiah, tukar tambah, leasing, dibuat sendiri dan sebagainya. Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dalam distribusi barang aau jasa.

Pengadaan aktiva tetap harus direncanakan dan diawasi karenamembutuhkan dana yang cukup besar. Jika semakin besar ketergantungan


(10)

perusahaan terhadap aktiva tetap, maka dana yang diinvestasikan pada aktiva tetap juga akan semakin besar. Dana biasanya dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang sehingga jika terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan, maka akan mempengaruhi keuangan dalam jangka panjang juga.

Pada perusahaan dagang dan industri akan menginvestasikan dana yang cukup besar untuk memperoleh aktiva tetap, dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh kembali dana yang telah diinvestasikannya. Permasalahannya hanya terletak pada kapan jangka waktu dan bagaimana cara pengembalian aktiva yang diinvestasikan. Investasi aktiva tetap memerlukan pengawasan yang baik, sehingga diperlukan satu bagian yang mampu melaksanakan fungsi tersebut agar perusahaan dapat mencapai tujuannya. Jika tidak ada pengawasan yang baik terhadap aktiva tetap akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan sebaliknya apabila pengawasan terhadap aktiva tetap dilaksanakan dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut dan mengingat betapa pentingnyapengaruh peranan pengawasan aktiva tetap ini dalam suatu perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk mencoba meneliti topik ini lebih mendalam, sehingga penulis memilih judul penelitian ini adalah “Pengawasan Intern Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Pengelolaan aktiva tetap sering kali dikesampingkan sebagian perusahaan. Aktiva tetap bagi perusahaan hanya untuk mendukung operasi perusahaan. Padahal aktiva tetap mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan


(11)

perusahaan yaitu laba yang optimal agar perusahaan ini bisa bersaing dengan perusahaan lain dan tetap terjaga kelangsungannya dan berkembang pesat dalam persaingan global. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam paper ini adalah : “Apakah Pengawasan Intern Aktiva Tetap yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah dilaksanakan dengan efektif dan efisien?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, tanpa adanya tujuan yang jelas akan mengakibatkan suatu kegiatan yang kurang terarah. Sesuai dengan penjelasan diatas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

a. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III.

b. Untuk memahami lebih jauh lagi tentang teori yang didapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapannya yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

c. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai cara yang efektif dalam pengawasan aktiva tetap.

d. Untuk mengetahui bagaimana cara Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam memperoleh aktiva tetapnya.

e. Untuk mengetahui metode penyusutan yang digunakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(12)

2. Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dapat menjadi manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi penulis

Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai pengawasan intern aktiva tetap dan sebagai bahan untuk membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan guna membantu perusahaan dalam mengurangi kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan.

b. Bagi perusahaan / instansi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam menentukan kebijakan sistem pengawasan intern aktiva tetap pada masa yang akan datang, sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi pembaca

Sebagai informasi perbandingan di dalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

D. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan suatu gambaran mengenai pembahasan, penyusunan dan perincian isi dari paper ini. Sehingga para pembaca memahami hal-hal yang dibahas di dalam paper ini. Adapun sistematika pembahasan dalam paper ini dibagi dalam 4 bab, yakni sebagai berikut :


(13)

BAB I : PENDAHULUAN

Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI

Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas berdirinya perusahaan, jenis usaha / kegiatan, struktur organisasi, uraian tugas, kinerja usaha terkini dan rencana kerja.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini berisikan teori yang menjelaskan tentang pengertian aktiva tetap dan jenis-jenisnya, cara perolehan aktiva tetap, metode penyusutan aktiva tetap, penggantian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap, pengawasan intern dan tujuan aktiva tetap.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan penutup berisi kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengawasan intern aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam menunjang kemajuan di masa yang akan datang.


(14)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. SEJARAH RINGKAS FAKULTAS EKONOMI USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) Kota Kuraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu DR. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan, Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu teknik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden Universitas Sumatera Utara (Istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (Sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiah Kuala, maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan memeperoleh status Negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No. 64/1961 tentang Penegrian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.


(15)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen. Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul dengan Surat Keputusan

No.23/DIKTI/Kep/1987, No.25/DIKTI/Kep/1987 dan No. 26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 Program Pendidikan D-III.

Program Pendidikan Strata-1 meliputi 3 (tiga) Departemen, yaitu : a. Departemen Ekonomi Pembangunan

b. Departemen Manajemen c. Departemen Akuntansi

Sedangkan Program Diploma III terdiri dari : a. Jurusan Kesekretariatan

b. Jurusan Keuangan c. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima Mahasiswa pada bulan Agustus 1961.

1. Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.


(16)

2. Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar. b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi professional dan lembaga lain yang bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional maupun internasional. b. Mengabdi lembaga yang berkemampuan melaksanakan penelitian-penelitian

dan pengabdian pada masyarakat dan responsive terhadap perkembangan/perubahan.


(17)

B. Jenis Usaha/ Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan pembinaan sivitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu : penyelenggaraan pendidikan, pengabdian penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan


(18)

ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal.

D. Uraian Tugas

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi USU terdiri dari :

1. Bagian Tata Usaha Tugasnya adalah :

a. Menyusun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

b. Menghimpun dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.


(19)

c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

d. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan.

e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan fakultas.

f. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.

g. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas. h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas. i. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.

j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan fakultas.

k. Menyusun laporan kerja Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

2. Sub Bagian Akademik Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ( RKAT ) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.

c. Melakukan administrasi akademik.


(20)

e. Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum. f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

g. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.

h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT ) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan. c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan di lingkungan fakultas.

d. Melakukan urusan penerimaan tamu Pimpinan, rapat dinas dan pertemuan ilmiah dilingkungan fakultas.

e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

f. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

g. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

h. Mengoperasionalkan sistem inoformasi keuangan.


(21)

j. Menyusun laporan Kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

4. Sub Bagian Kepegawaian Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ( RKAT ) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b. Menyusun konsep juklak/juknis dibidang kepegawaian. c. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. d. Melaksanakan uruan mutasi pegawai.

e. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

f. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar Tetap/Tidak Tetap/Emiritus, ijin dan cuti.

g. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. h. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. i. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

j. Menyususun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan ( RKAT ) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.


(22)

c. Melakukan adminstrasi kemahasiswaan.

d. Melakukan urusan pemberian izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan. e. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas. f. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan

kesejahteraan mahasiswa.

g. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan h. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni. i. Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni. j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan

laporan bagian.

6. Sub Bagian Perlengkapan Tugasnya adalah :

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT.

b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.

e. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan.


(23)

g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Paskah, Idul Fitri, Isr’a Mi’raj, dll) sehingga para civitas akademika selalu memiliki nilai-nilai dan


(24)

norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kerja

Rencana kerja Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut :

1. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil. 2. Perkuliahan semester genap/ganjil.

3. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil. 4. Wisuda mahasiswa.


(25)

BAB III

TOPIK PENELITIAN A. Pengertian dan Jenis-jenis Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva Tetap

Sebelum penulis membahas lebih lanjut pengertian dan jenis-jenis aktiva tetap, maka penulis akan menjelaskan pengertian aktiva tetap itu sendiri. Aktiva tetap merupakan hak milik perusahaan dan dipergunakan terus menerus (dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) serta tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan (menghasilkan barang dan jasa). Aktiva tetap dapat diartikan sebagai harta dari perusahaan yang menyerap sebagian besar modal perusahaan dan menentukan bergeraknya operasi perusahaan.

Menurut Niswonger, C. Rollin and Fess, Philip E (1994 : 400) “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud berumur panjang yang sifatnya permanen, yang digunakan dalam operasi perusahaan dan yang dibeli bukan untuk dijual lagi dalam operasi normal perusahaan”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 16), yaitu pada buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan membangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Menurut Harahap (2002 : 20) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”.


(26)

Sedangkan menurut Henry Simamora (2000 : 297) “Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aktiva tetap mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan b. Mempunyai bentuk fisik

c. Memberikan manfaat di masa yang akan datang

d. Dipakai atau digunakan secara aktif di dalam kegiatan normal perusahaan, atau dimiliki tidak sebagai suatu investasi atau untuk dijual kembali

e. Mempunyai masa manfaat relatif permanen (lebih dari satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun).

Aktiva tetap dapat dibedakan dari aktiva-aktiva lainnya berdasarkan karakteristik-karakteristik berikut :

a. Aktiva tetap diperoleh untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan usaha. Nilai aktiva berasal dari jasa yang diberikannya, bukan dari potensinya untuk dijual kembali.

b. Aktiva tetap menyediakan manfaat selama beberapa periode akuntansi. Menurut prinsip pengaitan, biaya perolehan dari suatu sumber daya yang


(27)

memberikan potensi jasa haruslah dikaitkan dengan beban untuk menghasilkan jasa tersebut.

2. Jenis-jenis Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam beberapa segi, yaitu : a. Substansi

Substansi yaitu aktiva tetap yang dapat digantikan dengan sejenisnya. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Aktiva Berwujud (Tangible Fixed Asset)

Contohnya : lahan, mesin, gedung, peralatan, dan lainnya. 2. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Fixed Asset)

Contohnya : goodwill, paten, copy right, frenchise, dan lainnya. b. Umur

Penggolongan aktiva tetap dari segi umur berguna untuk mengetahui apakah aktiva tetap tersebut perlu disusutkan atau tidak dari harga perolehannya, karena aktiva tetap itu berbeda-beda umurnya. Ada yang umurnya tidak terbatas dan ada pula yang terbatas umurnya. Dan biasanya kebanyakan aktiva tetap itu memiliki umur yang terbatas. Penggolongannya adalah sebagai berikut :

1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas, seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian, dan peternakan.

2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa digantikan dengan aktiva yang sejenis, seperti : bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.


(28)

3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva lain yang sejenis, seperti : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain.

c. Disusutkan atau Tidak Disusutkan.

Penggolongan aktiva dari segi disusutkan atau tidak disusutkan biasanya dicirikan dengan ada atau tidaknya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap yang mengalami penurunan nilai selama masa manfaatnya dilakukan penyusutan terhadap harga perolehan. Dan aktiva tetap yang tidak mengalami penurunan nilai tidak dilakukan penyusutan terhadap harga perolehannya. Adapun penggolongannya sebagai berikut :

1. Depreciated Plant Assets (Aktiva Tetap yang Disusutkan) yaitu aktiva tetap yang disusutkan, seperti : bangunan, peralatan, mesin, inventaris, jalan dan sebagainya.

2. Underpreciated Plant Assets (Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan) yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan, seperti : tanah.

d. Berdasarkan Jenisnya

Aktiva tetap banyak ragamnya, maka aktiva tetap dapat pula dibagi berdasarkan jenisnya yaitu sebagai berikut :

1. Tanah

Tanah adalah bidang terhampar baik yang merupakan tempat berdirinya bangunan maupun lahan yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang diatasnya didirikan bangunan, pencatatannya harus dipisahkan dari


(29)

lahan itu sendiri khususnya bangunan yang dianggap sebagai bagian dari lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya dapat digolongkan kedalam nilai lahan.

Untuk memperoleh tanah tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya akuisisi aktiva tetap, yang meliputi :

a. Harga beli

b. Ijin dari pemerintah c. Komisi pialang d. Fee nama baik e. Biaya survey

2. Bangunan/Gedung

Bangunan atau gedung adalah segala bangunan yang dimiliki perusahaan yang terdiri di atas bumi ini baik di atas tanah atau air seperti gedung, kantor, toko, gudang, pabrik, perumahan, dan bangunan-bangunan lain. Nilai bangunan dicatat sebesar harga bangunan itu siap dipergunakan dalam operasi perusahaan. Pencatatannya harus terpisah dari tanah yang menjadi lokasi gedung itu.

Biaya yang timbul dari perolehan bangunan maupun gedung antara lain : a. Fee arsitek

b. Biaya asuransi c. Ijin dari pemerintah d. Bea balik nama


(30)

3. Mesin

Mesin adalah alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan proses produksi seperti mesin pabrik, mesin pembangkit, dan mesin-mesin lainnya yang dipergunakan dalam proses produksi. Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan. Adapun biaya yang ditanggung perusahaan untuk memperoleh mesin tersebut adalah :

a. Pengujian sebelum digunakan b. Sewa mesin

4. Kendaraan

Kendaraan adalah sarana angkutan orang atau barang yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan operasional. Kelompok aktiva tetap ini yaitu semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, meliputi : truk, traktor, forklift, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.

5. Inventaris/ Peralatan

Peralatan dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan. merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan yang dapat menunjang jalannya kegiatan operasional suatu perusahaan seperti inventaris gudang dan lain-lain.

Biaya akuisisi untuk memperolehnya antara lain : a. Reparasi pembelian (peralatan bekas)


(31)

6. Inventaris Kantor

Inventaris kantor yaitu alat-alat yang dipakai sebagai pendukung kegiatan dan kelancaran proses operasional suatu perusahaan, inventaris kantor dapat berupa :

a. Mesin tik d. Meja tulis

b. Komputer e. Telepon

c. Perabot kantor

7. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboratorium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.

8. Prasarana

Di Indonesia adalah merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana, seperti jalan, jembatan, riol, pagar, dan sebagainya sebagai aktiva tetap.

Ada beberapa jenis aktiva tetap yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, antara lain :

a. Tanah b. Bangunan c. Mesin d. Kendaraan e. Peralatan kantor


(32)

f. Komputer

g. Peralatan kantor lainnya

B. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Nilai perolehan aktiva tetap meliputi seluruh pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai. Aktiva tetap bisa diperoleh melalui berbagai cara dan masing-masing cara mempunyai atau dihadapkan pada persoalan-persoalan khusus yang berhubungan dengan nilai perolehan aktiva sebagai dasar pencatatan transaksi yang tidak dapat digeneralisasi.

Dalam melaksanakan kegiatannya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan berbagai cara, antara lain :

1. Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah pembelian aktiva yang pembayarannya tidak memerlukan tenggang waktu yang lama dari saat pembeliannya. Nilai perolehan aktiva tetap yang didapat melalui transaksi pembelian tunai diukur dengan jumlah uang atau kas yang dibayar dalam transaksi dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terjadi dalam hubungannya dengan usaha untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva sampai pada kondisi siap pakai.

Apabila dalam pembelian tunai diperoleh potongan maka potongan tersebut, akan diperkurangkan dari harga beli aktiva, dengan demikian akan mengurangi harga perolehannya. Pembelian tunai atas aktiva bekas pakai harga perolehannya adalah semua biaya untuk memperoleh aktiva tersebut termasuk


(33)

apabila perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki keadaan aktiva yang rusak agar menjadi baik kembali.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2004 : 16,6) “Harga perolehan dari masing-masing aktiva tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva tetap bersangkutan”.

Jurnal dalam pencatatan pembelian tunai adalah :

Aktiva tetap xxx

Kas xxx

2. Pembelian Kredit

Pembelian kredit adalah pembelian aktiva tetap yang pembayarannya tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur dan pelunasannya memerlukan waktu lebih dari satu periode akuntansi. Dalam pembelian kredit ini harga beli aktiva tetap menjadi lebih mahal dibandingkan dengan tunai, kelebihan harga tersebut adalah merupakan bunga atas pembelian cicilan tersebut.

Sedangkan selisih antara nilai tunai dengan harga pembelian kredit tersebut dianggap sebagai beban bunga sehingga harus dicatat dalam perkiraan beban bunga.

Pembebanan bunga atas kredit dapat dilakukan dengan : a. Secara Flat

Dimana biaya bunga sama untuk setiap pembayaran angsuran persemester.

b. Berdasarkan Sisa Hutang


(34)

Jurnal untuk mencatat pembeliaan yang dilakukan secara kredit adalah :

Aktiva tetap xxx

Hutang Usaha xxx

3. Pembelian Dengan Surat Berharga

Dalam usaha untuk mendapatkan aktiva tetap perusahaan dapat mengeluarkan surat-surat berharga yang berupa saham atau obligasi. Saham atau obligasi tersebut dipakai sebagai penukaran dari aktiva tetap yang diinginkan. Dalam pertukaran antara aktiva dengan surat berharga ini timbul masalah berapa besarnya nilai aktiva yang diterima akan dicatat, apakah sebesar harga pasar aktiva atau sebesar harga pasar surat berharga atau bahkan nilai nominalnya.

Dalam memperoleh aktiva dengan cara seperti ini laba atau rugi tidak boleh diakui, karena dengan mengeluarkan surat berharga yang berupa saham, pemilik aktiva yang ditukar tersebut menjadi pemegang saham (pemilik), dan apabila yang dikeluarkan obligasi atau kreditor sehingga tidak mungkin adanya laba atau rugi.

Jurnal untuk pemebelian dengan surat berharga, yaitu :

Aktiva tetap xxx

Potongan Harga xxx

Modal Saham xxx

Premium xxx

4. Aktiva Tetap yang Dihadiahkan

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah, dicatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak atau perusahaan penilai yang independen dan dikredit modal donasi. Aktiva tetap yang


(35)

dihadiahkan dicatat sebagai aktiva apabila hak atas aktiva tetap tersebut sudah diterima. Contohnya, biaya surat-surat, akte, dan sebagainya.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2004 : 16,7) “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun Modal Donasi”.

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva tetap xxx

Modal Donasi xxx

5. Membangun Sendiri

Dalam memperoleh aktiva tetap perusahaan ada kalanya memperolehnya dengan membangun sendiri. Tujuan perusahaan membuat atau membangun sendiri aktiva tetap biasanya didasari oleh maksud perusahaan untuk mendapatkan kualitas aktiva yang lebih baik dibandingkan harus membeli, menghemat biaya atau memanfaatkan fasilitas perusahaan yang menganggur.

Biaya perolehan aktiva tetap meliputi seluruh biaya-biaya pembuatannya termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya tidak langsung yang merupakan biaya-biaya diluar biaya operasional perusahaan.

6. Aktiva tetap yang diperoleh secara pertukaran

Aktiva tetap menurut cara ini diperoleh dengan cara menukarkan aktiva tetap yang kita miliki dengan aktiva tetap lainnya yang dimilliki pihak lain. Transaksi pertukaran bisa bersih tanpa tambahan-tambahan lain atau dapat juga ditambah dengan transaksi tambahan lainnya, misalnya kas.


(36)

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam meyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002 : 53) “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2004 : 16,2) “Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat”.

Perlunya alokasi biaya harga perolehan melalui penyusutan ini adalah akibat berkurangnya manfaat secara periodik. Berkurangnya manfaat secara berkala ini sebagai akibat adanya penyusutan fisik dan penyusutan fungsional. Penyusutan fisik karena keausan dalam proses pemakaian maupun akibat pengaruh lingkungan. Penyusutan fungsional karena ketidaksesuaian dengan keadaan dan ketinggalan zaman.

Faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan bisa diidentifikasi sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional. Penyusutan fisik terjadi dari kerusakan dan keausan ketika digunakan dan karena cuaca. Sedangkan penyusutan fungsional terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan.

Dalam menentukan jumlah beban penyusutan tahunan yang tepat ada empat faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu :

a. Harga Perolehan

Harga perolehan suatu aktiva meliputi semua pengeluaran yang berhubangan dengan perolehan dan persiapan penggunaan aktiva tersebut. Harga


(37)

perolehan dikurangi dengan sisa, jika ada , adalah harga perolehan yang dapat disusutkan, atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan aktiva yang akan dibebankan pada periode –periode mendatang.

b. Nilai Sisa atau Nilai Residu

Nilai sisa (residu) suatu aktiva adalah jumlah rupiah yang dapat diharapkan dari pemberhentian aktiva tetap pada akhir umur ekonomisnya. Nilai residu ini berbeda dengan biaya pemindahan aktiva tetap. Apabila perusahaan memiliki aktiva tetap dengan maksud untuk digunakan sampai umur ekonomisnya habis, maka nilai residu adalah nilai rongsokan aktiva tetap yang harga pasarnya relative rendah.

Tetapi apabila perusahaan memiliki aktiva tetap dengan maksud akan digunakan untuk kepentingan lain walaupun umur ekonomisnya belum habis, maka nilai residu adalah harga pasar aktiva tetap (harga pasar aktiva tetap dikurangi dengan biaya pemberhentian) pada saat pemberhentian aktiva tetap, yang harga pasarnya masih relative tinggi.

c. Umur Ekonomis

Umur ekonomis aktiva tetap adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah unit atau jasa yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut, sebelum aktiva tetap diberhentikan. Umur ekonomis dapat diukur dengan satuan waktu, seperti : tahun dan bulan, atau satuan kegiatan atau hasil, misalnya : jam mesin dan jumlah ton yang dihasilkan.

Faktor-faktor yang membatasi umur ekonomis aktiva tetap itu dapat dibagi menjadi dua kategori.


(38)

1. Sebab-Sebab Fisik

Sebab-sebab fisik ini meliputi keausan akibat pemakaian kerusakan dan sebagainya.

2. Sebab-Sebab Fungsional

Sebab-sebab fungsional ini sebagai akibat ketinggalan zaman dan tidak mencukupi.

d. Pola Penggunaan

Untuk mengaitkan harga perolehan aktiva dengan pendapatan, maka penyusutan periodik harus mencerminkan pola penggunaannya setepat mungkin. Jika aktiva tersebut menghasilkan pada pendapatan yang berbeda-beda, maka biaya penyusutannya harus berbeda-beda pula sesuai dengan penggunaannya.

Ada beberapa metode yang umumnya digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap, yaitu :

1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode ini menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.

Metode garis lurus ini mengalokasikan harga pokok menjadi biaya dalam jumlah yang sama setiap periode.

Cara menghitung besarnya penyusutan untuk tiap periode adalah:

D = n

Ns Hp


(39)

Keterangan:

D = Besarnya depresiasi untuk suatu periode Hp = Harga perolehan

Ns = Nilai sisa

n = Taksiran umur manfaat Contoh :

Sebuah mesin dibeli dengan harga Rp 360.000 taksiran nilai sebesar Rp 60.000 dan umur penggunaannya ditaksir selama 5 tahun. Beban penyusutan tiap tahun dihitung sebagai berikut :

D = n

Ns Hp

=

5

000 . 60 000

.

360 Rp

Rp

= Rp 60.000 per tahun

2. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year)

Metode jumlah angka tahun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode yaitu dengan mengalikan harga pokok yang dialokasikan menjadi biaya (disusut) dengan jumlah pengali yang didasarkan atas jumlah angka tahun.

Contoh :

Pada tanggal 17 Juli 2008 dibeli mesin seharga Rp 300.000, umur mesin 5 tahun dan nilai sisa Rp 60.000, maka depresiasi setiap tahun adalah :


(40)

N = 2 1 + n n × = 2 1 5+ 5 × = 15

3.1 Tabel penyusutan mesin dengan metode jumlah angka tahun Tahun Harga Perolehan Beban

Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku 1 Rp 300.000 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 200.000 2 Rp 300.000 Rp 80.000 Rp 180.000 Rp 120.000 3 Rp 300.000 Rp 60.000 Rp 240.000 Rp 60.000 4 Rp 300.000 Rp 40.000 Rp 280.000 Rp 20.000

5 Rp 300.000 Rp 20.000 Rp 300.000 0

Keterangan :

1. 5/15 x Rp 300.000 = Rp 100.000

2. 4/15 x Rp 300.000 = Rp 80.000 3. 3/15 x Rp 300.000 = Rp 60.000 4. 2/15 x Rp 300.000 = Rp 40.000

5. 1/15 x Rp 300.000 = Rp 20.000

3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode saldo menurun adalah metode alokasi harga perolehan dengan tarif tetap, tarif penyusutan yang tetap tersebut dikalikan dengan nilai buku aktiva sehingga akan menghasilkan beban penyusutan periode menurun dari periode ke periode dan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Perhitungan beban penyusutan dengan metode ini adalah


(41)

dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap pada awal periode dengan pengali yang jumlahnya tetap.

Dengan demikian metode ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode, karena yang digunakan untuk menghitung beban penyusutan adalah nilai buku dan bukannya harga pokok yang disusut. Di dalam perhitungan beban penyusutan dengan metode ini, adanya nilai residu diabaikan tetapi penyusutan tidak sampai di bawah nilai residu.

Contoh :

Penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu aktiva yang mempunyai umur manfaat 5 tahun dan biaya $ 24.000 dengan estimasi nilai residu $ 2.000 adalah sebagai berikut :

3. 2 Tabel penyusutan mesin dengan menggunakan metode saldo menurun Tahun Biaya

Perolehan Akumulasi Penyusutan Awal Tahun Nilai Buku Awal Tahun

Tarif Penyusutan Tahunan

Nilai Buku Akhir Tahun 1 Rp 2.400.000 - Rp 2.400.000 40 % Rp 960.000 Rp 1.440.000 2 Rp 2.400.000 Rp 960.000 Rp 1.440.000 40 % Rp 576.000 Rp 864.000 3 Rp 2.400.000 Rp 1.536.000 Rp 864.000 40 % Rp 354.600 Rp 518.400 4 Rp 2.400.000 Rp 1.881.600 Rp 518.400 40 % Rp 207.300 Rp 311.000 5 Rp 2.400.000 Rp 2.088.900 Rp 311.100 - Rp 111.000 Rp 200.000

Dalam contoh diatas estimasi nilai residu adalah Rp 200.000 jadi penyusutan untuk tahun kelima adalah Rp 311.000 – Rp 200.000 = Rp 111.000.

4. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)

Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil.


(42)

Untuk menghitung besarnya tarif penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :

R (Per jam) = n

Ns

Hp

Contoh :

Sebuah mesin yang berbiaya Rp 50.000 dan estimasi nilai sisa Rp 5.000 diperkirakan memiliki estimasi umur manfaat Rp 10.000 jam operasi. Penyusutan per jam adalah sebagai berikut :

R (per jam) =

000 . 10 000 . 5 000 . 50 Rp Rp

= Rp 4,5 per jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.500 jam selama satu tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah Rp 11.250 (Rp 4,5 x 2.500 jam).

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus/straight line method. Dengan metode ini diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode akan tetap sama sepanjang aktiva tetap masih digunakan dalam operasi perusahaan. Nilai buku aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi, akan tetapi apabila terhadap aktiva tetap diadakan perbaikan yang dapat memperpanjang umur aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutannya akan berubah.


(43)

D. Penggantian Aktiva Tetap

Perusahaan mengambil suatu kebijakan terkait penggantian aktiva tetap dikarenakan aktiva tetap tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasioanal perusahaan.

PSAP Nomor 7 Tentang Akuntansi Aset Tetap (2005 : Paragraf 76) “Suatu asset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila asset secara permanent dihentikan penggunaannya dan tidak ada ekonomik masa yang akan datang”.

PSAP Nomor 7 Tentang Akuntansi Aset Tetap (2005 : Paragraf 77) “Aset tetap yang secara permanent dihentikan atau dilepas harus dieliminasi dari neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan”.

PSAP Nomor 7 Tentang Akuntansi Aset Tetap (2005 : Paragraf 78) “Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintahan tidak memenuhi definisi asset tetap dan harus dipindahkan ke pos asset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya”.

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirement) tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara , yaitu :

1. Dengan Cara Dibuang

Suatu aktiva tetap dibuang disebabkan aktiva tetap tersebut sudah tidak lagi berguna untuk perusahaan, disertai tidak lagi memiliki nilai residu atau nilai pasar. Apabila suatu aktiva belum disusutkan sepenuhnya, maka penyusutan terlebih dahulu dicatat sebelum aktiva dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi.


(44)

Ayat jurnal pencatatannya adalah :

Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

Aktiva tetap xxx

2. Dengan Cara Dijual

Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat dijual dengan cara lelang. Ayat jurnal untuk mencatat penjualan aktiva tetap sama dengan ayat jurnal yang telah diilustrasikan sebelumnya, kecuali bahwa kas atau aktiva lainnya yang diterima juga harus dicatat.

Ayat jurnal pencatatannya adalah :

Beban penyusutan aktiva tetap xxx

Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxx

3. Dengan Cara Ditukar dengan Aktiva Lain

Aktiva yang sudah tidak terpakai lagi ditukar dengan aktiva lain atau aktiva baru yang sejenis ataupun yang tidak sejanis yang manfaatnya sama dengan aktiva yang akan ditukar.

Keuntungan dari pertukaran yaitu :

Jika nilai tukar tambah melebihi nilai buku aktiva lama yang ditukarkan dan tidak ada keuntungan yang diakui, maka biaya atau harga pokok yang dicatat untuk aktiva tetap baru dapat ditentukan dengan salah satu cara berikut :

a. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru – Keuntungan yang tidak diakui b. Biaya aktiva baru = Harga aktiva baru + Keuntungan yang tidak diakui

Keuntungan pertukaran aktiva tetap sama tidak diakui untuk pelaporan keuangan dan untuk tujuan pajak penghasilan federal.


(45)

Kerugian dari pertukaran yaitu :

Kerugian pertukaran aktiva sejenis untuk tujuan pelaporan keuangan diakui jika nilai tukar tambah lebih rendah dari nilai buku peralatan lama. Apabila terjadi kerugian, biaya yang dicatat untuk aktiva baru adalah harga pasar aktiva tersebut.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan penggantian aktiva tetap dengan beberapa cara yaitu :

1. Dengan Cara Dibuang

Dibuang dalam hal ini lebih dimaksudkan di non aktifkan. Hal ini dikarenakan aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan opersional perusahaan serta sudah tidak memiliki nilai residu dan nilai pasar.

2. Dengan Cara Ditukar dengan Aktiva Lain

Pertukaran aktiva tetap dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang sama penggunaannya. Nilai tukar tambah peralatan lama dikurangkan dari harga peralatan baru, dan sia yang terhutang dibayar sesuai persyaratan kredit. Jika nilai tukar lebih besar dari pada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nila tukar lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut mendatangkan kerugian.

E. Penggunaan Aktiva Tetap

Dalam penggunaannya aktiva tetap mengeluarkan berbagai macam biaya aktiva tetap yaitu :

1. Biaya reparasi, yaitu biaya untuk memperbaiki aktiva tetap menjadi baik kembali.


(46)

2. Biaya pemeliharaan, yaitu biaya untuk menjaga aktiva tetap tersebut tetap pada kondisi baik.

3. Biaya pergantian, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan sebagian dari aktiva tetap yang rusak.

F. Pengawasan Intern Aktiva Tetap 1. Pengertian Pengawasan Intern

Pengawasan intern merupakan kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan perusahaan dan tujuan perusahaan dapat dipenuhi. Aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang tetap agar tidak terjadi penggelapan, kecurangan ataupun penyelewengan terhadap aktiva tersebut. Penetapan sistem pengawasan intern yang baik dapat menunjang peningkatan efisiensi dan kualitas kegiatan operasional perusahaan.

Usaha ini dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada manajemen bahwa kebijakan dan prosedur spesifik yang dirancang demi sebuah pencapaian tujuan dapat dipenuhi. Fungsi pengawasan dapat dilakukan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja dari setiap bagian kepala perusahaan kemudian mengambil tindakan perbaikan apabila diperlukan.

Pengawasan intern atau yang lebih dikenal dengan istilah pengendalian intern maupun internal check merupakan prosedur-prosedur mekanis dalam pemeriksaan ketelitian data-data administrasi misalnya, mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal) dengan penjumlahan menurun (vertikal).


(47)

Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi.

Menurut Mulyadi (2002 : 180) pengawasan intern adalah :

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :

1. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

2. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Sedangkan menurut Warren, Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fees (2005 : 229) “Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.

Lebih lanjut AICPA (American Institute of Certified Public Accounts) memberi definisi sebagai berikut :

Sistem pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan”. (Bambang Hartadi : 1990 : 121-122).

Sukrisno Agoes (2004 : 81) menyebutkan pengawasan intern dengan kata aktivitas pengendalian “Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan”.

Sedangkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2002 : 29) mendefenisikan pengawasan intern sebagai berikut :


(48)

Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Ada tiga jenis pengawasan aktiva tetap yang seharusnya dilakukan oleh suatu perusahaan :

a. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua sasaran yaitu :

1. Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi.

2. Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah teknik atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

b. Pengawasan Fisik

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan/keberadaan fisik atas aktiva tetap di lapangan apakah sesuai dengan apa yang ada dengan catatan inventaris.

c. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris benar digunakan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaannya atau tidak.

3. Tujuan Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengeluaran untuk aktiva tetap dilakukan untuk penambahan aktiva baru, penggantian atau pemeliharaan harta lama yang telah ada. Berbagai pengeluaran ini tidak dapat ditunda apabila operasi ingin dilanjutkan. Pengendalian terhadap


(49)

pengeluaran aktiva tetap mempunyai tujuan untuk memberikan persetujuan pembelian harta hanya setelah pertimbangan yang cermat mengenai keperluan atau keharusannya dilakukan dan sesuai dengan ketersediaan dana yang direncanakan.

Adapun tujuan dari pengawasan terhadap aktiva tetap adalah :

1. Membatasi pengeluaran modal dalam batas-batas yang disetujui dengan kebutuhan perusahaan.

2. Memajukan penggunaan aktiva tetap dengan cara lebih efisien dan efektif dalam kegiatan operasional perusahaan.

3. Menetapkan prosedur-prosedur yang memberikan perlindungan dan pemeliharaan fisik untuk aktiva tetap.

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.

5. Mendorong usaha penelaahan mengenai jenis perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

Pada dasarnya tujuan pengawasan intern terhadap aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda organisasi, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan.


(50)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan/instansi serta para mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode penyusutan yang dipakai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah metode garis lurus (straight line method).

2. Pengendalian intern atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara masih kurang memadai karena Fakultas tidak memiliki kartu aktiva tetap, tidak adanya pengawasan maupun pengendalian yang teratur atas aktiva tetap.

3. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memperoleh aktiva tetap yaitu dengan cara pembelian tunai, melalui donasi, hibah, sumbangan, bantuan-bantuan, dan dari APBN.

4. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di dalam Fakultas.


(51)

5. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di dalam Fakultas. 6. Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya ditarik dari kegiatan

operasional perusahaan dengan cara dijual.

B. SARAN

Dari uraian sebelumnya terhadap pengawasan aktiva tetap, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

2. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

3. Sebaiknya ada batasan wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada dalam organisasi sehingga dapat ditetapkan secara jelas dan masing-masing bagian dapat bekerja dengan baik.

4. Hendaknya pengawasan intern aktiva tetap agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang tekhnologi.

5. Dalam hal penghapusan, aktiva tetap sebelum dijual atau dimusnahkan sebaiknya diperiksa terlabih dahulu apakah aktiva tetap tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh divisi lainnya.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Untuk Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, FE UI, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Satu, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harnanto, Drs, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, BPFE UGM, Yogyakarta.

Hartadi, Bambang, 1990. Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi Satu, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.

Mc, Mas’ud and Hadi, Kumala, 1983. Akuntansi Intermediate, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Niswonger, C. Rollin and Fess, Philip E, 1994. Accounting Principles, 16 th

edition, Erlangga, Jakarta.

Ronald J, Thanker, 1987. Dasar-dasar Akunting, Cetakan Pertama Edisi Kedua, PT. Aksara Persada Indonesia.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, Reeve, James M and Fees, Philip E, 2005. Accounting Pengantar Akuntansi, Edisi 21 Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Pengawasan atau pengendalian intern meliputi organisasi dan semua metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai seberapa jauh dapat dipercayanya data akuntansi.

Menurut Mulyadi (2002 : 180) pengawasan intern adalah :

Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan karyawan lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan berikut :

1. Laporan keuangan yang dapat diandalkan

2. Kepatuhan terhadap hukuman peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Sedangkan menurut Warren, Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fees (2005 : 229) “Pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.

Lebih lanjut AICPA (American Institute of Certified Public Accounts) memberi definisi sebagai berikut :

Sistem pengawasan intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian dan seberapa jauh akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan”. (Bambang Hartadi : 1990 : 121-122).

Sukrisno Agoes (2004 : 81) menyebutkan pengawasan intern dengan kata aktivitas pengendalian “Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan”.

Sedangkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2002 : 29) mendefenisikan pengawasan intern sebagai berikut :


(2)

Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Ada tiga jenis pengawasan aktiva tetap yang seharusnya dilakukan oleh suatu perusahaan :

a. Pengawasan Administratif

Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua sasaran yaitu :

1. Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan inventarisasi.

2. Yang menyangkut dan berhubungan dengan masalah teknik atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya.

b. Pengawasan Fisik

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan/keberadaan fisik atas aktiva tetap di lapangan apakah sesuai dengan apa yang ada dengan catatan inventaris.

c. Pengawasan Penggunaan

Pengawasan ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris benar digunakan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaannya atau tidak.

3. Tujuan Pengawasan Intern Aktiva Tetap

Pengeluaran untuk aktiva tetap dilakukan untuk penambahan aktiva baru, penggantian atau pemeliharaan harta lama yang telah ada. Berbagai pengeluaran ini tidak dapat ditunda apabila operasi ingin dilanjutkan. Pengendalian terhadap


(3)

pengeluaran aktiva tetap mempunyai tujuan untuk memberikan persetujuan pembelian harta hanya setelah pertimbangan yang cermat mengenai keperluan atau keharusannya dilakukan dan sesuai dengan ketersediaan dana yang direncanakan.

Adapun tujuan dari pengawasan terhadap aktiva tetap adalah :

1. Membatasi pengeluaran modal dalam batas-batas yang disetujui dengan kebutuhan perusahaan.

2. Memajukan penggunaan aktiva tetap dengan cara lebih efisien dan efektif dalam kegiatan operasional perusahaan.

3. Menetapkan prosedur-prosedur yang memberikan perlindungan dan pemeliharaan fisik untuk aktiva tetap.

4. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang sangat diperlukan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan.

5. Mendorong usaha penelaahan mengenai jenis perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap.

Pada dasarnya tujuan pengawasan intern terhadap aktiva tetap bagi suatu perusahaan adalah untuk mengamankan harta benda organisasi, memperoleh data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong kepatuhan terhadap kebijaksanaan pimpinan.


(4)

BAB IV PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang mungkin akan sangat berguna bagi para pimpinan dan seluruh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan/instansi serta para mahasiswa yang berminat pada topik permasalahan yang diuraikan.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode penyusutan yang dipakai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah metode garis lurus (straight line method).

2. Pengendalian intern atas aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara masih kurang memadai karena Fakultas tidak memiliki kartu aktiva tetap, tidak adanya pengawasan maupun pengendalian yang teratur atas aktiva tetap.

3. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memperoleh aktiva tetap yaitu dengan cara pembelian tunai, melalui donasi, hibah, sumbangan, bantuan-bantuan, dan dari APBN.

4. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di dalam Fakultas.


(5)

5. Dalam struktur organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat bahwa seorang pegawai yang bertanggung jawab dibidang administrasi juga mengurusi bidang keuangan, akuntansi, dan sebagian fungsi HRD. Hal ini membuktikan masih adanya tugas rangkap di dalam Fakultas. 6. Aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya ditarik dari kegiatan

operasional perusahaan dengan cara dijual.

B. SARAN

Dari uraian sebelumnya terhadap pengawasan aktiva tetap, maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap harus lebih transparansi sehingga pengawasan intern aktiva tetap dapat dilakukan lebih baik.

2. Untuk memperkecil terjadinya kesalahan dan penyelewengan terhadap aktiva tetap maka perlu membuat prosedur dan pengawasan yang lebih efektif dan efisien lagi.

3. Sebaiknya ada batasan wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang ada dalam organisasi sehingga dapat ditetapkan secara jelas dan masing-masing bagian dapat bekerja dengan baik.

4. Hendaknya pengawasan intern aktiva tetap agar selalu ditingkatkan, mengingat semakin berkembangnya kemajuan disegala bidang, terutama dibidang tekhnologi.

5. Dalam hal penghapusan, aktiva tetap sebelum dijual atau dimusnahkan sebaiknya diperiksa terlabih dahulu apakah aktiva tetap tersebut masih dapat


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Untuk Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, FE UI, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Satu, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Harnanto, Drs, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, BPFE UGM, Yogyakarta.

Hartadi, Bambang, 1990. Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi Satu, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,

Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat, Jakarta.

Mc, Mas’ud and Hadi, Kumala, 1983. Akuntansi Intermediate, BPFE, Yogyakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Niswonger, C. Rollin and Fess, Philip E, 1994. Accounting Principles, 16 th

edition, Erlangga, Jakarta.

Ronald J, Thanker, 1987. Dasar-dasar Akunting, Cetakan Pertama Edisi Kedua, PT. Aksara Persada Indonesia.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, Reeve, James M and Fees, Philip E, 2005. Accounting Pengantar Akuntansi, Edisi 21 Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.