lipid membran sel mempunyai daya afinitas yang lebih tinggi terhadap bentuk obat yang larut dalam lipid. Obat asam lemah dan basa lemah mungkin berada
dalam keadaan tak terion pada harga pH dari fasa berair pada bagian eksternal dan internal membran. Selama bentuk tak terion dari obat lebih mudah larut dalam
lipid dari pada bentuk terion, bentuk tak terion larut ke dalam membran dan seterusnya maka difusi akan lebih cepat dari pada bentuk terion Wolf,1994.
2.7 Usus Halus
Karakteristik anatomi dan fisiologi usus dengan makrovilli dan mikrovillinya lebih menguntungkan untuk penyerapan obat, seperti halnya juga
penyerapan zat makanan. Pentingnya permukaan penyerapan terutama karena banyaknya lipatan-
lipatan mukosa usus yang berupa valvula conniventes atau lipatan kerckring, yang terutama banyak terdapat di daerah duodenum dan jejunum. Di daerah tersebut
villi-villi usus tertutup oleh epitel bagaikan sikat yang terdiri dari bulu-bulu halus mikrovilli dan mempunyai aktivitas yang kuat. Adanya anyaman kapiler darah
dan getah bening pada setiap lipatan memungkinkan terjadinya penyerapan yang besar. Gerakan usus dan gerakan villi usus di sepanjang saluran cerna akan
mendorong terjadinya penembusan menuju pembuluh darah. Keadaan pH serta tebal dinding yang beragam di setiap bagian usus menyebabkan perbedaan
penembusan yang cukup besar pada molekul zat aktif terutama molekul asam yang penyerapannya dipengaruhi oleh pH lambung.
Bagian lain dari usus halus juga merupakan tempat terjadinya pelintasan membran dengan intensitas yang besar, dan disini lebih banyak terjadi difusi pasif.
Universitas Sumatera Utara
Difusi pasif berkaitan dengan sejumlah senyawa yang larut lemak atau fraksi- fraski tak terionkan yang larut lemak.
Difusi pasif terutama terjadi pada bagian pertama usus halus, karena konsentrasi obat-obat yang tinggi dalam liang usus akan meningkatkan gradien
difusi, hal yang sama terjadi pula pada bagian usus sebelah bawah dan pada penyerapan susjacent.
Transpor aktif juga berperan di usus halus dan di sini terjadi persaingan terhadap pembawa yang sama atau terjadi penjenuhan sistem transpor yang dapat
membatasi pelintasan membran. Pinositosis juga berperan terutama di ileum terhadap molekul-molekul yang tidak larut Aiache, dkk, 1993.
Gambar 8. Skema Usus Halus dengan Villi dan Perfusinya
Universitas Sumatera Utara
2.8 Metode Kantung Terbalik Everted sac
Preformulasi melibatkan sejumlah pemeriksaan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk tahap formulasi selanjutnya meliputi kestabilan
fisikokimia dan kecocokan dosis obat secara biofarmasi. Penelitian awal biofarmasi dari senyawa obat juga dilakukan selama
preformulasi. Uji-uji ini didesain untuk menelusuri karakteristik ketersediaan senyawa obat secara in vitro. Hasil penelitian ini mengkontribusikan suatu produk
sediaan obat yang efektif, rasional, aman, dan ekonomis. Suatu teknik dengan menggunakan everted intestinal sac dapat digunakan
dalam mengevaluasi karakteristik absorpsi dari zat obat Ansel,1989. Dalam persiapannya, teknik everted sac menggunakan bagian dari intestin,
disayat dari bagian omentum dan sirkulasi mesenterikum. Intestin ini dibalik sehingga permukaannya berada pada bagian luar dan ujung dari bagian ini diikat,
larutan buffer dimasukkan melalui kateter pada bagian lainnya, dan bagian luar usus direndam dalam larutan berisis obat dengan suhu 37
o
C, dialiri oksigen 95 dan CO
2
Everted sac merupakan teknik yang sederhana yang menghadirkan kerumitan yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengujian konsentrasi obat
secara in vivo. 50. Kedua bagian, baik serosa maupun mukosa dapat dijadikan sampel
untuk analisis.
Kondisi dari temperatur, oksigen, ketersediaan makanan sebagai sumber energi dapat diatur dalam metode ini, namun tidak ada lagi sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
mesenterikum dan kehadiran obat secara total pada bagian dalam kantung pada difusi melalui serosa.
Selain metode everted sac, terdapat beberapa metode lain yang juga dapat digunakan untuk melakukan percobaan secara in vitro pada usus halus antara lain:
• Everted Intestinal Ring Metode ini hampir serupa dengan metode everted sac, namun pada metode
ini usus halus dibagi secara horisontal menjadi bentuk cincin-cincin yang berukuran 2-5 mm. Cincin-cincin ini dibenamkan tanpa pemberian
oksigen, larutan obat dikontrol oleh temperatur. Konsentrasi obat yang ditentukan antara cincin-cincin dan media. Kebaikan dan keburukan dari
metode ini sama besarnya dengan metode everted sac. Secara teknis metode ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode everted
sac, tetapi pengambilan dari permukaan mukosa dan serosa dapat terjadi. • Isolated Mucosal Strips
Swarbrick, and Boylan, 1992
2.9 Kinetika Laju Absorpsi