Sistem Ketransitifan TEORI LINGUISTIK FUNGSIONAL SISTEMIK

❏ Rumnasari K. Siregar Genre Fiksi dalam Linguistik Fungsional Sistemis: Perbandingan Teks ”Lau Kawar” dan ”Putri Tikus” LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume V No. 1 April Tahun 2009 Halaman 21

3.1 Sistem Ketransitifan

Makna ketransitifan mengacu pada ciri klausa yang mengungkapkan pengalaman pembicara penulis tentang dunia. Istilah ini selaras dengan “modus” dan “tema” yang mengungkapkan fungsi tekstual dan interpersonal. Sistem ketransitifan sebuah bahasa menggambarkan fakta bahwa pengalaman ditafsirkan sebagai perangkat ranah terbatas tentang makna yang berbeda sesuai dengan tipe proses dan sifat partisipan yang terlibat di dalamnya, serta dihubungkan dengan tipe sirkumstan yang berbeda. Ketiga komponen ketransitifan ini—proses, partisipan, dan sirkumstan—pada klausa umumnya direalisasikan sebagai frase verba, frase nomina, dan frase adverbial atau frase preposisional, berturut-turut. Istilah proses yang dinyatakan melalui bahasa merupakan hasil konsepsi manusia tentang dunia. Entitas yang terlibat dalam setiap proses diacu sebagai partisipan. Tipe dan peran partisipan ditentukan oleh tipe prosesnya. Komponen sirkumstan mengacu pada lingkungan, sifat, atau lokasi berlangsungnya proses. Sirkumstan yang berlaku untuk semua jenis proses terdiri atas sembilan kategori: rentang waktu dan tempat, lokasi waktu dan tempat, cara kualitas, alat, dan perbandingan, sebab alasan, tujuan, keadaan, konsesi, dan kepentingan, penyerta, masalah, lingkungan, sudut pandangan, dan peran. Tipe proses terdiri atas 1 material, 2 mental, 3 relasional, 4 verbal, dan 5 wujud, dan 6 tingkah laku. Proses material melibatkan tindakan fisik. Proses material memiliki aktor pelaku, gol partisipan yang terpengaruh, pembermanfaat resipien dan klien, dan jangkauan lingkup atau perluasan proses. Proses mental mengungkapkan aktivitas perasaan, pikiran, dan persepsi manusia. Proses ini melibatkan partisipan yang disebut pengindera dan fenomenon. Proses relasional terkait dengan hubungan yang terbentuk di antara dua hal atau konsep. Partisipan pada proses relasional meliputi penyandang dan atribut, tanda dan nilai, serta pemilik dan milik. Halliday dan Matthiessen 2004:171 berpendapat bahwa proses material, mental, dan relasional merupakan proses utama dalam sistem ketransitifan. Tipe-tipe proses yang lain terdapat di antara ketiga proses ini. Proses verbal, misalnya, berada pada batas antara proses mental dan proses relasional. Partisipan pada proses verbal disebut pembicara, perkataan sesuatu yang dikatakan, dan penerima partisipan yang menerima pesan. Proses wujud terletak antara proses relasional dan proses material, dan proses ini hanya memiliki satu partisipan: maujud benda yang hadir pada proses. Proses tingkah laku yang mengacu pada proses psikologis manusia atau perilaku psikologis berada pada batas antara proses material dan proses mental. Partisipan pada proses tingkah laku ialah petingkah laku. Tabel 1 memperlihatkan konfigurasi kategori leksikogramatikal ini. Tabel

1. Tipe Proses dan Peran Partisipan