PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN ANALISIS DATA KESIMPULAN DAN SARAN METODOLOGI PENELITIAN

2. Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan menggunakan metode Jasa Marga dengan didasarkan perhitungan di lapangan, mengingat banyak biaya yang belum diketahui secara rinci. I.7Sistematika Penulisan Untuk memperjelas tahapan yyang dilakukan dalam studi ini, didalam penulisan tugas akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 lima bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bingkai studi atau rancangan yang akan dilakukan meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan kajian berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal mengenai analisis tarif angkutan umum.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data.

BAB IV ANALISIS DATA

Berisikan pembahasan mengenai data-data yang dikumpulkan, lalu dianalisis, sehingga dapat diperoleh kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Universitas Sumatera Utara Merupakan penutup yang berisikan tenteng kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya, dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Transportasi Umum

Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan tertentu. Manusia selalu berusaha untuk mencapai efisiensi transportasi, yaitu berusaha mengangkut barang dan orang dengan waktu secepat mungkin dan dengan pengeluaran biaya sekecil mungkin. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan antara asal dan tujuan. Perjalanan adalah pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Perjalanan dilakukan melalui suatu lintasan tertentu yang menghubungkan asal dan tujuan, serta menggunakan kendaraan atau alat angkut dengan kecepatan tertentu. Sistem transportasi adalah bentuk keterkaitan dan keterikatan dari berbagai unsur dasar transportasi dalam satu kegiatan pemindahan penumpang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain Munawar, 2005, dalam Widari, 2010. Tujuan sistem transportasi ini adalah untuk mengatur dan mengkordinasikan pergerakan penumpang dan barang tersebut hingga memberikan optimalisasi pada proses pergerakannya. Menurut Salim 1995 sistem transportasi terdiri atas dua komponen, yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Angkutan Muatan Sistem yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dengan menggunakan alat angkut tertentu dinamakan moda tranportasi . Dalam pemanfaatan transportasi ada tiga moda yang dapat digunakan, yaitu: 1 Transportasi Darat: kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik hewan atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor : • Jenis dan spesifikasi kendaraan • Jarak perjalanan • Tujuan perjalanan • Ketersediaan moda • Ukuran dan kerapatan permukiman 2 Transportasi Air sungai, danau, laut: kapal, perahu, rakit. 3 Transportasi Udara: pesawat terbang. b. Manajemen Manajemen sistem transportasi terdiri dari dua kategori: 1 Manajemen pemasaran penjualan jasa angkutan Manajemen pemasaran bertanggung jawab terhadap pengoperasian dan pengusahaan di bidang pengangkutan. Selain itu bagian penjualan berusaha mencari langganan sebanyak mungkin bagi kepentingan perusahaan. 2 Manajemen lalu lintas angkutan Manajemen lalu lintas bertanggung jawab untuk mengatur penyediaan jasa angkutan yang mengangkut dengan muatan, alat angkut dan biaya-biaya untuk operasi kendaraan Salim, 1995. Universitas Sumatera Utara

II.2 Angkutan Umum

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2002 angkutan adalah pemindahan orang danatau barang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. Kendaraan motor merupakan kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut. Kendaraan umum adalah setiap kendaraaan yang disediakan untuk digunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang dan bus besar. Tujuan utama dari keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman. Keberadaan angkutan umum dapat mengurangi volume lalu lintas kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan angkutan umum pada umumnya dapat mengangkut penumpang lebih banyak dengan tujuan perjalanan yang sama sehingga biaya angkutan dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Semakin banyak jumlah penumpang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Angkutan umum perlu beberapa kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal, loket atau tempat pemberhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Universitas Sumatera Utara Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan baik apabila terjadi keseimbangan antara sediaan dan permintaan. Dalam kaitan ini perlu campur tangan Pemerintah dengan tujuan antara lain : a. Menjamin sistem operasi yang aman bagi kepentingan masyarakat pengguna jasa angkutan, petugas pengelola angkutan, dan pengusaha jasa angkutan. b. Mengarahkan agar lingkungan tidak terlalu terganggu oleh kegiatan angkutan. c. Menciptakan persaingan sehat dan menghindarkan kembaran yang tidak perlu. d. Membantu perkembangan dan pembangunan nasional maupun daerah dengan meningkatkan pelayanan jasa angkutan. e. Menjamin pemerataan jasa angkutan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. f. Mengendalikan operasi pelayanan jasa angkutan.

II.3 Jenis Angkutan Umum

Menurut Keputusan Menteri nomor 35 tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan Dengan Kendaraan Umum. Angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek, terdiri dari : a. Angkutan Lintas Batas Negara b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi d. Angkutan Kota e. Angkutan Perdesaan f. Angkutan Perbatasan g. Angkutan Khusus.

a. Angkutan Lintas Batas Negara

Universitas Sumatera Utara Pelayanan angkutan lintas batas Negara dilaksanakan dalam jaringan trayek lintas batas negara. Pelayanan angkutan lintas batas negara diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan; • Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanan; • Dilayani hanya oleh mobil bus besar atau mobil bus sedang dengan pelayanan non ekonomi, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian antar negara; • Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A, atau simpul transportasi lainnya berupa bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api dan pusat kegiatan; • Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan lintas batas Negara sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan lintas batas negara harus dilengkapi dengan : • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; Universitas Sumatera Utara • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan; • Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan ANGKUTAN LINTAS BATAS NEGARA; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; • Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan; • Daftar tarif yang berlaku. • Kotak obat lengkap dengan isinya; • Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.

b.Angkutan Antar Kota Antar Propinsi

Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi dilaksanakan dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi. Pelayanan angkutan antar kota antar propinsi diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagaberikut : • Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan; Universitas Sumatera Utara • Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat, yaitu pelayanan angkutan dengan pembatasan jumlah terminal yang wajib disinggahi selama perjalanan; • Dilayani dengan mobil bus besar danatau mobil bus sedang, baik untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi; • Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan, persinggahan dan tujuan angkutan orang adalah terminal tipe A; • Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota antar propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar kota antar propinsi harus dilengkapi dengan : • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang • Jenis trayek yang dilayani yang ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan ANGKUTAN ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; • Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan; • Daftar tarif yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Selain itu, kendaraan angkutan antar kota dalam propinsi dapat dilengkapi dengan : • Kotak obat lengkap dengan isinya; • Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.

c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi

Pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi dilaksanakan dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi. Pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan mobil bus yang dioperasikan; • Pelayanan angkutan yang dilakukan bersifat pelayanan cepat atau lambat ; • Dilayani dengan mobil bus besar atau mobil bus sedang, baik untuk pelayanan ekonomi maupun pelayanan non ekonomi; • Tersedianya terminal penumpang sekurang-kurangnya tipe B, pada awal pemberangkatan, persinggahan, dan terminal tujuan; • Prasarana jalan yang dilalui dalam pelayanan angkutan antar kota dalam propinsi sebagaimana tercantum dalam izin trayek yang telah ditetapkan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar kota dalam propinsi harus dilengkapi dengan : • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; Universitas Sumatera Utara • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta kota yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan; • Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan ANGKUTAN ANTAR KOTA DALAM PROPINSI; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; • Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Tulisan standar pelayanan; • Daftar tarif yang berlaku. Selain itu, kendaraan angkutan antar kota antar propinsi dapat dilengkapi dengan : • Kotak obat lengkap dengan isinya; • Alat pemantau unjuk kerja pengemudi, yang sekurang-kurangnya dapat merekam kecepatan kendaraan dan perilaku pengemudi dalam mengoperasikan kendaraannya.

d. Angkutan Kota

Pelayanan angkutn kota dilaksanakan dalam jaringan trayek kota, yaitu trayek yang seluruhnya berada dalam satu daerah Kota atau wilayah Ibu kota Kabupaten. Pelayanan angkutan kota dapat diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Trayek utama : 1 Mempunyai jadwal tetap, sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan; Universitas Sumatera Utara 2 Melayani angkutan antar kawasan utama, antara kawasan utama dan pendukung dengan ciri melakukan perjalanan ulang-alik secara tetap; 3 Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota. • Trayek cabang : 1 Berfungsi sebagai trayek penunjang terhadap trayek utama; 2 Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan; 3 Melayani angkutan pada kawasan pendukung dan antara kawasan pendukung dan permukiman; 4 Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat- tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota. • Trayek ranting : 1 Tidak mempunyai jadwal tetap; 2 Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan punumpang yang telah ditetapka untuk angkutan kota; 3 Melayani angkutan dalam kawasan permukiman; • Trayek langsung : 1 Mempunyai jadwal tetap sebagaimana tercantum dalam jam perjalanan pada kartu pengawasan kendaraan yang dioperasikan; Universitas Sumatera Utara 2 Pelayanan angkutan secara terus menerus serta berhenti pada tempat- tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan kota; 3 Melayani angkutan antara kawasan utama dengan kawasan pendukung dan kawasan permukiman. Untuk kota yang berpenduduk di atas 500.000 jiwa, trayek utama dan trayek langsung dilayani dengan bus besar, trayek cabang dengan bus sedang, dan trayek ranting dengan bus kecil danatau mobil penumpang umum. Untuk kota yang berpenduduk antara 100.000 – 500.000 jiwa, trayek utama dilayani dengan bus sedang, trayek cabang dengan bus kecil, dan trayek ranting dengan mobil penumpang umum. Untuk kota yang berpenduduk kurang dari 100.000 jiwa, trayek utama dilayani dengan bus kecil danatau mobil penumpang umum dan trayek cabang dilayani dengan mobil penumpang. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan kota harus dilengkapi dengan: • nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan; • Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan “ANGKUTAN KOTA”; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; • Tulisan standar pelayanan; Universitas Sumatera Utara • Daftar tarif yang berlaku. Pada mobil bus yang melayani trayek kota dapat dipasang papan reklame, yang pemasangannya tidak boleh mengganggu identitas kendaraan dan harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Angkutan Perdesaan

Pelayanan angkutan perdesaan dilaksanakan dalam jaringan trayek yang berada dalam satu daerah Kabupaten yang menghubungkan : • Kawasan perdesaan dengan kawasan perdesaan; • Kawasan ibu kota kabupaten dengan kawasan perdesaan. Pelayanan angkutan perdesaan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap danatau tidak berjadwal; • Jadwal tetap diberlakukan apabila permintaan angkutan cukup tinggi; • Pelayanan angkutan bersifat lambat, berhenti pada setiap terminal, dengan waktu menunggu relatif cukup lama; • Terminal yang merupakan terminal asal pemberangkatan dan tujuan sekurangkurangnya terminal tipe C; • Dilayani dengan mobil bus kecil atau mobil penumpang umum. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan perdesaan harus dilengkapi dengan : • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan; Universitas Sumatera Utara • Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan “ANGKUTAN PERDESAAN”; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard; • Fasilitas bagasi sesuai kebutuhan; • Daftar tarif yang berlaku.

f. Angkutan Perbatasan

Pelayanan angkutan perbatasan dilaksanakan dalam trayek yang menghubungkan : • antara Kota dengan Kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah kabupaten; • Antara Kabupaten dengan kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah Kota; • Antara Kota dengan Kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah Kota lain; • Antara Kabupaten dengan kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah kabupaten lain. Pelayanan angkutan perbatasan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Mempunyai jadwal tetap atau tidak berjadwal; • Melum terlayani trayek AKAP atau trayek AKDP; • Dilayani dengan mobil bus atau mobil penumpang umum; • Berhenti pada tempat-tempat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang yang telah ditetapkan untuk angkutan perbatasan. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan perbatasan harus dilengkapi dengan : Universitas Sumatera Utara • Nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dicantumkan pada sisi kiri, kanan, dan belakang kendaraan; • Papan trayek yang memuat asal dan tujuan serta lintasan yang dilalui dengan dasar putih tulisan hitam yang ditempatkan di bagian depan dan belakang kendaraan; • Jenis trayek yang dilayani ditulis secara jelas dengan huruf balok, melekat pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan dengan tulisan “ANGKUTAN PERBATASAN”; • Jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashboard, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan.

g. Angkutan Khusus

Angkutan khusus dalam trayek terdiri dari : 1 Angkutan Antar Jemput; 2 Angkutan Karyawan; 3 Angkutan Permukiman; 4 Angkutan Pemadu Moda. Angkutan khusus dalam trayek merupakan pelayanan pelengkap terhadap pelayanan angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi dan angkutan kota. 1 Angkutan Antar Jemput Pelayanan angkutan antar jemput dilaksanakan dalam trayek dengan asal dan tujuan perjalanan tetap atau sebaliknya. Pelayanan angkutan antar jemput diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Tidak berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal; Universitas Sumatera Utara • Menggunakan mobil bus kecil danatau mobil penumpang umum; • Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam; • Pelayanan dari pintu ke pintu dengan jarak maksimum 500 km; • Tidak menaikkan penumpang di perjalanan; • Tidak mengenakan tarif yang berpotensi dapat mengganggu pelayanan angkutan dalam trayek pada lintasan yang sama; • Kendaraan yang dioperasikan tidak melebihi 20 dari jumlah kendaraan dalam trayek tetap dengan asal dan tujuan perjalanan yang sama. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan antar jemput harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Dilengkapi fasilitas pendingin udara yang berfungsi dengan baik; • Umur kendaraan maksimum 5 tahun; • Tidak mencantumkan papan trayek pada kendaraan yang dioperasikan; • Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN ANTAR JEMPUT” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan. 2 Angkutan Karyawan Pelayanan angkutan karyawan dilaksanakan dalam trayek yang melayani dari dan ke satu tujuan sentra kerja dengan beberapa titik asal penumpang. Pelayanan angkutan karyawan diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Khusus mengangkut karyawan; Universitas Sumatera Utara • Berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal; • Menggunakan mobil bus; • Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam; • Pembayaran dilakukan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan; • Tidak menaikkan penumpang umum. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan karyawan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN KARYAWAN” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan. 3 Angkutan Permukiman Pelayanan angkutan permukiman dilaksanakan dalam trayek yang melayani dari dan ke satu kawasan permukiman dengan beberapa titik tujuan penumpang. Pelayanan angkutan permukiman diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut: • Khusus mengangkut penumpang kawasan permukiman; • Berjadwal dan tidak boleh singgah di terminal; • Menggunakan mobil bus besar danatau bus sedang; • Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam; • Tidak menaikkan penumpang dalam perjalanan. Universitas Sumatera Utara Kendaraan yang digunakan untuk angkutan permukiman harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan “ANGKUTAN PERMUKIMAN” yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan. 4 Angkutan Pemadu Moda Pelayanan angkutan pemadu moda dilaksanakan untuk melayani penumpang dari danatau ke terminal, stasiun kereta api, pelabuhan dan bandar udara kecuali dari terminal ke terminal. Pelayanan angkutan pemadu moda diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut : • Khusus mengangkut perpindahan penumpang dari satu moda ke moda lain; • Berjadwal; • Menggunakan mobil bus dan atau mobil penumpang; • Menggunakan plat tanda nomor warna dasar kuning dengan tulisan hitam. Kendaraan yang digunakan untuk angkutan pemadu moda harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : • Mencantumkan papan trayek pada kendaraan yang dioperasikan; Universitas Sumatera Utara • Dilengkapi tanda khusus berupa stiker dengan tulisan sesuai jenis pelayanan yang tercantum pada izin trayek, yang ditempatkan pada badan kendaraan sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi logo dan nama perusahaan yang ditempatkan pada pintu depan bagian tengah sebelah kiri dan kanan; • Dilengkapi tanda jati diri pengemudi yang ditempatkan pada dashbord kendaraan, yang dikeluarkan oleh masing-masing perusahaan angkutan; • Dilengkapi fasilitas bagasi sesuai kebutuhan.

II.4 Tarif Angkutan Umum

Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat tahun 2002, tarif adalah besarnya biaya yang dikenakan pada setiap penumpang kendaraan angkutan umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penetapan tarif dimasukkan untuk mendorong terciptanya penggunaan prasarana dan sarana pengangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintasan yang bersangkutan. Guna melindungi konsumen, pemerintah menetapkan batas tarif maksimum, dan bila dianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menetapkan tarif minimum. Sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih memberi keuntungan wajar kepada pihak pengusaha angkutan umum dan dapat diterima konsumen. Perhitungan tarif angkutan umum merupakan hasil perkalian antara tarif pokok dan jarak kilometer rata-rata satu perjalanan tarif Break Event Event Point dan di tambah 10 untuk keuntungan jasa perusahaan, secara matematis dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tarif = tarif pokok x jarak rata-rata + 10 tarif BEP .………….2.1 Tarif BEP = tarif pokok x jarak rata-rata…………………………..2.2 Tarif pokok = ����� ����� ����� ������ ��������� � ��������� ��������� …………..…...2.3 Faktor muat penumpang loading factor adalah nisbah antara jumlah penumpang yang diangkut dengan daya tampung atau kapasitas kendaraan selama satu lintasan Warpani, 2002. Perhitungan faktor pengisian adalah sebagai berikut: F = � � x 100..................................................................................2.4 Keterangan: F = faktor pengisian loading factor. P = banyaknya penumpang yang diangkut sepanjang satu lintasan sekali jalan. K = daya tampung kendaraan yang diijinkan.

II.4.1 Kebijakan Tarif

Kebijakan tarif dapat dipandang sebagai kebijakan multisisi. Di satu sisi dapat dipandang sebagai alat pengendali lalu lintas, disisi yang lain dapat berarti alat untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan sisi yang lainnya lagi dapat digunakan untuk mengarahkan perkembangan wilayah dan kota. Kebijakan tarif tidak dapat hanya didasarkan pada perhitungan biaya semata-mata, karena didalamnya terkandung misi pelayanan kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara Menurut Suprijadi 1991 dalam Warpani, 2002;150, kebijakan tarif yang berlaku di Indonesia mengacu pada pendekatan berikut:

II.4.1.1 Pendekatan penyedia jasa

Apabila kebijakan tariff yang berdasarkan pendekatan penyedia jasa dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan usaha jasa pengangkutan, serta demi menjaga kelancaran penyedia jasa, keamanan, dan kenyamanan layanan jasa perangkutan, maka: a. Tarif didasarkan atas berbagai biaya yang dikeluarkan, dalam arti dapat menutup seluruh biaya produksi jasa angkutan dan memperoleh kelebihan berupa laba; b. Tarif seharusnya dapat memberikan pendapatan yang layak bagi penyedia jasa, sehingga upaya pemeliharaan sarana dan prasarana dapat terpenuhi dan pengembalian investasi dapat diwujudkan dalam waktu yang relative tidak sama; c. Untuk investasi yang besar dengan tingkat pengembalian modal yang cukup lama, maka tariff diharapkan dalam jangka panjang lebih tinggi dari biaya marginal; d. Tariff diharapkan dapat menumbuhkan alokasi modal yang rasional bagi pembangunan dan pengembangan usaha perangkutan serta mendorong tercapainya pemerataan pembangunan; e. Jika penyususan struktur penyedia jasa yang efisien dapat dikembangkan kearah produktifitas setiap jenis jasa yang diperlukan, maka jasa perangkutan Universitas Sumatera Utara dapat dikelompokkan pada setiap pelayanan sehingga pengklasifikasian tariff yang sesuai dengan jasa tersebut juga dapat disusun.

II.4.1.2 Pendekatan pengguna jasa

Jika pendekatan berdasarkan pengguna jasa dimaksudkan agar tarif tidak terlalu memberatkan pengguna jasa dan memperlancar mobilitas baik penumpang maupun barang, maka: a. Tarif harus rasional, diberlakukan secara umum, layak dal adil serta tidak diskriminatif dalam pengklasifikasiannya; b. Tarif diharapkan dapat merangsang peningkatan kegiayan dunia usaha dan mendorong pertumbuhan produksi secara menyeluruh; c. Tarif diharapkan dapat terjangkau oleh daya beli pengguna jasa; d. Tarif diharapkan dapat membantu perkembangan integritas social masyarakat, khususnya bagi angkutan penumpang; e. Tarif harus dapat mendorong dan mengembangkan distribusi pemasaran yang luas; f. Tarif sebagai unsur biaya pada kalkulasi harga pokok barang diharapkan dapat ditekan sekecil mungkin.

II.4.1.3 Pendekatan pemerintah

Pendekatan pemerintah yang dimaksud untuk mendorong pembangunan ekonomi serta menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam rangka globalisasi, meliputi: a. Menjaga keseimbangan antara kepentingan pengguna jasa dengan penyedia jasa; Universitas Sumatera Utara b. Menunjang upaya tercapainya kesejahteraan social bagi masyarakat; c. Memperhatikan dan melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan, penyebaran, dan struktur kependudukan; d. Mengendalikan tarif yang dapat menjamin dan mmendorong penggunaan sumber daya secara maksimal; e. Mengembangkan dan mendorong sarana dengan memperhatikan perkembangan teknologi dalam bentuk konservasi dan diverifikasi energy; f. Mencapai keadaan alokasi sumber daya yang optimum dengan memperhatikan kriteria efisiensi dan pemerataan pembangunan; g. Menjaga tingkat pelayanan dalam rangka peningkatan kinerja layanan jasa perangkutan.

II.4.2 Sistem Pembentukan Tarif Angkutan Umum

Tarif bagi penyedia jasa angkutan operator adalah harga dari jasa yang diberikan. Sedangkan bagi pengguna jasa, besarnya tarif merupakan biaya yang harus dibayarkan untuk jasa yang telah dipakainya. Penentuan tarif ini harus berdasarkan sistem pembentukannya yang diatur oleh pemerintah. Ada tiga cara dalam menentukan sistem pembentukan tarif , yaitu: 1. Sistem pembentukan tarif atas dasar produksi jasa cost of service pricing. Dengan sistem ini, tarif dibentuk atas dasar biaya produksi jasa transportasi ditambah dengan keuntungan yang layak bagi kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan. Tarif yang dibentuk atas dasar biaya dinyatakan sebagai tarif minimum, dimana perusahaan tidak akan menawar lagi dibawah tarif terendah itu. Sistem ini digunakan setelah terlebih dahulu menentukan biaya yang dikeluarkan operator. Diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara • Direct Cost Biaya Langsung • Inderect Cost Biaya Tak Langsung 2. Sistem pembentukan tarif atas dasar nilai jasa value of service pricing. Dengan sistem ini, tarif didasarkan atas nilai yang dapat diberikan terhadap jasa pelayanan transportasi. Besar kecilnya nilai itu tergantung pada elastis permintaan jasa pelayanan transportasi. Tarif yang didasarkan atas nilai jasa transportasi biasanya dinyatakan sebagai tarif maksimum. 3. Sistem pembentukan yang didasarkan pada “What the traffic will bear” Tarif yang didasarkan pada What the traffic will bear berada diantara tarif minimum dan tarif maksimum. Untuk itu dasar tarif ini adalah berusaha dapat menutupi seluruh biaya variabel sebanyak mungkin dan sebagian dari biaya tetap fixed cost.

II.4.3 Jenis Tarif Angkutan Umum

Adapun jenis tarif yang berlaku dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tarif Seragam Flat Fare Pada sistem ini, tarif dikenakan tanpa memperhatikan jarak yang ditempuh, baik perjalanan jarak pendek maupun jauh dikenakan tarif yang sama. Secara umum, tarif seragam biasanya diterapkan untuk penumpang yang mempunyai panjang perjalanan rata-rata hampir sama. Kerugian tarif ini adalah pada penumpang yang melakukan perjalanan jarak pendek karena harus membayar dengan tarif yang sama dengan penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh. Sebaliknya penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh akan diuntungkan dengan kondisi ini. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif seragam dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Tarif Seragam Gambar 2.2 Tarif Berdasarkan Jarak 2. Tarif Berdasarkan Jarak Distance-Based Fare Sistem tarif ini ditentukan berdasarkan jarak yang ditempuh, yaitu besarnya tarif yang ditetapkan adalah perkalian besar tarif perkilometer dengan panjang perjalanan, dimana jarak minimum dan tarif minimum ditetapkan terlebih dahulu nilainya. Sistem tarif ini memiliki kelemahan, yaitu kesulitan dalam pengumpulan ongkos karena sebagian penumpang melakukan perjalanan yang relatif pendek menggunakan angkutan lokal. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif berdasarkan jarak dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Tarif Rp Jarak km Jarak km Tarif Rp Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Tarif Bertahap 3. Tarif Bertahap Sistem tarif ini didasarkan pada jarak yang ditempuh oleh penumpang yang di bagi persatuan tahapan.tahapan adalah suatu penggalan dari rute yang jaraknya antar satu atu lebih tempat pemberhentian sebagai dasar perhitungan tarif. Tarif bertahap mencerminkan usaha penggabungan secara wajar keinginan penumpang dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan waktu untuk mengeluarkan ongkos. Struktur seperti ini tidak hanya digunakan dengan memperhitungkan bermacam-macam permintaan pelayanan perangkutan untuk jarak pendek dan panjang tapi juga akan menguntungkan jika memperhatikan metode pengumpulan tarif. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif bertahap dapat dilihat pada grafik dibawah ini. 4. Tarif Zona Sistem tarif ini adalah penyederhanaan dari tarif bertahap dimana daerah pelayanan perangkutan tersebut dibagi kedalam zona-zona. Pusat kota biasanya sebagai zona terdalam dan dikelilingi oleh zona terluar yang tersusun seperti Jarak km Tarif Rp Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Tarif Berdasarkan Zona sebuah sabuk. Daerah pelayanan angkutan juga dapat dibagi kedalam zona-zona yang berdekatan. Jika terdapang jalan yang melintang dan melingkar, panjang jalan ini harus dibatasi dengan membagi zona kedalam sektor-sektor. Skala jarak dan tarif dibentuk dengan cara yang sama dengan struktur tarif bertahap yang berdasarkan suatu jarak dan suatu tingkatan tarif. Kerugian akan terjadi bagi penumpang yang hanya melakukan perjalanan jarak pendek didalam dua zona yang berdekatan, mereka harus membayar ongkos untuk dua zona. Sebaliknya suatu perjalanan yang panjang dapat menjadi lebih murah jika dilakukan didalam sebuah zona dibandingkan dengan perjalanan pendek yang melintasi batas zona. Hubungan antara tarif angkutan dan jarak tempuh angkutan untuk tarif zona dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

II.4.4 Penentuan Besaran Tarif Angkutan Umum

Jarak km Tarif Rp Universitas Sumatera Utara Alexander Grey, 1975 seperti dikutip oleh widari, 2010 menyarankan untuk mempertimbangkan empat prinsip sebagai penuntun dalam menetapkan tujuan- tujuan dari kebijaksanaan penentuan besaran tarif angkutan umum yaitu: 1. Tujuan tersebut harus mencerminkan keinginan pemerintah dimasa depan dengan ukuran-ukuran yang berangsur-angsur akan menjadi jelas. 2. Tujuan harus bersifat operasional, yang harus berarti harus ada perangkat- perangkat yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan. 3. Tujuan sebaiknya tersusun berdasarkan prosedur analitis yang normal dengan meminimumkan interaksi, dan memaksimalkan disetiap kumpulan. 4. Tujuan disusun dengan suatu cara hirarki yang pencakupannya maksimum, konsisten dan berhubungan. Berdasarkan keempat prinsip diatas, maka dalam menentukan besaran tarif angkutan umum, ada beberapa faktor dengan tujuan tertentu yang dapat dipertimbangkan , antara lain adalah: a. Faktor sosial, tujuannya adalah: • Mendistribusikan kembali pendapatan dari orang berada kepada mereka yang miskin. • Memberika kesempatan perjalanan kepada kelompok yang kurang beruntung seperti orang lanjut usia, orang cacat dan orang-orang yang tidak sepenuhnya dapat menggunakan angkutan pribadi. • Mengurangi kekacauan pada angkutan umum di saat-saat jam sibuk. • Meningkatkan frekuensi, kecepatan dan ketersediaan angkutan umum. • Memberikan hasil yang nyaman untuk membeli dan menggunakan tiket. Universitas Sumatera Utara b. Faktor lingkungan, dengan faktor ini diharapkan dapat memberi hasil sebagai berikut: • Mendorong permintaan masyarakat secara geografis menjadi lebih padat. • Mendorong kegiatan pergerakan ke pusat-pusat strategis kota. • Mengurangi kemacetan lalu lintas • Mengurangi polusi udara, suara dan gangguan visual. • Mengurangi kecelakaan. c. Faktor ekonomi dan keuangan, factor ini bertujuan: • Memaksimumkan pendapatan. • Meminimumkan satuan biaya operasi. • Mempertahankan satuan fleksibilitas untuk penyesuaian tingkat tarif dengan sasaran pendapatan yang baru atau permintaan pasar. • Memastikan efisiensi penggunaan sumber-sumber langka, mendorong menggunakan lebih banyak kapasitas yang masih tersisa. • Menghemat energi. d. Faktor operasi, dengan tujuan: • Memelihara kemudahan mendapatkan informasi mengenai permintaan penumpang. • Meningkatkan efisiensi pengumpulan tiket dan ongkos. • Memberikan fasilitas pengoperasian angkutan oleh satu orang dan meringankan tugas-tugas para karyawan. • Mengurangi pengelakan dan kecurangan ongkos. • Memelihara insentif untuk meningkatkan kinerja pengaturan.

II.5 Biaya Operasional Kendaraan

Universitas Sumatera Utara Menurut DirektoratJenderal Perhubungan Darat Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang secara ekonomis terjadi karena di operasikannya satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Di dalam standart Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2002 disusun struktur biaya dalam mendapatkan besarnya biaya operasional kendaraan.

II.5.1 Struktur Biaya

Jika ditinjau dari kegiatan usaha angkutan biaya yang dikeluarkan, untuk suatu produksi jasa angkutan yang akan dijual kepada pemakai jasa, dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu : a. Yang dikeluarkan untuk pengelolaan perusahaan; b. Yang dikeluarkan untuk operasi kendaraan, dan c. Yang dikeluarkan untuk retribusi, iuran, sumbangan, dan yang berkenaan dengan pemilikan usaha dan operasi. Untuk memudahkan perhitungan biaya pokok, perlu dilakukan pengelompokan biaya dengan teknik pendekatan sebagai berikut a. Kelompok biaya menurut fungsi pokok kegiatan : 1 Biaya produksi : biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan dalam proses produksi. 2 Biaya organisasi : semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan biaya umum perusahaan, dan 3 Biaya pemasaran : biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran produksi jasa. b. Kelompok biaya menurut hubungannya dengan produksi jasa yang dihasilkan. 1 Biaya Langsung : biaya yang berkaitan langsung dengan produk jasa yang Universitas Sumatera Utara dihasilkan, yang terdiri atas a. biaya tetap b. biaya tidak tetap 2 Biaya Tidak Langsung : Biaya yang secara tidak langsung berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan, yang terdiri atas a. biaya tetap b. biaya tidak tetap Biaya tetap : biaya yang tidak berubah tetap walaupun terjadi perubahan terjadi perubahan pada volume produksi jasa sampai ke tingkat tertentu. Biaya tidak tetap : biaya yang berubah apabila terjadi perubahan pada volume produksi jasa. Berdasarkan pengelompokan biaya itu struktur perhitungan biaya pokok jasa angkutan adalah sebagai berikut :

II.5.1.1 Komponen Biaya Langsung

1 Penyusutan Kendaraan Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan. Penyusutan per tahun = ����� ��������� −����� ������ ���� ���������� …………….2.5 Nilai residu bus adalah 20 dari harga kendaraan Universitas Sumatera Utara 2 Bunga Modal Bunga modal dihitung dengan rumus Bunga ModalThn = � +1 2 � ℎ���� ��������� � �������� ����� ��ℎ�� ���� ���������� .2.6 Keterangan: n = masa pengembalian pinjaman 3 Gaji dan tunjangan awak kendaraan Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan uang dinas jalan tunjangan kerja operasi. 4 Bahan Bakar minyak BBM Penggunaan BBM tergantung dari jenis kendaraan. 5 Ban Secara umum, fungsi dari ban untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat atau lebih, truk bahkan sepeda sekalipun tetap sama yaitu untuk menahan beban, meredam guncangan, meneruskan fungsi pengereman dan traksi ke permukaan jalan, dan mengendalikan arah gerak kendaraan. 6 Servis kecil Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar- servis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan gemuk serta minyak rem 7 Servis besar Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor. Universitas Sumatera Utara 8 Penambahan oli mesin Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh pada jarak km tertentu. 9 Suku cadang dan bodi Biaya untuk keperluan suku cadang mesin, bagian rangka bawah chassis dan bagian bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5 dari harga bus. 10 Cuci bus Bus kota sebaiknya dicuci setiap hari. 11 Retribusi terminal Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau per bulan. 12 STNKPajak kendaraan Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 13 Kir Kir kendaraan dilakukan minimal sekali setiap enam bulan dan biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku. 14 Asuransi a Asuransi kendaraan Asuransi kendaraan pada umumnya hanya dilakukan oleh perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank. Namun, asuransi kendaraan perlu diperhitungkan sebagai pengamanan dalam menghadapi resiko. Biaya premi per bus per tahun. b Asuransi Awak Kendaraan Universitas Sumatera Utara Pada umumnya awak kendaraan wajib diasuransikan oleh perusahaan angkutan.

II.5.1.2 Komponen Biaya Tidak Langsung

1 Biaya pegawai selain awak kendaraan Tenaga selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah tenaga pimpinan, staf administrasi, tenaga teknik dan tenaga operasi tergantung dari besarnya armada yang dikelola. Biaya pegawai ini terdiri atas gajiupah, uang lembur dan jaminan sosial Jaminan sosial berupa : - Tunjangan perawatan kesehatan; - Pakaian dinas - Asuransi kecelakaan - Tunjangan lain-lain 2 Biaya Pengelolaan a Penyusutan bangunan kantor b Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel Masa penyusutan butir 1 2 diperhitungkan selama 5 sd 20 tahun tergantung dari keadaan fisik bangunan tanpa harga tanah. c Masa penyusutan inventarisalat kantor diperhitungkan 5 tahun d Masa penyusutan sarana bengkel diperhitungkan selama 3 sd 5 tahun e Administrasi kantor biaya surat menyurat, biaya alat tulis menulis f Pemeliharaan kantor misalnya, pengecatan kantor g Pemeliharaan pool dan bengkel h Listrik dan air j Biaya perjalanan dinas Universitas Sumatera Utara Biaya perjalanan dinas meliputi perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan tenaga operasi noncrew. k Pajak Perusahaan l Izin trayek Izin trayek ditentukan berdasarkan peraturan daerah yang bersangkutan dan rute m Izin usaha n Biaya pemasaran biaya promosi o Biaya lain-lain Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak termasuk dalam unsur biaya pada butir a s.d. n.

II.5.2 Produksi Pelayanan Angkutan Umum

Produksi angkutan penumpang jalan raya dapat ditentukan dalam beberapa bentuk yaitu sebagai berikut : • Produksi km • Produksi rit • Produksi penumpang orang penumpang diangkut • Produksi penumpang km seat-km Rumusan perhitungan produksi a. Produksi perhitungan produksi Kilometer-tempuh angkutan penumpang jalan raya diperoleh dari perhitungan : jumlah SO x frekwensihari x hari operasibulan x bulan operasitahun x kmrit + kilometer kosong. b. Produksi rit Universitas Sumatera Utara Jumlah rit diperoleh dari perhitungan : Jumlah bus SO x frekwensihari x hari operasibulan x bulan operasitahun. c. Produksi penumpang orang pnp diangkut Jumlah penumpang orang diperoleh dari perhitungan Jumlah SO x frekwensihari x hari operasibulan x bulan operasitahun x kapasitas terjualrit d. Produksi Penumpang Km seat-km Jumlah seat-km pnp-km diperoleh dari perhitungan : Jumlah SO x frekwensihari x hari operasibulan x bulan operasitahun x jarak tempuhrit x kapasitas terjualrit

II.5.3 Biaya Pokok Produksi Angkutan Umum

Secara umum defenisi dari biaya pokok angkutan umum adalah besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh operator untuk dapat menghasilkan satuan produksi pelayanan angkutan umum atau secara otomatis dapat dikatakan bahwa biaya poko produksi angkutan umum adalah total biaya operasi kendaraan per tahun dibagi dengan total produksi pelayanan per tahun. Dengan demikian hal-hal yang sangat mempengaruhi besarnya biaya pokok produksi angkutan umum adalah BOK angkutan umum, karakteristik penumpang dan perjalanannya. Persamaan dari biaya pokok produksi angkutan umum adalah: BPP = BOK TPP ……………………………………………2.7 Dimana: BPP = Biaya Pokok Produksi Rp.pnp-km Universitas Sumatera Utara BOK = Total Biaya Operasi Kendaraan Rp TPP = Total Produksi Pelayanan pnp-km

II.6 Daya beli penumpang Willingness To Pay

Willingness To Pay WTP adalah kemauan pengguna mengeluarkan imbalan atas jasa yang telah diterimnya. Pendekatan yang digunakan dalam analisis WTP didasarkan atas persepsi pengguna terhadap tarif dan jasa pelayanan angkutan umum tersebut. Dalam konteks transportasi, WTP dipengaruhi oleh: 1. Kuantitas dan kualitas produksi jasa angkutan umum Semakin banyak jumlah armada angkutan yang melayani tentu akan lebih menguntungkan pihak konsumen, karena tingkat pengisian akan lebih rendah sehingga tingkat pelayanannya akan lebih baik tidak berdesak-desakan. Dalam kondisi seperti ini tentu tingkat kemauan konsumen membayar akan lebih besar bila dibandingkan dengan kondisi sebaliknya. 2. Utilitas pengguna Semakin besar manfaat yang dirasakan oleh konsumen terhadap suatu pelayanan transport yang dirasakannya tentunya akan semakin besar pula kemauan konsumen membayar biaya perjalanannya, demikian pula sebaliknya. 3. Pekerjaan pengguna Bila seseorang mempunyai pekerjaan yang baik tentu memiliki penghasilan yang besar. Semakin besar penghasilan tentunya kemauan membayar ongkos perjalanannya pun semakin besar. Hal ini disebabkan karena alokasi biaya perjalanannya lebih besar sehingga akan memberikan kemampuan dan kemauan yang lebih besar pula untuk membayar ongkos perjalanannya tersebut. Universitas Sumatera Utara Nilai WTP didapat dengan merata-ratakan persepsi tarif yang dipilih untuk setiap pekerjaan: WTP kategori pekerjaan WTP = ∑����� ���� ������ ℎ � ����� ℎ ��������� ����� ℎ ������ ℎ ��������� ���� ��������� …….2.8 seluruh kategori pekerjaan 4. Umur pengguna = ∑ ����������� ��������� ����� ℎ �������� pekerjaan . …………..2.9 Umur pengguna berpengaruh terhadap tingkat kedewasaan pengguna, dari tingkat kedewasaan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kemauan membayar tarif. WTP kategori umur = ∑����� ���� ������ ℎ � ����� ℎ ��������� ����� ℎ ��������� �������� �� �� …….…..2.10 WTP seluruh kategori umur 5. Tujuan melakukan perjalanan = ∑����������� ���� ����� ℎ �������� ���� . ……………….…....2.11 Tujuan melakukan perjalanan adalah alasan pengguna dalam melakukan suatu perjalanan. Semakin penting tujuan melakukan perjalanan tentunya kemauan untuk membayar tarif perjalanan pun semakin besar, begitu juga sebaliknya. WTP kategori tujuan perjalanan = ∑����� ���� ������ ℎ � ����� ℎ ��������� ����� ℎ ��������� ���� tujuan perjalanan ..….2.12 Universitas Sumatera Utara WTP seluruh tujuan perjalanan

II.7 Metode Sampling

= ∑����������� tujuan perjalanan ����� ℎ �������� tujuan perjalanan . ………..2.13 Sampel adalah sebagian dari kuantitas populasi yang mencerminkan dari keseluruhan populasi tersebut Pasalong, 2012. Denganmeneliti sebagian unit-unit dari populasi diharapkan dapat memperoleh hasil yang dapat memberikan gambaran sifat populasi bersangkutan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka cara-cara penarikan sebuah sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu 1. Syarat-syarat Pengambilan Sampel Adapun syarat-syarat pengambilan sampel yang baik, adalah sebagai berikut: a. Sampel dapat memberikan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi. Dalam artian bahwa sampel harus dapat menjelaskan atau mewakili populasi. b. Sampel dapat menetukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan sifat baku dari hasil yang diperoleh. c. Sampel tersebut dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan waktu, biaya, dan tenaga yang paling minimal. d. Sampel itu hendaknya edqquate cukup dan reprensentatif. Dalam artian bahwa sampel yang dipilih harus dapat mewakili populasi yang dipilih. 2. Alasan Pengambilan Sampel Ada tiga alasan mengapa melaksanakan suatu penelitian selalu mengambil sampel: Universitas Sumatera Utara a. Karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Dalam artian bahwa dengan mengambil sampel dari populasi maka dapat melahirkan efisien waktu, biaya dan tenaga. Namun sampel yang dipilih tetap terjaga keterwakilan populasi yang akan dijelaskan. b. Karena populasi sesungguhnya tidak ada secara fisik. Dalam artian bahwa yang ada sesungguhnya adalah individu-individuyang saling berinteraksi sehingga berbentuk kelompok, hal ini biasa disebut populasi. 3. Teknik sampling Teknik sampling pada dasarnya merupakan teknik penentuan sampel. Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling,yaitu suatu teknik penarikan sampel yang paling sederhana, karena cara pengambilan sampel ini hanya dilakukan secara acak atau cara mengundi tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi tersebut. Jadi semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama menjadi sampel. Teknik ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Untuk menentukan besar sampel yang tidak diketahui besar populasinya digunakan rumusSlovin sebagai berikut: n = � 1+ �� 2 …………………… …..2.13 n = jumlah sampel yang diambil N = Jumlah populasi e = Batas ketelitian margin error, ditetapkan sebesar 10

II.8 Profil Nice Trans Taxi

Universitas Sumatera Utara Nice Trans Taxi adalah salah satu perusahaan angkutan umum antar kota antar jemput yang beroperasi dengan tujuan Medan – Pematang Siantar . Angkutan ini mulai beroperasi pada tanggal 4 Agustus 2011. Jenis kendararaan yang digunakan adalah sedan Chevrolet Lova. Angkutan ini beroperasi selama 24 jam dalam sehari. Perusahaan angkutan ini memiliki kantor di Jl. Senat Medan, dua loket di daerah Medan Jl. Stasiun Kereta Api No.1 dan Jl. Sisingamangaraja Km2 Medan dan satu loket di daerah Pematang Siantar Jl. Merdeka No. 117. Gambar 2.1: Peta tujuan perjalanan Nice Trans Taxi Sumber: Google.commap Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 : Armada Nice Trans Taxi

II.9 Penelitian Terdahulu

Widari Sri 2010, dalam tugas akhirnya Analisa tarif angkutan pedesaan berdasarkan biaya operasi kendaraan BOK Studi kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi tarif angkutan pedesaan, dengan menggunakan metode Biaya operasional kendaraan, ATP dan WTP, dari hasil penelitian disimpulkan bahwa tarif yang berlaku sekarang dilapangan lebih kecil bila dibandingkan dengan tarif teoritis berdasarkan hasil perhitungan BOK, dan tarif yang berlaku dilapangan tidak sesuai dengan tarif yang ditetapkan pemerintah daerah setempat. Tarif rata-rata yang berlaku dilapangan adalah Rp.678,50Km-orang sedangkan tarif teoritis hasil perhitungan BOK adalah Rp.1.018,84Km-orang Sumeda dan Wikarma 2012, dalam jurnalnya Analisa tarif bus rapid transit BRT trans sarbagita berdasarkan biaya operasional kendaraan, ATP dan WTP, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan tarif resmi Bus Universitas Sumatera Utara Rapid Transit Sarbagita terhadap BOK dari penyedia layanan dan ATP dan WTP dari masyarakat, metode yang digunakan adalah metode Biaya operasional kendaraan ATP dan WTP, dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penetapan tarif resmi saat ini yaitu sebesar Rp. 3.500,- per penumpang merupakan penetapan tarif yang relatif masih tinggi dibandingkan Biaya Operasi Kendaraan BOK dengan load factor 80. Dipihak lain, tarif untuk penumpang umum tersebut masih diluar jangkauan ATP dan WTP masyarakat pemakai. Rahman Rahmatang 2012 dalam jurnalnya Analisa biaya operasi kendaraan angkutan umum antar kota dalam propinsi rute Palu-Poso, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah dengan penyedia jasa angkutan, metode yang digunakan adalah metode biaya operasional kendaraan, hasil analisis yang diperoleh pendapat yang diperoleh pengusaha lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi kendaraan. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Umum Proses pengumpulan data bagi suatu penelitian transportasi pada dasarnya bukan merupakan prosedur yang sembarangan, tetapi merupakan sekumpulan langkah-langkah yang beruntun dan terkait satu dengan yang lainnya dengan hasil akhir untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Hal ini perlu didasari agar pengumpulan data dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga data dapat digunakan seccara optional. Dalam bab ini akan dikemukakan data-data yang diperluakan sesuai dengan persoalan yang dibahas. Dalam hal ini tidak semua data yang dikumpulkan dapat langsung digunakan untuk pemecahan masalah. III.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dilokasi kantor Nice Trans Taxi di Jl. Senat Medan, loket Jl. Stasiun Kereta Api No. 1 Medan, loket Jl. Sisingamangaraja Medan. III.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Wawancara Salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan responden, yaitu orang-orang tertentu Universitas Sumatera Utara yang ditetapkan sebagai sumber data. Dengan teknik ini data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data-data sekunder. 2. Observasi Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung pada objek penelitian. 3. Kuisioner Kuisioner adalah suatu bentuk instrument pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan kepadanya. Dengan teknik ini data yang diperoleh adalah data primer III.4 Prosedur Kerja Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu melakukannya melalui tahapan metodologi yang terdiri dari beberapa tahapan sistematik yang dapat dilihat pada Gambar Bagan Prosedur Kerja Penelitian dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Bagan Prosedur Kerja Penelitian Tujuan Penelitian: 1. Membandingkan tarif berdasarkan BOK terhadap tarif yang berlaku 2. Membandingkan tarif berdasarkan WTP terhadap tarif yang berlaku Pengumpulan Data Data Primer: 1. Karakteristik demografi penumpang 2. Karakteristik pengetahuan penumpang 3. Kemauan penumpang membayar jasa Analisa Data Sekunder: 1. Data operasi kendaraan 2. Tarif yang berlaku 3. Peta trayek Pengolahan Data : 1. Biaya Operasional Kendaraan 2. Willingness To Pay Kesimpulan dan Saran Universitas Sumatera Utara III.5 Sumber Data Sebelum melakukan suatu penelitian maka terlebih dahulu harus diketahui sumber data yang akan diteliti. Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dimana suatu data dapat diperoleh. III.5.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari survei langsung di lapangan, adapun data yang diperlukan adalah : 1. Karakteristik demografi penumpang, meliputi: a. Usia penumpang b. Pekerjaan penumpang c. Pengasilan per bulan penumpang 2. Karakteristik aspek pengetahuan penumpang, meliputi: a. Alasan melakukan perjalanan b. Frekuensi perjalanan penumpang 3. Kemauan penumpang membayar jasa III.5.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan wawancara langsung pihak Nice Trans Taxi. Data yang diambil adalah: 1. Karakteristik kendaraan a. Tipe kendaraan b. Jenis kendaraan c. Jenis pelayanan Universitas Sumatera Utara d. Kapasitas angkut penumpang 2. Produksi per kendaraan a. Kilometer tempuh kendaraan b. Frekuensi perjalanan c. Jumlah armada d. Rata-rata jumlah rit e. Rata-rata jumlah penumpang 3. Biaya operasional kendaraan a. Biaya langsung • Biaya penyusutan • Bunga modal • Gaji dan tunjangan supir • Biaya bahan bakar minyak • Biaya ban • Biaya servis dan ganti oli • Biaya cuci kendaraan • Biaya STNKpajak kendaraan • Biaya Keur • Biaya asuransi kendaraan • Biaya asuransi penumpang b. Biaya tidak langsung • Biaya pegawai loket • Biaya sewa loket 4. Tarif yang berlaku Universitas Sumatera Utara III.6 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014. Penelitian dimulai dari tanggal 10 Febeuari 2014 hingga selesai. III.7 Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan sudah terkumpul dengan lengkap, baik itu data primer maupun data sekunder. Selanjutnya dilakukanlah pengolahan data. Pada penelitian ini pengolahan data dikategorikan menjadi dua kategori: 1. Pengolahan data BOK Pengolahan data ini menggunakan data sekunder, dan selanjutnya diolah dengan mengunakan literatur dan landasan teori pada bab sebelumnya. Agar mempermudah proses pengolahan data, pengolahan data ini dibantu dengan software exel. 2. Pengolahan data WTP Pengolahan data ini menggunakan data primer dan selanjutnya diolah dengan mengunakan literatur dan landasan teori pada bab sebelumnya. Agar mempermudah proses pengolahan data, pengolahan data ini dibantu dengan software exel. III.8 Alat Bantu Penelitian Alat bantu yang digunkan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kalkulator 2. Alat tulis 3. Lembar kuisioner Universitas Sumatera Utara 4. Computer 5. Kamera 6. Papan ukuran polio sebagai alas tulis

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN