Latar Belakang Efektifitas Proses Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Kadar Besi Air Sumur

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi manusia, karena seluruh kegiatan manusia sangat berkaitan erat dengan ketersediaan air. Berkurangnya ketersediaan air bersih merupakan salah satu masalah yang dihadapi banyak negara termasuk Indonesia, seiring dengan pertambahan penduduk dan aktivitas manusia yang semakin beragam Heriani,E., 2014. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 907MENKESSKVII2002, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Adapun beberapa parameter kadar maksimum yang diperbolehkan secara kimia anorganik : air raksa 0,001 mgL, arsen 0,05 mgL, besi 1,0 mgL, fluorida 1,5 mgL, kadnium 0,005 mgL, kesadahan CaCO 3 500 mgL, selenium 0,01 mgL, seng 15 mgL, timbal 0,05 mgL dan pH 6,5-9,0. Belawan merupakan suatu kawasan industri dan sarana pelabuhan terbesar di Kota Medan Juanta,P., 2014. Sebagian kecil masyarakat yang tinggal di Kecamatan Medan Belawan, masih ada menggunakan air sumur gali untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum walaupun keadaan air sumur gali pada daerah tersebut memiliki warna yang keruh. Hal ini dikarenakan keberadaan sarana Perusahaan Daerah Air Minum PDAM pada daerah tersebut masih terbatas hanya pada kelurahan tertentu. Mineral yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan Fe. Apabila Fe tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan muncul berbagai gangguan lingkungan. Unsur besi Fe yang berlebih menimbulkan noda-noda pada peralatan dan bahan pakaian yang berwarna putih. Unsur Fe dapat menimbulkan bau, warna dan koloid pada air minum Widowati,W dkk., 2008. Menurunkan kadar Fe dalam air sumur dapat dilakukan dengan menggunakan metode elektrokoagulasi. Elektrokoagulasi adalah proses penggumpalan dan pengendapan partikel-partikel halus dalam air menggunakan energi listrik. Elektrokoagulasi membutuhkan peralatan yang sederhana dan mudah dioperasikan. Proses elektrokoagulasi dilakukan pada bejana elektrolisis yang didalamnya terdapat dua penghantar listrik yang disebut elektroda, yang tercelup dalam larutan elektrolit. Elektrokoagulasi bukan merupakan teknologi baru, dimana teknologi ini ditemukan lebih dari seratus tahun dan merupakan pengolahan air bersih yang cukup besar di London Nainggolan,H., 2004. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai metode elektrokoagulasi ini, seperti; Muhammad Ridwan Harahap 2008 telah meneliti penurunan kadar logam seng pada air limbah PT. Industri Karet Nusantara, Sofia Novita 2012 telah melakukan penelitian mengenai pengaruh variasi kuat arus listrik dan waktu pengadukan untuk penjernihan air baku PDAM Tirtanadi IPA Sunggal dan M. Adib Fadli dkk 2011 melakukan penelitian mengenai penyisihan kadar COD, BOD dan warna pada limbah cair industri batik, menggunakan tiga plat elektroda yaitu aluminium Al, besi Fe, dan seng Zn, yang paling efektif digunakan untuk menurunkan konsentrasi COD, BOD dan warna dalam limbah cair industri batik adalah plat elektroda aluminium. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengolahan air bersih khususnya penurunan kadar logam Fe dari air sumur dengan menggunakan metode elektrokoagulasi dimana plat elektoda yang digunakan berupa aluminium.

I.2. Permasalahan