PENURUNAN KADAR BESI FE PADA AIR SUMUR S

PENURUNAN KADAR BESI (FE) PADA AIR SUMUR
SECARA PNEUMATIC SYSTEM
(IRON (FE) REMOVAL IN DUG WELL BY PNEUMATIC SYSTEM)

Benny Syahputra
ABSTRAK
Air sumur yang berlokasi di Dukuh Siwarak, Kelurahan Kandri, Kec. Gunung Pati Kota
Semarang, kandungan Fe nya masih melebihi batas maksimum yang diperbolehkan yaitu sebesar
1,6 mg/l, padahal batas maksimum yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan No.
416/MENKES/PER/IX/1990 untuk kandungan Fe dalam air bersih tidak lebih dari 1 mg/l. Penelitian
bertujuan untuk menurunkan kandungan Fe yang ada dalam air baku dengan proses aerasi
menggunakan Pneumatic System, sehingga akan memenuhi batas maksimum untuk parameter Fe
yang diperbolehkan, serta untuk mengetahui lama waktu injeksi udara yang efektif dan persentase
(%) penurunan Fe dari pengolahan dengan variasi waktu.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan bak aerasi dari plastik, suplay injeksi udara
dilakukan dengan Air Pump dengan aerator size 5 w, dengan variasi lama waktu injeksi udara mulai
dari 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Kemudian untuk penyadapan sampel
dilakukan 3 kali untuk tiap-tiap perlakuan pengolahan dengan Pneumatic System yang selanjutnya
dianalisis di laboratorium untuk diketahui penurunan dari masing-masing perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase (%) penurunan Fe dalam air dengan diberi
perlakuan dengan Pneumatic System tergantung pada lama waktu injeksi udara, lama waktu efektif

yang mampu menurunkan kandungan Fe di bawah ambang batas dalam Pneumatic System adalah
20 menit, Persentase (%) penurunan Fe dengan Pneumatic System untuk lama waktu injeksi udara
yang efektif sebesar 44,8 %, sehingga semakin lama waktu injeksi maka akan semakin besar
penurunan kandungan Fe dalam air baku. Perlunya adanya penambahan unit pengolahan seperti
saringan pasir lambat untuk lebih memperbesar persentase (%) penurunan kandungan Fe dalam air
baku.
Kata Kunci : Fe, Pneumatic System, injeksi udara, efektif, persentase (%)

ABSTRACT

Dug well which located in Siwarak, Kandri Village, Guning Pati District of Semarang, its Fe
content still exceeds the maximum allowable limit that is equal to 1.6 mg / l, whereas the maximum
limit allowed by the Minister of Health No. 416/MENKES/PER/IX/1990 for the content of Fe in clean
water no more than 1 mg / l. The research aims to Fe removal content is in the water with aeration
process using the Pneumatic System, which will meet the maximum limit allowed for the parameters
of Fe, as well as to determine the duration of air injection is effective and the percentage (%) Fe
reduction of processing time variation.
The research was conducted by using a plastic tub of aeration, supply of air injection is done by
Air Pump with aerator size 5 w, with time variation of air injection ranging from 5 minutes, 10 minutes,
15 minutes, 20 minutes and 25 minutes. Then for wiretaps were conducted 3 times for each

processing treatment with Pneumatic System then analyzed in the laboratory to note a decrease of
each treatment.
The results showed that the percentage (%) decrease in Fe in water with treated with
Pneumatic System depends on the length of time of air injection, an effective duration that can lower
Fe content below the threshold in the Pneumatic System is 20 minutes Percentage (%) reduction of
Fe by Pneumatic System for a long time an effective air injection by 44.8%, so the longer the time of
injection, the greater decrease in Fe content in the raw water. The need for the addition of processing
units such as slow sand filters to further increase the percentage (%) decrease in Fe content in the
raw water.
Keywords: Fe, Pneumatic System, air injection, effectively, the percentage (%)

I. PENDAHULUAN

sumber air baku sumur. Berdasarkan informasi

1.1. Latar Belakang

dari salah satu pegawai perusahaan daerah
air minum (PDAM) Kota Semarang dan


Air adalah cairan yang tidak mempunyai

berdasarkan pengamatan serta hasil survei air

rasa, warna dan bau. Dilihat dari berbagai

sumur di daerah tersebut kualitas air baku

sudut, air merupakan kebutuhan pokok untuk

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

kelangsungan hidup manusia, terutama untuk

air bersih untuk parameter besi (Fe) masih

memenuhi kebutuhan rumah tangga dan

tinggi. Hal ini dapat diketahui apabila air ini


kebutuhan air dalam tubuh, contohnya sebagai

ditampung di bak mandi akan memberikan

air minum.

endapan dan noda kekuning-kuningan pada

Tidak semua air dapat digunakan untuk

dinding

kolam,

begitu

juga

apabila


memenuhi kebutuhan, karena banyak terjadi

dipergunakan untuk mencuci akan memberi

pencemaran yang diakibatkan oleh manusia

noda kekuning-kuningan pada pakaian putih.

dan oleh alam. Air yang dapat memenuhi

Dari beberapa ciri di atas menunjukkan bahwa

kebutuhan rumah tangga adalah air yang

parameter kandungan Fe dalam air baku

memenuhi standar kualitas air bersih. Hal ini

masih


sudah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan

laboratorium kandungan Fe dalam air tersebut

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

sebesar 1,6 mg/l (Lab.PDAM Kota Semarang,

Republik

2007).

Indonesia

Nomor

:

416/MENKES/PER/IX/1990.
syarat


kesehatan

langsung

diminum

tanpa

dan

Hasil

berdasarkan

analisis

analisis

laboratorium


menunjukkan bahwa kandungan Fe dalam air

Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi

tinggi,

dan

dapat

mengalami

pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan air

baku sebesar 1,6 mg/l ini melebihi ambang
batas Ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik


Indonesia

Nomor

:

416/MENKES/PER/IX/1990 sebesar 1 mg/l.

bersih adalah air yang dapat diminum setelah

Tingginya parameter Fe dalam air baku

mengalami proses pengolahan terlebih dahulu.

tersebut, harus diturunkan hingga mencapai

Air bersih didapat dari berbagai macam

ambang batas yang telah ditetapkan sehingga


sumber air tanah. Namun demikian berbagai

bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

macam sumber yang ada tidak semuanya

Untuk mencapai besarnya penurunan yang

memenuhi persyaratan yang ada.

dikehendaki,

Untuk mendapatkan air bersih seperti

diterapkan.

banyak

metode


Metode

yang

untuk

bisa

memperbaiki

syarat yang ada, dapat dilakukan melalui

kualitas air baku tersebut dapat dilakukan

pengolahan air baku. Jenis pengolahan yang

dengan langkah-langkah pendekatan teknologi

dipilih berdasarkan keadaan fisik, kimiawi dan

air bersih, yaitu teknologi pengolahan untuk

biologis.

meminimalkan

Tujuan

diadakannya

pengolahan

pencemaran

yang

akan

adalah untuk mendapatkan hasil air yang

menurunkan dampak penting negatif akibat

memenuhi persyaratan kesehatan.

masuk

Pemenuhan

kebutuhan

air

bersih

atau

pencemar

dimasukkannya

fisik,

kimia,

biologi

unsur-unsur
dan

atau

masyarakat Dukuh Siwarak Kelurahan Kandri

radioaktif yang dapat menimbulkan dampak

Kec. Gunung Pati Kota Semarang diambil dari

negatif bagi lingkungan.

Ada beberapa cara untuk menurunkan
kandungan Fe dalam air, akan tetapi dalam

1.3. Manfaat Penelitian
a.

Memberikan

masukkan

penelitian ini dipilih alat yang mudah dibuat,

pengelola air minum

bahan-bahan

pertimbangan

mudah

didapat,

tidak

membutuhkan tempat yang luas, serta dalam
pengoperasiannya

tidak

membutuhkan

kepada

para

sebagai bahan

dalam

menurunkan

parameter Fe dari air tanah.
b.

Memberi

informasi

kepada

penduduk

keahlian khusus, sehingga sangat cocok untuk

Dukuh

memenuhi

kebutuhan

Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang,

Berdasarkan

pertimbangan

berbagai

rumah

kemudahannya,

tangga.

ekonomis
maka

dan

Siwarak

Kelurahan

Kandri

tentang cara pengolahan air sumur yang

dalam

mengandung besi (Fe).

penelitian ini dipergunakan alat Pneumatic
system.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pneumatic system atau sering disebut
dengan proses aerasi yaitu menginjeksikan
udara ke dalam air baku sehingga terjadi
kontak antara air dengan udara yang bertujuan
untuk menaikkan kandungan oksigen. Dalam
proses mengkontakkannya dilakukan dengan
cara memasukkan (injeksi) udara melalui
dasar bak air yang akan diaerasi, sehingga
terbentuk gelembung-gelembung udara yang
memungkinkan

terjadi

kontak

antara

air

dengan udara. Dalam percobaannya dilakukan
dengan menggunakan variasi lama waktu
injeksi udara. Hanya saja berapa lama waktu
injeksi udara yang mampu menurunkan kadar
besi sehingga memenuhi syarat Kesehatan
Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990
sebesar 1 mg/l belum diketahui.

2.1. Besi (Fe) dalam Air Tanah
Aliran air tanah merupakan perantara
goelogi yang memberikan pengaruh unsurunsur kimia secara terus menerus terhadap
lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah.
Lapisan-lapisan

tanah

yang

dilewati

air

mengandung unsur-unsur kimia tertentu, salah
satunya adalah persenyawaan besi. Besi (Fe)
adalah elemen yang banyak di batuan dan
merupakan salah satu elemen kimia yang
dapat ditemui pada hampir setiap tempat di
bumi, pada semua lapisan geologi dan semua
badan air (Toth, 1984 dalam Kodoatie, 1996).
Kandungan unsur kimia dalam air sangat
tergantung pada formasi geologi tempat air itu
berada dan formasi geologi tempat dilaluinya
air.

Sebagai

Contoh,

apabila

selama

perjalanannya air melalui suatu batuan yang
mengandung besi, maka secara otomatis air

1.2. Tujuan Penelitian
a.

akan mengandung besi, demikian juga untuk

Mengkaji lama waktu injeksi udara yang
efektif dalam menurunkan kandungan Fe
sesuai dengan ambang batas.

b.

Mengkaji

persentase

material terlarut tergantung pada lamanya air
kontak dengan batuan. Semakin lama air

penurunan

kandungan Fe dalam air menggunakan
alat Pneumatic system.

unsur-unsur yang lainnya. Besar kecilnya

kontak dengan batuan semakin tinggi unsurunsur yang terlarut di dalamnya.
Kandungan unsur besi di air tanah,
terutama di dalam air sumur banyak terjadi. Air
tanah yang umumnya mempunyai konsentrasi

karbondioksida

yang

tinggi

dapat

c.

Mengakibatkan pertumbuhan bakteri besi

menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini

(Crenothrix

menyebabkan konsentrasi besi bentuk mineral

berbentuk filamen.

3+

tidak larut (Fe ) tereduksi menjadi besi yang

d.

2+

larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe ).
Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi

dan

Menimbulkan

Gallionella)

warna

yang

kecoklat-coklatan

pada pakaian putih.
e.

Meninggalkan noda pada bak-bak kamar

mulai dari 0,01 mg/l - 25 mg/l (Akademi Teknik

mandi

Tirta Wiyata, 2003).

kecoklatan disebabkan oleh besi).

Pada air permukaan jarang ditemui

f.

kadar Fe melebihi 1 mg/l, tetapi di dalam air
tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi

dan

peralatan

lainnya

(noda

Dapat mengakibatkan penyempitan atau
penyumbatan pada pipa.

g.

Endapan logan ini juga yang dapat

(Manahan, 1999). Konsentrasi Fe yang tinggi

memberikan

dapat dirasakan dan dapat menodai kain serta

penyediaan air secara individu (sumur).

perkakas

dapur.

Pada

air

yang

tidak

mengandung oksigen seperti air tanah, besi
berada sebagai Fe

2+

yang cukup tinggi,

sedangkan pada air sungai yang mengalir dan
terjadi

aerasi,

Fe

2+

teroksidasi

menjadi

(Fe(OH)3), dimana (Fe(OH)3) ini sulit larut
pada pH 6 sampai 8.
Besi dalam bentuk ion Fe

2+

sangat

mudah larut dalam air. Oksigen yang terlarut
akan mengoksidasi Fe

2+

menjadi Fe(OH)3

yang merupakan endapan. Fe(OH)3 atau salah
satu jenis oksida yang merupakan zat padat
dan dapat mengendap.
Besi yang terlarut dalam bentuk Fe

2+

dalam air biasanya dihasilkan oleh pelepasan
2+

ion Fe dari bahan-bahan organik.
Menurut Y.P Tirta Dharma (2002),
kehadiran ion Fe
dapat

2+

yang terlarut dalam air

menimbulkan

gangguan-gangguan

seperti :
a.

Rasa dan bau logam yang amis pada air,
disebabkan karena bakteri mengalami
degradasi.

b.

Besi dalam konsentrasi yang lebih besar
mg/l, akan memberikan suatu rasa pada
air yang mengambarkan rasa metalik,
astrinogent atau obat.

masalah

pada

sistem

Beberapa usaha yang dapat dilakukan
untuk menurunkan kadar besi terlarut adalah
dengan proses :
a. Oksidasi dari udara.Oksidasi dengan udara
dapat

dilakukan

dengan

misalnya

dengan

Aerator,

Pneumatic

beberapa

menggunakan
system

tipe,

Cascade
dan

lain

sebagainya.
b.

Klorinasi

filtrasi.Klorin

yang

diikuti

digunakan

dengan
karena

proses
memiliki

kecepatan oksidasi lebih besar dibanding
dengan

proses

aerasi,

dan

mampu

mengoksidasi besi yang berkaitan dengan zat
organik, tapi kecepatan oksidasi berkurang.
pH yang baik antara 8-8,3 oksidasi besi
membutuhkan waktu 15-30 menit. Selama
proses oksidasi klorin, sisa klorin seharusnya
dijaga sampai pada proses selanjutnya untuk
mencegah terjadinya penurunan kondisi yang
dapat

menyebabkan

terlarutnya

kembali

endapan. Pada umumnya proses standart
penurunan
menggunakan

kandungan

Fe

koagulasi,

dan

Mn

flokulasi,

pengendapan, dan filtrasi dengan didahului
proses preklorinasi. Dosis sisa klor yang
dianjurkan minimum 0,5 mg/l.

Air baku yang mengandung besi dan

guna menaikkan efisiensi aerasi, hambatan

mangaan < 0,5 mg/l dapat diturunkan dengan

sering ditepi peralatan pada setiap step.

menggunakan ion exchange, selain itu unit ini

Keuntungan

juga

memerlukan perawatan.

mampu

menghilangkan

kesadahan.

Cascade

ini

adalah

tidak

Proses ini biasanya digunakan dalam industri,
b. Multiple Plat Form Aerator

kekurangannya antara lain :
a. Bahan kimia mahal, korosif, bahaya dan
buangan regeran sulit diolah;

proses

aerasi

dengan

menjatuhkan air dari lempengan berbentuk

b. Unit yang otomatis memerlukan perawatan
yang ahli dan unit yang tidak otomatis
memerlukan operator yang terlatih dan
perhatian yang serius.

lingkaran,

yang

lingkaran

dengan

seterusnya

disusun

bertingkat

diameter

berurutan

ke

paling

bawah

dari
kecil

hingga

lempengan yang paling besar. Air yang jatuh

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik

Merupakan

Indonesia

No.

416/MENKES/PER/IX/1990, kandungan besi
yang diijinkan untuk air bersih sebesar 1 mg/l.

dari lempengan satu ke lempengan yang lain
akan terjadi kontak udara dengan air yang
mengandung

sehingga

terjadi

reaksi

oksidasi yang menghasilkan endapan besi
(Fe)

2.2. Aerasi

Fe

berwarna

kekuning-kuningan.

Total

ketinggian jatuh 1,5 m yang dibagi 3-5

Ada beberapa jenis aerasi yang biasa

lempengan.

Gambar

dari

proses

aerasi

digunakan untuk pengolahan air minum adalah

menggunakan Multiple Plat Form Aerator

sebagai berikut :

dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut :

a. Cascade Aerator
b. Multiple Plat Form Aerator

c. Spray Aerator

c. Spray Aerator

Terdiri atas nosel penyemprot yang

d. Pneumatic system

tidak

e. Multiple Tray Aerator

bergerak

(Stationary

Nozzles),

dihubungkan dengan kisi lempengan yang
mana air disemprotkan ke udara sekeliling

a. Cascade Aerator

pada kecepatan 5-7 m/detik. Spray Aerator
Merupakan salah satu dari tipe gravity
aerator yaitu jenis aerasi yang cara kerjanya
berdasarkan daya gravitasi. Air yang akan
diaerasi akan mengalir secara gravitasi karena
beda ketinggian dari step satu ke step yang
lain dalam Cascade Aerator. Pada tiap step
akan terjadi kontak antara Fe dalam air
dengan

oksigen

sehingga

terjadi

reaksi

oksidasi.Pada dasarnya aerator ini terdiri atas
4-6 step, setiap step kira-kira ketinggian 30 cm
dengan kapasitas kira-kira 0,01 m³/detik per
m², untuk menghilangkan putaran (turbulen)

sederhana pengeluaran air melalui bawah
batang-batang

pendek

dari

pipa

yang

panjangnya 25 cm dan diameter 15-30 mm.
piringan

melingkar

sentimeter

di

ditempatkan

bawah

setiap

beberapa

ujung

pipa,

sehingga bisa terbentuk selaput air tipis
melingkar yang selanjutnya menyebar menjadi
tetasan-tetesan air yang halus. Nosel untuk
Spray aerator bentuknya bermacam-macam,
ada juga nosel yang berputar-putar. Untuk
lebih jelasnya gambar dari proses aerasi

menggunakan Spray Aerator dapat dilihat

berikutnya terjadi reaksi antara besi dalam air

pada gambar 2.4 berikut :

dengan udara yang ada disekitarnya.

d. Pneumatic System

III. METOE PENELITIAN

Merupakan

proses

aerasi

dengan

menyemprotkan atau menginjeksikan udara
melalui dasar dari bak air yang akan diaerasi,
gelembung udara hasil injeksi udara melalui
dasar bak aerasi akan naik ke atas dan akan
kontak dengan Fe dalam air sehingga terjadi
reaksi yang akan merubah bentuk Fe terlarut
menjadi bentuk Fe tidak terlarut berupa
endapan

berwarna

kekuning-kuningan.

Menurut Syahreza (2006),

Oksidasi Fe

dengan cara aerasi dapat berjalan dengan
baik pada pH 7,5 – 8 dalam waktu 15 menit.
Efisiensi penurunan kandungan Fe dalam air

3.1. Bahan-bahan penelitian
a. Air baku yang berasal dari air sumur.
Sumur ini dimanfaatkan oleh masyarakat
Dukuh Siwarak Kelurahan Kandri Kec.
Gunung

Pati

Kota

Semarang

untuk

memenuhi kebutuhan air bersih seharisehari, berdasarkan analisis laboratorium
air baku ini mengandung kadar Fe yang
melebihi

ambang

Departemen

batas

Kesehatan

ketetapan
berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia

Nomor

:

416/MENKES/PER/IX/1990. Permasalahan
ini menimbulkan endapan noda kecoklatan

dengan aerasi bisa mencapai 20-60 %.

pada pakaian putih, endapan pada dinding
bak-bak mandi, penyempitan pada pipa

e. Multiple Tray Aerator

oleh bakteri besi dan perubahan rasa pada
Multiple

Tray

Aerator

susunannya

mudah dan sederhana serta memerlukan
ruang yang kecil. Jenis aerator ini terdiri atas
4-8 nampan (tray) dengan dasarnya penuh
lobang. Melalui pipa berlobang air dibagi rata
melalui atas tray, dari sini percikan-percikan
kecil turun ke bawah dengan kecepatan kirakira 0,02 m³/detik per m² permukaan nampan
(tray).

Tetesan

kecil

menyebar

air minum sehingga mengganggu estetika.
b. Reagen Fe dan Aquades. Dalam penelitian
ini kegunaan reagen Fe adalah sebagai
reaktor

lebih halus, nampan (tray) aerator bisa diisi
dengan kerikil-kerikil kasar kira-kira setebal 5
cm. kadang-kadang digunakan lapisan batu
arang yang bertindak sebagai katalisator
dan

untuk

mengetahui seberapa besar kandungan Fe
dalam

air

tanah

yang

akan

diteliti,

sedangkan aquades adalah cairan yang
digunakan untuk mencuci alat.
3.2. Cara Penentuan Sampel

(tray) berikutnya. Untuk penyebaran air yang

reaksi)

mendeteksi

dan

dikumpulkan kembali pada setiap nampan

(mempercepat

dalam

menaikkan

penggumpalan besi dalam air.
Untuk setiap tahap percikan air antara
nampan (tray) satu dengan nampan (tray)

Dalam penentuan sampel air sumur
yang akan diteliti, terlebih dahulu mendata
jumlah sumur yang ada di lokasi penelitian dan
mengklasifikasikkannya berdasarkan kedalamam

sumur.

Dalam

pengelompokkannya

dibagi menjadi 3 Cluster (C1, C2 dan C3). C1
mulai dari kedalaman sumur 0 sampai 5
meter, C2 mulai kedalaman 6 meter sampai 20
meter dan C3 dimulai dari kedalaman 21

meter sampai 80 meter. Selanjutnya untuk

kandungan Fe dalam air baku hingga ambang

bisa mewakili dari populasi yang ada, dari

batas hanya membutuhkan waktu injeksi

masing-masing

secara

udara kurang dari 15 menit, dan dikatakan

purposive sampling satu sampel berdasarkan

kurang baik apabila waktu yang dibutuhkan

rata-rata kedalaman Claster untuk

dalam menurunkan kandungan Fe melebihi 15

Cluster

diambil

diteliti

apakah mengandung Fe diatas ambang batas

menit.

atau tidak, selanjutnya dari beberapa sampel

Dari beberapa perlakuan menggunakan

yang positif mengandung Fe di atas ambang

variasi lama waktu injeksi mulai dari 5 menit,

batas adalah sampel yang diambil untuk

10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit,

diujikan dengan alat Pneumatic system yang

akan didapat hasil penurunan Fe dari masing-

selanjutnya dianalisa di laboratorium untuk

masing perlakuan. Hasil penurunan kadar Fe

mengetahui penurunan kadar Fe setelah

oleh masing-masing variasi lama waktu injeksi

mengalami

alat

udara yang paling mendekati 1 mg/l yang akan

Pneumatic system, sehingga dapat dicari

disebut sebagai lamanya waktu injeksi yang

berapa persentase (%) penurunan kadar Fe.

efektif dalam menurunkan kadar Fe air baku

proses

aerasi

melalui

Perlakuan dengan Pneumatic system
menggunakan

beberapa

variasi

lamanya

waktu injeksi udara ke dalam air baku. Untuk
mengetahui lama waktu injeksi udara yang

sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990
sebesar 1 mg/l.
Penentuan

sampel

menggunakan

penurunan

purposive sampling, yang merupakan teknik

kandungan Fe dalam air baku dapat diketahui

pengambilan sampel yang dipilih dengan

setelah dilakukan uji coba dari beberapa

sengaja yang dianggap mewakili populasinya.

efektif

dan

persentase

(%)

variasi waktu injeksi udara dalam air baku.
Syahreza (2006), menyebutkan bahwa proses
aerasi dapat berjalan dengan baik dalam

3.3. Metode Analisis
Agar

data

yang

ada

dapat

waktu 15 menit, dari pernyataan ini dijadikan

dimanfaatkan, maka harus dianalisis terlebih

acuan untuk menentukan variasi lama injeksi

dahulu

udara dalam penelitian mulai dari lama waktu

pengambilan keputusan.

5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25

sehingga

dapat

dijadikan

dasar

Adapun metode analisis yang dapat

menit, sehingga lama waktu aerasi selama 15

digunakan sebagai berikut :

menit menurut Syahreza berada diantara

a. Uji laboratorium, dari uji laboratorium akan

variasi tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk

diketahui hasil penurunan dari masing-

mengetahui apakah proses aerasi dengan

masing perlakuan menggunakan variasi

Pneumatic system lebih baik atau kurang baik

waktu injeksi udara. Dengan melihat hasil

di banding proses aerasi menurut Syahreza

dari beberapa penurunan yang ada, maka

selama

dapat

15

menit

dalam

menurunkan

diambil

kesimpulan

untuk

kandungan Fe dalam air hingga memenuhi

menentukan berapa waktu injeksi udara

ambang batas maksimum. Proses penurunan

yang efektif. Adapun kriteria waktu injeksi

kandungan Fe dengan Pneumatic system

udara yang efektif adalah lamanya waktu

dikatakan

injeksi yang dapat menurunkan kadar Fe

lebih

baik

apabila

penurunan

dibawah ambang batas dan yang paling

sehingga dapat dibuat suatu grafik yang

mendekati Peraturan Menteri Kesehatan

menunjukkan hubungan antara lama waktu

Republik

:

injeksi udara dengan penurunan kandungan

1

Fe (%) dalam air hasil proses.

Indonesia

Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990

sebesar

mg/l.
b. Prosentase

penurunan

Fe,

dari

hasil

analisis laboratorium akan diketahui besar
penurunan kandungan besi dalam tiap-tiap
perlakuan. Dengan besarnya penurunan
kandungan besi tersebut akan diketahui
persentase (%) penurunan Fe, yaitu nilai
yang menunjukkan perbandingan antara
besarnya nilai parameter yang masuk ke
suatu proses dengan nilai yang keluar dari
proses tersebut.
Menurut

ketiga sampel air baku dengan kedalaman
masing-masing 5 meter, 11 meter dan 72
meter, terlihat bahwa pada sumur dengan
kedalaman 5 meter dan 11 meter kandungan
Fe dalam air baku (0,2 mg/l dan 0,5 mg/l).
Sehingga sudah sesuai dengan ambang
batas ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik

Indonesia

Nomor

:

416/MENKES/PER/IX/1990 sebesar 1 mg/l.

Metcalf

dan

Eddy

(1994)

besarnya persentase (%) penurunan Fe dapat
dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :
Persentase (%)

IV. HASIL DAN ANALISIS
Hasil penelitian kandungan Fe dari

C1  C 2
=
X 100 0 0
C1

Namun

demikian

pada

sumur

dengan

kedalaman 72 meter menunjukkan masih
tingginya kadar Fe yang melebihi ambang
batas.

Tingginya

kadar

Fe

ini

perlu

pengolahan sehingga mampu menurunkan

C1 = Konsentrasi Masuk Proses

kandungan Fe dalam air baku sehingga baik

C2 = Konsentrasi Keluar Proses

untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga.

Pada proses penurunan kandungan

Pengolahan air baku yang mengandung Fe

besi dengan system alat Pneumatic system,

menggunakan alat Pneumatic system terlihat

prosentase penurunannya dapat ditunjukkan

pada gambar 4.1

dengan menganalisis hasil penelitian tiap
parameter

besi

pada

masing-masing

perlakukan variasi lama waktu injeksi udara,

Gambar 4.1 Proses Aerasi menggunakan Pneumatic system
Hasil penelitian air dengan parameter
kadar Fe telah dilakukan di Laboratorium

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta
Moedal

Kota

Semarang

menggunakan

Spektrometer

dengan

metode

analisis

besi (Fe) dalam air didapatkan hasil seperti

FerroVer (nama reagen Fe), dengan uji coba

pada tabel IV.1

Pneumatic system untuk menurunkan kadar

Tabel IV.1
Hasil Analisis Kandungan Besi Dalam Air Hasil Pengolahan Dengan Pneumatic system.
Perulangan

I
II
III

mg/l
mg/l
mg/l

Variasi Lama Injeksi Udara (Menit)
Air
5
10
15
20
Baku
1,66
1,47
1,31
1,10
0,74
1,60
1,43
1,28
1,07
0,89
1,69
1,51
1,37
1,28
1,09

Rata-rata

mg/l

1,65

Hasil

tabel

IV.1

Kadar Fe
(Satuan)

didapat

rata-rata

1,47

1,32

1,15

0,91

25
0,56
0,71
0,8
0,69

hasil penurunan kandungan Fe yang terus

perulangan I, II dan III, dari hasil rata-rata

menurun.

penurunan

kandungan Fe antar variasi waktu injeksi

kandungan

Fe

menunjukkan

Terlihat

dalam

Fe,

kandungan Fe semakin besar seiring dengan

penurunan kandungan Fe semakin besar hal

penambahan waktu injeksi udara, kemudian

ini

yang

untuk mempermudah dalam membaca dan

menyebutkan bahwa semakin lama waktu

mengetahui hasil penurunan kandungan Fe

injeksi

Pneumatic

yang selalu bartambah seiring penambahan

system, maka semakin besar penurunan

waktu injeksi udara dapat dibuat dalam

kandungan Fe dalam air baku. Penurunan

bentuk grafik yang dihubungkan dengan

kandungan

Pneumatic

persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No.

system dengan variasi lama waktu injeksi

416/MENKES/PER/IX/1990 untuk air bersih,

udara mulai dari 5 menit, 10 menit dan

seperti pada gambar 4.2.

sesuai

yang

dengan

udara

Fe

dalam

mengandung
hipotesis
proses

menggunakan

seterusnya sampai 25 menit menunjukkan

yaitu

penurunan

udara

baku

berbeda,

hasil

bahwa semakin lama waktu injeksi udara ke
air

yang

dari

penurunan

Berdasarkan hasil rata-rata analisis

baku yang ditunjukkan oleh besarnya nilai

tabel IV.1 kemudian dihitung seberapa besar

persentase (%) penurunan untuk tiap-tiap

kemampuan

variasi lama waktu injeksi udara.

Pneumatic

system

untuk

menurunkan kandungan besi (Fe) dalam air
Tabel IV.2.
Persentase (%) Penurunan Kandungan Fe Setelah Pengolahan
Dengan Variasi Lama Waktu Injeksi Udara.

No

Waktu Injeksi Udara
(Menit)
5
10
15
20
25

1
2
3
4
5
Dari

hasil

perhitungan

di

Rata-rata
Kandungan Besi (mg/l)
1,47
1,32
1,15
0,91
0,69

atas

Persentase
(%)
10,9
20
30,3
44,8
58

pengolahan memenuhi persyaratan air bersih

penurunan kandungan besi pada tabel IV.2,

menurut

kemudian

416/MENKES/PER/IX/1990, seperti gambar

dibuat

dalam

grafik

yang

dihubungkan dengan saat persentase (%)

Hasil

4.3.

Kota

perubahan nilai kandungan Fe dalam air baku

Semarang, dalam proses aerasi dengan uji

setelah mengalami pengolahan yang selalu

coba menggunakan alat Pneumatic system

menurun untuk setiap kali penambahan waktu

untuk variasi lama waktu injeksi udara,

injeksi udara pada air baku.

Tirta

dianalisis

:

perulangan tersebut menunjukkan adanya

PDAM

yang

No

di

Laboratorium

penelitian

PERMENKES

Moedal

hasilnya menunjukkan adanya perubahan

Hal ini lebih jelas terlihat pada grafik

konsentrasi kandungan Fe. Hasil tersebut

dalam

dapat dilihat pada tabel IV.1 sebagai hasil

kandungan Fe mencapai dibawah ambang

rata-rata perulangan I, II dan III. Hasil dari

batas

gambar

4.2

maksimum

dimana

yang

penurunan

diperbolehkan

menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

dibanding proses aerasi menurut Syahreza

416/KEPMENKES/IX/1990 untuk air bersih

(2006), yang menyatakan bahwa aerasi akan

sebesar 1 mg/l.

berjalan

Keadaan yang demikian sesuai dengan
teori

aerasi

menurut

Agustjik

baik

dengan

waktu

15

menit.

Perbedaan selisih waktu ini dimungkinkan

(1991),

karena kurangnya injeksi udara ke dalam air

menyebutkan bahwa sasaran utama aerasi

baku pada saat proses aerasi menggunakan

adalah memaksimalkan kontak antara air

Pneumatic system berlangsung.

dengan udara yang bertujuan menambah

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan

oksigen, sehingga semakin bertambahnya

di luar ruangan sangat mempengaruhi hasil

waktu injeksi udara ke dalam air baku akan

yang dicapai, selain aerasi injeksi udara dari

semakin memaksimalkan terjadinya kontak air

dalam melalui pipa lewat dasar bak air baku

dengan udara sehingga oksigen terlarut akan

juga disebabkan karena proses aerasi dari

semakin banyak.

udara

Untuk setiap proses lamanya waktu
injeksi

terdapat

kontak

pergerakan

dimana

udara

apabila

disekitar

juga

terjadi
akan

antara

memperbesar reaksi yang terjadi, hal yang

gelembung udara dengan besi (Fe) yang larut

demikian dapat dilihat pada Gambar 4.2 grafik

dalam air, mengikuti reaksi sebagai berikut : 4

hubungan perubahan Fe dalam air terhadap

2+

udara

sekitar

+ O2 + 8 OH + 2 H2O → 4 Fe(OH)3
-



lama injeksi udara dalam proses pada alat

(Degreemont, 1991), sehingga sesuai teori

Pneumatic system, pada lama injeksi udara

reaksi

mempunyai

15 menit pada gambar 4.2 menunjukkan

memaksimalkan

penurunan kandungan Fe yang lebih tajam

kesempatan kontak air dengan udara akan

hingga mencapai pada lama waktu injeksi

dapat diperbesar dengan menambah lama

udara 25 menit. Sedangkan untuk proses

waktu injeksi udara ke dalam air baku, dan

sebelumnya pada lama waktu injeksi 5 menit

hasil

sampai 15 menit belum terjadi perubahan

Fe

aerasi

sasaran

di

utama

yang

atas

yang

untuk

dicapai

menunjukkan

bahwa

dengan semakin lama waktu injeksi udara

sampai di bawah ambang batas.

menunjukkan semakin besar pula penurunan

Terlihat pada tabel IV.2 menunjukkan

kandungan Fe dalam air baku. Dari data hasil

persentase (%) penurunan Fe hasil analisa

analisis terlihat lama waktu yang efektif

rata-rata perulangan I, II dan III atau tingkat

hingga kandungan Fe memenuhi persyaratan

keberhasilan

sebesar 1 mg/l pada lama waktu injeksi udara

proses

20 menit. Hal ini akan cukup baik untuk

system menggunakan variasi lama waktu

pemenuhan kebutuhan air bersih.

injeksi udara. Kemampuan proses aerasi dari

Analisis kandungan Fe dalam air baku
setelah

proses

aerasi

menggunakan

yang

pengolahan

selama

a.

ternyata

mampu

dengan

oleh

Pneumatic

variasi lama waktu injeksi udara adalah
sebagai berikut :

menit,

dicapai

rata-rata perulangan I, II dan III dengan

Pneumatic system dengan injeksi udara
20

mampu

Untuk lama waktu injeksi udara 5 menit,

menurunkan kandungan Fe hingga cukup

kandungan Fe mampu diturunkan dari

baik untuk pemenuhan kebutuhan air bersih.

1,65 mg/l menjadi 1,47 mg/l dengan

Namun demikian proses aerasi ini lebih lama

persentase (%) penurunan 10,9 %.

b.

Untuk lama waktu injeksi udara 10 menit,

V. KESIMPULAN DAN SARAN

kandungan Fe mampu diturunkan dari

5.1. Kesimpulan

1,65 mg/l menjadi 1,32 mg/l dengan

c.

d.

e.

Berdasarkan penelitian di lapangan dan

persentase (%) penurunan 20 %.

hasil analisis laboratorium dapat diambil

Untuk lama waktu injeksi udara 15 menit,

kesimpulan sebagai berikut :

kandungan Fe mampu diturunkan dari

a.

Waktu injeksi udara dalam proses aerasi

1,65 mg/l menjadi 1,15 mg/l dengan

menggunakan

persentase (%) penurunan 30,3 %.

mempengaruhi

Untuk lama waktu injeksi udara 20 menit,

penurunan kandungan Fe dalam air

kandungan Fe mampu diturunkan dari

baku. Semakin lama waktu injeksi udara

1,65 mg/l menjadi 0,91 mg/l dengan

maka

persentase (%) penurunan 44,8 %.

kandungan Fe dalam air baku semakin

Untuk lama waktu injeksi udara 25 menit,

besar.

kandungan Fe mampu diturunkan dari

b.

Pneumatic
persentase

persentase

Lama

system

waktu

(%)

yang

(%)

penurunan

efektif

dalam

1,65 mg/l menjadi 0,69 mg/l dengan

Pneumatic system untuk menurunkan

persentase (%) penurunan 58 %.

kandungan Fe adalah 20 menit sehingga

Dari uraian di atas terlihat bahwa pada

dapat memenuhi ambang batas yang

saat persentase (%) penurunan kandungan

diperbolehkan

berdasarkan

Fe terhadap pengolahan menggunakan alat

PERMENKES

No.

Pneumatic

416/MENKES/PER/IX/1990

system

mencapai

44,8

%

penurunan kandungan Fe sudah memenuhi
ambang batas yang di perbolehkan, dan pada
persentase

(%)

penurunan

untuk

air

bersih sebesar 1 mg/l.
c.

Persentase (%) pada lama waktu yang

tersebut

efektif dalam menurunkan kandungan Fe

menggunakan lama waktu injeksi udara yang

hingga memenuhi ambang batas adalah

diujikan selama 20 menit.

44,8 %.

Waktu injeksi udara selama 20 menit
merupakan

waktu

injeksi

yang

efektif

dibanding dengan variasi lama waktu injeksi

5.2. Saran
a.

Perlunya

adanya

udara yang lain karena mampu menurunkan

pengolahan

kandungan

Fe

lambat

maksimum

yang

Peraturan

Menteri

sesuai

ambang

diperbolehkan
Kesehatan

batas

untuk

RI

Fe dalam air baku.
b.

Untuk

dapat

saringan

pasir

lebih

persentase (%)

416/KEPMENKES/IX/1990 untuk air bersih

unit

seperti

menurut
No.

penambahan

memperbesar

penurunan kandungan

memperpendek

waktu

sebesar 1 mg/l, sehingga cukup baik untuk

injeksi hingga kandungan Fe dapat

pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat

memenuhi ambang batas PERMENKES

Dukuh Siwarak Kelurahan Kandri, Kecamatan

No.

Gunung Pati, Kota Semarang.

dilakukan dengan memperbesar daya

416/MENKES/PER/IX/1990

dapat

dari Aerator Size.
c.

Agar

persentase

(%)

penurunan

kandungan Fe dapat diperbesar maka

harus memperlama waktu injeksi udara
sehingga kontak Fe dalam air dengan
udara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Akademi Teknik Tirta Wiyata, 2003. Pelatihan
Kualitas Air. Magelang.
Kodoatie, J. 1996. Pengantar Hidrologi. Edisi
1, Cet. 1. ANDI Yogyakarta :
Yogyakarta.

Toth, J. 1984. The Role of Regional Gravity
Flow in the Chemical and Thermal
Evolution of Ground Water. American
Conference on Hydrogeology. Practical
Applications
of
Ground
Water
Geochemistry. Hitchon, Brian and
Wallick, Edward 1. Alberta Research
Council, Edmonton (ed). Banff, Alberta,
Canada.
Yayasan Pendidikan Tirta Dharma, 2002.
Pelatihan Operator IPA Penghilangan
Besi dan Mangan. Modul IPA 009.
Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124