1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh flat iron pelurus rambut terhadap kerontokan rambut seseorang?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh flat iron pelurus rambut terhadap terjadinya rambut rontok.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang
menggunakan flat iron pelurus rambut. 2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami
kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron pelurus rambut. 3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut flat iron dengan
kejadian rambut rontok pada seseorang.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.
2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron pelurus rambut.
3. Masukan dan tambahan rujukan untuk semua orang yang akan melakukan penelitian lainnya yang berhubungan dengan kerontokan rambut
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rambut
2.1.1. Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia
dapat digolongkan menjadi 2 jenis: 1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di
kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter
rambut 0,03mm. 2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di
seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut 3mm Soepardiman, 2008.
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi: 1. Akar rambut folliculus pili, yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit. 2. Umbi rambut bulbus pili, yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami
pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan
batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada
matriks rambut Kusumadewi; Brown dan Burns. b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.
Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula selaput rambut, yang terdiri atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan
pengaruh lain dari luar; korteks kulit rambut, terdiri atas serabut polipeptida yang
Universitas Sumatera Utara
memanjang dan saling berdekatan; dan medulla sumsum rambut, terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut
velus tidak memiliki medula Soepardiman, 2008. c. Otot Penegak Rambut muskulus arector pili, merupakan otot polos yang
berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk
menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional Kusumadewi; Brown dan Burns.
Tabel 2.1: Struktur Rambut Struktur
Isi Lokasi
Infundibulum -
Epidermis Papilla dermis
Masenkima embrionik -
Itsmus Keratinisasi krithilemma
Dermis Kandung akar dalam
Trikohialin, sitrulin -
Medulla Trikohialin, sitrulin
- Bulb
- Subcutis
Sumber: Jaffer dan Qureshi
2.1.2. Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya
ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori
rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya M. Ridwan.
2. Fungsi Sebagai Alat Perasa Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan
terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut.
Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312cm2 sangat peka terhadap sentuhan Kusumadewi, dkk. Rambut meningkatkan kepekaan kulit
Universitas Sumatera Utara
terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam
hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang
relative tidak berbulu Sherwood, 2001.
2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut
Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi
memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa
papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali Erdina H.D, 2002.
Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase
pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis.
Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa telogen Soepardiman, 2008.
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6
tahun Soepardiman, 2008. 2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di
sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan
mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada club. Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu Soepardiman, 2008.
3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan
terdorong keluar Soepardiman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah
folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100
helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135cm2 dan berkurang menjadi 615cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan
ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen
terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut
anagen pada wanita + 85 dan laki-laki 83 dan jumlah rambut telogen pada wanita 11 dan laki-laki 15 Soepardiman, 2008.
Tabel 2.2: Siklus Rambut
Sumber: Jaffer dan Qureshi
2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut
Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa sitokin dan growh factor GF yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi
ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan
mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi
P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar
luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor bFGF,
Fase Masa
Anagen 3 tahun, 84 kulit kepala
Telogen 3 bulan, 14 kulit kepala
Katagen 3 minggu, 2 kulit kepala
Universitas Sumatera Utara
platelet derived growth factor PDGF, dan transforming growth factor beta TGF-
beta Erdina H.D, 2002. Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut
digolongkan ke dalam 3 kelompok: 1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan
faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel. 2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi
proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi. 3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa,
TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan Erdina H.D, 2002.
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:
2.1.5.1. Keadaan Fisiologik
1. Hormon
Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mmhari, lebih cepat pada wanita daripada pria.
Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai laki-
laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang
rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon
estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen Soepardiman, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2. Nutrisi Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein
dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin
B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut Soepardiman, 2008.
3. Kehamilan Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih
dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10 Kusumadewi, dkk.
4. Masa baligh Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat
pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok Kusumadewi, dkk.
5. Kelahiran Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu
dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai telogen 35 Kusumadewi, dkk.
6. Masa baru lahir Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka
beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya
Kusumadewi, dkk. 7. Masa menjadi tua
Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut. Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di
bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok dan rambut halus tumbuh sebagai gantinya Kusumadewi, dkk, folikel rambut
Universitas Sumatera Utara
mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang Erdina H.D, 2002.
8. Vaskularisasi Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan
merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi bagian 23 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah
mengalami perubahan Pieter.
2.1.5.2. Keadaan Patologik
1. Peradangan sistemik atau setempat Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi
dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata madarosis. Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan
rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut moth eaten appearance
. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut Soepardiman,
2008. 2. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin,
dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah
besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen
Soepardiman, 2008; Pieter. 3. Mekanis
Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat terjadinya masa anagen dengan mempersingkat masa telogen Kusumadewi, dkk.
Universitas Sumatera Utara
4. Kelainan endokrin Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah
atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut Erdina H.D,
2002; Pieter. 5. Penyakit kronis
Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar Pieter.
2.2. Kerontokan Rambut
2.2.1. Definisi
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat lokal. Kelainan setempat dapat
berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan alopesia Soepardiman, 2008.
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis
Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan jenis kerontokan rambut:
1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia ektodermal akibat gangguan genetik.
2. Abnormalitas batang rambut: a. instrinsic hair breakage dan b. unruly hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat
kerusakan mekanik atau kimia. 3. Abnormalitas siklus rambut jumlah rambut yang lepas meningkat, dapat
menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata. 4. Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen
traumatekanan, faktor endogen infeksikeganasanbeberapa penyakit dengan proses destruktif dan aplasia kutis kongenital Pieter.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut,
obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif Pieter.
Kerontokan rambut akibat trauma
Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.
a. Alopesia traumatik Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang
berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial. b. Alopesia karena tekanan
Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini
mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial yang umumnya bersifat irreversibel.
c. Alopesia karena tarikan Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi
folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan
kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania Pieter.
2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut
Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan
smoothing tanpa alat, rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun
penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.
Flat iron adalah alat yang di rancang untuk meluruskan rambut Nakamura,
1995. Flat iron digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan
Universitas Sumatera Utara
bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan Kompasiana, 2014.
Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut
pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang
sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika
pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi. Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap
penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda
dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini
sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena
dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut. Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika
pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an,
tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di beberapa salon Valerie.
2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut