12 Kelembaban
Angin Tekanan udara
b. Faktor-faktor geografi
Kualitas air warna, salinitas dan lain-lain Jeluk tubuh air
Ukuran dan bentuk permukaan air
c. Faktor-faktor lainnya
Kandungan lengas tanah Karakteristik kapiler tanah
Jeluk muka air tanah Warna tanah
Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi Ketersediaan air hujan, irigasi dan lain-lain
Besarnya evapotranspirasi dapat diperkirakan dari hasil pengukuran panic evaporasi dan alat ukur lysimeter. Namun pengukuran langsung evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun
permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data yang diperkirakan berpengaruh terhadap
besarnya evapotranspirasi.
Besarnya evapotranspirasi
juga dapat
diperkirakan dengan
mempergunakan metode Thornwaite, Blaney and Criddle, metode Penman-Monteith dan analisis neraca kelembaban tanah. Rahayu S, Widodo RH, van Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist B., 2009
Istilah evapotranspirasi digunakan pada evaporasi air dari permukaan yang basah disertai dengan proses transpirasi yaitu evaporasi air dari jaringan tanaman. Sifat-sifat air lainnya mudah
dipahami, yakni air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan mengikuti hukum kesetimbangan massa: jumlah aliran air yang masuk dalam suatu sistem sama
dengan jumlah aliran air yang keluar. Dengan catatan, perhitungan dilakukan selama periode dimana komponen penyimpanan air dalam tanah mempunyai nilai nol. Rahayu S, Widodo RH, van
Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist B., 2009
2.6 Penutupan Lahan
Berdasarkan uraian proses perjalanan air hujan dapat diketahui bahwa jenis dan kerapatan penutup lahan berfungsi sebagai penghambat air hujan yang akan membentuk aliran permukaan. Sifat
dan jenis tanah, batuan dan luas penyebarannya akan mempengaruhi air hujan yang akan mengalami infiltrasi. Gunawan, T., 1991
Menurut Rahayu S, Widodo RH, van Noordwijk M, Suryadi I dan Verbist B. 2009 Vegetasi penutup lahan memegang peranan penting dalam proses intersepsi hujan yang jatuh dan transpirasi air
yang terabsorpsi oleh akar. Lahan dengan penutupan yang baik memiliki kemampuan meredam energi kinetis hujan, sehingga memperkecil terjadinya erosi percik splash erosion, memperkecil koefisien
aliran sehingga mempertinggi kemungkinan penyerapan air hujan, khususnya pada lahan dengan solum tebal sponge effect. Beberapa kelas penggunaan lahan yang perlu diidentifikasi dalam
melakukan analisis masalah hidrologi adalah: 1.
Persentase tanaman pertanian 2.
Persentase rumput dan padang penggembalaan 3.
Persentase hutan 4.
Persentase pemukiman dan jalan kedap air
13 5.
Persentase padang rumput dan pohon yang tersebar 6.
Persentase lahan kosong 7.
Persentase rawa dan waduk Vegetasi menghalangi curah hujan yang jatuh, sehingga air hujan tidak jatuh langsung di
permukaan tanah, akibatnya daya penghancur air hujan berkurang. Vegetasi juga dapat berfungsi untuk menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air terinfiltrasi. Penggunaan lahan yang
paling efektif untuk mengurangi erosi adalah hutan namun rumput-rumputan yang tumbuh rapat dapat berfungsi sama efektifnya.
Menurut Chow 1964 dalam Gunawan, T 1991 Peranan penutup hutan terhadap proses perjalanan air di permukaan lahan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Penutup hutan menahan tanah di tempat, yang berarti penutup hutan melindungi tanah.
Penebangan hutan, dan penggunaan lahan lain mempercepat proses erosi, menimbulkan banjir dan sedimentasi.
2. Penutup hutan menambah simpanan air dalam tanah
Evapotranspirasi lahan berhutan lebih besar dari pada tipe penutup lahan yang lain, oleh karena itu tanah berpenutup hutan sering mengalami kekeringan pada musim kering. Volume aliran
permukaan pada lahan hutan berkurang dan puncak banjir juga berkurang. Penebangan hutan meningkatkan volume aliran streamflow 30 untuk banjir sedang dan hanya 15 untuk banjir
besar. Pada musim hujan , evapotranspirasi hutan hanya berperan kecil dalam mengurangi volume aliran langsung.
3. Penutup hutan berfungsi baik dalam infiltrasi
Penyalah gunaan lahan, seperti penebangan hutan, dan pengolahan lahan pertanian yang kurang tepat, mengurangi laju infiltrasi dan meningkatkan volume serta puncak banjir local. Oleh karena
itu ada tidaknya penutup hutan mempengaruhi laju infiltrasi dan berhubungan langsung dengan terjadinya banjir.
Menurut Kent 1971 dalam Gunawan, T 1991 Pengaruh penggunaan lahan dan praktek konservasi terhadap proses hidrologi ada dua, yaitu merubah volume aliran langsung dan merubah
beda waktu datang laju puncak aliran langsung. Pengaruh perubahan penggunaan lahan tergantung pada perubahan di dalam penutupan. Terasering dengan rumput atau tanaman permanen
meningkatkan infiltrasi dan simpanan, berarti mengurangi aliran permukaan dan kecepatan aliran, sehingga menambah jarak atau lama aliran mencapai mulut sungai.
2.7 Fungsi Hidrologis Daerah Aliran Sungai DAS