Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
1 3 8
Pasal kedua: Barang siapa mengenal yang tersebut
Tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa, Tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat, Tiadalah artinya beroleh zakat.
Barang siapa meninggalkan haji, Tiadalah ia menyempurnakan janji.
Pasal ketiga: Apabila terpelihara mata,
Sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping, kabar yang jahat tiadalah damping
Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, Daripada segala berat dan ringan
Apabila perut terlalu penuh, Keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat, Di situlah banyak orang yang hilang semangat.
Hendaklah peliharakan kaki, Daripada berjalan yang membawa rugi.
Puisi Lama, 1954
1. Membahas Ciri dan Nilai dalam Gurindam
Seperti yang telah dipaparkan di depan, bahwa gurindam merupakan salah satu puisi lama yang tersusun atas dua lirik, bersajak sama. Kedua larik tersebut
merupakan sebuah kalimat majemuk yang hubungannya sebagai anak dan induk kalimat serta menjalin sebab akibat antarkeduanya.
Bab VII ~ Pertanian
1 3 9
Dengan Bapa jangan durhaka, supaya Alloh tidak murka
Berdasarkan rangkaian larik di atas, dapat Anda lihat secara eksplisit makna yang ditimbulkan tanpa memberikan pilihan kata-kata yang mengandung
simbol yang perlu diinterpretasikan terlebih dulu. Namun, tidak menutup kemungkinan di dalamnya memerlukan interpretasi seperti larik berikut
Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur.
Lalu, apa yang Anda peroleh dari pemaknaan atas larik tersebut? Larik ini mengajarkan agar kita semua tidak menyia-nyiakan waktu yang ada, gunakan
untuk bekerja, belajar atau hal-hal positif daripada sekedar tidur. Bila Anda banyak membaca gurindam atau puisi lama lainnya, sangat
banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dari mulai nasihat, petuah, sindiran, hiburan dan sebagainya. Nilai-nilai ini sangatlah bermanfaat bagi
kehidupan Anda, terutama sebagai generasi muda yang masih banyak membutuhkan nasihat yang bijak agar tidak salah dalam melangkah.
2. Mengaitkan Gurindam dengan Kehidupan
Adanya keterkaitan antara gurindam dengan kehidupan sehari-hari sangatlah wajar, karena gurindam merupakan puisikarya sastra yang mengambil
tema dari kehidupan sehari-hari. Dapat Anda lihat dalam salah satu pasal berikut ini
Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat dari padanya faedah.
Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta.
Bila Anda memahami makna yang terkandung di dalamnya, maka nasihat- nasihat di atas sangatlah relevan bila diterapkan dalam kehidupan Anda. Mengapa
tidak? Banyak dalam kehidupan baik dalam bermasyarakat maupun bernegara,
bagi orang yang tidak bisa menjaga lisannya akan menjadi bumerang baginya, hal itu tidak memberikan faedah. Banyak berkata pun akan menimbulkan
kepalsuan bila tidak dilaksanakan dengan sebenar-benarnya. Mungkin benar bila Anda menempatkan pada porsinya bahwa “sedikit bicara banyak berkarya.”
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
1 4 0
Tugas Mandiri
Memahami karya sastra lama adalah juga pengetahuan yang harus dimiliki siswa. Bagaimanakah dengan gurindam? Tentunya Anda mampu untuk
memahaminya. Sebagai wujud kemampuan Anda cobalah untuk mencari buku yang di dalamnya berisikan gurindam. Catatlah, lalu temukan ciri dan nilai yang
terdapat di dalamnya. Berikanlah ulasan mengenai keterkaitannya dengan kehidupan Anda. Kumpulkanlah tugas tersebut kepada guru Anda untuk
mendapatkan penilaian
C. Membaca Puisi Kontemporer
Pernahkah Anda membaca puisi kontemporer? Mengapa disebut demikian? Puisi kontemporer adalah puisi modern yang bentuknya tidak mengikuti aturan-
aturan seperti puisi pada umumnya. Puisi ini sangat bebas sesuai selera penyairnya. Sutardji Calzoum Bachri dipandang sebagai pembaharu dunia puisi Indonesia. Bila
dalam puisi sebelumnya Chairil Anwar sangat menempatkan makna dan isi puisi menjadi hal terpenting, tidak dengan Sutardji, ia ingin menempatkan bentuk puisi
fisiknya. Ia ingin menempatkan puisi yang sama dengan mantra, dengan adanya pengulangan kata, frasa, dan bunyi. Di samping itu, ia juga mengutamakan bentuk
fisik berupa tulisan-tulisan yang mengandung maksud tertentu.
Perhatikanlah karyanya berikut ini Anda dapat membacanya dengan seksama dan mencoba mereka-reka makna yang terkandung di dalamnya.
Amuk
Ngiau Kucing dalam darah dia menderas Lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber
Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba Darahku dia besar dia bukan hariamau bu
Kan singa bukan hiena bukan leopar dia Macam kucing bukan kucing tapi kucing
Ngiau dia lapar dia menambah rimba af Rikaku dengan cakarnya dengan amuknya
Dia meraung dia mengerang jangan beri Daging dia tak mau daging jesus jangan
Beri roti dia tak mau roti ngiau.
Bab VII ~ Pertanian
1 4 1
Tragedi Winka dan Sihka
Kawin Kawin
Kawin Kawin
Kawin Ka
Win Ka
win Ka
Win ka
win Ka
Winka Winka
Winka Sihka
Sihka Sihka
Sih ka
Sih Ka
Sih Ka
Sih Ka
sih ka
sih sih
sih sih
sih sih
ka Ku
Teori dan Apresiasi Puisi, 1987:18-19
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XII IPA-IPS
1 4 2
Latihan
Membicarakan puisi kontemporer akan memberikan nuansa baru Anda tentang puisi. Mengasyikkan bila melihat bentuk yang tidak beraturan. Dalam latihan ini,
cobalah Anda menjawab pertanyaan berikut Anda dapat mendiskusikannya dengan teman semeja.
1.
Apa yang dimaksud amuk pada puisi “Amuk”? 2.
Makna apa yang tersirat dalam puisi Amuk? 3.
Puisi kedua diberi judul Tragedi..., apakah isinya tentang sebuah tragedi? Jelaskan
4. Apa yang dimaksud winka dan sihka?
5. Mengapa bentuk yang ditampilkan zig-zag? Jelaskan
1. Mengidentifikasi Tema dan Ciri-ciri Puisi Kontemporer