34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Berat Badan Tikus
Pertumbuhan berat badan tikus selama percobaan dapat dilihat pada Gambar 6. Pada umumnya berat badan tikus mengalami kenaikan selama
pemeliharaan. Akan tetapi, pada tikus yang diinfeksi EPEC, yaitu tikus kelompok BAL L. plantarum 2C12 + EPEC, BAL L. fermentum 2B4 + EPEC,
dan kontrol positif, mengalami penurunan berat badan sejak hari ke-12 hingga ke-21. Hal ini disebabkan tikus tersebut mengalami infeksi saluran pencernaan
oleh EPEC, sehingga proses penyerapan zat-zat gizi di dalam usus menjadi terganggu. Data konsumsi ransum standar selama masa perlakuan masing-
masing kelompok tikus dapat dilihat pada Lampiran 1 - Lampiran 6. Enteropatogenik Escherichia coli EPEC merupakan bakteri penyebab
diare terutama pada anak-anak. Infeksi EPEC mengakibatkan hilangnya mikrovili usus di sekitar bakteri sehingga terjadi gangguan penyerapan
makanan yang mengakibatkan hambatan tumbuh kembang. Data berat badan tikus masing-masing kelompok dapat dilihat pada Lampiran 7 – Lampiran 12.
Adesi atau pelekatan bakteri patogen pada permukaan mukosa menjadi tahap awal infeksi saluran usus. Pelekatannya pada sel epitelial usus akan
mengakibatkan kolonisasi, kerusakan sel, gangguan mekanisme pengaturan sel, serta pertumbuhan dan perkembangbiakan intraselular Coconnier et al., 1993.
Gambar 6. Pertumbuhan berat badan tikus selama 21 hari percobaan.
50 100
150 200
250
H0 H1
H3 H6
H9 H12 H15 H18 H21
B o
b o
t b
ad an
g ram
Periode pemeliharan hari ke-
Bobot badan selama pemeliharan
kontrol negatif BAL L.plantarum
BAL L. fermentum BAL L. plantarum + EPEC
BAL L. frementum + EPEC kontrol positif
35
B. Kejadian Diare pada Tikus Terinfeksi EPEC
BAL memberikan manfaat positif bagi kesehatan, khususnya menjaga keseimbangan mikroflora dan saluran pencernaan. Kementerian Kesehatan dan
Kesejahteraan Jepang mengidentifikasi 12 komponen bahan pangan yang dikategorikan dapat meningkatkan kesehatan, dan BAL termasuk salah satu di
antaranya Surono, 2004. Manfaat kesehatan yang berkaitan dengan BAL adalah mengendalikan
bakteri patogen dalam saluran pencernaan Surono, 2004. EPEC merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menyebabkan diare. EPEC melekat pada
sel mukosa usus dan menyebabkan terjadinya perubahan struktur sel, kemudian melakukan invasi menembus sel mukosa.
Kejadian diare pada tikus dimulai sejak satu minggu dicekok EPEC dan berlangsung secara terus-menerus. Hal ini dapat dilihat pada kondisi feses yang
dikumpulkan pada minggu kedua pemeliharaan hari ke-14 dan minggu ketiga pemeliharan hari ke-21. Pada Tabel 9 terlihat bahwa feses tikus yang
diinfeksi EPEC tanpa perlakuan cekok BAL kelompok kontrol positif menjadi lembek, yang ditunjukkan oleh tingginya kadar air feses mencapai
63.95, jauh berbeda dengan feses tikus yang diinfeksi EPEC tetapi diberi perlakuan BAL, yaitu kelompok BAL L. plantarum 2C12 + EPEC dan
kelompok BAL L. fermentum 2B4 + EPEC. Kadar air feses pada tikus kelompok BAL L. plantarum 2C12 + EPEC
dan kelompok BAL L. fermentum 2B4 + EPEC, masing-masing sebesar 48.22 dan 46.63. Tikus yang sehat tanpa infeksi EPEC tidak mengalami
diare, yang ditunjukkan oleh kadar air feses antara 49.16-52.07, yaitu pada tikus kelompok kontrol negatif, kelompok BAL L. plantarum 2C12 dan
kelompok BAL L. fermentum 2B4. Feses tikus kelompok kontrol positif terlihat lebih lembek sebagai tanda
terjadi infeksi pada saluran pencernaannya, sedangkan feses pada kelompok tikus lainnya tidak lembek cukup keras. Untuk lebih jelasnya, penampakan
feses tikus seluruh kelompok pada hari ke-14 minggu II pemeliharaan dapat di lihat pada Gambar 7.
36 Tabel 9. Kadar air Feses Tikus Pecobaan bb
Kelompok tikus Hari ke-14
n=2 Hari ke-21
n=2 Kontrol negatif
52,07 53,20
BAL L. plantarum 2C12 49,20
46,00 BAL L. fermentum 2B4
49,16 48,30
BAL L. plantarum 2C12 + EPEC 48,22
57,75 BAL L. fermentum 2B4 + EPEC
46,63 53,37
Kontrol positif 63,95
68,92
Gambar 7. Feses tikus pada hari ke-14. Keterangan tikus: Kelompok A kontrol negatif, Kelompok B BAL L. plantarum 2C12,
Kelompok C BAL L. fermentum 2B4, Kelompok D BAL L.
plantarum 2C12 + EPEC, Kelompok E BAL L. fermentum
2B4 + EPEC, Kelompok F kontrol positif. Pada hari ke-21, semua tikus yang diinfeksi dengan EPEC termasuk
kelompok tikus yang dicekok dengan BAL yaitu kelompok BAL L. plantarum 2C12 + EPEC dan kelompok BAL L. fermentum 2B4 + EPEC, mengalami
diare. Akan tetapi, tikus yang diinfeksi oleh EPEC tanpa pemberian BAL kontrol positif mengalami diare yang lebih parah. Hal ini dapat dilihat
melalui kadar air feses yang dikoleksi pada hari ke-21, tikus kelompok kontrol positif mempunyai kadar air feses 68,92, sedangkan tikus kelompok BAL L.
plantarum 2C12 + EPEC dan kelompok BAL L. fermentum 2B4 + EPEC
adalah 57,75 dan 57,37. Sedangkan pada tikus yang sehat kelompok
37 kontrol negatif, kelompok BAL L. plantarum 2C12 dan kelompok BAL L.
fermentum 2B4 kadar air fesesnya berkisar antara 46,00 sampai 53,20.
C. Hematologi