Daya Tarik Rumah Dome Kondisi Sosial Masyarakat

keluarga yang terletak di lantai dua. Bagian luar rumah, masih tersedia sisa lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pekarangan.

3. Daya Tarik Rumah Dome

Rumah Dome adalah suatu bentuk rumah yang sangat unik, sesuai dengan namanya yaitu Dome, bentuk rumah ini menyerupai parabola yang telungkup atau kubah telungkup. Rumah ini lebih dikenal masyarakat dengan nama rumah telletubles serial film anak-anak di televisi. Bentuk rumah ini baru pertama kali di Indonesia bahkan satu- satunya yang ada di Asia Tenggara, merupakan rumah yang tidak hanya tahan terhadap gempa tetapi juga anti kebakaran dan tahan terhadap badai topan. Daya tarik Rumah Dome tidak hanya pada bentuk arsitektur yang jauh berbeda dengan rumah-rumah masyarakat Jawa pada umumnya, tetapi juga erat kaitannya dengan peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006 yang telah tercatat sebagai peristiwa sejarah di Indonesia khususnya Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain itu, Rumah Dome juga menarik keberadaannya karena adanya campur tangan negara lain seperti Amerika, Arab dan India. Ketiga negara tersebut bekerjasama dalam rangka kemanusiaan, khususnya membantu korban gempa bumi di Dusun Nglepen. Dengan demikian dalam kesempatan diwaktu yang akan datang Rumah Dome akan menjadi daerah tujuan wisata yang sangat menarik. Selain Rumah Dome, hal yang tidak bisa dilupakan adalah kondisi pemukiman warga Dusun Nglepen yang ditinggalkan. Lokasi tanah ambles terletak di sebelah timur Rumah Dome dan terletak di perbukitan. Gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006, telah membuat tanah perkampungan mereka ambles sedalam 7m dengan lebar 15m dan panjang 500m. Keadaan tersebut membuat warga Dusun Nglepen tidak bisa menempati tanah kelahirannya tersebut dan harus direlokasi ke tempat yang lebih layak.

4. Kondisi Sosial Masyarakat

Sebelum di relokasi akibat gempa, warga Nglepen bertempat tinggal di lereng bukit di Dusun Sengir, Desa Sumberharjo. Sebagian besar masyarakat Nglepen bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani dan buruh bangunan. Mereka juga memelihara hewan ternak seperti sapi, kambing dan ayam sebagai penghasilan tambahan. Setelah di relokasi ke pemukiman Rumah Dome masyarakat Nglepen tetap bermata pencaharian sebagai petani, karena lahan pertanian mereka masih ada bahkan lebih dekat dengan pemukiman dimana mereka tinggal sekarang. Bagi hewan ternak seperti sapi dan kambing diberikan lahan khusus diluar pemukiman Rumah Dome, karena peraturan yang dikeluarkan oleh pihak WANGO tidak memperbolehkan memelihara hewan ternak di dalam pemukiman Rumah Dome, sedangkan bagi ayam diperbolehkan memelihara di dalam pemukiman dengan syarat harus dikurung. Pada dasarnya kehidupan masyarakat Nglepen sangat tradisional, dalam kehidupan sehari-hari mereka biasa masak dengan menggunakan kayu. Tetapi setelah di relokasi ke pemukiman Rumah Dome, masyarakat Nglepen harus beralih menggunakan kompor. Struktur bangunan yang sempit tidak memungkinkan warga memasak menggunakan kayu, selain itu warga juga harus menempuh jarak yang jauh untuk bisa mendapatkan kayu. Walaupun di relokasi ke pemukiman Rumah Dome yang mempunyai fasilitas yang modern, tradisi dan budaya masyarakat Nglepen masih kuat. Seperti tradisi kenduri, Krawitan, Sholawatan dan Rebana. Bila malam hari masyarakat Nglepen biasa berkumpul di lapangan maupun di sudut-sudut blok, mereka biasa bermain catur atau hanya sekedar bercakap-cakap dengan tetangga. Sifat kegotong-royongan diantara masyarakat Nglepen masih kuat, hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari, mereka saling hidup berdampingan dan saling membantu satu sama lain. Hal ini dikarenakan warga berasal dari tempat yang sama sehingga sudah saling mengenal. Ini merupakan hal yang baik karena warga menjadi betah ditempat yang asing bagi mereka, karena penghuninya berasal dari tempat semula yang sama, dan merasa senasib. Dalam setiap pembangunan sarana yang ada di pemukiman Rumah Dome selalu dilakukan dengan gotong royong, seperti pembangunan lapangan badminton, maupun pembangunan sarana yang lainnya. Satu minggu sekali, warga Nglepen mengadakan kerja bakti bersama untuk membersihkan lingkungan. Mereka juga bersama-sama mengelola kebersihan sarana yang ada di pemukiman Rumah Dome, seperti musholla, polindes dan MCK.

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada tanggal 30 April 2007 di Dusun Nglepen, Kelurahan Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta telah diresmikan Rumah Dome sebagai pemukiman tempat tinggal bagi masyarakat Dusun Nglepen. Karena Rumah Dome adalah salah satu bentuk rumah hunian baru yang sangat menarik untuk dilihat dikarenakan bentuk