Sejarah Rumah Dome Gambaran Umum Kawasan Pemukiman Rumah Dome

2. Sarana Kesehatan

Desa Sumberharjo mempunyai fasilitas kesehatan berupa 1 buah puskesmas, yang dikelola oleh 2 tenaga dokter, 6 tenaga perawat, serta 5 tenaga bidan. Selain puskesmas, Desa Sumberharjo juga mempunyai 18 posyandu yang tersebar di wilayah Desa Sumberharjo serta terdapat 3 buah poliklinik balai pengobatan dan 2 buah praktek dokter. a Puskesmas : 1 buah b Poliklinik : 3 buah c Posyandu : 18 buah d Praktek Dokter : 2 buah e Tenaga Bidan : 5 orang f Tenaga Perawat : 6 orang

3. Sarana Transportasi dan Komunikasi

Secara umum fasilitas jalan yang ada di Desa Sumberharjo cukup baik. Di Desa Sumberharjo terdapat 10 buah jembatan, 5 buah telepon umum, serta 2 buah bus umum sebagai angkutan umum pedesaan. Selain bus atau angkutan umum alat transportasi yang ada di Desa Sumberharjo adalah dokardelman, gerobak, sepeda, motor, serta mobil pribadi.

D. Gambaran Umum Kawasan Pemukiman Rumah Dome

1. Sejarah Rumah Dome

Rumah Dome pertama kali ditemukan oleh David South, seorang warga berkebangsaan Amerika. Penemuan bentuk rumah yang unik ini di ilhami dari suku Eskimo yang bentuk rumahnya bulat. Pada suatu ketika terjadi gempa bumi hebat yang merobohkan rumah-rumah penduduk dan bangunan-bangunan lainnya, tetapi rumah- rumah penduduk Eskimo yang mempunyai bentuk bulat tidak mengalami kerusakan dan tidak ada yang roboh. Kemudian oleh David South diteliti dan dikembangkan sehingga menjadi Rumah Dome yang tidak hanya unik, tetapi juga tahan gempa, tahan angin dan tahan dari kebakaran. Rumah Dome, dikembangkan oleh WANGO untuk membantu korban bencana alam di seluruh dunia. WANGO World Association Of Non Governmental Organitations adalah Lembaga Swadaya Masyarakat di Amerika Serikat yang berada dibawah naungan organisasi DFTW Domes For The World. Organisasi ini memberikan bantuan khusus berupa Rumah Dome di seluruh dunia. Saat ini organisasi ini telah membangun Rumah Dome di beberapa negara, antara lain: India, Canada, Jepang, Indonesia. Di Indonesia, Rumah Dome juga dibangun dalam rangka berhubungan dengan bencana alam khususnya gempa bumi yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2006. Rumah Dome merupakan bentuk bantuan bagi korban gempa, khususnya bagi warga Dusun Nglepen yang tidak hanya kehilangan rumah tetapi juga kehilangan tanah kelahirannya. Akibat dari bencana bumi tersebut tanah di perkampungan Nglepen mengalami retak- retak, longsor dan amblas. Tanah merekah selebar 20 meter sepanjang hampir 300 meter, dengan kedalaman sekitar 4 meter. Tiga rumah amblas kedalam tanah sedangkan lainnya hancur dan tidak layak huni. Penduduk Nglepen pun segera dievakuasi ke tempat-tempat yang lebih aman. Setelah empat bulan lamanya penduduk Nglepen tinggal di tenda pengungsian, akhirnya ada kabar yang menggembirakan dari pemerintah bahwa warga perkampungan Nglepen akan direlokasi. Setelah diadakan beberapa kali pertemuan antara warga Nglepen, pemerintah daerah dan LSM WANGO, akhirnya proyek pembangunan Rumah Dome pun dilaksanakan. Proyek pembangunan Rumah Dome dimulai pada bulan September 2006 dan selesai pada bulan April 2007. Setelah diresmikan oleh Menteri Pemukiman Hidup yaitu Bapak Prof.. Dr. Alwi Sihab pada tanggal 29 April 2007, warga Nglepen dapat diperbolehkan untuk menempatinya. Selanjutnya atas kehendak LSM WANGO perkampungan ini diberi nama New Nglepen, tetapi karena bentuknya yang bulat akhirnya perkampungan ini terkenal dengan Domes New Nglepen atau rumah telletubies serial film anak-anak di televisi. http:www.rumahjogja.commagzedisi1?page=teras, 6 february 2009

2. Proses Pembangunan Rumah Dome