5. Indah
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat dilihat dari berbagai segi, seperti dari
segi tata warna, tata letak, tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk dilihat. Indah
yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun hasil karya
manusia. Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan dapat dinikmati oleh umat manusia.
6.Ramah tamah
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik
hati. Keramahtamahan merupakan suatu sarata yang dapat dikatakan penting
dalam dunia kepariwisataan.
Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu keputusan atau sikat. Ramah,
merupakan watak dan budaya bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah
tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena itu harus kita pelihara terus.
7. Kenangan
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
Universitas Sumatera Utara
Kenangan dapat berupa yang indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan dan
perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat
pula diciptakan dengan antara lain : • Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang cepat, tepat
dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas daerah dalam bentuk dan gaya bangunan serta dekorasinya.
• Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu berupa seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara
• Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan minuman ini merupakan salah satu
daya tarik yang kuat dan dapat dijadikan jati diri identitas daerah. • Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas daerah
bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang terjangkau mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau kenangan dari
kunjungan seseorang ke suatu tempat, daerah, negara.
Universitas Sumatera Utara
Objek wisata merupakan suatu kawasan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan bukti-bikti sejarah yang difungsikan sebagai objek wisata. Objek wisata
adalah kawasan terencana yang dilengkapi dengan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi hiburan serta jalur transportasi yang
memadai, dan berbagai fasilitas lainnya yang di butuhkan oleh pengunjung.
2.5 Pengertian Objek Wisata
Adapun objek wisata dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Objek Wisata Alam yakni objek wisata yang 98 merupakan
naturalbersifat alamiah. 2.
Objek Wisata hasil ciptaan manusia, yaitu objek wisata yang seluruhnya merupakan hasil dari kreatifitas yang diciptakan manusia.
2.6 Pengertian Atraksi Wisata dan Daya Tarik Wisata
Atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di suatu dareah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang semakin memiliki minat yang
lebih besar untuk berkunjung ke suatu DTW. Agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik maka suatu DTW juga harus mempunyai beberapa syarat
yang harus dimiliki yaitu:
1. Adanya sesuatu yang dapat di lihat.
2. Adanya suatu aktifitas yang akan dilakukan.
3. Adanya sesuatu yang dapat dibeli.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972 buku petunjuk “The True Quide For Foreigners
Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise”. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar
dan kecil Grand Tour dan Perit Tour.
2.7 Sejarah Pariwisata
Grand Tour di Inggris Mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsure pendidikan diplomasi dan politik. Pertengah abad ke-19 Jumlah orang yang
berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi Industri
Keadaan itu berbuah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad
Ke-20 terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam
pariwisata adalah munculnya perjalanan paket Package tour.
www.worldcat.orgoclc35990955
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM BATAK TOBA
3.1 Letak Geografis Batak Toba
Batak adalah nama sebuah suku bangsa di Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Sebagian orang Batak beragama Kristen dan
sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim dan juga penganut kepercayaan
animisme disebut Pelebegu atau paebegu. Menurut kepercayaan bangsa Batak, induk marga Batak dimulai dari Si
Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 dua orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon.
Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 lima orang putra yakni Raja Uti Raja Biakbiak, Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja.
Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai tiga orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang. Dari keturunan
pinompar mereka inilah kemudian menyebar ke segala penjuru daerah di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehingga munculah berbagai macam
marga Batak. Legenda mengenai bagaimana Si Raja Batak dapat disebut sebagai asal mula orang Batak masih perlu dikaji lebih dalam.
Sebenarnya Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tobasa, dan Samosir sekarang tidaklah semuanya Toba. Sejak masa Kerajaan Batak
hingga pembagian wilayah yang didiami suku Batak ke dalam beberapa distrik oleh Huria Kristen Batak Protestan HKBP,
Universitas Sumatera Utara
Tanah Batak dibagi menjadi empat bagian besar, yaitu: 1.
Samosir Pulau Samosir dan sekitarnya Contoh: marga Simbolon,Sagala, dsb
2. Toba Balige, Laguboti,Porsea, Parsoburan, Sigumpar, dan sekitarnya
Contoh: marga Sitorus, Marpaung, dsb 3.
Humbang Dolok Sanggul, Lintongnihuta, Siborongborong, dan sekitarnya
Contoh: marga Simatupang Siburian, Sihombing Lumban Toruan, dsb 4.
Silindung Sipoholon, Tarutung, Pahae, dan sekitarnya Contoh: marga Naipospos Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit,
Situmeang, Marbun, Huta Barat,dsb. http:gultomunited.blogdetik.com20100115page3
3.2 Batasan Wilayah
Dalam tata pemerintahan Republik Indonesia yang mengikuti tata pemerintahan Kolonial Belanda, setiap sub suku berdiam dalam satu kedemangan
yang kemudian dirubah menjadi kabupaten setelah Indonesia merdeka. 1.
Sub suku Batak Toba berdiam di Kabupaten Tobasa yang wilayahnya meliputi Balige, Laguboti, Porsea, serta Ajibata berbatasan dengan
Parapat. 2.
Sub suku Batak Samosir berdiam di Kabupaten Samosir yang wilayahnya meliputi Tele, Baneara, Pulau Samosir, dan sekitarnya.
3. Sub suku Batak Humbang berdiam di Kabupaten Humbang Hasundutan
dan Tapanuli Utara bagian utara yang wilayahnya meliputi Dolok Sanggul,
Universitas Sumatera Utara
Siborongborong, Lintongnihuta, serta Parlilitan. 4.
Sub suku Batak Silindung berdiam di Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Tarutung, Sipoholon, Pahae, dan sekitarnya.
Suku bangsa Batak pun saat ini telah banyak tersebar ke seluruh daerah Indonesia bahkan luar negeri. http:gultomunited.blogdetik.com20100115page3
3.3 Sistem Kepercayaan
Batak telah menganut agama Kristen Protestan yang disiarkan oleh para Missionaris dari Jerman yang bernama Nomensen pada tahun 1863. Gereja yang
pertama berdiri adalah HKBP Huria Kristen Batak Protestandi huta Dame, Tarutung. Sekarang ini gereja HKBP ada dimana-mana di seluruh Indonesia yang
jemaatnya mayoritas suku Batak Silindung-Samosir-Humbang-Toba.Sebelum suku Batak menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem
kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaanNya terwujud dalam Debata Natolu.
http:gultomunited.blogdetik.com20100115page3
3.4 Sejarah Kebudayaan Batak Toba
Suku Batak umumnya berdiam di Provinsi Sumatera Utara, khususnya di Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah,Simalungun, Karo,
Dairi dan belakangan ini karena adanya pemekaran daerah tingkat dua secara administratif, maka ditambah lagi tempat berdomisilinya orang Batak yaitu
Kabupaten Toba Samosir dan Mandailing Natal .
Universitas Sumatera Utara
Suku Bangsa Batak terdiri dari sub suku bangsa yaitu: 1.
Suku bangsa Karo, yang mendiami suatu daerah induk yang meliputi dataran tinggi Karo, Langkat Hulu dan sebagian Dairi.
2. Suku bangsa Simalungun, yaitu mendiami daerah induk Simalungun.
3. Suku bangsa Pakpak, yang mendiami daerah induk Dairi.
4. Suku bangsa Toba, yang mendiami daerah induk tepi Danau Toba, Pulau
Samosir, Dataran tinggi Toba, daerah Asahan, Silindung, daerah antara Barus dan Sibolga serta daerah pegunungan Pahae dan Habinsaran.
5. Suku bansa Angkola, yang mendiami daerah induk Angkola dan Sipirok,
sebagian dari Sibolga dan Batang Toru dan bagian Utara Padang Lawas. 6.
Suku bangsa Mandailing, yang mendiami daerah induk Mandailing, Ulu, Pakatan dan bagian Selatan dari Padang Lawas.
Menurut cerita-cerita orang Batak Toba, semua suku bangsa batak mempunyai satu nenek moyang yaitu si Raja Batak.
Berbicara mengenai kebudayaan Batak, Khususnya Batak Toba, maka ada beberapa unsur yang sangat terkait dengan kebudayaan tersebut, misalnya bahasa,
pola perkampungan, bentuk rumah, kepercayaan atau religi, konsepsi tentang pencipta, konsepsi tentang jiwa, roh dan dunia akhirat, sistem kekerabatan, mata
pencaharian dan sistem kesenian. http:gultomunited.blogdetik.com20100115page3
Universitas Sumatera Utara
BAB IV MAKNA RAGAM HIAS ULOS BATAK TOBA BAGI MASYARAKAT
BATAK TOBA 4.1 Makna Ornamen Ulos Batak Toba
Ulos adalah kain tenun khas Batak berbentuk selendang. Benda sakral ini merupakan simbol restu, kasih sayang dan persatuan, sesuai dengan pepatah Batak
yang berbunyi: “Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong, yang artinya kira-kira Jika ijuk adalah pengikat pelepah pada batangnya, maka ulos adalah
pengikat kasih sayang antara sesama.. Berbagai detail ragam hias menawan menyemarakkan penampilan
ruangan. Bahkan telah menyuguhkan keserasian antara hiasan dan motif-motif yang berasal dari elemen lain. Penyusunan elemen ragam hiasa yang khas sesuai
dengan kaidah-kaidah fungsi akan menambah keharmonisan. Sebagaimana diketahui, masing-masing etnis Batak mempunyai ornamen yang berbeda antara
yang satu dengan lainnya. Seperti jenis ornamen etnis Batak Toba terdiri dari “gorga sitompi, dalihan
natolu, simeol-meol, simeol-meol masialoan, sitagan, sijonggi, silintong, simarogung-ogung, ipon-ipon, iran-iran, hariara sundung di langit, hoda-hoda,
simata ni ari, desa na ualu, jenggarjongrom, gaja dompak, ulu paung, singa-singa, boraspati, dan hiasan susu”.
Ada dua macam jenis pembuatan gorga yaitu: 1.
Gorga Ukir yaitu Gorga yang dipahatkan dengan memakai alat pahat dan
Universitas Sumatera Utara
setelah siap dipahat baru diwarnai 2.
Gorga Dais yaitu Gorga yang dilukiskan dengan cat warna tiga bolit. Gorga dais ini merupakan pelengkap pada rumah adat Batak Toba. Yang
terdapat pada bahagian samping rumah, dan dibahagian dalam.
Dilihat dari ragam hias dan gambar-gambarnya dapat pula Gorga itu mempunyai nama-namanya tersendiri, antara lain ;
1. Gorga Ipon-Ipon
Terdapat dibahagian tepi dari Gorga; ipon-ipon dalam Bahasa Indonesia adalah Gigi. Manusia tanpa gigi sangat kurang menarik, begitulah ukiran
Batak, tanpa adanya ipon-ipon sangat kurang keindahan dan keharmonisannya. Ipon-ipon ada beraneka ragam, tergantung dari
kemampuan para pengukir untuk menciptakannya. Biasanya Gorga ipon- ipon ini lebarnya antara dua sampai tiga sentimeter dipinggir papan
dengan kata lain sebagai hiasan tepi yang cukup menarik. 2.
Gorga Sitompi Sitompi berasal dari kata tompi, salah satu perkakas petani yang
disangkutkan dileher kerbau pada waktu membajak sawah. Gorga Sitompi termasuk jenis yang indah di dalam kumpulan Gorga Batak. Disamping
keindahannya, kemungkinan sipemilik rumah sengaja memesankannya kepada tukang ukir Pande mengingat akan jasa alat tersebut Tompi itu
kepada kerbau dan kepada manusia. 3.
Gorga Simataniari Matahari Gorga yang menggambarkan matahari, terdapat disudut kiri dan kanan
Universitas Sumatera Utara
rumah. Gorga ini diperbuat tukang ukir Pande mengingat jasa matahari yang menerangi dunia ini, karena matahari juga termasuk sumber segala
kehidupan, tanpa matahari takkan ada yang dapat hidup. 4.
Gorga Desa Naualu Delapan Penjuru Mata Angin Gorga ini menggambarkan gambar mata angin yang ditambah hiasan-
hiasannya. Orang Batak dahulu sudah mengetahuikenal dengan mata angin. Mata angin ini pun sudah mempunyai kaitan-kaitan erat dengan
aktivitas-aktivitas ritual ataupun digunakan di dalam pembuatan horoscope seseorangsekeluarga. Sebagai pencerminan perasaan akan pentingnya
mata angina pada suku Batak maka diperbuatlah dan diwujudkan dalam bentuk Gorga.
5. Gorga Si Marogung-ogung Gong
Pada zaman dahulu Ogung gong merupakan sesuatu benda yang sangat berharga. Ogung tidak ada dibuat di dalam negeri, kabarnya Ogung
didatangkan dari India. Sedangkan pemakaiannya sangat diperlukan pada pesta-pesta adat dan bahkan kepada pemakaian pada upacara-upacara
ritual, seperti untuk mengadakan Gondang Malim Upacara kesucian. Dengan memiliki seperangkat Ogung pertanda bahwa keluarga tersebut
merupakan keluarga terpandang. Sebagai kenangan akan kebesaran dan nilai Ogung itu sebagai gambaran keadaan pemilik rumah maka dibuatlah
Gorga Marogung-ogung. 6.
Gorga Singa Singa, Dengan mendengar ataupun membaca perkataan Singa maka akan terlintas
dalam hati dan pikiran kita akan perkataan: Raja Hutan, kuat, jago, kokoh,
Universitas Sumatera Utara
mampu, berwibawa. Tidak semua orang dapat mendirikan rumah Gorga disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor sosial ekonomi dan lain-
lain. Orang yang mampu mendirikan rumah Gorga Batak jelaslah orang yang mampu dan berwibawa di kampungnya. Itulah sebabnya Gorga
Singa dicantumkan di dalam kumpulan Gorga Batak 7.
Gorga Jorgom Ada juga orang menyebutnya Gorga Jorgom atau ada pula menyebutnya
Gorga Ulu Singa. Biasa ditempatkan di atas pintu masuk ke rumah, bentuknya mirip binatang dan manusia.
8. Gorga Boras Pati dan Adop Adop Tetek
Boras Pati sejenis mahluk yang menyerupai kadal atau cicak. Boras Pati jarang kelihatan atau menampakkan diri, biasanya kalau Boras Pati sering
nampak, itu menandakan tanam-tanaman menjadi subur dan panen berhasil baik yang menuju kekayaan hamoraon. Gorga Boras Pati
dikombinasikan dengan tetek susu, tarus. Bagi orang Batak pandangan terhadap susu tetek mempunyai arti khusus dimana tetek yang besar dan
deras airnya pertanda anaknya sehat dan banyak atau punya keturunan banyak gabe. Jadi kombinasi Boras Pati susu tetek adalah perlambang
Hagabeon, Hamoraon sebagai idaman orang Batak. 9.
Gorga Ulu Paung, Ulu Paung terdapat di puncak rumah Gorga Batak. Keunggulan dan kekhasan ornamen Batak tercermin pada setiap detail dan
karakter warna. Karakter muncul pada warna yang khas. Warna merah, hitam, dan putih merupakan simbol penting. Keberadaannya memancarkan
nuansa kekhasan yang menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaan yang
Universitas Sumatera Utara
memang merupakan keunggulan dari daerah setempat, sehingga memperlihatkan khasanah seni ornamen tradisional yang harus selalu
dieksplor dan dikembangkan. Dieksplor dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi serta menyesuaikan jiwa zaman supaya tidak ketinggalan dengan
gejolak yang berkembang di luar.
Ornamen sebuah ulos disebut Gorga dan Motifnya disebut Ragi. Walaupun secara terpisah ada maca-macam motif dalam selembar ulos, tetapi ada
bagian yang merupakan cirri lain utamanya yang menjadi pembeda dari ulos dan itulah yang menjadi tema ulos sekaligus namanya. Beberapa jenis ulos menurut
tema atau motif ornament antara lain: 1. Ulos Jugia
2. Ulos Ragi Hotang 3. Ulos Sibolang
4. Ulos Mangiring 5. Ulos Bintang Maratur
6. Ulos Jungkit 7. Ulos Sadum
8.Ulos Ragidup
4.2. Berbagai Ragam Ulos Batak Batak Toba
Ada berbagai macam ulos batak yang masing-masing mempunyai nilai tertentu dan dipergunakan untuk maksud dan kesempatan tertentu pula. Nenek
moyang suku bangsa batak mempergunakan ulos yang ditenun sendiri sebagai
Universitas Sumatera Utara
pakaian sehari-hari, sebelum datang peradaban Barat yang memperkenalkan kain tekstil. Iklim daerah Tapanuli pada umumnya adalah berhawa sejuk, oleh karena
itu ulos juga merupakan penjaga dan penghangat tubuh untuk kepentingan kesehatan, melindungi terhadap kencangnya angin, dinginya udara, hujan dan lain
sebagainya. Jadi makna dan falsafah pemberian ulos oleh pihak Hula-hula kepada
pihak Borunya adalah, bahwa Hula-hula selalu mengayomi Borunya, memberikan perlindungan demi menjaga kesehatan dan keselamatan badaniah sebelum
menganut agama juga disebut rohaniah . Dengan memberikan sebagai suatu satu pertanda yang dapat dilihat, disertai ungkapan pepatah-pepatah maka pihak hula-
hula memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga memberikan Rahmat dan Ridho Nya kepada boru yang menerima ulos, memberikan
kebahagiaan dan keselamatan, kesehatan dan umur yang panjang serta rejeki yang murah, dilindungi terhadap mara-bahaya, disamping itu yang paling penting dan
pokok adalah agar diberi hagabeon, yaitu lahirnya anak lelaki sebagai penyambung keturunan dan anak perempuan yang diharapkan agar mampu
memberikan kebahagian kepada orang tuanya. Demikianlah falsafah pemberian ulos itu, dan untuk setiap macam acara adat atau keperluan ada pedoman-
pedoman tertentu tentang macam dan tingkat ulos yang akan diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Berikut berbagai macam ragam dan nilai Ulos Batak: 1.
ULOS JUGIA
Ulos ini disebut juga “ ulos na so ra pipot “ atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos “ homitan “ yang disimpan di “ parmonag-monangan “ hombung .
Jenis ini menurut kepercayaan orang Batak tidak dapt dipakai kecuali oleh orang yang sudah saur matua, yaitu semua anak laki-laki dan perempuan sudah kawin
dan dari semua anaknya sudah mempunyai cucu. Hanya orang yang demikianlah yang disebut “ na gabe “ , yang berhak memakaia ulos tersebut.
Selama masih ada anaknya yang belum kawin atau masih ada yang belum mendapat keturunan, walaupun telah mempunyai cucu-cucu dari anak laki-
lakiatau perempuan lainya yang telah kawin,belum bisa digolongkan sama dengan tingkat saurmatua.
Beratnya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos ini merupakan benda langkah hingga banyak orang batak yang tidak mengenalnya. Ulos ini sering
merupakan barang warisan orangtua kepada anaknya dan nilainya sama dengan sitoppi emas yang dipakai oleh isteri raja-raja pada waktu pesta .
Gambar 4.1 Ulos Jugia
Universitas Sumatera Utara
2. ULOS RAGIDUP
Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia. Banyak orang beranggapan ulos ragiduplah yang paling tinngi nilainya,
oleh sebab memang dilihat dari bentukmotifnya, lebarnya, cara penenunannya yang sangat rapi dan teratur, sangat nyata perbedaanya dari ulos-ulos yang lain.
Dan memang cara penenunan ulos Ragidup ini sangat sulit, harus teliti sekali dan hanya akan dipercayakan pada penenun yang telah cukup banyak mempunyai
pengalaman dalam tenun-menenun. Ulos Ragidup dapat dipakai untuk berbagai keperluan, baik untuk acara
dukacita maupun acara sukacita. Juga dapat dipakai oleh Raja-raja Adat, orang berada, maupun oleh rakyat biasa, selama memenuhi beberapa pedoman, misalnya
diberikan sebagai Ulos Pargomgom pada acara adat perkawinan, atau diberikan sebagaai ulos Panggabei pada waktu orang tua meninggal yang telah mencapai
satu tingkat hagabeon tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. 2. Ulos Ragidup
3. ULOS RAGI HOTANG