KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN HUTAN TROPIS PEGUNUNGAN DI TAMAN NASIONAL
tumbuhan berpembuluh vascular plants Bass et al. 1990; Roos 1993. Salah satu gambaran yang paling mencolok adalah perbedaan floristik dari pulau-pulau
di kawasan ini yang disebabkan oleh sejarah geologi dan palaeoekologi masa lampau Lohman et al. 2011.
Sulawesi merupakan pulau terbesar di kawasan Wallacea yang terletak di antara garis biogeografi Wallaceae dan Weber van Welzen 2011 dan antara
daratan Laurasia dan Gondwana Primarck Corlett 2006 memiliki kekayaan jenis pada tingkat menengah Roos et al. 2004. Cannon et al. 2007
mengungkapkan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan jumlah koleksi tumbuhan yang sangat rendah kurang dari 25 koleksi per 100 km
2
jika dibandingkan dengan pulau-pulau besar lainnya di Indonesia dan kurangnya studi
taksonomi Cannon et al. 2007. Selain itu, Sulawesi memiliki geologi yang kompleks, dan isolasi yang sangat lama telah memungkinkan terjadinya evolusi
sehingga menghasilkan tumbuhan dan hewan yang khas, dengan tingkat endemisitas yang tinggi Roos et al. 2004; Cannon et al. 2007. Diperkirakan dari
terdapat sekitar 5 000 jenis tumbuhan berpembuluh, termasuk lebih dari 2 100 jenis tumbuhan berkayu dan hampir 15 merupakan endemik di Sulawesi
Whitten et al. 1987; Kessler et al. 2002.
Penelitian terkait keanekaragaman jenis tumbuhan khususnya di hutan pegunungan TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah masih sangat terbatas.
Keanekaragaman jenis tumbuhan hubungannya dengan perubahan ketinggian hanya diketahui dari hasil penelitian Culmsee Pitopang 2009; Culmsee et al.
2011; Stiegel et al. 2011; Willinghöfer et al. 2011, sehingga penelitian ini ditujukan untuk mempelajari keanekaragaman jenis tumbuhan antara hutan
subpegunungan, hutan pegunungan bawah, dan hutan pegunungan atas.
Bahan dan Metode Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan pada tiga lokasi di kawasan hutan primer TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah, pada ketinggian 900 m, 1 500 m, dan 2 300 m di atas
permukaan laut dpl Gambar 3.1. Ketiga lokasi penelitian masing-masing termasuk dalam zona hutan subpegunungan, hutan pegunungan bawah, dan hutan
pegunungan atas Cannon et al. 2005. Kondisi hutan pada tiga lokasi penelitian ini telah dikelompokkan ke dalam hutan primer dengan kondisi baik Cannon et
al
. 2007 Gambar 2.1. Karakteristik masing-masing lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2.1. Hutan pegunungan atas dalam penelitian ini memiliki kelimpahan
lumut yang tinggi dibandingkan dengan dua tipe hutan lainnya Gambar 3.2
Tabel 3.1 Lokasi dan karakteristik tiga tipe hutan pegunungan yang diteliti di TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah
Karakteristik Tipe hutan
HSP HPB
HPA Ketinggian m dpl
900 1 500
2 300 Lokasi
Watukilo Torongkilo
Torenali Koordinat
GC-WGS 84 01°61.5 S
120°07.4 E 01°41.5 S
120°27.9 E 01°28.6 S
120°31.2 E Kemiringan
o
0-10 0-10
0-10 Arah plot
W 280
o
N W 290
o
N E 140
o
S Batuan induk
Granit Metamorfik
Granit Curah hujan
mmtahun 1 782
1 959 2 129
Suhu
o
C 25.5
21.0 14.1
a
HSP: hutan subpegunungan; HPB: hutan pegunungan bawah; HPA: hutan pegunungan atas
Gambar 3.1 Sulawesi dan lokasi penelitian di TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah.
12
Gambar 3.2 Kondisi hutan pada tiga di plot penelitian di TN. Lore Lindu. A hutan subpegunungan 900 m dpl, B hutan pegunungan bawah 1 500 m dpl, C hutan pegunungan atas 2 300 m dpl.
A B
C
Pengumpulan data vegetasi
Inventarisasi jenis tumbuhan dilakukan pada bulan Juli 2011 sampai dengan Juli 2012 menggunakan plot penelitian dengan metoda kuadrat Mueller-Dumbois
Ellenberg 1974. Pada setiap tipe hutan pegunungan dibuat plot berukuran 40 m x 60 m 0.24 ha Culmsee et al. 2011. Setiap plot dibagi menjadi 24 subplot,
masing-masing berukuran 10 m x 10 m untuk pengumpulan data pohon termasuk palem
dan paku pohon dengan diameter setinggi dada dbh ≥10 cm dbh diukur
pada tinggi 1.3 m, dan pengumpulan data pancang
2 cm ≤ dbh 10 cm dilakukan dalam subplot 5 m x 5 m 0.06 ha yang terdapat pada setiap subplot
10 m x 10 m, sedangkan data semai dan tumbuhan bawah semak, herba, liana, dan paku-pakuan di lakukan pada subplot berukuran 2 m x 2 m 0.096 ha yang
terdapat pada setiap subplot 5 m x 5 m Gambar 3.3.
Setiap individu pohon dan pancang ditandai menggunakan label permanen dan dilakukan pencatatan nama jenis dan suku jika diketahui serta karakter
morfologi, antara lain kulit batang dan getah jika ada. Contoh daun, bunga dan buah jika ada dari jenis tumbuhan yang dijumpai di plot penelitian, dikoleksi
untuk diidentifikasi dan koleksi herbarium.
Gambar 3.3 Bentuk dan ukuran plot penelitian subplot 10 m x 10 m = untuk pengumpulan data pohon dbh
≥10 cm; subplot 5 m x 5 m = untuk pengumpulan data pancang
2 cm ≤ dbh 10 cm; dan subplot 2 m x 2 m = untuk
pengumpulan data semai dan tumbuhan bawah.
Identifikasi jenis tumbuhan
Identifikasi dilakukan pada 310 jenis tumbuhan, meliputi pohon dan pancang, semai, dan tumbuhan bawah semak, herba, liana, dan paku-pakuan
yang dijumpai dalam plot penelitian, serta koleksi tambahan bagi jenis yang memiliki bunga danatau buah. Setiap koleksi spesimen dibuat duplikat untuk
disimpan di Herbarium Celebense Palu CEB, Göttingen GOET, Bogoriense BO, dan Leiden L. Identifikasi jenis menggunakan koleksi di Herbarium
Bogoriense, Herbarium Göettingen, dan Herbarium Leiden sebagai referensi, dengan sistem tata nama nomenclature jenis mengikuti International Plant
Name Index
IPNI 2012. Spesimen yang tidak dapat diidentifikasi non det. sampai marga atau jenis, seperti Myrtaceae, Arecaceae, dan beberapa suku lain
dipisahkan berdasarkan karakter morfologi.
Analisis data
Nilai keanekaragaman jenis tumbuhan dihitung berdasarkan indeks kekayaan jenis species richness index, indeks keanekaragaman jenis species
diversity index , dan indeks kemerataan jenis species evenness index Magurran
2004 dengan formula, sebagai berikut: Indeks kekayaan jenis dihitung menggunakan indeks Margalef Margalef
index :
N S
D
Mg
ln 1
dimana: S
= Jumlah jenis yang teramati N
= Jumlah total individu yang teramati Indeks keanekaragaman jenis dihitung menggunakan indeks Shannon
Shannon index:
s 1
i i
P ln
P
i
H
; N
Ni P
i
dimana: s
= Jumlah jenis Ni = Nilai penting jenis
N = Nilai penting seluruh jenis
Indeks kemerataan jenis dihitung dengan menggunakan indeks Pielou Pielou index:
ln S H
E
dimana: H
= Indeks keanekaragaman Shannon S
= Jumlah jenis
Hasil Kekayaan jenis
Hasil penelitian pada tiga plot berdasarkan tipe hutan, dengan luas masing- masing 0.24 ha, dijumpai sebanyak 117 jenis pohon dan 96 jenis pancang, 116
jenis semai, dan 121 jenis tumbuhan bawah, meliputi semak, herba, liana, dan paku-pakuan. Secara keseluruhan, dijumpai sebanyak 310 jenis tumbuhan 129
marga dan 106 suku Tabel 3.2. Lebih dari 65 dari spesimen yang dikoleksi, dapat identifikasi sampai pada tingkat jenis, 20 pada tingkat marga, 5 pada
tingkat suku, dan 2 tidak teridentifikasi.
Kurva kumulatif jenis pohon dan pancang pada tiga plot berdasarkan luas area yang diamati Gambar 3.4, menunjukkan bahwa jumlah total jenis pohon
dan pancang di hutan subpegunungan dan pegunungan atas memiliki jumlah yang sama pada area seluas 0.12 ha di hutan pegunungan bawah. Terlihat juga bahwa
jumlah jenis di plot hutan pegunungan bawah masih terus mengalami peningkatan pada luas area 0.24 ha.
Tabel 3.2 Jumlah jenis, marga, dan suku seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai pada setiap tipe hutan pegunungan
Tipe hutan Jumlah
Jenis Marga
Suku Hutan subpegunungan
98 69
49 Hutan pegunungan bawah
150 97
52 Hutan pegunungan Atas
82 57
44 Total
310 129
106
Gambar 3.4 Kurva kumulatif jenis pohon dan pancang pada
tiga plot penelitian. ̶●̶ hutan subpegunungan ,
̶■̶ hutan pegunungan bawah , ̶▲̶ hutan
pegunungan atas
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
0.04 0.08
0.12 0.16
0.2 0.24
0.28 Jum
lah jeni
s
Luas area ha
Setiap tipe hutan yang diteliti memiliki kekayaan jenis tumbuhan yang bervariasi. Kekayaan jenis tertinggi dijumpai di hutan pegunungan bawah, diikuti
hutan subpegunungan, dan terendah di hutan pegunungan atas. Jika ditinjau berdasarkan tingkat pertumbuhan, hutan pegunungan bawah memiliki jumlah
jenis pohon, pancang, dan semai tertinggi, masing-masing 61, 50, dan 57 jenis, sedangkan hutan pegunungan atas memiliki jumlah jenis pohon dan semai
terendah 29 dan 31 jenis. Perbedaan terlihat pada jumlah jenis pancang, dimana hutan subpegununan memiliki jumlah jenis terendah 27 jenis.
Setiap tipe hutan memperlihatkan penurunan jenis dari pohon ke pancang dan meningkat kembali pada jenis semai. Secara keseluruhan, dijumpai sebanyak
13 dan 15 jenis tambahan untuk pancang dan semai di hutan subpegunungan; 21 dan 20 jenis pancang dan semai di hutan pegunungan bawah, dan 7 dan 12 jenis
tambahan masing-masing untuk pancang dan semai di hutan pegunungan atas Gambar 3.5.
‘
Hutan pegunungan bawah juga memiliki kekayaan jenis tertinggi untuk tumbuhan bawah semak, herba, liana, dan paku-pakuan dibandingkan dua tipe
hutan lainnya. Jumlah jenis herba dan liana terendah dijumpai di hutan pegunungan atas, sedangkan jenis paku-pakuan terendah dijumpai di hutan
subpegunungan. Perbedaan lainnya terlihat pada jenis semak yang hanya dijumpai di hutan pegunungan bawah Gambar 3.6.
20 40
60 80
100 120
1 2
3
Jum lah
jeni s
Tipe hutan
Pohon DBH ≥ 10 cm Pancang 2 cm ≤ DBH 10 cm
Semai Total
HSP HPB
HPA
Gambar 3.5 Jumlah jenis pohon, pancang, dan semai di hutan subpegunungan HSP, hutan pegunungan bawah
HPB, dan hutan pegunungan atas HPA.
Gambar 3.6 juga memperlihatkan jumlah jenis tertinggi di hutan subpegunungan dijumpai pada kelompok liana. Berbeda halnya dengan di hutan
pegunungan bawah, dimana jumlah jenis tertinggi dijumpai pada kelompok herba dan paku-pakuan dengan jumlah yang sama. Sedangkan di hutan pegunungan
atas, jumlah jenis tertinggi dijumpai pada kelompok paku-pakuan.
Jenis-jenis tumbuhan yang dijumpai dan distribusinya pada masing-masing tipe hutan yang diteliti disajikan pada Tabel 3.3 dan 3.4, sebagai berikut:
Tabel 3.3 Daftar jenis pohon, pancang, dan semai dan distribusinya pada tiga plot penelitian
No. Jenis
Distribusi HSP
HPB HPA
1 2
3 1
2 3
1 2
3
Adoxaceae
1 Viburnum sambucinum
Bl. +
Anacardiaceae
2 Mangifera
foetida Lour. +
Annonaceae
3 Mitrephora
macrocarpa Miq. Weerasooriya R.M.K.Saunders
+ 4
Phaeanthus ebracteolatus Presl. Merr.
+ +
5 Annonaceae non det 1
+ 6
Annonaceae non det 2 +
Apocynaceae
7 Alstonia spectabilis
R.Br. +
+ 8
Tabernaemontana sphaerocarpa Bl.
+
Aquifoliaceae
9 Ilex cymosa
Blume +
+ +
10 Ilex celebensis
Capit. +
+
Araliaceae
11 Polyscias nodosa
Bl. Seem. +
+ +
Arecaceae
12 Areca vestiaria
Giseke +
+ +
13 Areca
sp. +
+
10 20
30 40
50 60
1 2
3 Jum
lah jeni
s
Tipe hutan
Semak Herba
Liana Pteridophyta
Total
HSP HPA
HPB
Gambar 3.6 Jumlah jenis semak, herba, liana, dan pteridophyta. Hutan subpegunungan HSP, hutan pegunungan
bawah HPB bawah, hutan pegunungan atas HPA
No. Jenis
Distribusi HSP
HPB HPA
1 2
3 1
2 3
1 2
3 14
Arenga undulatifolia Merr.
+ 15
Pinanga caesia Blume
+ +
16 Oncosperma horridum
Griff. Scheff. +
+
Burseraceae
17 Canarium balsamiferum
Willd. +
+ 18
Santiria apiculata A.W.Benn.
+ +
+
Calophyllaceae
19 Calophyllum soualattri
Burm.f. +
+ +
+
Cannabaceae
20 Gironniera subaequalis
Planch. +
+ Cardiophyllaceae
21 Citronella suaveolens
Bl. Howard +
Celastraceae
22 Lophopetalum beccarianum
Pierre +
+ +
Clusiaceae
23 Garcinia
parvifolia Miq. Miq. +
+ 24
Garcinia lateriflora Bl.
+ +
+ 25
Garcinia dulcis Roxb. Kurz
+
Cunnoniaceae
26 Weinmannia
sp. +
Cyatheaceae
27 Cyathea contaminans
Wall. ex Hook. Hopel +
+ +
28 Cyathea
sp. +
Daphniphyllaceae
29 Daphniphyllum gracile
Gage +
Dicksoniaceae
30 Dicksonia blumei
Kunze Moore +
+ +
+
Elaeocarpaceae
31 Elaeocarpus
macropus Warb. ex R.Knuth subsp. thenui Coode
+ +
32 Elaeocarpus
angustifolius Blume +
33 Elaeocarpus
multiflorus Turcz. Fern.-Vill. +
+ +
34 Elaeocarpus
sp.1 +
+ +
35 Elaeocarpus musseri
Coode +
+ +
36 Elaeocarpus erdinii
Coode +
+ +
37 Elaeocarpus steupii
Coode +
+ 38
Elaeocarpus teysmannii Koord. Valeton
+ +
39 Elaeocarpus
trichopetalus Merr. Quisumb. +
40 Elaeocarpus
sp.2 +
Ericaceae
41 Vaccinium laurifolium
Miq. +
+ +
42 Vaccinium
sp.1 +
43 Vaccinium
sp.2 +
44 Rhododendron
kochii Stein +
+ +
45 Rhododendron
sp. +
Escalloniaceae
46 Polyosma integrifolia
Bl. +
47 Polyosma
sp.1 +
48 Polyosma
sp.2 +
+
Euphorbiaceae
49 Macaranga
costulata Pax K.Hoffm. +
50 Homalanthus populneus
Geiseler Pax +
51 Macaranga allorobinsonii
Whitmore +
+ 52
Trigonopleura malayana Hook.f.
+ +
Fabaceae
53 Archidendron
havilandii Ridley L.C. Nielsen +
+ 54
Archidendron clyperia Jack I.C. Nielsen
+ +
55 Lithocarpus
elegans Bl. Hatus. ex Soepadmo +
+ 56
Lithocarpus glutinosus Bl. Soepadmo
+ +
+ 57
Lithocarpus caudatifolius Merr. Rehder
+ 58
Lithocarpus celebicus Miq. Rehder
+ +
+ +
+ 59
Lithocarpus havilandii Stapf Barnett
+ +
+ 60
Lithocarpus indutus Rehder
+ 61
Lithocarpus luteus Soepadmo
+ +
62 Lithocarpus
sp.1 +
63 Lithocarpus
sp.2 +
64 Castanopsis
buruana Miq. +
+ 65
Trigonobalanus verticillata Forman
+
Gentianaceae
66 Fagraea
sp. +
+ 67
Fagraea racemosa Jack
+ 68
Fagraea blumei G.Don
+
Gnetaceae
69 Gnetum gnemon
L. +
+ +
Lanjutan Tabel 3.3
No. Jenis
Distribusi HSP
HPB HPA
1 2
3 1
2 3
1 2
3
Ixonanthaceae
70 Ixonanthes petiolaris
Bl. +
Icacinaceae
71 Platea excelsa
Bl. var. borneensis Heine Sleum. +
+ +
72 Platea latifolia
Bl. +
Lamiaceae
73 Callicarpa longifolia
Lam. +
Lauraceae
74 Alseodaphne oblanceolata
Merr. Kosterm +
+ 75
Cinnamomum subaveniopsis Kosterm.
+ +
+ 76
Cryptocarya crassinerviopsis Kosterm.
+ 77
Cryptocarya densiflora Bl.
+ +
+ 78
Cryptocarya microcos Kosterm.
+ +
79 Cryptocarya
sp. +
+ 80
Endiandra sulavesian a Kosterm.
+ +
81 Lindera novoguineensis
Kosterm. +
82 Litsea ochracea
Bl. Boerl. +
+ 83
Litsea firma Hook.f
+ 84
Litsea grandis Hook.f.
+ +
85 Litsea
lancifolia Roxb. ex Ness Benth. Hook.f. Ex Villar
+ 86
Litsea timoriana Span.
+ 87
Litsea formanii Kosterm.
+ +
88 Litsea furfuracea
Ness Kosterm. +
89 Litsea ferruginea
Blume +
+ 90
Neolitsea javanica Bl. Backer
+ +
+ +
+ 91
Persea rimosa Zoll. ex Meissn.
+
Malvaceae
92 Sterculia insularis
R.Br. +
Magnoliaceae
93 Magnolia
candollii Bl. H. Keng var. candollii +
+ 94
Magnolia carsonii Dandy ex Noot. var. carsonii
+
Melastomataceae
95 Memecyon paniculatum
Jack +
Meliaceae
96 Aglaia
angustifolia Miq. Miq. +
+ 97
Aglaia sp.1
+ +
98 Dysoxylum alliaceum
Blume Blume +
99 Dysoxylum densiflorum
Bl. Miq. +
+ +
100 Dysoxylum
sp. +
+
Moraceae
101 Artocarpus teysmannii
Miq. ssp. teysmannii +
+ 102
Ficus sp.1
+ 103
Ficus crassiramea Miq. Miq.
+ 104
Ficus sp.2
+ 105
Ficus sp.3
+ +
106 Ficus
sp.4 +
107 Ficus
sp.5 +
108 Ficus hispida
L.f. +
109 Ficus
subulata Blume +
110 Ficus virgata
Reinw. ex Blume +
+ 111
Ficus sp.6
+
Myristicaceae
112 Horsfieldia costulata
Miq. Warb. +
+ +
Myrtaceae
113 Leptospermum recurvum
Hook.f. +
114 Syzygium
acuminatissimum Blume DC. +
+ 115
Syzygium benjaminum Diels
+ +
116 Syzygium
sp.1 +
117 Syzygium
sp.2 +
+ +
118 Syzygium
sp.3 +
+ +
119 Syzygium
sp.4 +
120 Syzygium
sp.5 +
+ 121
Syzygium sp.6
+ +
+ 122
Syzygium sp.7
+ +
+ 123
Syzygium sp.8
+ 124
Syzygium sp.9
+ +
125 Syzygium
sp.10 +
126 Syzygium
sp.11 +
127 Syzygium
sp.12 +
128 Xanthomyrtus angustifolia
A.J. Scott +
+ +
Oleaceae
129 Chionanthus pluriflorus
Knobl. Kiew +
+ +
130 Chionanthus polygamus
Roxb. Kiew +
+ +
Lanjutan Tabel 3.3
No. Jenis
Distribusi HSP
HPB HPA
1 2
3 1
2 3
1 2
3 131
Oleaceae non det +
Pandaceae
132 Pandanus
sarasinorum Warb. +
+
Paracryphiaceae
133 Quintinia apoensis
Schltr. +
+ +
134 Sphenostemon papuanum
Lauterb. Steenis Erdtman
+
Pentaphylacaceae
135 Adinandra celebica
Koord +
136 Adinandra
sp.1 +
137 Adinandra
sp.2 +
138 Ternstroemia
sp. +
+ +
Phyllanthaceae
139 Antidesma riparium
Airy Shaw ssp. riparium +
+ 140
Antidesma sp.
+ 141
Aporosa lucida Miq. Airy Shaw
+
Podocarpaceae
142 Dacrycarpus
imbricatus Bl. de Laub. +
+ +
143 Dacrycarpus
steupii Wasscher de Laub. +
+ 144
Phyllocladus hypophylla Hook.f.
+ +
+ 145
Podocarpus neriifolius D.Don
+ +
+ 146
Podocarpus pilgeri Foxw.
+
Primulaceae
147 Ardisia copelandii
Mez. +
148 Ardisia
elliptica Thunb. +
149 Ardisia
forbesii S.Moore +
+ 150
Ardisia sp.
+ 151
Myrsine involucrata Mez Pipoly
+ +
152 Myrsine minutifolia
Knoester, Wijn Sleumer Pipoly
+ +
+ 153
Myrsine sp.
+
Proteaceae
154 Helicia celebica
Sleumer +
+ 155
Macadamia hildebrandii Steenis
+ +
Rosaceae
156 Prunus
grisea Blume ex Müll.Berol. Kalkman +
+ +
+ +
+ 157
Prunus arborea Blume Kalkman var. arborea
+ +
Rubiaceae
158 Lasianthus
biflorus Blume M.G.Gangop. Chakrab. +
159 Lasianthus lucidus
Blume +
160 Lasianthus reticulatus
Blume +
161 Lasianthus rhinocerotis
Blume +
162 Praravinia
mindanaensis Elmer Bremek. +
+ 163
Psychotria celebica Miq.
+ +
+ 164
Psychotria malayana Jack
+ +
+ 165
Psychotria sp.
+ 166
Timonius stipulosus Valeton
+ 167
Urophyllum arboreum Reinw. ex Blume Korth.
+ +
Rutaceae
168 Acronychia
pedunculata L. Miq. +
+ +
+ +
169 Acronychia
trifoliolata Zoll. Mor. +
+ +
170 Melicope
confusa Merr. P.S. Liu +
+ 171
Tetractomia tetrandra Roxb. Merr.
+ +
+
Sabiaceae
172 Meliosma sumatrana
Jack Walp. +
+
Sapindaceae
173 Acer laurinum
Hassk. ex Miq. +
+ 174
Guioa hirsuta Welzen
+ +
175 Dictyoneura acuminata
Blume +
176 Sapaindaceae non det
+ +
Sapotaceae
177 Palaquium obovatum
Griff. Engl. var. orientale H.J.Lam
+ +
178 Planchonella chartacea
F.Muell. Ex Benth. H.J.Lam +
179 Pouteria firma
Miq. Baehni +
+
Simaroubaceae
180 Ailanthus
sp. +
Salicaceae
181 Homalium foetidum
Kurz. +
Staphyleaceae
182 Turpinia sphaerocarpa
Hassk. +
Symplocaceae
183 Symplocos cochinchinensis
Lour. S.Moore +
+ 184
Symplocos sp.1
+
Lanjutan Tabel 3.3
No. Jenis
Distribusi HSP
HPB HPA
1 2
3 1
2 3
1 2
3 185
Symplocos sp.2
+ 186
Symplocos sp.3
187 Symplocos
sp.4 +
Trimeniaceae
188 Trimenia papuana
Ridley +
+ +
Winteraceae
189 Tasmannia piperita
Miers +
+
a
HSP: hutan subpegunungan; HPB: hutan pegunungan bawah; HPA: hutan pegunungan atas; 1: pohon dbh
≥10 cm; 2: pancang 2 cm ≤ dbh 10 cm; 3: semai; + = lokasi distribusi.
Tabel 3.4 Daftar jenis semak, herba, liana, dan pteridophyta serta distribusinya pada tiga plot penelitian
No. Jenis
Distribusi Kelompok
HSP HPB
HPA
Alangiaceae
1 Alangium
sp. +
liana
Annonaceae
2 Fissistigma
sp. +
liana
Apocynaceae
3 Alyxia celebica
DC. Middleton +
liana
Araceae
4 Araceae non det 1
+ herba
5 Anadendrum latifolium
Hook.f +
herba 6
Araceae non det 2 +
herba 7
Araceae non det 3 +
herba 8
Colocasia sp.
+ herba
9 Homalomena
humilis var. major Hassk. Furtado +
herba 10
Pothos sp.
+ herba
11 Raphidophora
sp.1 +
herba 12
Raphidophora sp.2
+ herba
13 Raphidophora
sp.3 +
herba
Araliaceae
14 Schefflera
serrata Miq. R.Vig. +
herba 15
Schefflera sp.
+ herba
Arecaceae
16 Calamus
sp.1 +
herba 17
Calamus ornatus var. ornatus
+ herba
18 Calamus
zollingeri Becc. +
liana 19
Calamus sp.2
+ herba
20 Calamus
sp.3 +
herba 21
Calamu s sp.4
+ herba
22 Calamus
sp.5 +
liana 23
Calamus sp.6
+ liana
24 Calamus
sp.7 +
liana 25
Calamus sp.8
+ liana
26 Korthalsia celebica
Becc. +
liana
Aristolochiaceae
27 Aristolochiaceae non det
+ liana
Asclepiadaceae
28 Hoya
medium leaf +
herba 29
Hoya mirophylla Schltr
+ herba
Aspleniaceae
30 Asplenium nidus
L. +
pteridophyta 31
Asplenium sp.1
+ pteridophyta
32 Asplenium
sp.3 +
pteridophyta 33
Asplenium sp.4
+ pteridophyta
34 Asplenium
sp.2 +
pteridophyta 35
Alsophilla sp.
+ pteridophyta
36 Aspleniaceae non det 1
+ pteridophyta
37 Aspleniaceae non det 2
+ pteridophyta
38 Asplenium
sp.5 +
pteridophyta 39
Asplenium sp.6
+ pteridophyta
40 Asplenium
sp.7 +
pteridophyta 41
Asplenium polyodon G. Forst.
+ pteridophyta
42 Pyroscia
sp. +
pteridophyta 43
Asplenium sp.8
+ pteridophyta
44 Asplenium
sp.9 +
pteridophyta
Asteraceae
45 Asteraceae non det
+ herba
Blechnaceae
46 Blechnum
sp. +
pteridophyta
Lanjutan Tabel 3.3
No. Jenis
Distribusi Kelompok
HSP HPB
HPA
Chloranthaceae
47 Chloranthus elatior
Link +
semak
Cucurbitaceae
48 Trichosanthes
sp. +
herba
Cyatheaceae
49 Alsophila celebica
Blume Mett. +
pteridophyta
Davalliaceae
50 Davalliaceae non det
+ pteridophyta
Dennstaedtiaceae
51 Lindsaea
sp.1 +
pteridophyta 52
Lindsaea sp.2
+ pteridophyta
53 Lindsaea
sp.3 +
pteridophyta 54
Lindsaea sp.4
+ pteridophyta
55 Lindsaea
sp.5 +
pteridophyta 56
Lindsaea sp.6
+ pteridophyta
57 Dennstaedtiaceae non det
+ pteridophyta
Dioscoreaceae
58 Dioscorea
sp. +
herba 59
Dioscorea kingii R.Knuth
+ herba
Fabaceae
60 Desmodium
megaphyllum Zoll. +
liana
Gesneriaceae
61 Aeschynanthus
sp.1 +
herba 62
Aeschynanthus sp.2
+ herba
63 Gesneriaceae non det 1
+ herba
64 Gesneriaceae non det 2
+ herba
65 Aeschynanthus burttii
Mendum +
liana 66
Agalmyla brownii Koord. B.L. Burtt
+ herba
Grammitidaceae
67 Grammitis
sp. +
pteridophyta
Hydrangeaceae
68 Dichroa febrifuga
Lour. +
semak
Hymenophyllaceae
69 Hymenophyllum
sp. +
pteridophyta 70
Hymenophyllum cavillare Desv.
+ pteridophyta
Lomariopsidaceae
71 Elaphoglossum
sp. +
pteridophyta
Lycopodiaceae
72 Huperzia
sp. +
pteridophyta
Maratheaceae
73 Ptisania sylvatica
Blume Murdock. +
pteridophyta
Melastomataceae
74 Medinilla
sp. +
liana 75
Sonerila pumila +
herba 76
Melastomataceae non det +
herba
Menispermaceae
77 Tinomiscium
petiolare Hook. f. Thomson +
liana
Moraceae
78 Ficus
sp. +
liana
Oleandraceae
79 Oleandra
neriiformis Cav. +
pteridophyta
Ophioglossaceae
80 Helminthostachys
sp. +
pteridophyta
Orchidaceae
81 Anoectochilus
sp. +
+ herba
82 Arundina
sp. +
herba 83
Bulbophyllum sp.
+ herba
84 Goodyera
lanceolate Ridl. +
herba
Pandanaceae
85 Freycinetia
distigmata B.C. Stone +
+ liana
86 Freycinetia
ciliris Martelli +
liana 87
Freycinetia inermis Ridl.
+ liana
88 Freycinetia
sp.1 +
liana 89
Freycinetia sp.2
+ liana
Piperaceae
90 Piper
canicum Blume +
herba 91
Pipe r sp.1
+ +
herba 92
Piper sp.2
+ herba
93 Piper
sp.3 +
herba 94
Piper sp.4
+ herba
Poaceae
95 Dinochloa
barbata S.Dransf. +
liana 96
Racemobambos hirsuta Holttum
+ liana
97 Poaceae non det
+ +
herba
Polypodiaceae
Lanjutan Tabel 3.4
No. Jenis
Distribusi Kelompok
HSP HPB
HPA 98
Selliguea sp.1
+ pteridophyta
99 Microsorum
sp.1 +
pteridophyta 100
Selliguea sp.2
+ pteridophyta
101 Selliguea
sp3 +
pteridophyta 102
Polypodiaceae non det +
pteridophyta
Primulaceae
103 Labisia pumila
Blume Mez var. lanceolata +
herba
Rhamnaceae
104 Ziziphus angustifolia
Miq. Hatus. ex Steenis +
liana
Rubiaceae
105 Psychotria
laxiflora +
herba 106
Rubiaceae non det +
herba
Salicaceae
107 Salicaceae non det
+ liana
Smilacaceae
108 Smilax
perfoliata Lour. +
+ liana
109 Smilax
sp. +
liana
Thelypteridaceae
110 Thelypteridaceae non det
+ pteridophyta
111 Thelypteridaceae non det
+ pteridophyta
Urticaceae
112 Elatostema
acuminatum Poir. Brogn +
herba
Vitaceae
113 Cayratia corniculata
Benth. Gagnep. +
+ herba
Woodsiaceae
114 Diplazium
sp.2 +
pteridophyta 115
Diplazium sp.1
+ pteridophyta
Zingiberaceae
116 Alpinia manostachys
Valeton +
herba 117
Alpinia sp.
+ herba
non det.
118 non det 3
+ liana
119 non det 2
+ liana
120 non det 1
+ liana
121 non det 4
+ herba
a
HSP: hutan subpegunungan; HPB: hutan pegunungan bawah; HPA: hutan pegunungan atas.
Indeks keanekaragaman jenis
Indeks kekayaan Margalef Dmg, keanekaragaman Shannon H, dan kemerataan Pielou E disajikan pada Gambar 3.7. Hutan pegunungan bawah
memiliki indeks kekayaan Margalef yang lebih tinggi untuk semua kategori, diikuti hutan subpegunungan, dan hutan pegunungan atas. Indeks kekayaan
Shannon tertinggi diperoleh pada kategori pohon, diikuti pancang, dan tumbuhan bawah di hutan pegunungan bawah, sedangkan indeks keanekaragaman Shannon
tertinggi pada kategori semai diperoleh di hutan subpegunungan. Indeks kemerataan Pielou menunjukkan pola yang sama dengan indeks keanekaragaman
Shannon, dengan berkisar antara 0.71 sampai dengan 0.90.
Indeks keanekaragaman Shannon kategori pohon bervariasi dari 2.72 pegunungan atas sampai 3.68 pegunungan bawah, pada kategori pancang dari
2.61 subpegunungan sampai 3.53 pegunungan bawah, kategori semai dari 2.94 pegunungan atas sampai 3.23 subpegunungan, dan tumbuhan bawah dari 2.51
pegunungan atas sampai 3.54 pegunungan bawah. Lanjutan Tabel 3.4
Gambar 3.7 Indeks kekayaan, keaneakaragaman, dan kemerataan jenis pohon A, pancang B,
semai C, dan tumbuhan bawah D antara tiga tipe hutan pegunungan.
5 .9
6 5
.1 4
6 .9
1 6
.2 1
1 .9
1 .2
2 8
.4 8
1 .6
6
5 .1
8 4
.9 4
.9 3
4 .7
7
0.0 3.0
6.0 9.0
12.0 15.0
A B
C D
Indek s M
ar g
al ef
Hutan subpegunungan Watukilo, 900 m Hutan pegunungan bawah Torongkilo, 1500 m
Hutan pegunungan atas Torenali, 2300 m
2 .8
5 2
.6 1
3 .2
3 2
.8 5
3 .6
8 3
.5 3
3 .1
3 3
.4 8
2 .7
2 2
.7 2
.9 4
2 .5
1
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0
A B
C D
Indek s Shannon
.8 2
.8 1
.8 8
.7 9
.8 9
.9 .7
7 .8
6 .8
1 .8
2 .7
.7 1
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
A B
C D
Indek s Pi
el ou
Kategori
Kekayaan jenis berdasarkan suku
Suku dengan jumlah jenis tertinggi dijumpai pada Lauraceae 18 jenis, diikuti Myrtaceae 16 jenis, Fagaceae 11 jenis, Moraceae 11 jenis,
Elaeocarpaceae, dan Rubiaceae 10 jenis pada kategori pohon, pancang, dan semai Tabel 6, sedangkan pada tumbuhan bawah diperoleh pada suku
Aspleniaceae 18 jenis, diikuti Arecaceae 11 jenis, dan Araceae 10 jenis masing-masing untuk kelompok paku-pakuan, liana, dan herba Tabel 3.5.
Jenis pohon
dominan pada
masing-masing tipe
hutan hutan
subpegunungan, pegunungan bawah, dan pegunungan atas, yaitu Castanopsis buruana
Fag., Platea excelsa var. borneensis Icacin., dan Phyllocladus hypophylla
Podoc.; jenis pancang, yaitu C. buruana, Lophopetalum beccarianum
Celast., dan Trimenia papuana Trimen.; jenis semai, yaitu Antidesma riparium
subsp. riparium Phyllanth., dan Calophyllum soualattri Caloph.; dan jenis tumbuhan bawah, yaitu Calamus sp.1, Calamus sp.5 Arec.,
dan Sonerila pumila Melast.. Tabel 3.5 Jumlah jenis masing-masing suku pohon, pancang, dan semai pada
tiga tipe hutan pegunungan
No. Suku
Jumlah jenis HSP
HPB HPA
Total 1 Lauraceae
6 12
3 18
2 Myrtaceae 2
5 10
16 3 Fagaceae
6 5
2 11
4 Moraceae 3
7 2
11 5 Elaeocarpaceae
3 7
2 10
6 Rubiaceae 4
6 1
10 7 Primulaceae
4 3
7 8 Meliaceae
2 3
5 9 Arecaceae
3 3
1 5
10 Podocarpaceae 1
1 4
5 11 Ericaceae
5 5
12 Euphorbiaceae 1
2 1
4 13 Rutaceae
2 2
1 4
14 Sapindaceae 3
2 4
15 Annonaceae 1
3 4
16 Pentaphyllacaceae 1
3 4
17 Symplocaceae 1
2 1
4 18 Sapotaceae
2 1
3 19 Oleaceae
2 3
3 20 Gentianaceae
1 1
1 3
21 Escalloniaceae 1
2 3
22 Clusiaceae 1
2 3
23 Phyllanthaceae 1
2 3
24 Burseraceae 1
1 2
25 Rosaceae 1
1 1
2 26 Icacinaceae
2 2
27 Magnoliaceae 2
2 28 Proteaceae
2 2
29 Cyatheaceae 1
1 2
30 Aquifoliaceae 1
1 2
No. Suku
Jumlah jenis HSP
HPB HPA
Total 31 Apocynaceae
2 2
32 Fabaceae 1
2 2
33 Paracryphiaceae 2
2 34 Ixonanthaceae
1 1
35 Cannabaceae 1
1 36 Gnetaceae
1 1
37 Myristicaceae 1
1 38 Anacardiaceae
1 1
39 Calophyllaceae 1
1 1
40 Pandanaceae 1
1 41 Celastraceae
1 1
42 Cunoniaceae 1
1 43 Malvaceae
1 1
44 Simaroubaceae 1
1 45 Dicksoniaceae
1 1
1 46 Araliaceae
1 1
47 Trimeniaceae 1
1 48 Melastomataceae
1 1
49 Cardiophyllaceae 1
1 50 Staphyleaceae
1 1
51 Adoxaceae 1
1 52 Sabiaceae
1 1
53 Salicaceae 1
1 54 Winteraceae
1 1
55 Daphniphyllaceae 1
1 56 Lamiaceae
1 1
a
HSP: hutan subpegunungan; HPB: hutan pegunungan bawah; HPA: hutan pegunungan atas
Tabel 3.6 Jumlah jenis masing-masing suku tumbuhan bawah pada tiga tipe hutan pegunungan
No. Suku
Jumlah jenis HSP
HPB HPA
Total 1 Aspleniaceae
4 7
15 2 Arecaceae
6 4
1 11
3 Araceae 5
8 10
4 Dennstaedtiaceae 3
4 7
5 Gesneriaceae 1
2 3
6 6 Pandanaceae
1 3
2 5
7 Piperaceae 1
4 1
5 8 Polypodiaceae
3 2
5 9 Orchidaceae
1 2
2 4
10 Melastomataceae 1
1 1
3 11 Poaceae
2 1
1 3
12 Araliaceae 2
2 13 Asclepiadaceae
2 2
14 Dioscoreaceae 2
2 15 Hymenophyllaeae
2 2
16 Rubiaceae 1
1 2
17 Smilacaceae 1
1 1
2 18 Thelypteridaceae
1 1
2
Lanjutan Tabel 3.5
No. Suku
Jumlah jenis HSP
HPB HPA
Total 19 Vitaceae
1 1
2 20 Woodsiaceae
1 1
2 21 Zingiberaceae
1 1
2 22 Alangiaceae
1 1
23 Annonaceae 1
1 24 Apocynaceae
1 1
25 Aristolochiaceae 1
1 26 Asteraceae
1 1
27 Blechnaceae 1
1 28 Chloranthaceae
1 1
29 Cucurbitaceae 1
1 30 Cyatheaceae
1 1
31 Davalliaceae 1
1 32 Fabaceae
1 1
33 Grammitidaceae 1
1 34 Hydrangeaceae
1 1
35 Lomariopsidaceae 1
36 Lycopodiaceae 1
37 Maratheaceae 1
1 38 Menispermaceae
1 1
39 Moraceae 1
1 40 Oleandraceae
1 1
41 Ophioglossaceae 1
1 42 Primulaceae
1 1
43 Rhamnaceae 1
1 44 Salicaceae
1 1
45 Urticaceae 1
1 46 non det.
3 1
4
a
HSP: hutan subpegunungan; HPB: hutan pegunungan bawah; HPA: hutan pegunungan atas
Pembahasan
Inventarisasi jenis pada empat kategori, yaitu pohon, pancang, semai, dan tumbuhan bawah yang meliputi semak, herba, liana, dan paku-pakuan di kawasan
hutan pegunungan TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah diperoleh bahwa hutan pegunungan bawah di Torongkilo 1 500 m dpl memiliki kekayaan jenis yang
tinggi untuk semua kategori, diikuti hutan subpegunungan di Watukilo 900 m dpl dan terendah di hutan pegunungan atas di Torenali 2 300 m dpl.
Kekayaan jenis pohon yang diperoleh di hutan subpegunungan dalam penelitian ini 29 sampai 61 jenis lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh Wright et al. 1997 di Papua Nugini, Hamman et al. 1999 di Filippina, serta Kessler et al. 2005, dan Culmsee dan Pitopang 2009 di
kawasan TN. Lore Lindu sebanyak 92 sampai dengan 228 jenis. Namun, kekayaan jenis pohon yang diperoleh di hutan pegunungan bawah 61 jenis
hampir sama jika dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Gradstein et al. 2007, Culmsee dan Pitopang 2009, dan Culmsee et al. 2011 di kawasan yang
sama, serta Yamada 1975 di G. Gede Pangrango Jawa Barat sebanyak 30 sampai dengan 60 jenis.
Lanjutan Tabel 3.6
Tumbuhan bawah, khususnya herba dan paku-pakuan yang diperoleh dalam penelitian ini tergolong sangat rendah 14 sampai 36 jenis jika dibandingkan
dengan hasil yang diperoleh Poulsen dan Pedry 1995 di Bukit Belalong, Kalimantan pada ketinggian 1 100 m dpl 42 sampai 134 jenis, serta Cicuzza et
al
. 2010 di hutan subpegunungan 1 000 m dpl dan hutan pegunungan bawah 1 400 m dpl di TN. Lore Lindu, sebanyak 265 sampai 512 jenis. Rendahnya
kekayaan jenis yang ditemukan dalam penelitian ini kemungkinan lebih disebabkan oleh perbedaan metodologi yang digunakan, terutama karena luas area
pengamatan yang relatif lebih kecil.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kekayaan jenis pohon tidak mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya ketinggian tempat. Hasil
yang sama juga dilaporkan Cicuzza et al. 2010 untuk kelompok herba. Berbeda dengan hasil penelitian, antara lain Aiba dan Kitayama 1999, Culmsee dan
Pitopang 2009, dan Homeier et al. 2010, yang melaporkan bahwa kekayaan jenis mengalami penurunan dengan meningkatnya ketinggian tempat di atas
permukaan laut. Hasil ini memperkuat simpulan Gentry 1988 dan Grytenes dan Vertas 2002 bahwa kekayaan jenis pohon cenderung mengalami peningkatan
pada ketinggian antara 100 m dan 1 500 m, antara ketinggian 1 500 m dan 2 300 m terlihat sedikit penurunan, dan penurunan kekayaan jenis akan tampak jelas
pada ketinggian lebih dari 2 500 m dpl.
Berbeda halnya dengan pohon, pancang, semai, dan tumbuhan bawah khususnya kelompok herba, jenis paku-pakuan justru mengalami peningkatan
seiring dengan meningkatnya ketinggian seperti yang dilaporkan Kessler et al. 2011, dan kelompok liana cenderung mengalami penurunan kekayaan jenis
Parthasaranthy et al. 2003. Menurut Pausas dan Austin 2001 dan Brown et al. 2007 bahwa kekayaan jenis dipengaruhi oleh: 1 faktor geografi, dalam hal ini
imigrasi merupakan hal yang paling berpengaruh, 2 faktor biologi, berupa persaingan, pemangsaan, patogen, parasit dan hervibora serta fasilitas, dan 3
faktor lingkungan, berupa perbedaan sumberdaya, antara lain air atau unsur hara, dan perbedaan kondisi, antara lain suhu dan pH. Homeier et al. 2010
mengungkapkan bahwa rendahnya kekayaan jenis di hutan pegunungan atas, kemungkinan lebih disebabkan oleh suhu udara yang rendah dan curah hujan yang
tinggi. Konsekuensi dari dua faktor tersebut adalah terjadinya pencucian unsur hara, meningkatnya genangan air, lambatnya mineralisasi hara, dan berkurangnya
bahan organik.
Terlepas dari adanya perbedaan kondisi lingkungan, tingginya kekayaan jenis yang dijumpai di hutan pegunungan bawah pada ketinggian 1 500 m, lebih
disebabkan tidak adanya jenis yang sangat dominan dan tingginya presentase jenis yang hanya memiliki satu dan dan individu. Sebagai contoh, di hutan
subpegunungan dan hutan pegunungan atas yang masing-masing didominasi jenis C. buruana
dan P. hypohylla dengan INP mencapai 86.97 dan 70.2 Bab 4. Menurut Davidar et al. 2005, Wang 2007, dan Sasaki Lauenroth 2011,
hilangnya jenis dominan dapat mengurangi persaingan dalam persaingan sumberdaya yang terbatas, dan meningkatkan keanekaragaman. Barbour et al.
1987 mengungkapkan bahwa adakalanya kekayaan jenis berkorelasi positif dengan keanekaragaman jenis, namun kondisi lingkungan pada setiap lokasi
penelitian bersifat heterogen, sehingga penurunan kekayaan jenis dapat disertai dengan peningkatan keanekaragaman.
Hasil analisis indeks keanekaragaman Shannon, secara keseluruhan ketiga tipe hutan pegunungan dan kategori memiliki keanekaragaman sedang sampai
tinggi 2.51 ≤ H ≤ 3.68 berdasarkan klasifikasi Barbour et al. 1987. Indeks
keanekargaman jenis tertinggi diperoleh pada kategori pohon, pancang dan tumbuhan bawah di hutan pegunungan bawah, dan terendah di hutan pegunungan
atas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya perbedaan keanekaragaman jenis seiring dengan bertambahnya ketinggian tempat. Hasil
yang sama juga dijumpai Setiadi 2005 di Nusa Tenggara Timur. Menurut Sagar et al
. 2003, keanekaragaman jenis sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, terutama karena variasi biogeografi, habitat, dan gangguan.
Simpulan
Dijumpai sebanyak 310 jenis tumbuhan pada tiga tipe hutan pegunungan yang tergolong dalam 129 marga dan 106 suku, meliputi 117 jenis pohon, 96 jenis
pancang, 116 jenis semai, dan 121 jenis tumbuhan bawah. Terdapat perbedaan jumlah jenis tumbuhan pada setiap tipe hutan yang
diteliti. Hutan pegunungan bawah memiliki jumlah jenis tertinggi dan terendah di hutan subpegunungan.