jenis pohon Kessler et al. 2005; Gradstein et al. 2007; Culmsee Pitopang 2009, Culmsee et al. 2010, 2011, tumbuhan bawah, termasuk paku-pakuan Schulze et
al . 2004; Ramadhanil et al. 2008; Cicuzza et al. 2010; Kessler et al. 2011;
Willinghöfer 2011, dan struktur hutan Dietz et al. 2007, sebagian besar dilakukan pada zona hutan subpegunungan dan pegunungan bawah. Selain itu,
penelitian sebagian besar penelitian hanya difokuskan pada jenis-jenis pohon dbh ≥10 cm. Oleh karena itu, penelitian secara lebih komprehensif masih sangat
diperlukan untuk mengungkap karakteristik ekologi pada setiap zona hutan pegunungan di Sulawesi Tengah, sebagai upaya perlindungan dan pelestarian
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keanekaragaman jenis vegetasi di hutan pegunungan TN. Lore
Lindu, Sulawesi Tengah? 2. Bagaimana komposisi komunitas vegetasi di hutan pegunungan di TN. Lore
Lindu, Sulawesi Tengah? 3. Bagaimana struktur hutan pegunungan di TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menginventarisasi keanekaragaman jenis vegetasi hutan pegunungan.
2. Mempelajari komposisi komunitas vegetasi penyusun hutan pegunungan. 3. Mempelajari struktur tegakan hutan pegunungan di TN. Lore Lindu, Sulawesi
Tengah.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data tambahan tentang ekosistem hutan pegunungan di TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah sebagai salah
satu kawasan konservasi terbesar di Sulawesi, serta informasi kepada pihak-pihak terkait dalam upaya pengelolaan dan pelestarian keanekaragaman hayati dan
ekosistemnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Taman Nasional Lore Lindu Letak dan Luas
Taman Nasional Lore Lindu secara resmi dikukuhkan oleh sebagai taman nasional pada tanggal 23 Juni 1999 berdasarkan SK. Menhutbun No. 464Kpts-
II1999 dengan luas kawasan 217.991,18 ha, sedangkan untuk pengelolaannya, sejak tanggal 1 Februari 2007 diserahkan kepada Balai Besar TN. Lore Lindu
berdasarkan
Peraturan Menteri
Kehutanan No.
P.03Menhut-II2007 TNCBTNLL 2002. Taman Nasional Lore Lindu juga ditunjuk oleh UNESCO
sebagai salah satu dari tujuh cagar biosfer di Indonesia pada tahun 1977 dan selanjutnya
ditetapkan pada
tahun 1993
http:www.mab- indonesia.orgcagar.php.
Secara geografis, Taman Nasional Lore Lindu terletak antara 119
o
58 –
120
o
16 Bujur Timur dan 01
o
8 – 01
o
3 Lintang Selatan, dan secara secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Poso dan Sigi. Bagian utara, taman
nasional ini berbatasan dengan dataran lembah Palu dan Palolo, sebelah selatan berbatasan dengan dataran lembah Bada, sebelah timur berbatasan dengan dataran
lembah Napu dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Lariang dan dataran lembah Kulawi TNCBTNLL 2002.
Karakteristik Ekologi
Taman Nasional Lore Lindu memiliki topografi yang bervariasi mulai dari datar, landai agak curam, curam hingga sangat curam, dengan kawasan hutan
pegunungan yang tersebar antara ketinggian 500 sampai dengan 2 600 m dpl Erasmi et al. 2004. Menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Fergusson,
bagian utara kawasan TN. Lore Lindu memiliki tipe iklim CD dengan curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 855-1200 mm per tahun; bagian timur
bertipe iklim B dengan curah hujan berkisar antara 344-1400 mm per tahun; dan bagian barat bertipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 1200 mm per tahun
TNCBTNLL 2002. Secara umum, rata-rata suhu udara di kawasan ini berkisar antara 25-26
o
C, dengan rata-rata curah hujan di atas 2500 mm per tahun dan dan memiliki kelembapan yang tinggi 85-95 Whitten et al. 1987.
Lapisan tanah di daerah pegunungan umumnya berasal dari batuan asam seperti gneisses, shists dan granit yang memiliki sifat peka terhadap erosi.
Formasi lakustrin banyak ditemukan pada danau di bagian timur kawasan dengan bahan endapan dari campuran batuan sedimen, metaforik dan granit. Sedangkan di
bagian barat ditemukan formasi aluvium yang umumnya berbentuk kipas aluvial. Sumber bahan aluvial ini berasal dari batuan metamorfik dan granit. Jenis tanah
di kawasan TN. Lore Lindu juga bervariasi, dari entisol, inseptisol, alfisol dan sebagian kecil ultisol TNCBTNLL 2002.
Cannon et al. 2005 melaporkan bahwa tipe hutan di TN. Lore Lindu tersebar dari hutan daratan rendah sampai hutan pegunungan atas. Sebagian besar
kawasan hutan dalam kondisi baik Cannon et al. 2007 Gambar 2.1, dengan kekayaan jenis pohon dapat yang hampir sama jika dibandingkan dengan
Kalimantan dan kawasan hutan lain di Sulawesi Culmsee Pitopang 2009.
Hutan Tropis Pegunungan
Pola geografis zonasi vegetasi, komposisi floristik, dan struktur hutan hujan tropis pegunungan ditemukan pada sepanjang gradien garis lintang latitude di
Asia selatan dan timur Ohsawa 1991. Hutan tropis pegunungan terletak pada ketinggian yang berkisar antara 500 dan 4 000 m dpl pada tiga wilayah tropis
Afrika, Amerika dan Asia Gambar 2.2, namun ada beberapa wilayah di dunia, khususnya pulau-pulau vulkanik kemungkinan berada pada ketinggian 300 m dpl
Kapelle 2004.
Secara umum, hutan hujan tropis pegunungan di daerah khatulistiwa equator terdapat pada ketinggian di atas 1 000 m dpl yang dibagi ke dalam
empat tipe, yaitu hutan subpegunungan submontane forest hutan pegunungan bawah lower montane forests, hutan pegunungan atas upper montane forests,
dan hutan subalpine subalpine forests Ohsawa 1991; Kapelle 2004; Göltenboth et al
. 2006; Moore Garant 2008. Komposisi dan struktur hutan pegunungan memiliki perbedaan dengan hutan dataran rendah akibat adanya faktor pembatas,
antara lain curah hujan, berkurannya fotosintesis akibat kurangnya radiasi matahari, rendahnya evapotranspirasi, paparan angin kencang, dan terbatasnya
unsur hara Kapelle 2004. Gambar 2.1 Kondisi hutan di TN. Lore Lindu, Sulawesi Tengah
dimodifikasi dari Cannon et al. 2007.