0.83 0.88 0.37 0.45 INTRODUKSI DI DUA AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS

Penurunan keragaan daya hasil pada semua genotipe di dataran rendah, memberikan kenyataan bahwa seleksi untuk perbaikan dan peningkatan potensi hasil akan lebih efektif dan optimal jika dilakukan di dataran tinggi. Di lain pihak perbaikan untuk karakter toleransi suhu tinggi dan pencarian karakter seleksi akan lebih optimal jika dilakukan di lingkungan bercekaman suhu tinggi. Dari 15 karakter morfoagronomi dan komponen hasil yang diamati, karakter yang dapat digunakan sebagai penciri karakter toleransi suhu tinggi yaitu karakter yang dapat membedakan genotipe toleran dan peka dengan kriteria secara signifikan dipengaruhi oleh faktor genotipe dan karakter yang pengaruh agroekosistemnya nyata. Pengelompokkan Genotipe Gandum Berdasarkan Toleransinya Terhadap Suhu Tinggi Indeks Sensitivitas Suhu Tinggi dan Analisis Komponen Utama Indeks sensitivitas merupakan ukuran yang menggambarkan simpangan nilai genotipe dari lingkungan optimum ke lingkungan bercekaman suhu tinggi. Semakin tinggi nilai indeks sensitivitas berarti semakin besar penurunan penampilan fenotipenya. Genotipe toleran merupakan genotipe yang memiliki simpangan penampilan fenotipe yang lebih rendah dibanding genotipe yang lain. Tabel 10. Indeks Sensitivitas 12 Genotipe Gandum Gen TT UB UP LDB KDB PM JSP JFH RFH JBM BBM BBT 1 1.03 -0.14 1.03 -0.55

1.20 0.83 0.88 0.37 0.45

0.70 0.91 0.99 2 1.27 4.71 1.39 3.10 0.98 1.41 1.40 0.31 0.61 1.09 1.07 1.02 3 1.42 -1.91 0.67 2.25 1.42 1.48 1.37 0.50 0.78 1.09 1.07 1.04 4 1.33 3.27 0.64 2.55 1.55 1.34 1.29 0.95 1.12 1.23 1.11 1.02 5 1.16 -0.46 0.89 1.33 0.83 0.97 0.98 2.34 2.02 1.11 1.07 1.03 6 0.72 -0.83 0.64 -0.02 0.76 0.45 0.29 1.88 1.33 1.15 1.06 1.01 7 0.77 -0.58 0.75 0.97 0.74 0.66 0.65 1.31 1.10 0.94 0.96 0.98 8 0.80 0.52 1.11 0.94 1.15 0.92 1.25 0.69 0.85 0.81 0.92 0.97 9 0.52 0.95 0.69 -1.00 0.64 0.75 0.87 1.30 1.16 0.95 0.99 1.01 10 0.89 1.16 1.31 -0.08 1.09 0.94 1.14 0.78 0.92 0.85 0.90 0.97 11 1.22 2.34 1.44 1.30 0.61 1.22 0.90 0.92 0.93 0.96 0.90 0.96 12 0.87 2.98 1.41 1.20 1.03 1.03 0.98 0.64 0.72 1.12 1.06 1.02 Keterangan : Gen = genotipe; 1. Oasis; 2. HP1744; 3. LAJ; 4. Rabe; 5. H-21; 6. G-21; 7. G-18; 8. Menemen; 9. Basribey; 10. Alibey; 11. Selayar; 12. Dewata; TT = tinggi tanaman; UB = umur berbunga; UP = umur panen; LDB = luas daun bendera; KDB = kehijauan daun bendera; PM = panjang malai; JSP = jumlah spikeletmalai; JFH = jumlah floret hampa; RFH = rasio floret hampa; JBM = jumlah bijimalai; BBM = bobot bijimalai; BBT = bobot bijitanaman. Nilai indeks sensitivitas 12 genotipe gandum pada 12 karakter amatan disajikan pada Tabel 10. Pada tabel ini memperlihatkan bahwa terdapat variasi nilai indeks sensitivitas baik pada satu karakter di 12 genotipe maupun pada satu genotipe didua belas karakter amatan. Genotipe Oasis merupakan genotipe toleran untuk karakter umur berbunga, luas daun bendera, jumlah floret hampa, dan rasio floret hampa. Genotipe HP1744 merupakan genotipe toleran untuk karakter jumlah floret hampa. Genotipe LAJ merupakan genotipe toleran untuk karakter umur berbunga dan jumlah floret hampa. Genotipe Rabe dan Dewata merupakan genotipe sensitif untuk semua karakter amatan. Dari hasil ini diketahui bahwa belum ada genotipe gandum yang betul-betul toleran untuk semua karakter amatan. Perbedaan nilai indeks sensitivitas pada karakter-karakter amatan di satu genotipe dapat menyulitkan pengelompokkan toleransi genotipe terhadap suhu tinggi. Analisis multivariet berbasis indeks sensitivitas merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis indeks sensitivitas semua karakter dan semua genotipe uji secara bersama yang diringkas dalam grafik biplot. Gambar 3. Grafik Biplot Genotipe dan Karakter Berdasarkan Indeks Sensitivitas OASIS HP 1744 LAJ RABE H-21 G-21 G-18 MENEMEN BASRIBEY ALIBEY SELAYAR DEWATA TT UB UP LDB KDB PM JSP JFH RFH JBM BBM BBT -0.800 -0.600 -0.400 -0.200 0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 -1.500 -1.000 -0.500 0.000 0.500 1.000 1.500 KU 1 KU 2 Hasil analisis biplot yang disajikan pada Gambar 3 memperlihatkan bahwa genotipe – genotipe yang diuji dikelompokkan ke dalam empat kelompok dan karakter – karakter yang diamati dikelompokkan ke dalam dua kelompok. Karakter jumlah floret hampa JFH, rasio floret hampa RFH, jumlah bijimalai JBM, bobot bijimalai BBM, dan bobot bijitanaman BBT dikelompokkan ke dalam satu kelompok, sedangkan karakter amatan yang lain dikelompokkan pada kelompok yang lain. Berdasarkan keempat karakter tersebut, genotipe Alibey, Basribey, dan Oasis merupakan genotipe toleran. Sementara itu genotipe Dewata, Selayar, HP1744, dan Rabe merupakan genotipe – genotipe sensitif suhu tinggi untuk semua karakter amatan. Fenologi Reproduksi Plasma Nutfah Gandum di Dua Agroekosistem Genotipe – genotipe gandum yang ditanam di dua agroekosistem menunjukkan perilaku fenologi reproduksi yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan, di dataran tinggi secara umum tanaman gandum memasuki fase heading sekitar pukul 11.00-13.00, lamanya waktu perkembangan dari booting phase ke heading phase 4-6 hari, sementara di dataran rendah lamanya waktu perkembangan dari booting phase ke heading phase terjadi lebih cepat dengan waktu berkisar 2-4 hari dan memasuki fase heading berkisar dari pukul 10.00 – 11.30. Pada genotipe-genotipe yang sensitif, cekaman suhu tinggi di dataran rendah menurunkan jumlah polen dan fertilitas polen secara signifikan Gambar 4 dan Gambar 4. Pada Gambar 4 terlihat bahwa penurunan jumlah dan fertilitas polen pada genotipe Selayar dan Rabe di dua agroekosistem tidak berbeda nyata, yang berarti bahwa penampilan genotipe-genotipe tersebut untuk karakter ini stabil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada mekanisme adaptasi gandum untuk tetap mempertahankan penampilannya baik di lingkungan optimal maupun di lingkungan bercekaman suhu tinggi. Barnabas et al. 2007 menjelaskan bahwa penurunan fertilitas polen dan kehampaan malai disebabkan oleh terganggunya proses mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis. Ada beberapa protein yang berperanan dalam proses tersebut terdenaturasi karena pengaruh suhu tinggi. Gambar 4. Fertilitas Polen Beberapa Genotipe Gandum Berdasarkan Metode Pewarnaan di Dua Agroekosistem Gambar 5. Morfologi Polen Beberapa Genotipe Gandum a. Alibey di Cipanas; b. Alibey di BIOTROP; c. Dewata di Cipanas; d. Dewata di