KARAKTERISTIK BAHAN BAKU FORMULASI BAHAN

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. KARAKTERISTIK BAHAN BAKU

Karakterisasi bahan baku merupakan salah satu langkah awal dalam mengidentifikasi kandungan dan komposisi yang ada dalam bahan pembuat co-composting bagas dan blotong. Analisa pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kandungan dan komposisi campuran yang digunakan pada pembuatan kompos dengan teknik co-composting sebelum dilakukan pencampuran. Adapun kandungan kimia yang ada pada bagas dan blotong terdapat pada Tabel 5. Tabel 5 . Kandungan blotong dan bagas Parameter Blotong Bagas Bahan organik 14,8 78,840 Nitrogen 0,30 0,21 Karbon 8,215 38,620 CN ratio 26,93 160,92 Fosfor 0,17 1,755 Kalium 0,034 0,119 Kalsium 1,05 0,385 Besi 0,312 0,097 Aluminium 0,269 0,068 Mangan 0,029 0,0000017 Magnesium 0,0024 0,047 Kadar air 72,69 17,35 Bagas memiliki kandungan bahan organik yang tinggi 78,84 dan kadar karbon yang cukup tinggi juga 38,62. Hal ini disebabkan karena bagas berasal dari batang tebu yang digiling sehingga bagas banyak mengandung serat dan selulosa. Karena berasal dari tebu yang digiling maka kadar air dalam bagas pun rendah yaitu sebesar 17,35. Sedangkan blotong memiliki kadar air yang tinggi 72,69 dan juga kadar nitrogen yang cukup 0,30. Gabungan kedua bahan tersebut diharapkan dapat menciptakan kondisi yang ideal untuk mikroorganisme perdegradasi berkembang, karena terdapat cukup sumber karbon sebagai sumber energi dan sumber nitrogen yang cukup untuk sintesis protein. Kandungan lain yang ada pada bagas dan blotong adalah fosfat dan kalium. Kandungan fosfat pada bagas adalah 1,755 sedangkan pada blotong sebesar 0,170. Kandungan kalium pada bagas adalah 0,119, sedangkan pada blotong sebesar 0,035. Kedua kandungan termasuk dalam kandungan hara yang penting karena dibutuhkan oleh tanah. Kandungan hara bermanfaat sebagai sumber energi utama mikroorganisme di dalam tanah. Apabila digunakan sebagai mulsa, maka ia akan mengontrol kehilangan air evaporasi dari permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat mencegah erosi tanah.

4.2. FORMULASI BAHAN

Formulasi bahan merupakan langkah untuk mengkombinasikan dan menemukan komposisi terbaik antara bahan utama yaitu bagas dan blotong untuk proses co-composting. Formulasi digunakan 20 juga sebagai salah satu cara dalam menentukan kandungan nilai CN bahan pengompos agar mendapatkan nilai yang mendekati nilai CN yang baik dan mendapatkan proses pengomposan yang berkualitas. Menurut Djaja 2008 idealnya untuk bahan baku kompos dipilih dan dicampur dalam proporsi tepat untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Selain itu, karakteristik bahan yang harus diperhatikan dalam pencampuran bahan baku adalah nilai perbandingan jumlah karbon C dengan nitrogen. Pada penelitian ini nilai CN awal ditetapkan sebesar 30, 40, dan 50. Berdasarkan nilai CN awal yang telah ditentukan, akan dilakukan perhitungan. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan rumus : Nilai CN C C N N Pendekatan rumus ini digunakan untuk mengetahui nilai CN berdasarkan bobot bahan baku yang telah ditentukan. Total bahan baku kompos yang digunakan ditentukan sebanyak 5 kg berat kering, perhitungan formulasi CN bahan baku kompos terdapat pada Lampiran 2. Komposisi bagas dan blotong untuk nilai CN awal 30,40,dan 50 dapat dilihat pada tabel 6 Tabel 6. Komposisi awal bahan CN awal Bobot total Blotong Bagas kg kg 30 5 4,87 0,13 40 5 4,42 0,58 50 5 4 1 Pada Tabel 6 terlihat bahwa komposisi blotong pada campuran bahan lebih besar jika dibandingkan dengan bagas. Akan tetapi bagas memiliki karakteristik kekambaan bulking agent yang cukup tinggi sehingga dapat menyeimbangkan campuran tersebut. Kekambaan tersebut berguna untuk mempermudah sirkulasi dan aliran udara untuk masuk ke dalam bahan pengompos. Kandungan air dan nitrogen yang rendah pada bagas dapat ditutupi oleh blotong. Blotong memliliki kadar air dan kadar nitrogen yang cukup tinggi untuk mendukung proses pendegradasian bahan organik. Pada tabel diatas terlihat bahwa semakin tinggi nilai CN awalnya maka kandungan bagasnya akan semakin tinggi, sehingga dapat dipastikan bahwa tumpukan akan semakin tinggi

4.3. PERUBAHAN SELAMA PROSES CO-COMPOSTING