Sistem Imun Udang Immune Parameters, Survival, and Growth of Giant Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii Fed with Different Levels of β-glucan (0%, 0,075%, 0,15%, and 0,225%) Suplemented Diets.

Pergantian kulit pada udang dapat terjadi pada kondisi lingkungan yang baik dan ketersediaan makanan yang cukup. Frekuensi molting udang akan meningkat pada temperatur yang lebih tinggi. Selama molting, absorpsi oksigen menjadi kurang efisien dan udang yang mati selama molting biasanya disebabkan oleh hypoxia. Sesaat setelah molting, karapas masih lunak dan menjadi rentan terhadap predasi dari sesamanya. Tabel 1. Parameter kualitas air untuk pemeliharaan udang galah Parameter Kisaran Nilai Batas Lethal maksimum Temperatur o C 25-30 12 ; 35 pH 7,0-8,0 9,5 Oksigen terlarut mgl 3-7 1 Salinitas mgg 10 - Kecerahan cm 25-40 - Alkalinitas mgl CaCO 3 eq 20-60 - Total Hardness dalam mgl CaCO3 30-150 - Ammonia tidak terionisasi mgl 0,3 0,5 pada pH 9,5 1,0 pada pH 9,0 2,0 pada pH 8,5 Nitrit mgl 2 - Nitrat mgl 10 - Sumber: New 2002

2.2 Sistem Imun Udang

Imunitas merupakan sifat resisten terhadap infeksi suatu penyakit. Imunitas dipengaruhi oleh sistem imun tubuh yang merupakan gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi Baratawidjaja 2006. Resistensi dapat dilihat dari kelangsungan hidup maupun respons imun yang dihasilkan berupa reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul- molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya. Sistem imun yang terdapat pada krustasea secara umum adalah sistem imun nonspesifik innate. Krustasea sangat bergantung kepada sistem imun nonspesifik untuk mengenal dan menghancurkan secara cepat dan efisien material asing termasuk patogen yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh tidak dimilikinya respons imun spesifik pada tubuh krustasea Vargas-Albores dan Yepiz-Plascencia 2000. Imunostimulasi merupakan strategi alternatif untuk menyiapkan sistem pertahanan imun udang sehingga meningkatkan resistensi udang melawan bakteri patogen Rodriguez dan Lee Moullac 2000. Sistem imun udang meliputi reaksi selular dan humoral yang terkait dengan hemolymph udang. Beberapa parameter imun yang berhubungan dengan hemolimph seperti perhitungan total haemocyte THC, diferensial haemocyte count DHC, aktivitas fagositosis AP dan aktivitas phenoloxydase PO telah digunakan untuk evaluasi pengaruh imunostimulator pada udang Li et al. 2008. Haemocyte memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem pertahanan udang terhadap infeksi patogen. Haemocyte udang diklasifikasikan berdasarkan keberadaan granula sitoplasma yaitu sel granular, semi granular, dan sel hyaline. Sel granular merupakan tipe sel terbesar dengan nukleus berukuran relatif kecil dan aktif dalam penyimpanan dan pelepasan prophenoloxydase system dan cytotoxicity. Sel hyaline merupakan tipe sel yang paling kecil dengan rasio nukleus sitoplasma tinggi dan granula sitoplasma yang relatif sedikit. Sel ini berperan dalam proses fagositosis. Sel semigranular merupakan tipe sel diantara sel granular dan sel hyaline dan berperan aktif dalam proses enkapsulasi Rodriguez dan Lee Moullac 2000. Haemocyte bekerja aktif mengeluarkan partikel asing dalam hemocoel melalui fagositosis, enkapsulasi, dan agregasi nodular. Fagositosis merupakan reaksi yang paling umum dalam pertahanan selular udang. Mekanisme kerja fagositosis dimulai dengan proses pelekatan dan penelanan partikel ke dalam sel fagosit. Fagosit tersebut kemudian akan membentuk fagosome dan akan menyatu dengan lysosome membentuk phagolysosome yang akan menghancurkan mikroorganisme dan mengeluarkannya dari dalam sel melalui proses digestion Rodriguez dan Lee Moullac 2000. Haemocyte juga berfungsi dalam proses enkapsulasi dan dalam formasi melanin pada fase akhir penyembuhan atau perbaikan luka. Haemocyte juga berperan dalam membawa dan melepaskan prophenoloxydase system proPO, penyembuhan luka melalui cellular clumping, serta aktif dalam sintesa dan pelepasan molekul penting haemolimph seperti peptida antimikroba, aglutinin, dan α 2 -macroglubulin α 2 M Rodriguez dan Lee Moullac 2000.

2.3 β-glukan

Dokumen yang terkait

Tumor Necrosis Factor-α, Interleukin-1 And Interleukin-6 Serum Levels And Its Correlation With Pain Severity In Chronic Tension-Type Headache Patients : Before and After Dexketoprofen Administration

0 55 11

ANALYSIS OF GROWTH AND SURVIVAL RATE BAGRID CATFISH LARVAE (Mystus nemurus) WITH DIFFERENT OF EARLY FEED

0 8 8

Parameter imunitas, sintasan, dan pertumbuhan udang galah Macrobrachium rosenbergii yang diberi pakan dengan suplementasi β glukan 0%, 0,075%, 0,15%, dan 0,225%

1 4 43

Growth Performance and Digestive Organ Weight of Broilers Fed Different Levels of Shrimp Waste Meal Fermented with Bacillus sp.

0 6 8

In vitro Fermentability and Digestibility of Ruminant Diets Suplemented with Organic Chromium and Lingzhi (Ganoderma lucidum)

0 8 84

Performances of Broilers Fed Corn-Soya-Falm Kernel Meal Diets Suplemented With DL-Methionine

0 6 15

KOMBINASI PEMBERIAN ARTEMIA SP. DAN KUNING TELUR BEBEK TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH UDANG GALAH (MACROBRACHIUM ROSENBERGII DE MAN) - The Combination Of Artemia Sp. And Duck Egg Yolk On Survival Rate And Growth Rate Of Giant Prawn Fry

0 1 16

Quorum sensing-disrupting compounds protect larvae of the giant freshwater prawn Macrobrachium rosenbergii from Vibrio harveyi infection.

0 0 4

OPTIMIZING THE UTILIZATION OF NILE TILAPIA (Oreochromis niloticus Linn.) AS GROWTH AND SURVIVAL RATE BIOCATALYST PRAWNS (Macrobrachium rosenbergii de Man).

0 0 6

Mitochondrial COI gene Sequence of giant freshwater prawn, Macrobrachium rosenbergii: An assessment of a community-based stock enhancement programme in Petagas River, Sabah, Malaysia

0 0 9