MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM
SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT
(Studi pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :
Fifi Sartika
08220382

Dosen Pembimbing :
Nurudin, M.Si
Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Judul Skripsi

: Fifi Sartika
: 08220382
: Ilmu Komunikasi
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
: MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER
DESA
DALAM
SOSIALISASI
KELUARGA
BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA
TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang,

Kabupaten Malang)

Disetujui,
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Nurudin, M.Si

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Nurudin, M.Si

i

LEMBAR PENGESAHAN


Nama

: Fifi Sartika

NIM

: 08220382

Konsentrasi

: Jurnalistik

Judul Skripsi

: MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER
DESA

DALAM


SOSIALISASI

KELUARGA

BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT DI DESA
TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang
Kabupaten Malang)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS/TIDAK LULUS
Pada hari
Tanggal
Tempat

: .........................
: .........................
: .........................


Mengesahkan,
Dekan FISIP UMM

Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :
1. Sugeng Winarno, MA
2. Roziana Febrianita, S.Sos
3. Nurudin, M.Si
4. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

(
(
(
(

)
)
)
)


ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Fifi Sartika
Tempat, tanggal lahir : Surakarta, 6 Juni 1990
NIM
: 08220382
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM
SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB) PADA MASYARAKAT
DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di Desa Tumpang Kabupaten Malang)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun

seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
denagn ketentuan yang berlaku.

Malang, 2 Mei 2012
Yang Menyatakan,

Fifi Sartika

iii

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.


Nama
: Fifi Sartika
NIM
: 08220382
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Jurnalistik
Judul Skripsi : MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER
DESA DALAM SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA (KB)
PADA MASYARAKAT DI DESA TUMPANG (Studi pada Kader di
Desa Tumpang Kabupaten Malang)
7. Pembimbing : 1. Nurudin, M.Si
2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si
8. Kronologi Bimbingan
Paraf Pembimbing
Tanggal


Pembimbing
I

Pembimbing
II

Keterangan

17 Nov 2011

ACC Judul

29 Des 2011

Seminar Proposal

4 Januari 2012

ACC Proposal


15 Maret 2012

ACC Bab I

15 Maret 2012

ACC Bab II

15 Maret 2012

ACC Bab III

15 Maret 2012

ACC Bab IV

20 April 2012

ACC Bab V


21 April 2012

ACC
Naskah

Malang, 2 Mei 2012
Pembimbing I

Nurudin, M.Si

Seluruh

Pembimbing II

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbilalamin, penulis ucapkan syukur yang tak terhingga
atas nikmat dan lindunganNya sehingga penulis diberi berbagai kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Komunikasi Kesehatan Kader Desa
dalam Sosialisasi Keluarga Berencana di Desa Tumpang. Penelitian ini
menggambarkan bagaimana model komunikasi yang digunakan kader desa
sebagai lini terbawah yang memegang peranan penting dalam mensosialisasikan
Keluarga Berencana pada msyarakat sekitarnya.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana S1 Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang. Hal ini juga dimaksudkan agar mahasiswa
dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama dibangku perkuliahan secara
langsung, khususnya pada bidang sosial masyarakat.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah membantu
sebelum, selama, dan setelah penulis mengerjakan skripsi. Secraa khusus penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada orang tua yang sangat
penulis sayangi, Papi Hariyanto yang selalu sabar mengingatkan, memberi
nasehat, dan doa yang tiada henti, Mami Sri Hartini yang juga sangat sabar
memberi nasihat, mendidik, memberi semangat, dan selalu menuruti permintaan si
kecil. Serta untuk kakak-kakak tersayang Whike Nur Arini dan Atik Rahmawati
yang sering menemani belajar dan memberi inspirasi pada penulis. Semoga yang
penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan Papi, Mami dan
kakak-kakakku tercinta.
Melalui kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhadhir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang;
2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si sebagai Dekan Fakulats Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Muhammadiyah Malang;
3. Bapak Nurudin, M.Si Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik sekaligus Pembimbing yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis;
4. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si yang juga sebagai pembimbing yang
juga telah meluangkan waktunya untuk memberi masukan, nasehat yang
berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;

v

5. Bapak Sugeng Winarno, MA sebagai dosen wali yang telah mengarahkan
dan memberi masukan bagi penulis dan teman-teman sekelas lainnya
tentang skripsi;
6. Seluruh dosen dan staff pengajar Departemen Ilmu Komunikasi, terutama
dosen saya yang baik Bapak Himawan Sutanto, M.Si yang sudah memberi
nasehat, pendapat dan inspirasi tentang masa depan, serta Bu Widiya
Yutanti, MA yang juga telah menginspirasi dan memberi pengalaman bagi
penulis;
7. Orang yang paling baik dan sabar, AA. Raditya Putra Wijaya yang selalu
ada, siap membantu, memotivasi setiap waktu, menghibur disaat galau,
memberi masukan, inspirasi dan teladan yang luar biasa bagi penulis;
8. Genk Manis Manja, antara lain Ranidya Rhanz, Adelina Selephy, Ina
Caplyn, Rea Ribie dan sahabat-sahabat di Kakang Mbakyu, Pilar EO, dan
semua teman-teman semua yang banyak memberikan pelajaran tentang
kehidupan serta hari-hari yang menyenangkan selama kita kuliah;
9. Untuk ibu-ibu kader yang ramah dan siap membantu penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini dengan baik;
10. Dan terakhir, terima aksih kepada teman-teman atau pihak yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu atas segala bantuannya telah menjadi teman
penulis selama kuliah. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin selamanya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan maaf atas segala
kekhilafan pada semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Wassalamualaikum Wr Wb

Malang, 2 Mei 2012
Penulis,

Fifi Sartika

vi

ABSTRAKSI

Fifi Sartika, 08220382
MODEL KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM
SOSIALISASI KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi
pada Kader di Desa Tumpang, Kabupaten Malang)
Pembimbing : 1. Nurudin, M.Si; 2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si
Bibliografi : 25 buku + 1 skripsi + 5 website
(xvi + 110 lembar + 4 tabel + 3 lampiran)
Kata Kunci: model komunikasi kesehatan, sosialisasi, kader desa,
keluarga berencana.
Sosialisasi KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu program penting
dalam pembangunan bidang kependudukan yang berdampak pada kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan bidang ini memiliki tujuan untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mencegah
munculnya keluarga besar dengan jumlah anak yang banyak. Sedangkan di Desa
Tumpang yang menjadi tempat penelitian, tingkat kelahiran termasuk sangat
tinggi, dalam tempo hampir tiga bulan (Januari-Maret) saja, telah lahir 401 anak.
Pada kenyataannya, kemampuan pemerintah dalam mensosialisasikannya
tidak menyentuh hingga masyarakat lini bawah atau daerah pedesaan, sedangkan
masyarakat sangat membutuhkan informasi yang jelas tentang KB. Oleh karena
itu dihadirkanlah kader desa untuk melakukan komunikasi kesehatan pada wargawarga disekitarnya. Kehadiran kader seharusnya mampu berpengaruh pada
penurunan angka kelahiran, namun tidak dengan di Desa Tumpang. Jumlah kader
di desa ini cukup banyak, yaitu 356 orang, tetapi belum dapat memberikan
kontribusi pada penurunan angka kelahiran, salah satunya melalui sosialisasi KB.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mempelajari dan meneliti bagaimana model
komunikasi kesehatan yang dilakukan kader pada masyarakat selama ini dalam
proses sosialisasi KB. Selain meneliti tentang model komunikasi kesehatan,
peneliti juga ingin mengetahui kelemahan dan kelebihan komunikasi kesehatan
yang muncul setelah penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbang pemikiran tentang model
komunikasi pembangunan pada umumnya dan komunikasi kesehatan khususnya,
dalam hal ini sosialisasi program keluarga berencana di pedesaan yang
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Desa Tumpang Kabupaten Malang.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualititatif dengan tipe
penelitian deskriptif. Sedangkan informasi dan data yang digunakan telah
dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Kader desa
yang aktif dalam sosialsasi KB dijadikan sebagai sampel penelitian, dimana
pengambilannya menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini dilakukan
melalui penentuan karakteristik kader meliputi keaktifan dalam melakukan
sosialisasi KB, keikutsertaan pada kegiatan-kegiatan kader, serta pengalaman
yang lebih dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

vii

Dari data yang diperoleh di lapangan, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa model komunikasi yang mencerminkan proses sosialisasi KB oleh kader
adalah model interaksi Wilbur Schramm yang terjadi secara tatap muka. Kader
memiliki banyak persamaan dengan masyarakat baik bidang budaya, bahasa dan
kelas sosial, sehingga mampu menjalin komunikasi yang lebih efektif, dan ini
termasuk kelebihan yang model komunikasi kesehatan berbasis budaya. Selain itu,
tingginya tingkat kelahiran di Desa Tumpang ternyata bukan semata-mata karena
kurangnya kinerja kader atau kurangnya kesadaran masyarakat untuk ber-KB,
melainkan karena banyaknya remaja usia dini (dibawah 20tahun) yang menikah
dan langsung ingin memiliki anak, dan lebih lagi ini terjadi karena keterbatasan
ekonomi untuk bisa menyekolahkan anak-anak hingga tingkat yang lebih tinggi,
dan ini termasuk kelemahan komunikasi yang terjadi karena pengaruh mitos dan
budaya tradisional.
Dari fakta tersebut dapat direkomendasikan: 1. Meningkatkan reward bagi
para kader agar lebih bersemangat dalam bekerja; 2. Perlu pembekalan lebih bagi
kader tentang kesehatan reproduksi dan pernikahan usia dini agar dapat
disampaikan pada masyarakat; 3. Mengajak seluruh komponen masyarakat untuk
meningkatkan kesadaran menempuh pendidikan tinggi dan menghindari pergaulan
bebas; 4. Petugas kesehatan resmi seperti dokter dan bidan untuk sering terjun
bersama kader untuk menjelaskan salah persepsi masyarakat tentang alat-alat KB.

Malang, 2 Mei 2012
Peneliti,

Fifi sartika

Menyetujui,
Pembimbing I,

Nurudin, M.Si

Pembimbing II,

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si

viii

ABSTRACT

Fifi Sartika, 08220382
HEALTH COMMUNICATION MODEL OF VILLAGE CADRES
SOCIALIZATION OF KELUARGA BERENCANA IN THE SOCIETY
(Studies in Tumpang Village Cadre, Malang)
Advisor: 1. Nurudin, M.Si; 2. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si
Bibliography: 25 books + 5 + 1 thesis website
(xvi + 110 pages + 4 + 3 appendix table)
Keywords: model of health communication, socialization, village cadres,
family planning.

Socialization KB (Family Planning) is one important program in the field
of population development which affects the welfare of the society. This
development area has the purpose to control the population growth, one thing
to do is prevent the large families with many children. While in the Tumpang
village which became the research place, birth rate is very high, in three
months (January to March), 401 children have been born.
In fact, the government's ability to socialize not touch the bottom-line
communities or rural areas, while they need many true information about KB.
Therefore, village cadres formed to make health communication of the
surrounding society. The presence of cadres should be able to affect the
fertility decline, but not with the Tumpang Village. The number of cadres in
the village is quite a lot, which is 356 people, but has not been able to
contribute to the declining birth rate. Therefore, researcher interested in
studying and researching how the health communication model of cadre to
the public in the process of KB socialization. In addition to research on health
communication model, the researchers also wanted to know the weaknesses
and strengths of health communication that emerged after the research was
conducted.
This research expected to give inspirations on the model of
development communication in general and expecially in health
communication, in this case the socialization of family planning programs
(KB) in rural communities that are matched with the characteristics of the
Village Tumpang, Malang Regency.

ix

This research used the kualititatif approach witho the type of
descriptive research. While the information and data was collected with
observation techniques, interviews and documentation. Village cadres are
active in KB socialization used as the study sample, which were taken using a
purposive sampling technique. This technique is performed through the
determination of the cadre characteristics such as a cadres action in
socializing KB, participation in cadre activities, and more experience in
health activities in the society.
From the field data, researchers concluded that the model of
communication that reflects the process of KB socialization by a cadre is
interaction model from Wilbur Schramm that occurs face to face. Cadre has
many similarities with society like culture, language and social class, so as to
establish more effective communication, and this is the excess of culturebased health communication model. In addition, the high birth rate in the
Tumpang Village not only because lack of cadre performance or society
awareness for family planning, but because of the many early adolescents
(under 20) are married and immediately wanted to have education, and much
more is happening due to economic constraints to give higher collage for the
kids, and this includes communication weaknesses that occur because of the
influence of myths and traditional culture.
From these facts can be recommended: 1. Increase the reward for the
cadres to be more enthusiastic in the work; 2. Need more knowledge of
reproductive health and early marriage effects so can be tell to the society; 3.
Invite the community to raise awareness to college and avoid promiscuity; 4.
Formal health workers such as doctors and bidan to work with cadres to
explain wrong perception of KB tools for society.

x

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan .............................................................................................. ii
Pernyataan Orisinilitas .......................................................................................... iii
Berita Acara Bimbingan Skripsi .......................................................................... iv
Kata Pengantar .......................................................................................................v
Abstrak ................................................................................................................ vii
Abstract ................................................................................................................ ix
Daftar Isi ............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ......................................................................................................xv
Daftar Grafik ...................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ....................................................................................................1
B.Rumusan Masalah ...............................................................................................6
C.Tujuan Penelitian.................................................................................................6
D.Manfaat Penelitian .............................................................................................7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Studi Tentang Komunikasi Kesehatan ..............................................................8
2.1.1 Pengertian Komunikasi Kesehatan ..........................................................8
2.1.2 Tujuan Komunikasi Kesehatan ...............................................................8
2.1.3 Manfaat Komunikasi Kesehatan .............................................................9
2.1.4 Komunikasi Kesehatan Sebagai Kegiatan Pembangunan ......................10
2.2 Promosi Kesehatan .........................................................................................11
2.3 Komunikasi Antarpribadi ...............................................................................13
2.4 Model Komunikasi Kesehatan .......................................................................17
2.4.1 Model Linier .........................................................................................18
2.4.2 Model Interaksi .....................................................................................19
2.4.3 Model Transaksional .............................................................................22
2.5 Kader Kesehatan ............................................................................................23
2.4.1 Pengertian Kader Kesehatan .................................................................23
2.4.2 Tugas dan Kegiatan Kader ....................................................................25
2.6 KB (Keluarga Berencana) ..............................................................................26
2.7 Perilaku Kesehatan Masyarakat .....................................................................28
2.7.1 Pengertian Masyarakat ..........................................................................28
2.7.2 Perilaku Kesehatan ................................................................................28

xi

a. Aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan masyarakat .................................................................................28
b. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku
kesehatan masyarakat .................................................................................32
2.8 Teori Difusi Inovasi .......................................................................................37
2.8.1 Proses Difusi Inovasi ............................................................................38
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ....................................................................................40
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................................40
3.3 Penetapan Subjek Penelitian ..........................................................................41
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................42
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................................43
3.6 Uji Keabsahan Data .......................................................................................45
BAB IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Puskesmas Tumpang) .........................46
A. Data Umum ................................................................................................47
A.1 Data Wilayah ............................................................................................48
A.2 Data Kependudukan .................................................................................49
A.3 Tingkat Pendidikan .................................................................................50
B. Data Khusus ...............................................................................................50
B1. Ketenagakerjaan ......................................................................................51
B2. Sarana Kesehatan ....................................................................................52
B.3 Peran Serta Masyarakat ...........................................................................52
4.2 Gambaran Umum Subjek Penelitian ..............................................................53
BAB V. PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Konsep Pembangunan Bidang Kependudukan di Desa Tumpang .......................54
Karakteristik Masyarakat Desa Tumpang .............................................................59
a.Aspek Pendidikan .........................................................................................59
b.Aspek Ekonomi ...........................................................................................64
c.Aspek Sosial ................................................................................................66
d.Aspek Mobilitas ..........................................................................................67
Analisis Hasil Wawancara ...................................................................................67
1.Kader Sebagai Komunikator Sosialisasi KB ...............................................69
2.Media Sosialisasi KB ...................................................................................76
3.Pesan dalam Sosialisasi KB .........................................................................77
4.Komunikan ...................................................................................................83
5.Efek Sosialisasi KB .....................................................................................88

xii

6.Feedback dalam Sosialisasi KB ..................................................................90
7.Proses Komunikasi dalam Sosialisasi KB ..................................................94
8.Hambatan dalam Sosialisasi KB .................................................................99
9.Langkah dalam Sosialisasi KB .................................................................102
10.Kelebihan dan Kekurangan dalam Sosialisasi KB ..................................105
BAB VI. PENUTUP
VI.I Kesimpulan ..................................................................................................108
VI.II Saran ..........................................................................................................109
Daftar Pustaka ....................................................................................................111

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ....................................61
Tabel 2. Data Pemohon Pernikahan KUA (Usia 16-20 tahun) ............................63
Tabel 3. Data Informan Penelitian .......................................................................70
Tabel 4. Jumlah Kelahiran Menurut Profesi Orang Tua (Ayah) .........................87

xiv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan Komunikasi dengan Pembangunan ..................................11
Gambar 2. Model Komunikasi Laswell ...............................................................18
Gambar 3. Model Komunikasi Wilbur Schramm ................................................19
Gambar 4. Tahapan Agen Inovator dan Anggota Masyarakat .............................39
Gambar 5. Model Komunikasi Kesehatan Kader dan Masyarakat
Dalam Sosialisasi KB di Desa Tumpang .......................................................94

xv

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Prosentase Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................61
Grafik 2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian .....................................68

xvi

DAFTAR PUSTAKA
Bensley, Robert dkk. 2003. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta,
Penerbit buku EGC
Blake, Reed H. & Edwin O.H. 2003. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya,
Penerbit Papyrus Surabaya
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Group.
Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar. Edisi Kelima,
Jakarta: Profesional Books.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2006. Buku pegangan Kader Posyandu.
Jawa Timur
Ewles, Linda dan Ina Simnett. 1994. Promosi Kesehatan : Petunjuk Praktis Edisi
Kedua, Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Hamidi, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press.
Hanafi, Abdillah. 1981. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Hawari , Dadang. 1999. Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa.
Jakarta, Dana Bhakti Prima Yasa
Heru, Adi. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat, Jakarta:
Kedokteran EGC.

Penerbit Buku

John Hopkins Bloomberg School of Public Health. 2005. Panduan Lapangan:
Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan, Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Kincaid, Lawrence & Wilbur Schramm. 1977.
Manusia. Jakarta, LP3ES

Asas-asas Komunikasi Antar

Liliweri, Alo. 2006. Dasar - Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar.
__________ 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta:
LKis Yogyakarta.
Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta:
Salemba Humanika.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

1

Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika.
Mulyana, Deddy.2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nasution, Zulkarimen. 2009. Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan
Penerapannya. Rajawali Press. Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta.
Rineka Cipta
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press.
Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi : Kualitatif. Yogyakarta: Lkis.
Rakhmat , Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung,
Rosdakarya

PT. Remaja

_________________. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, Rosda
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung,
Alfabeta
Effendi, Uchjana. 1992 Sektrum Komunikasi. Bandung: Penerbit Mandar Maju

Sumber Tulisan Ilmiah
Taufiq, Hidayati. 2006. Hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi
dengan sikap remaja terhadap hubungan seksual pranikah (premarital
intercourse). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.

Sumber online :
http://dr-suparyanto.blogspot.com/, diakses pada 7 November 2011
http://kepri.antaranews.com/berita/18907/bkkbn-90-persen-keberhasilan-kbditentukan-kader , diakses pada 7 November 2011
http://mediacenter.malangkota.go.id/tag/pakde-karwo/, diakses pada tanggal 7
November 2011
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3753/1/fkm-zulkifli1.pdf. Diakses
pada 7 November 2011
http://www.lusa.web.id/kie-dalam-pelayanan-kb/, diakses pada 7 November 2011

2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam
mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk,
maka biaya pembangunan akan semakin tinggi, misalnya untuk subsidi
pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu
pemerintah menggalakkan program KB (keluarga berencana) untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk.
Dalam prakteknya, program kependudukan dan keluarga berencana
dilancarkan oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat seperti iklan
layanan masyarakat, dilanjutkan ke tingkat provinsi, kabupaten, desa – desa,
hingga setiap rumah atau kepala keluarga yang bersentuhan langsung oleh
masyarakat. Kepala BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional) Pusat Dr Sugiri Syarief, MPA dalam acara Gutek (GUbernur Temu
Kader) yang diterbitkan dalam situs resmi BKKBN mengatakan, tantangan
baru di dalam pengendalian penduduk tidak hanya hanya sebatas hanya
mengendalikan angka kelahiran saja, tetapi juga mencakup penurunan angka
kematian ( kematian bayi dan ibu waktu melahirkan) masih cenderung
meningkat.1

1

http://mediacenter.malangkota.go.id/tag/pakde-karwo/, diakses pada tanggal 7 November 2011

1

Hal ini menunjukkan bahwa program keluarga berencana tak hanya
sebatas penyebaran alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan, tetapi juga
segala hal berkaitan kesehatan reproduksi, ibu hamil, melahirkan dan bayi.
KB
Dalam situs media online ANTARA, Sugiri Syarief juga mengatakan
bahwa pada tahun 1800, jumlah penduduk Indonesia berjumlah 18 juta jiwa
dan bertambah pada tahun 1900 menjadi 40 juta jiwa dan jumlahnya menjadi
205 jiwa pada tahun 2000. Angka tersebut ternyata lebih rendah dibanding
prediksi para ahli bahwa penduduk Indonesia akan mencapai 285 juta jiwa
pada tahun 2000. Namun tetap saja ini merupakan angka yang cukup tinggi,
mengingat makin padatnya perumahan yang ada di sekitar kita.2 Oleh karena
itu, program KB harus terus dimaksimalkan agar angka kelahiran, kematian
ibu dan juga bayi dapat ditekan lagi.
Bila melihat angka populasi seperti diatas, nampaknya penggalakan KB
selama ini belum bisa dikatakan berhasil, namun perlu kita ketahui bagaimana
sebenarnya program KB ini dapat menyentuh masyarakat hingga yang paling
primitif sekalipun. Faktanya, para petugas kesehatan di desa-desa atau disebut
bidan desa juga belum bisa menangani seluruh masyarakat. Ini disebabkan
karena jumlah tenaga kesehatan berpendidikan yang terbatas. Oleh karenanya
dibutuhkan kerjasama masyarakat untuk membangun kesadaran akan
kesehatannya sendiri.

2

http://kepri.antaranews.com/berita/18907/bkkbn-90-persen-keberhasilan-kb-ditentukan-kader,
diakses pada 7 November 2011

2

Melihat fenomena diatas maka BKKBN membentuk program kader
dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya
sendiri dan warga sekitar di bidang kesehatan. Kader dapat dikatakan pula
sebagai pasukan lini bawah yang terjun langsung ke rumah-rumah untuk
membantu anggota keluarga mengatasi masalah kesehatan. Ada banyak hal
yang disampaikan oleh kader, misalnya tentang pentingnya ber-KB bagi
kesejahteraan keluarga, kesehatan remaja, balita, juga para lansia.
Kader kesehatan yang dipilih dan dipercaya oleh masyarakat sekitarnya ini
akan bertugas secara sukarela membantu pelayanan kesehatan di daerah
masing-masing. Mereka lebih potensial dalam mempengaruhi lingkungannya
jika dibandingkan dengan iklan atau petugas kesehatan dari luar daerah. Kader
lebih mampu menyampaikan pesan – pesan kesehatan secara sempurna kepada
masyarakat, karena merekalah yang lebih mengenal kultur masyarakat
sekitarnya. 3
Untuk membujuk masyarakat dalam upaya pembangunan di bidang
kesehatan ini memang tidak bisa hanya dilakukan melalui proses edukatif,
karena tidak semua masyarakat mampu mencerna pesan yang disampaikan
oleh pegawai kesehatan. Akan lebih cocok apabila pendekatan tersebut
dilakukan dengan memperhatikan keadaan sosial budaya masyarakat. Dan hal
tersebut hanya bisa dilakukan oleh kader kesehatan.
Kader juga tak sepenuhnya bertanggung jawab dalam hal ini, karena
mereka bukan tenaga professional. Mereka adalah orang yang membantu
3

http://dr-suparyanto.blogspot.com/, diakses pada 7 November 2011

3

penyampaian sosialisasi kesehatan yang siap datang ke tiap rumah. Namun,
untuk memperlancar kegiatan tersebut, maka sebaiknya kader dibekali oleh
pengetahuan – pengetahuan yang cukup tentang kesehatan, misalnya tentang
manfaat dan jenis – jenis KB, kesehatan reproduksi, nilai gizi, penyakit
menular seksual hingga kiat pacaran sehat yang mampu menekan jumlah
pernikahan usia muda.
Dalam proses sosialisasi antara kader dengan masyarakat, tentunya akan
terjadi komunikasi antarpribadi. Oleh karena itu, selain dibekali ilmu dasar
kesehatan, mereka juga perlu memiliki communication skill sehingga mampu
mempengaruhi individu lain agar dapat membuat keputusan yang tepat demi
kesehatan mereka. Hal ini mempertegas kembali bahwa tidak ada jalan lain
mensukseskan

kesehatan

masyarakat

kecuali

memanfaatkan

jasa

komunikasi. 4
Para ahli kesehatan ataupun ahli ilmu sosial menyadari bahwa masalah
kesehatan dan masalah penyakit yang dialami manusia tidak hanya
bersumber dari kesalahan individu, tapi bisa juga disebabkan oleh kesalahan
masyarakat, keluarga, ataupun kelompok. Berbagai masalah tersebut pada
umumnya disebabkan karena ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas
berbagai informasi kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus
memperhatikan informasi kesehatan yang kita terima. Dan itulah

alasan

utama mengapa kita harus mempelajari komunikasi kesehatan.

4

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan (Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2006), Hal.
29.

4

Mempelajari ilmu kesehatan sekaligus mendalami communication skill
nampaknya cukup sulit. Namun kemudian BKKBN menyelenggarakan
program Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) yang khusus menangani
kesehatan masyarakat di tingkat desa atau kelurahan. Di sanalah pusat
kegiatan antara kader dan bidan, dimana masyarakat dapat sekaligus
memperoleh pelayanan KB-kesehatan. Posyandu ini berlangsung sesuai
jadwal yang ditetapkan Puskesmas setempat.
Di Kecamatan Tumpang misalnya, Posyandu diadakan sebulan sekali dan
tempat pelaksanaanya bervariasi. Biasanya di tempat yang mudah dijangkau,
seperti ketua RT (Rukun Tetangga) atau RW (Rukun Warga). Kegiatan yang
dilakukan saat posyandu midalnya pemberian imunisasi pada bayi,
penimbangan berat badan, penyuluhan tentang gizi atau menyangkut
kesehatan ibu, termasuk yang hamil, menyusui serta ber-KB.
Lokasi Kecamatan Tumpang ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan
alasan bahwa laju pertumbuhan penduduk di daerah ini cukup pesat, angka
kelahiran bayi sejak Januari 2011 hingga bulan Oktober 2011 jumlahnya
mencapai 1.919 jiwa. 5 Puskesmas Tumpang, adalah institusi kesehatan yang
menangani masalah penyakit dan juga KB di Kecamatan Tumpang, termasuk
15 desa di dalamnya.
Untuk men-handle wilayah yang cukup luas ini, Puskesmas Tumpang
memiliki 13 orang bidan, namun mereka tidak mungkin bisa merambah
hingga ke pelosok-pelosok desa. Di sisi lain, Puskesmas Tumpang
5

juga

Data Laporan kelahiran bayi periode Januari-Oktober 2011, Puskesmas Tumpang

5

memiliki 356 kader kesehatan. Jumlah ini memang cukup banyak, namun
pasti ada saja hambatannya, termasuk saat mensosialisasikan KB. Dan untuk
menyukseskan penyampaiannya, kader memerlukan keahlian berkomunikasi
yang baik.
Melihat fenomena tersebut, peneliti sengaja mengambil MODEL
KOMUNIKASI KESEHATAN KADER DESA DALAM SOSIALISASI
KELUARGA BERENCANA PADA MASYARAKAT (Studi pada Kader
di Desa Tumpang) sebagai judul karena fenomena tersebut sangat menarik dan
penting untuk diteliti. Model komunikasi seperti apa yang digunakan model
komunikasi kader saat bersosialisasi dan apa kelebihan serta kekurangan yang
mempengaruhinya perlu ditelusuri dan dicari tahu. Penelitian ini mampu
menunjukkan bagaimana proses penyebaran KB yang dilakukan oleh orang-orang di
lini bawah. Karena pada dasarnya, KB tidak akan bisa sukses tanpa orang-orang
tersebut, yang melakukan komunikasi antarpribadi dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan
masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana model komunikasi kesehatan kader desa dalam sosialisasi
KB di desa Tumpang?

C. Tujuan Penelitian
Memperhatikan rumusah masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi 2, yakni secara umum dan secara khusus.

6

1. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
model komunikasi kesehatan yang digunakan oleh kader – kader
kesehatan dalam mensosialisasikan program keluarga berencana pada
masyarakat.
2. Sedangkan secara spesifik penelitian ini bertujuan mengetahui dan
menganalisis

kader

kesehatan

dalam

menyampaikan

informasi

kesehatan pada masyarakat di desa Tumpang dan apa kekurangan serta
kelebihannya.

D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Pengetahuan

komunikasi

kesehatan

dapat

membantu

kita

untuk

meningkatkan kesadaran tentang resiko dan solusi terhadap masalah
kesehatan.

Penelitian

ini

juga

dapat

dijadikan

rujukan

untuk

pengembangan komunikasi kesehatan atau kontribusi bagi penelitian
tentang komunikasi kesehatan.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, diharapkan hasil penelitian ini mampu memberi masukan
atau referensi bagi kegiatan promosi kesehatan, sosialisasi keluarga
berencana dan program penekanan laju pertumbuhan penduduk. Lebih
lanjut lagi peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat membantu
menghasilkan inovasi kreatif dalam penelitian tentang promosi atau
sosialisasi kesehatan.

7