BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 69
V.1 Kesimpulan 69
V.2 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
DAFTAR GAMBAR
2.1. Spesifikasi gelombang berjalan
7 2.2.
Gelombang kilat tipikal 8
2.3. Gelombang berjalan pada perubahan impedansi
9 2.4.
Penampang menara transmisi 12
2.5. Rangkaian ekivalen impedansi surja pembumian satu elektroda batang
14 2.6.
Elektroda pembumian kimiawi chemical earth electrode 18
3.1. Rangkaian titik cabang kawat tanah dan menara 20
3.2. Distribusi arus surja pada tiap menara 25
3.3. Diagram tangga untuk menghitung tegangan isolator menara 28
4.1. Grafik t vs Vi dengan l = 1,5 meter
46
4.2. Grafik t vs Vi dengan l = 4 meter
47 4.3.
Grafik t vs Vi dengan l = 8 meter 48
4.4. Grafik t vs Vi dengan l = 12 meter
49 4.5.
Grafik t vs Vi dengan jarak pemisah s = 6 meter 53
4.6. Grafik t vs Vi dengan jarak pemisah s = 7 meter
54 4.7.
Grafik t vs Vi dengan jarak pemisah s = 8 meter 55
4.8. Grafik t vs Vi dengan jarak pemisah s = 9 meter
56 4.9.
Grafik t vs Vi dengan permitivitas tanah ρ = 200 60
4.10. Grafik t vs Vi dengan permitivitas tanah ρ = 150 61
4.11. Grafik t vs Vi dengan permitivitas tanah ρ = 100 62
4.12. Grafik t vs Vi dengan permitivitas tanah ρ = 50 63
DAFTAR TABEL
2.1. Tahanan Jenis Tanah
15
3.1. Distribusi Arus Puncak Pada Tiap Menara Transmisi
26
4.1. Konstruksi Tiap Menara
30 4.2.
Resistansi, Induktansi, Kapasitansi surja pembumian menara 32
4.3. Impedansi surja pembumian menara sebagai fungsi waktu
33 4.4.
Impedansi surja pembumian menara dengan berbagai panjang elektroda 34
4.5 Impedansi surja pembumian menara untuk berbagai jarak pemisah antar
elektroda pembumian 35
4.6. Hasil Perhitungan impedansi surja kawat tanah
36 4.7.
Hasil Perhitungan Impedansi Surja Menara 36
4.8. Hasil Perhitungan Efek Peredaman
37 4.9.
Koefisien f dan h 38
4.10. Hasil Perhitungan distribusi arus dan tegangan pada tiap menara 39
4.11. Hasil Perhitungan Parameter-parameter Menara 39
4.12. Hasil Perhitungan t
a
dan t
b
pada tiap menara 41
4.13. Tegangan isolator menara 42
4.14. Tegangan isolator menara untuk berbagai panjang elektroda pembumian 43
4.15. Tegangan lengan menara untuk berbagai jarak pemisah antar elektroda pembumian
50
4.16. Tegangan lengan menara untuk berbagai permitivitas tanah pembumian menara
57 4.17. Hubungan panjang elektroda dengan tegangan surja isolator menara
64 a. Pada saat t=1,2 µs
64 b. Pada saat t=50 µs
64 4.18. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=1,2 s 65
4.19. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=50 s 65 4.20. Hubungan jarak pemisahs elektroda dengan tegangan surja isolator
menara 66
a. Pada saat t=1,2 µs 66
b. Pada saat t=50 µs 66
4.21. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=1,2 s 66 4.22. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=50 s 67
4.23. Hubungan permitivitas tanah ρ elektroda dengan tegangan surja isolator menara
67 a. Pada saat t=1,2 µs
67 b. Pada saat t=50 µs
67 4.24. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=1,2 s 68
4.25. Penurunan persentase tegangan isolator menara pada saat t=50 s 68
ABSTRAK
Petir yang menerpa kawat tanah saluran transmisi menimbulkan tegangan lebih surja berupa gelombang berjalan yang merambat dari titik sambaran menuju
menara transmisi berikutnya, selanjutnya akan merambat sampai ke pembumian menara tersebut. Adanya perbedaan impedansi surja pembumian menara dengan
impedansi surja menara menyebabkan gelombang ini akan dipantulkan kembali ke puncak menara. Kemudian dari puncak menara gelombang tegangan surja
dipantulkan lagi ke pembumian menara. Dengan demikian akan terjadi pantulan berulang di pembumian dan puncak menara. Pantulan-pantulan gelombang ini akan
membuat tegangan pada isolator menara naik. Dalam Tugas Akhir ini akan diteliti bagaimana pengaruh impedansi pembumian terhadap distribusi tegangan surja petir
pada tiap menara transmisi. Untuk melihat hal ini diadakan studi kasus pada Menara No. 70 sd Menara No. 80 milik PT PLN Transmisi 150 kV Titi Kuning – Berastagi.
Diperoleh bahwa semakin kecil impedansi pembumian maka tegangan isolator semakin kecil.
BAB I PENDAHULUAN