Pola Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro Ransum Kambing Perah yang Mengandung Ampas Kurma

POLA FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN IN VITRO
RANSUM KAMBING PERAH YANG MENGANDUNG
AMPAS KURMA

ENDAH YUNIARTI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pola Fermentabilitas
dan Kecernaan In Vitro Ransum Kambing Perah yang Mengandung Ampas
Kurma adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Endah Yuniarti
NIM D24090013

ABSTRAK
ENDAH YUNIARTI. Pola Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro Ransum
Kambing Perah yang Mengandung Ampas Kurma. Dibimbing oleh DWIERRA
EVVYERNIE dan DEWI APRI ASTUTI.
Ampas kurma merupakan limbah industri pangan yang dinilai nutritif
untuk dijadikan pakan ternak, khususnya sebagai sumber energi. Penambahan
ampas kurma ke dalam ransum kambing perah harus diamati pengaruhnya
terhadap fermentabilitas rumen dan kecernaannya. Tujuan utama penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi manfaat ampas kurma di dalam ransum kambing
perah melalui pengamatan pola fermentabilitas dan kecernaannya serta mengamati
pengaruh ampas kurma terhadap populasi mikroorganisme rumen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan ampas kurma meningkatkan kecernaan bahan
kering dan proporsi propionat, serta mempengaruhi rasio asetat:propionat dengan

sangat signifikan (P0.05), tetapi sangat berpengaruh nyata terhadap
proporsi propionat (P0.05) terhadap produksi gas metan (Tabel 4). Gas metan
yang diproduksi berkisar antara 29.20-38.43 ml gram-1BK sampel. Penambahan
ampas kurma ke dalam ransum secara deskriptif menunjukkan hasil produksi gas
metan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (R0). Ransum R4
menghasilkan gas metan yang tertinggi yaitu 38.43 ml untuk setiap gram BK
sampel yang digunakan. Hal ini diduga karena jumlah propionat yang dihasilkan
belum mampu menurunkan jumlah gas yang diproduksi. Moss et al. (2000)
menyatakan bahwa jumlah asetat dan butirat yang dihasilkan dapat meningkatkan
jumlah gas metan yang diproduksi, sedangkan jumlah propionat yang dihasilkan
dapat menurukan produksi gas tersebut. Proses pembentukan propionat ini
merupakan jalur kompetitif dalam penggunaan H2 yang juga dapat digunakan
dalam jalur pembentujan gas metan.

9
Tabel 4 Estimasi Produksi Gas Metan (CH4)
CH4a
Perlakuan
(ml g-1 BK)
R0

29.20±4.09
R1
34.88±4.92
R2
35.74±5.54
R3
35.08±4.66
R4
38.43±4.81
Linearb
NS
c
Kuadratik
NS
a
hasil perhitungan dengan metode Moss et al. (2000); bpengaruh perlakuan
secara linear; cpengaruh perlakuan secara kuadratik; NS P>0.05.
Johnson and Johnson (1995) dan Pelchen and Peters (1998) menyatakan
bahwa gas CH4 yang dikeluarkan dari rumen mengindikasikan energi yang hilang
dari tubuh ternak ruminansia dengan variasi 7%-12% dari energi yang

terkonsumsi. Bagian-bagian energi pakan yang dicerna akan hilang sebagai energi
metan. Bakteri metanogen di dalam rumen membentuk metan dari hidrogen dan
karbon dioksida. Secara umum, metan merupakan rute utama pembuangan
hidrogen yang dihasilkan dari proses fermentasi (Bannink and Tamminga 2005).

Kecernaan In Vitro
Proses pencernaan secara in vitro dihitung setelah 96 jam inkubasi dengan
hasil kecernaan bahan kering dan bahan organik disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5 Kecernaan Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO)
Perlakuan

KCBK
KCBO
*
(%)
(%)
R0
61.85±0.66C
61.25±1.43
R1

63.44±2.55BC
62.36±1.81
R2
64.64±1.98BC
63.26±3.69
R3
65.30±2.69AB
62.98±2.75
R4
67.81±2.05A
61.80±7.64
a
Linear
**
NS
Kuadratikb
NS
NS
*
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda

menunjukkan sangat berbeda nyata pada taraf P0.05; aPengaruh perlakuan secara linear; bPengaruh perlakuan secara kuadratik.

Tabel 7 Hasil Analisis Fitokimia Ampas Kurma
Jenis Analisisa
Tingkat Intensitas Warna*
Alkaloid
Flavonoid
+++
Phenol hidrokuinon
++
Steroid
Triterpenoid
+
Tanin
Saponin
+
*
Tanda (+) menunjukkan tingkat intensitas warna.
a
Hasil analisis Laboratorium Kimia Analitik IPB (2013).


11
Mikroba rumen memiliki fungsi yang fundamental bagi induk semang, yaitu
membantu mencerna serat di dalam pakan hijauan menjadi asam-asam organik
yang dapat dimanfaatkan langsung oleh ternak. Selain itu, fungsi dari mikroba
rumen adalah berperan dalam sintesis protein yang berasal dari protein pakan atau
Non Protein Nitrogen (NPN) menjadi protein mikroba yang siap digunakan oleh
ternak (Ensminger 2002). Jumlah populasi mikroba yang cukup besar sangat
esensial dalam proses pencernaan serat (Chruch 1979), sehingga penurunan
jumlah populasi bakteri di dalam rumen dapat menyebabkan penurunan kecernaan
serat dan protein. Russell and Hespell (1981) menyatakan bahwa protozoa lebih
menyukai substrat yang mudah dicerna seperti pati, gula dan bakteri. Pemberian
ampas kurma dalam jumlah yang tinggi secara tunggal diduga akan menyebabkan
penurunan populasi bakteri total dan peningkatan protozoa total. Peningkatan
protozoa total disebabkan ketersediaan gula yang berasal dari ampas kurma
meningkat.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penambahan ampas kurma ke dalam ransum kambing perah sebanyak 50%

dalam 40% konsentrat menghasilkan proporsi propionat tertinggi, rasio
asetat:propionat terendah, dan kecernaan bahan kering tertinggi. Penambahan
ampas kurma sebanyak 25% dalam 40% konsentrat menghasilkan proporsi asetat
tertinggi. Dengan demikian, ampas kurma dapat ditambahkan ke dalam ransum
kambing perah hingga 50% dalam 40% konsentrat yang dikombinasikan dengan
30% rumput gajah dan 30% Indigofera.
Saran
Penggunaan ampas kurma di dalam ransum kambing perah perlu diteliti
secara in vivo pada level 25% dan 50% di dalam 40% konsentrat untuk melihat
pengaruhnya terhadap produksi susu dan performa induk kambing.

DAFTAR PUSTAKA
[NRC] National Research Councill. 2007. Nutrient Requirement of Small
Ruminants. Washington DC (US): The National Academic Pr.
Atabany A. 2001. Studi kasus produksi kambing peranakan etawah dan kambing
saanen pada peternakan kambing Barokah dan PT Taurus Dairy Farm [Tesis].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Arora SP. 1986. Pencernaan Mikroba pada Rumen. Yogyakarta (ID): UGM pr.
Baliga MS, Baliga BRV, Kandathil SM, Bhat HP, Vayalil PK. 2011. A review of
the chemistry and pharmacology of the date fruits (Phoenix dactylifera L.). J

Food Res International. 44: 1812-1822.

12
Budiarsana IGM, Sutama IK. 2001. Efisiensi produksi susu kambing peranakan
etawah. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner [Internet].
[diunduh 2013 Juli 19] Tersedia dalam: http://peternakan.litbang. deptan.go.id
/fullteks/semnas/pronas-62.pdf
Bannink A, Tamminga S. 2005. Rumen function. Di dalam: Dijkstra J, Forbes JM,
France J, editor. Quantitative Aspects of Ruminant Digestion and Metabolism.
Edisi 2.London (GB): CABI publ.
Church DC. 1979. Digestive Physiology and Nutrition of Ruminants. Ed ke-2.
Corvalis (OR): O and B Books.
Dehority BA. 2004. Rumen Microbiology. Nottingham (UK): Nottingham Pr
Ensminger ME. 2002. Sheep and Goat Science. Ed ke-6. Danville (US): Interstate
Publ.
France J, Dijkstra J. 2005. Volatile fatty acids. Di dalam: Dijkstra J, Forbes JM,
France J, editor. Quantitative Aspects of Ruminant Digestion and Metabolism.
Edisi 2. London (GB): CABI publ.
General Laboratory Procedures. 1966. Department of Dairy Sci. Madinson (WI):
University of Wisconsin.

Hristov AN, Jouany JP. 2005. Factor affecting the efficiency of nitrogen
utilization in the rumen. Di dalam: Pfeffer E, Hristov AA, editor. Nitrogen and
Phosphorus Nutrition of Cattle. London (GB): CABI publ.
Johnson KA, Johnson DE. 1995. Methane emissions from cattle. J. Anim. Sci.
73:2483-2492.
Mansouri, Abdelhak, Embarek G, Kokkalou E, Kefalas P. 2004. Phenolic profile
and antioxidant activity of the algerian ripe date palm fruit (Phoenix
dactylifera). J Food Chem. 89: 411–420.
Moss AR, Jouany JP, Newbold J. 2000. Methane production by ruminants: its
contribution to global warming. Ann Zootech. 49: 231-253.
Novita CIA, Sudono IK, Sutama, Toharmat T. 2006. Produktivitas kambing
peranakan etawah yang diberi ransum berbasis jerami padi fermentasi. Med Pet.
29 (2): 96-106.
Nur’adhadinia. 2011. Performa pertumbuhan domba lokal yang diberi pakan
dengan level ampas kurma berbeda [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Özҫe ik B, Orham I, Toker G. 2006. Antiviral and antimicrobial assessment of
some selected flavonoid [Internet]. [diunduh 2013 Juli 23]. Tersedia pada:
http://znaturforsch.com/ac/v61c/s61c0632.pdf
Pelchen A, Peters KJ. 1998. Methane emissions from sheep. Small Rum. Res.

27:137-150.
Rahman MF. 2008. Potensi antibakteri ekstrak daun pepaya pada ikan gurami
yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Protein Bogor.
Russell JB, Hespell RB. 1981. Microbial rumen fermentation. J Dairy Sci. 64:
1153-1161.
Satter LD, Slyter LL. 1974. Effect of ammonia concentration on rumen microbial
protein production in vitro. British J Nutr. 32 (2): 199-208.
Subhagiana IW. 1998. Keadaan konsentrasi progesteron dan estradiol selama
kebuntingan, bobot lahir, dan jumlah anak pada kambing peranakan etawah

13
pada tingkat produksi susu yang berbeda [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Sutardi T. 1977. Ikhtisar Ruminologi. Bahan Kursus Peternakan Sapi Perah.
Kayu Ambon. Dirjen Peternakan-FAO
Tilley JMA, Terry RA. 1963. A two stage technique for the in-vitro digestion of
forage crops. J. British Grassland Soc. 18 : 104-111.
Tillman AD, Hartadi H, Reksohadiprodjo, Prawirokusumo S, Lebdosoekojo S.
1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): UGM Pr.
Walker ND, Newbold CJ, Wallace RJ. 2005. Nitrogen metabolism in the rumen.
Di dalam: Pfeffer E, Hristov AA, editor. Nitrogen and Phosphorus Nutrition of
Cattle. London (GB): CABI publ.
Yusmadi. 2008. Kajian mutu dan palatabilitas silase dan hay ransum komplit
berbasis sampah organik primer pada kambing PE [Tesis]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Zaid A, de Wet PF. 2002. Origin, geographical distribution and nutritional values
of date palm [Internet]. [Diunduh pada 14 Juli 2013]. Tersedia di:
http://www.fao.org/docrep/006/y4360e/y4360e06.htm#bm06.3

14
Lampiran 1 Analisis Sidik Ragam Konsentrasi Ammonia (NH3)
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat Jumlah
Kuadrat
Bebas Kuadrat
Tengah F hitung
F 0.05
F 0.01
19 302.3541 15.91337
4 9.16867 2.292168 2.501918 3.259166727 5.411951
3 282.1915 94.06383 102.6714 3.490294821 5.952545
12 10.99397 0.916164

Lampiran 2 Analisis Sidik Ragam Konsentrasi VFA Total
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat
Bebas
19
4
3
12

Jumlah
Kuadrat
577.1407
268.145
34.40874
274.5874

Kuadrat
Tengah
F hitung
F 0.05
F 0.01
30.37583
67.03614 2.929609 3.259167 5.411951
11.46958 0.501243 3.490295 5.952545
22.88228

Lampiran 3 Analisis Sidik Ragam Proporsi Asetat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat
Bebas
19
4
3
12

Jumlah
Kuadrat
58.43068
2.822
52.7662
2.842

Kuadrat
Tengah
F hitung
F 0.05
F 0.01
3.075299
0.70562 2.979395 3.259167 5.411951
17.58873 74.26629 3.490295 5.952545
0.236833

Lampiran 4 Analisis Sidik Ragam Proporsi Propionat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat
Jumlah
Kuadrat
Bebas
Kuadrat
Tengah F hitung
F 0.05
F 0.01
19 72.04385 3.791782
4
5.514 1.378532 13.76479 3.259167 5.411951**
3 65.32793 21.77598 217.4354 3.490295 5.952545NS
12 1.20179 0.100149

Lampiran 5 Uji Polinomial Ortogonal Proporsi Propionat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Linier
Kuadratik
Kubik
Kuartik

Derajat
Jumlah Kuadrat
Bebas
Kuadrat Tengah
19
72.04
3.79
4
5.51
1.38
1
5.47
5.47
1
0.016
0.02
1
0.029
0.03
1
0.001
0.001

F
hitung

F 0.05

F 0.01

13.765
54.60
0.16
0.29
0.008

3.26
4.75
4.75
4.75
4.75

5.41
9.33
9.33
9.33
9.33

**
**
NS
NS
NS

15
Kelompok
Galat

3
12

65.3
1.20

21.78
0.10

217.44

3.49

5.95

Lampiran 6 Uji Jarak Duncan Proporsi Propionat
Subset
Perlakuan
1
2
3
4
5
Signifikansi

N
4
4
4
4
4

1
19.0900

2
19.5825
19.9325

1.000

0.144

3

4

19.9325
20.2150
0.231

20.2150
20.6225
0.094

Lampiran 7 Analisis Sidik Ragam Proporsi Butirat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat Jumlah
Kuadrat
Bebas Kuadrat
Tengah
19 48.28586 2.541361
4
0.010 0.002508
3 48.08474 16.02825
12 0.19109 0.015924

F hitung

F 0.05

0.157465
1006.536

3.259167
3.490295

F 0.01
5.411951
5.952545

Lampiran 8 Proporsi Isobutirat, Valerat, dan Isovalerat
Perlakuan

Isobutirat (%)

Valerat (%)

Isovalerat (%)

R0

1.41±0.30

0.85±0.11

1.99±0.60

R1

1.49±0.41

0.75±0.15

1.87±0.57

R2

1.31±0.33

0.75±0.29

1.75±0.56

R3

1.19±0.33

0.69±0.20

1.69±0.56

R4

1.26±0.37

0.77±0.33

1.65±0.63

Lampiran 9 Analisis Sidik Ragam Rasio Asetat:Propionat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat Jumlah Kuadrat
Bebas Kuadrat Tengah F hitung
F 0.05
F 0.01
19 2.3975 0.126184
4
0.265 0.06625 11.86567 3.259167 5.411951 **
3 2.0655
0.6885 123.3134 3.490295 5.952545 **
12
0.067 0.005583

16
Lampiran 10 Uji Polinomial Ortogonal Rasio Asetat:Propionat
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Linier
Kuadratik
Kubik
Kuartik
Kelompok
Galat

Derajat
Bebas
19
4
1
1
1
1
3
12

Jumlah Kuadrat
F
Kuadrat Tengah hitung
2.40
0.13
0.26
0.07 11.866
0.26
0.26
45.85
0.000
0.00
0.00
0.009
0.01
1.61
0.000
0.000
0.000
2.1
0.69 123.31
0.07
0.01

F 0.05

F 0.01

3.26
4.75
4.75
4.75
4.75
3.49

5.41
9.33
9.33
9.33
9.33
5.95

*
**
NS
NS
NS

Lampiran 11 Uji Jarak Dunca Rasio Asetat:Propionat
Perlakuan

N

5
4
3
2
1
Signifikansi

4
4
4
4
4

1
3.3250
3.4150

0.098

Subset
2

3

3.4150
3.4725
3.5275
3.6475
1.000

0.053

Lampiran 12 Analisis Sidik Ragam Produksi Gas Metan (CH4)
Sumber
Derajat
Keragaman Bebas
Total
19
Perlakuan
4
Kelompok
3
Galat
12

Jumlah
Kuadrat
531.4539
181.856
145.5721
204.0263

Kuadrat
Tengah
27.97126
45.46389
48.52402
17.00219

F hitung
2.674001
2.853986

F 0.05
3.259167
3.490295

F 0.01
5.411951
5.952545

Lampiran 13 Analisis Sidik Ragam Kecernaan Bahan Kering (KCBK)
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Kelompok
Galat

Derajat Jumlah
Kuadrat
Bebas Kuadrat
Tengah F hitung
F 0.05
F 0.01
19 145.5331 7.659637
4
78.695 19.67369 6.400407 3.259167 5.411951 **
3 29.95249 9.984165 3.24813 3.490295 5.952545 NS
12 36.88583 3.073819

17
Lampiran 14 Uji Jarak Duncan Kecernaan Bahan Kering (KCBK)
Perlakuan

N

1
2
3
4
5
Signifikansi

4
4
4
4
4

Subset
2

1
61.8500
63.4375
64.6375

3

63.4375
64.6375
65.2975

0.053

65.2975
67.8050
0.066

0.179

Lampiran 15 Uji Polinomial Ortogonal Kecernaan Bahan Kering (KCBK)
Sumber
Keragaman
Total
Perlakuan
Linier
Kuadratik
Kubik
Kuartik
Kelompok
Galat

Derajat Jumlah Kuadrat
Bebas Kuadrat Tengah
19 145.53
7.66
4
78.69
19.67
1
75.85
75.85
1
0.483
0.48
1
1.998
2.00
1
0.369
0.369
3
30.0
9.98
12
36.89
3.07

F
hitung
6.400
24.67
0.16
0.65
0.120
3.25

F 0.05

F 0.01

3.26
4.75
4.75
4.75
4.75
3.49

5.41
9.33
9.33
9.33
9.33
5.95

**
**
NS
NS
NS

Lampiran 16 Analisis Sidik Ragam Kecernaan Bahan Organik (KCBO)
Sumber
Derajat Jumlah
Kuadrat
Keragaman Bebas
Kuadrat
Tengah F hitung
Total
19 266.0908 14.00478
Perlakuan
4
10.966 2.741537 0.262721
Kelompok
3 129.9029 43.30095 4.149529
Galat
12 125.2218 10.43515

F 0.05
3.259167
3.490295

F 0.01
5.411951
5.952545

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 4 Juni 1991
dari Ayah Komar dan Ibu Imas. Penulis adalah anak ketiga
dari tiga bersaudara. Tahun 2009 penulis menyelesaikan
studi di SMAN 1 Ciamis dan pada tahun yang sama tercatat
sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan
46 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis tercatat sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah aktif
menjadi asisten praktikum mata kuliah Pendidikan Agama
Islam TPB pada tahun ajaran 2011/2012 untuk semester
anji dan ena . enu i aktif eba ai taff De artemen yi’ar (2010/2011) dan
Ketua Departemen Keputrian (2011/2012) di Lembaga Dakwah Fakultas FAMM
(Forum Aktivitas Mahasiwa Muslim) Al- n’aam. enu i ju a aktif men ikuti
kepanitian, seperti MPKMB 47 (2010), Meet Cowboy 47 (2011), Meet Cowboy
48 (2012), dan SALAM ISC 2011 DKM Al-Hurriyyah. Penulis juga pernah aktif
dan tercatat sebagai pengajar di Lembaga Bimbingan Belajar Kharisma Prestasi,
Dramaga Pratama. r
a
didanai Dikti den an judu “Eva ua i In Vitro
Ampas Kurma terhadap Kecernaan dan Daya Hidup Mikroorganisme Rumen
eba ai ten i akan ternatif ambin erah”.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Ir Dwierra Evvyernie, MS,
MSc dan Prof Dr Ir Dewi Apri Astuti, MS yang telah membimbing dengan penuh
perhatian dan kesabaran, serta kepada DIKTI atas bantuan dana pelaksanaan
penelitian melalui Program Kreatifitas Mahasiswa. Terima kasih kepada Prof Dr
Ir Toto Toharmat, MAgrSc selaku dosen pembahas seminar, Prof Dr Ir Muladno,
MSA dan Dr Anuraga Jayanegara, SPt, MSc selaku dosen penguji sidang sarjana
yang telah memberikan banyak saran dan wawasan baru bagi penulis. Ucapan
terima kasih penulis sampaikan kepada Mamah, Bapak, Kakang, dan Teteh atas
d a dan dukun an enuh ka ih ayan nya. e ada “ in karan ahaya”, rekanrekan ‘ mi y’ dan i hter yan e a u beru aha i tiq mah da am kebaikan,
IDe’er yan tan uh, Shinobi-Shinobiyah yang keren, terima kasih atas nasihatnasihat dan ukhuwah yang begitu indah. Penulis tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada teman-teman seperjuangan di program fast track (Fina, Dyah, Acho,
Ardi) yang tak lupa untuk saling menguatkan, saudari-saudari di Pondok Al-Iffah
atas keceriaannya, serta Choti dan Silmi atas tempat singgahnya yang nyaman.
Terima kasih kepada Tim PKM (Fajrin, Abdul, Farah, Lailly) atas kerjasama dan
bantuannya. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada keluarga besar
INTP 46 dan FAMM Al- n’aam untuk semua warna yang ditorehkan dalam 3
tahun kebersamaan di FAPET tercinta.