Profil Darah Dan Konsentrasi Serum Protein Pada Domba Yang Diberi Daun Moringa oleifera lamk, Gliricidia sepium dan Artocarpus heterophyllus

PROFIL DARAH DAN KONSENTRASI SERUM PROTEIN PADA
DOMBA YANG DIBERI DAUN Moringa oleifera lamk,
Gliricidia sepium dan Artocarpus heterophyllus

SKRIPSI
MUSMULYADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
Musmulyadi D24062580. 2011. Profil Darah dan Konsentrasi Serum Protein
pada Domba yang Diberi Daun Moringa oleifera lamk, Gliricidia sepium dan
Artocarpus heterophyllus. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan.
Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Ir. Dewi Apri Astuti, MS.
Pembimbing Anggota : Prof. Dr. drh. I Wayan Teguh Wibawan, MS.
Pakan hijauan tropis (rambanan) memiliki ciri yaitu kadar protein lebih tinggi
dari rumput namun tinggi pula kandungan senyawa sekunder, sehingga ternak yang

mengkonsumsi dapat berakibat mengalami perubahan status kesehatan. Beberapa
kajian secara in vitro terhadap kecernaan hijauan tropis dengan rasio rumput 70%
dan legum 30% menunjukkan bahwa Moringa oleifera lamk (kelor), Gliricidia
sepium (gamal) dan Artocarpus heterophyllus (nangka) memiliki nilai kecernaan
bahan kering dan bahan organik lebih tinggi dibanding hijauan Calliandra
calohtyrsus dan Leucaena leucocephala. Kandungan senyawa sekunder (saponin)
pada ketiga hijauan tersebut berkisar antara 4,65% sampai 5,97%. Dilaporkan bahwa
senyawa saponin dapat berperan sebagai immunomodulator atau imunodepresor.
Domba dengan status kecukupan nutrien namun terpapar dengan saponin akan
mempengaruhi gambaran darah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian
tentang status gambaran darah dan kandungan metabolit darah dari domba yang
diberi ransum mengandung kelor, gamal dan nangka. Tujuan penelitian ini adalah
mengevaluasi profil gambaran darah dan konsentrasi serum protein pada domba yang
diberi pakan campuran hijauan berupa Moringa oleifera lamk (kelor), Gliricidia
sepium (gamal) dan Artocarpus heterophyllus (nangka) dengan rumput lapang.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Kandang B, Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Analisa darah dilakukan di
laboratorium Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dan
metabolit darah di analisis di laboratorium Diagnostik Rumah Sakit Cipto
Mangunkusuma Jakarta. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan empat jenis ransum sebagai perlakuan dan empat ulangan.
Domba jantan dengan bobot badan 12,56 kg diberi pakan berupa 100% rumput
lapang (R1), 70% rumput lapang dan 30% Moringa oleifera (R2), 70% rumput
lapang dan 30% Gliricidia sepium (R3), 70% rumput lapang dan 30% Artocarpus
heterophyllus (R4). Ransum diberikan secara ad libitum. Pengamatan konsumsi
nutrien selama 60 hari. Darah diambil melalui vena jugularis diakhir penelitian.
Parameter yang diukur adalah konsumsi bahan kering, protein, saponin dan profil
darah yang meliputi eritrosit, hemoglobin, hematokrit, leukosit, limfosit dan
neutrofil sedangkan serum protein meliputi total protein, albumin, α dan globulin
serta immunoglobulin G. Data yang didapatkan dianalisis dengan analisis sidik
ragam (ANOVA) dan untuk rataan perlakuan yang berbeda, maka dilanjutkan
dengan Duncan Test.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering pada
perlakuan R3 dan R4 sangat nyata lebih tinggi (P