Tanaman Obat
2.4. Tanaman Obat
Tanaman obat menurut Utami (2013 : 53) adalah suatu jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman, dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan. Tanaman obat terbagi atas tiga kelompok:
1. Tanaman obat tradisional merupakan jenis tanaman yang dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
2. Tanaman obat modern adalah jenis tanaman yang secara ilmiah telah dibuktikan mengandungn senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan pengunaannya dipertanggungjawabkan secara medis
3. Tanaman obat potensial merupakan jenis tanaman yang mengandung senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara medis. Salah satu tumbuhan obat Indonesia adalah jahe. Jahe ( Zingiber Officinale
Rosc) herba tahuan termasuk famili Zingiberaceae , umumnya diperbanyak menggunakan rimpang. Tanaman jahe tumbuh baik diiklim tropis yang hangat dan lembab pada ketinggian 0 - 1500 m di atas permukaan lait (Ravinderan el. al , 2005). Curah hujan diperlukan selama 8 - 10 bulan (1.500 – 3.000 mm/tahun) mulai awal benih ditanam sampai rimpang bertunas, hingga periode pertumbuhan, kemudian cuaca kering diperlukkan selama sekitar satu bulan sebelum jahe dipanen (Rfile dan Olczyk, 2003). Jahe tumbuh subur di tanah liat berpasir, dengan kandungan bahan organik tinggi,ph tanah 5,5 – 6,5 berdrainase baik. Jahe Rosc) herba tahuan termasuk famili Zingiberaceae , umumnya diperbanyak menggunakan rimpang. Tanaman jahe tumbuh baik diiklim tropis yang hangat dan lembab pada ketinggian 0 - 1500 m di atas permukaan lait (Ravinderan el. al , 2005). Curah hujan diperlukan selama 8 - 10 bulan (1.500 – 3.000 mm/tahun) mulai awal benih ditanam sampai rimpang bertunas, hingga periode pertumbuhan, kemudian cuaca kering diperlukkan selama sekitar satu bulan sebelum jahe dipanen (Rfile dan Olczyk, 2003). Jahe tumbuh subur di tanah liat berpasir, dengan kandungan bahan organik tinggi,ph tanah 5,5 – 6,5 berdrainase baik. Jahe
C. Pada periode perkecambahan memerlukan suhu kurang lebih 30 0
C, namun setelah perkecambahan memerlukan suhu kurang dari 30 0 C.
Tanaman jahe diduga berasaldari Asia Tenggara, merupakan rempah- rempah yang paling dahulu dikenal di Eropa (Ravindran et. al, 2004). Jahe merupakan tanman tropis, tetapi sekarang ditanaman sebagai komersial di Amerika Latin dan Afrika. 50% kebutuhan jahe di dunia berasal dari India (Attoe dan Osodeke, 2009). Jahe telah dimanfaatkan di Asia selama ribuan tahun yang lalu untuk mengawasi penyakit arthritis, rematik, keseleo, nyeri otot, penyakit selesma, batuk, sinusitis, sakit tenggorokan, diare, kolik, kram, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, mabuk, demam, flu, menggigil, dan penyakit menular (Attoe dan Osodeke 2009). Berdasarkan pada bentuk, warna dan aroma rimpang serta komposisi kimianya di Indonesia dikenal tiga tipe jahe, yaitu Jahe Putih Besar ( Z. officionale var. Officinarum), Jahe Putih Kecil ( Z. officinale var. amarum), dan Jahe Merah ( Z. officinale var. rubrum) (Rostiana et. al , 2005).
Menurut Rohardjo (2008,36) Produktifitas jahe dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan tumbuh tanaman, diantaranya adalah stres air, intensitas cahaya, konsentrasi CO 2 dan salinitas. Sebelum berpengaruh terhadap produktivitas, stres air, intensitas cahaya, konsentrasi CO 2 , akan mempengaruhi perubahan karakter fisiologis dan morfologi tanaman terlebih dahulu. Lebihkurang 80% dari seluruh bagian tanaman hidup adalah air, sehingga apabilan tanaman kekurangan air maka akan terjadi penurunan aktivitas biosintesa dan perubahan karakter fisiologis dan Menurut Rohardjo (2008,36) Produktifitas jahe dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan tumbuh tanaman, diantaranya adalah stres air, intensitas cahaya, konsentrasi CO 2 dan salinitas. Sebelum berpengaruh terhadap produktivitas, stres air, intensitas cahaya, konsentrasi CO 2 , akan mempengaruhi perubahan karakter fisiologis dan morfologi tanaman terlebih dahulu. Lebihkurang 80% dari seluruh bagian tanaman hidup adalah air, sehingga apabilan tanaman kekurangan air maka akan terjadi penurunan aktivitas biosintesa dan perubahan karakter fisiologis dan
bahan utama pada aktivitas fotosintesa. Apabila keberadaan CO 2 di udara berkurang maka akan mengurangi aktivitas fotosintesa, dan terjadilah perubahan karakter fisiologis maupun morfologi tanaman jahe yang dampaknya adalah penurunan produktivitas tanaman. Tanaman jahe pada umumya kurang toleran terhadap salinitas, sehingga apabila ditanam dalam lahan salin akan terjadi penurunan produktivitas. Namun dengan penerapan teknologi budidaya kondisi salin dapat diperbaiki.