Membangun Daya Tarik Investasi Kabupaten Bogor dalam Konsepsi Kemitraan Tri Pilar

4
Membangun Daya Tarik Investasi Kabupaten Bogor
dalam Konsepsi Kemitraan Tri Pilar
Oleh:
Drs. Rahmat 5U1jana
Kepala Bagian Perekonomian
5ekretariat Daerah Kabupaten Bogar

1. Pendahuluan
Pelaksanaan Otonorni Daerah yang mula! berjalan sejak Januari tahun 2001 yang
dlfasilitasi oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1999 telah rnernberikan nuansa baru dan perubahan yang rnendasar mengenai
pengaturan hubungan Pus at dan Daerah, baik itu dalarn bidang administrasi
pernerintahan rnaupun dalam hubungan keuangan antara Pernerintah Pusat dan Daerah.
Dalarn perjalanannya perangkat pengaturan pelaksanaan

Pernerintahan Daerah

(Undang-Undang Nornor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nornor 25 Tahun 1999)
dirnaksud, telah terjadi perubahan dan penyernpurnaan, sehingga di akhir Oktober 2004
telah diterbitkan Undang-Undang Nornor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nornor 33

tahun 2004 yang rnenjadi landasan dan pedornan dalarn pelaksanaan urusan
pernerintahan di daerah. Hal terse but dilakukan sebagai akibat bagian dari dinamika
yang terjadi dalarn lingkungan Pernerintahan.
Sejalan dengan hal tersebut di atas{ rnaka era otonorni daerah dapat dimaknai
sebagai management change bag! pemerintah daerah guna rnernberikan pelayanan yang
lebih balk kepada rnasyarakatnya. Management change sejalan dengan pemikiran
Osborne dan Gaebler rnelalui Re Inventing Government, yang mana rnerupakan
transforrnasi untuk rnelakukan perubahan terhadap tujuan-tujuan aplikatif pernerintah
dan

rnelakukan

akuntabilitas

terhadap

kewenangan yang ada pada

lingkungan


pernerintah serta diarahkan pada upaya untuk rnengevaluasi kern bali budaya organisasi
yang dapat rnernpengaruhi kinerja pemerintahan.
lebih lanjut dikatakan bahwa Re Inventing Government dapat pula diartikan
sebagai

upaya

untuk

menernpatkan

posisi

pernerintah

di

dalarn

wawasan


"kewirausahaan" yang ditopang oleh kemampuan dalarn inovasi bag! perbaikan

32

pelayanan pemerintah sesuai dengan kaidah-kaidah efisiensi dan efektivitas kerja yang
pada gilirannya dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
sebagai lembaga yang melaksanakan pelayanan umum, pelayanan publik dan pelayanan
pembangunan.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa salah satu fungsi pemerintah/pemda erat
kaitannya dengan fungsi pembangunan, dalam hal in! pembangunan dimaksud meliputi
pembangunan yang bersifat fisik maupun non fisik, dengan satu upaya dan arahan yang
ditujukan bagi kemajuan masyarakatnya (menuju kesejahteraan). Oi sisi lain
keberhasilan pembangunan itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang
sangat berkaitan satu sarna lainnya (balk aspek internal ataupun eksternal), dengan
demikian maka perlu diperhatikan tata kelola berbagai sumber daya yang dimiliki
(sumber daya alaml sumber daya manusia l sumber daya buatan, maupun

ヲゥョ。」セ@


untuk masukan bag; kelancaran perjalanan proses pembangunan itu sendiri.
sセャ。ィ@

satu bag/an atau aspek yang erat kaitannya serta berpengaruh bag; proses ,

pembangunan, terutama dalam pembangunan ekonomi, yakni iklim investasi yang
kondusif, dimana hal tersebut akan mendorong bag; pertumbuhan dan perkembangan
investasi daerah yang pad a akhirnya akan berdampak secara luas bagi kernajuan daerah
dalam segala bidang.
Sesuai dengan latar belakang di atas, di sam ping itu pula dengan mengacu pada
tema yang ditetapkan, maka tulisan in! diberi Judul "Membangun Oaya Tarik Investasi
Kabupaten Bogor dalam Konsepsi KemitrClan Tri Pilar",

2. Kondisi Eksisting Kabupaten Bogor .
Kabupaten Bogor dengan luas wilayahnya yang mencapal 3.171,02 KM2 yang
secara administratif terdiri dari 40 Kecamatan r 411 Oesa dan 16 Kelurahan r dengan Ibu
Kota (Pusat Pemerintahan) di Cibinong tepatnya di Oesa Tengah yang secara geografis
berada di tengah-tengah wilayah yang menjadi ruang lingkup' pemerintahan Kabupaten
Bogor dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1982. BUa
dilihat dar; sisi rentang jarak jangkauan untuk seluruh wilayahnya, sebenarnya wiiayah

Kabupaten Bogor berada pad a areallingkar luar Pemerintah Kota Bogor.

33

Secara geografis Kabupaten Bogor sangat strategis (pusat pengembangan
pertanlan serta daerah konservasi air dan tanah), selain itu pula didukung dengan
adanya konteks pembangunan regional 'Jabodetabek" Kabupaten Bogor sekarang
merupakan daerah penyeimbang Ibukota Negara (OKI), yang mana konsekuensi
sebagai daerah penyeimbang maka mobilitas perekonomian, dinamika sosial, budaya
dan lainnya (di Kabupaten Bogor) akan dipengaruhi oleh perkembangan dan kemajuan
OKI Jakarta dan sekitarnya.
Sementara itu dengan jumlah penduduk sebanyak 3.945.411 jiwa (lKPJ Bupati
Bogor, 2004) melahirkan kondisi sosial masyarakat yang beragam dengan berbagai
aktivitasnya

yang

beragam

pula,


sehingga

kehidupan

bermasyarakat

dan

berpemerlntahan berlangsung dina mis, terlebih dengan berkembangnya euforia
reformasi yang sangat terasa, sehingga masyarakatnya sangat concern terhadap
prinsip-prinsip dasar demokrasi, tranparansi maupun akuntabilitas.
Oengan berbagai karakterisitik dan ekologi Kabupaten Bogor yang sangat
diuntungkan (terutama luas wilayah yang cukup luas, potens! sumber daya alam yang
sangat potensiai, letak geografis yang strategls dan iklim usaha yang cukup kondusif),
selain itu simpul-simpu! usaha yang dikembangkan Kabupaten Bogor, meliputi:
pengembangan kegiatan pertanian (dalam art! luas), industri dan agroindustri, pariwisata
dan agrowisata, jasa perdagangan dan pertambangan yang dikembangkan dan ketiga
wilayah pembangunan yang ada di Kabupaten Bogor dengan mempeihatikan potens!
dan ketiga wilayah pembangunan dimaksud (wilayah pembangunan Timur, Tengah, dan

Barat), maka merupakan aset dan potens! yang sangat besar bag! Kabupaten Bogor
u'rituk dapat didayagunakan bag! kemajuan dan perkembangan Kabupaten Bogor.
Keadaan dan Kekayaan Alam Kabupaten Bogor ini sangat balk dan beraneka
ragam jenisnya. Saat in! pemanfaatan lahan di Kabupaten Bogor untuk pertanian berupa
lahan sawah 48.412 Ha, lahan untuk bangunan 41.128 Ha, kebun 67.680 Ha, padang
rumput 820 Ha, kolam 2.323 Ha, hutan rakyat 6.288 Ha,. hutan negara 44.587 Ha,
perkebunan 26.505 Ha dan selebihnya 69.354 Ha untuk penggunaan lainnya.

34

Kekayaan alam di Kabupaten Bogor yang dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber bagi pelaksanaan proses pembangunan, secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut:

1. Sumber Daya lahan
Klasifikasi lahan yang dimiliki menunjukan kelas yang bervariasi, tetapi sebagian
besar (60,60%) merupakan lahan yang sesuai untuk pengembangan sektor
pertanian. Dalam korteks pembangunan regional Jabodetabek, Kabupaten Bogor
berfungsi sebagai daerah buffer zone daerah sekitarnya sehingga setiap perubahan
dan alih fungsi lahan yang dilakukan akan berpengaruh dan berdampak pad a wilayah

lainnya.
2. Sumber Daya Hutan
Hutan di Kabupaten Bogor terdiri dan Hutan lindung, hutan eagar alam, hutan wisata
dan hutan produksi. luas hutan di Kabupaten Bogor sekitar 23,29% dar; luas wilayah
keseluruhan. Dan data Propeda Kabupaten Bogor 2002-2006, luas keseluruhan
hutan di Kabupaten Bogor adalah 88.803,61 ha. Berdasarkan f.mgsinya areal hutan
terse but dibagi menjadi: Hutan Undung, Hutan Produksi, serta pengembangan

Hutan Rakyat. Sehingga dalam pengolahannya harus tercapai keseimbangan dan
keserasian antara kebutuhan produksi hasi! hutan dengan kelestariannya bagi
generasi yang akan datang.
3. Sumber Daya Perkebunan
Potens! yang cukup besar adalah perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta dan
PTPN dengan kondisi pada tahun 2000, yaitu perkebunan rakyat se!uas 13.218,15 ha,
dengan produksi sebesar 4.910,40 ton, dengan jenis komoditi kelapa, kopi, melinjo,
cengkeh, gula aren, dan tanaman obat-obatan.
4. Pertanlan
Berdasarkan perhitungan tahun 2000, luas lahan pertaniandi Kabupaten Bogor
sebesar 269.008 ha. lahan dimanfaatkan untuk lahan sawah 48.417 ha dan lahan
kering berupa kebun, ladang dan lainnya seluas 220.698 ha. Sumber daya pertanian

in! meUputi pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan.
5. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral di Kabupaten Bogor memiliki beragam jenis dan cadangan

35

yang besar yang merupakan sumber daya alam yang potensial mengingatl kondisi
fisik wilayah terdiri dan gugusan gunung api pleistosen dan batu terobosan bentukan

pliosen dan pembentukan sungai-sungai besar mula! periode Kwarter. yang telah
dimanfaatkan diantaranya galian golongan C atau bahan bangunan, industrl seperti
batu granit, batu gamping, batu lempung, pasir dan lainnya, sedangkan galian vital
(golongan B) yang perlu perhatian adalah em as dan perak.

3. Rencana Strategis Pemerintah Kabupaten Bogor
Tujuan pembangunan Kabupaten Bogor yang tercermin dalam Visi Kabupaten
Bogor, da/am Program Pembangunan Daerah Kabupaten (Perda nomor 6 tahun 2001 jOe
Perda nomor 1 tahun 2004 ) ditetapkan "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogar
yang Maju, Mandiri, Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa". Upaya untuk
mewujudkan visi sebagaimana dimaksudkan di atas, dljabarkan ke dalam MISI sebagai

berikut:

1. Supremasi Hukum

2. Mewujudkan Pementahan yang Balk ( Good govemance)
3. Meningkatkan peran serta Masyarakat dalam Pembangunan
4. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
5. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
6. Meningkatkdn Perekonomian Daerah

7. Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa.
Visi

dan

Misi

Kabupaten

Bogor menjadi


panduan

dalam

pelaksanaan

pembangunan di Kabupaten Bogor, makci pemerintah daerah Kabupaten Bogor
rnenyusun Visi Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor yang merupakan perpaduan dan
vis! Bupati dengan Perangkat Daerahnya sebagaimana dituangkan dalam Rencana
Strategis (Renstra) Pemda Kabupaten Bogor periode 2003-2008, yaitu: Tercapainya
Pelayanan Prima demi Terwujudnya Masyarakat Kabupaten セッァイ@

yang Maju, Mandiri,

Sejahtera berlandaskan Iman dan Taqwa.
Visi di atas merefleksikan upaya pengelolaan dan pemberian pelayanan terbaik

(excellent service),

bermutu

dan

berkualitas

untuk

semua

jenis

pelayanan

dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogar kepada masyarakat. Vis! tersebut menjadi

36

arah

bagi

pelayanan

Pemda

untuk

lebih balk (bette!), lebih cepat (faster), lebih murah (cheape!) dan memenuhi tuntutan
dan peraturan, kebutuhan serta kepuasan publik (public satisfaction).
Visi Pemerintah Kabupaten Bogor yang sebagaimana ditetapkan tersebut, untuk
mewujudkannya disusun MISI sebagai berikut:

1. Melakukan Reformasi Pelayanan Publik Menuju Pemerintahan yang Balk ( Good
Govemance)
2. Meningkatkan

Profesionalisme

Aparatur

dalam

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan
4. Menumbuhkembangkan Potensi Industri, Pertanian dan Pariwisata secara
Optimal dan lestari
5. Meningkatkan Kualitas dan Menata Sarana, Prasarana dan Infrastruktur
Wilayah
6. Memajukan Kehidupan Keagamaan dan Kondisi Sosial Kemasyarakatan

4. Membangun Cava Tarik Investasi di Kabupaten Bogor dalam Konsepsi
Kemitraan Tn Pilar
1. Konsepsi Kemitraan
Komitmen utama dalam penyelenggaraan pemerintahan menuju keberhasilan
pembangunan, dapat dilakukan melalui upaya mewujudkan good govemment
dan clean govemanceyang mengedepankan beberapa prinsip utama, yaitu:

a.

Partisipasi
Melibatkan secara aktif domain pokok dalam dinamika pembangunan itu
sendiri, berarti menciptakan iklim partisipasi yang balk menuju perwujudan
tujuan yang telah ditetapkan.

b. Supremasi Hukum
Adanya konsistensi peiaksanaan hukum guna menciptakan suatu keadaan
yang aman, tentram dan adi!.

c.

Transparansi
InformasHnformasi yang memang dapat diakses oleh stakeholder tidak

37

ditutup-tutupi, sehingga

dapat diketahui,

dirnengerti,

dan

dipaharni

inforrnasHnforrnasi yang berkernbang.

d. Cepat Tanggap
Merespon berbagai tuntutan yaFlg ada dalarn rnasyarakat, dengan berbagai
langkah-Iangkah taktis dan skala prioritas.

e.

Kesetaraan
Mernberikan ruang lingkup yang proporsional bagi rnasyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalarn pernbangunan tanpa rnernbedakan golongon, agarna,
suku rnaupun jenis kelarnin. Sehingga adanya sernangat pada rnasyarakat
untuk ikut berpartisipasi sesuai dengan kernarnpuan yang dirniliki dalarn
pernbangunan.

f.

Efektif dan Efisien
Apa yang akan dicapai serta waktu yang akan digunakan, dikelola dengan
rnatang rnelalui langkah-Iangkah yang strategis yang rnendukung tepatnya
pencapaian sasaran.

g. Akuntabilitas
Apa-apa yang dilaksanakan dalarn rnenjalankan pernerintahan tadi haruslah
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rnekanisrne yang berlaku
Dinarnika yang terjadi dalarn pernerintahan akan terus berjalan seiring dengan
perkernbangan yang ada, dengan dernikian konsepsi

Re ];--wenting Government

rnerupakan transforrnasi untuk rnelakukan perubahan terhadap tujuan-tujuan aplikatif
pernerintah dan rnelakukan akuntabilitas terhadap kewenangan yang ada pada
Iingkungan pernerintah yang diarahkan pada- upaya untuk rnengevaluasi kern bali budaya
organisasi yang dapat rnernpengaruhi kinerja pernerintahan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa
sebagai

upaya

untuk

Re Inventing Government dapat

rnenernpatkan

posisi

pernerlntah

di

pula diartikan

dalarn

wawasan

"kewirausahaan" yang ditopang oleh kernarnpuan dalam inC?vasi bag! perbaikan fungsi
pernerintah. sesuai dengan kaidah-kaidah efisiensi dan efektivitas kerja yang pada
gilirannya dapat leblh rneningkatkan kepercayaan rnasyarakat kepada pernerintah
sebagai lernbaga yang rnelaksanakan pelayanan urnurn. Pelayanan publik serta fasititator
dan katalisator dalarn pernbangunan.

38

Dengan demikian menuju keberhasilan dalam peiaksanaan pembangunan dan
investasi bagaimana menciptakan sinergitas antara tiga domain pokok pembangunan
melalui kemltraan, yang secara sederhana digambarkan sebagai berikut:

.
:

..

.

. : セ、ャゥョ@

:, ..:. .... ·1iI· Nセ@

NZᄋLイセ@

::h.··.·; . .', '........ ':•. Gpセ@
" .. : .. : .

: :..

pャGィセエ@

セヲCー@

... ' • . .:

NセHQ@

JᆱセDゥ@

セ@

•.セZmB@

AャᄋセN@ュ

セ[NZ@

GセN@

.. . '

.

....... :
GセBャNZM@

.

..

..>.:

, ... ::/.: ..

Dari gambaran di atas, secara eksplisit dijelaskan bahwa keberhasilan dar;
pembangunan dan investasi adalah bagaimana menciptakan suatu kondisi yang sinergis
antara pemerintah, Dunia Bisnis (swasta, BUMN/BUMD) dan Masyarakat, dengan
rnengedepankan prinsip saling membutuhkan atau interdepedensi (:pengusaha
memerlukan pasokan bahan baku, sedang pengelola bahan baku memer!ukan bimbingan
teknologi, pemasaran, processing), saling menguntungkan, dan saling memperkuat.

2. Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dan Harapan dalam Meningkatkan Daya
Tarik Investasi Kabupaten Bogor
Iklim investasi yang kondusif akan berpengaruh pada peningkatan kegiatan
investasi dan pembangunan itu sendiri, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
perkembangan suatu daerah, balk itu dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, dan
bidang-bidang lainnya. Dengan demikian dalam menunjang keberhasilan pembangunan
dan daya tarik investasi, maka pemerintah daerah akan seialu berupaya melakukan
langkah-Iangkah yang sebagai berikut:

a) Secara Internal Pemerintah Daerah, melalui:
1. Mengembangkan berbagai kebijakan strategis mengenai Pola Kemitraan yang

39

diarahkan untuk menciptakan community development.
2. Deregulasi dan Peningkatan Pelayanan Investasi, yang dilakukan melalui

penyempurnaan berbagai peraturan pendukung investasi yang kondusif dan tidak
menciptakan high cost economy
3. Peningkatan Kualitas SDM Aparatur, yang dilakukan melalui Diklat subtantif dan
teknis maupun pendidikan formal
4. Peningkatan kemampuan daya dukung infrastruktur (Sarana dan Prasarana)

5. Inventarlsasi Aset dan Potens; Unggulan Daerah.
6. Transparansi.
b) Secara Eksternal, melalui:

1. Peningkatan Kualitas Masyarakat (Kesehatan, Pendidikan dan Keterampilan).
Dengan masyarakat yang mempunyai kualitas yang balk sudah barang tentu akan
menjadi daya tarik bagi investor, hal tersebut erat kaitannya dengan sumber daya
manusia yang akan digunakan dalam menjalankan investasinya.
2.

Peningkatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat dan Dunia Usaha dengan
menciptakan interaksi yang sinergis dengan Dunia Usaha, baik itu Sektor
Perbankan (Bank Mandiri, BNI, BRI dIl), Telekomunikasi (TElKOM, IN DOSAT dll),
Transportasi (KAI dan lainnya), ataupun sektor Jasa dan Perdagangan akan
menciptakan kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses
investasi dan pembangunan.

3. Pengelolaan terhadap Sumber Daya (SDA, SD Hutan, SD Perkebunan r fviineral,
dll) yang dimiliki
4.

Penegakan Hukum diarahkan bag; penciptaan kondisi yang aman dan adil yang
pada akhirnya akan tercipta ketenangan berinvestasi.

5. Penutup
Sebagai upaya dalam menciptakan keberhasilan pe:nbangunan dan investasi,
pemerintah sebagai sektor yang mempunyai dominasi yang cukup besar (baik itu dalam
hal regulasi, alokasi, distribusi dan stabilisasi), terus berupaya mengembangkan
kebijakan-kebijakan strategis pola kemitraan yang meiibatkan 3 domain pokok, yakni
Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Bisnis (termasuk di dalamnya BUMN).

40

DAfTAR PUSTAKA

Master Plan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2002 - 2006
Osborne, D & Goebler, T. Re Inventing Government: How The Entrepreneurial Spirit is
Transforming The Public Sector, New York, 1992
Siagian, Sondang P. Rlsafat a、ュゥョウエイ。セ@

CV Haji Mas Agung, Jakarta, 1994

Soejadi. F.X. Analisis Manajemen Modern, CV Haji Mas Agung, Jakarta, 1994
Syaukani, Aksesdan Indikator Tata Kelola Pemerintahan Yang 8aik(Acces and Indicator::;
to Good local Governance). lKH-Otda
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Depdagri/ Jakarta,
2005
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah, Depdagri, Jakarta, 2005

41