Kacang hijau (Mung bean)

3.3 Kacang hijau (Mung bean)

3.3.1 Latar Belakang

Kacang hijau merupakan tanaman Leguminoceae peringkat ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah yang dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini lebih banyak hidup di dataran rendah hingga 500 Kacang hijau merupakan tanaman Leguminoceae peringkat ketiga setelah kacang kedelai dan kacang tanah yang dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini lebih banyak hidup di dataran rendah hingga 500

Kacang hijau dapat ditanam di lahan sawah pada musim kemarau atau di lahan tegalan pada musim hujan. Di tingkat petani, rata-rata produktivitas baru mencapai 0,9 ton/ha. Dengan teknik budidaya yang baik dapat dicapai produksi 2 ton/ha. Tersedia pilihan varietas unggul kacang hijau yang beragam baik ukuran bijinya (besar atau kecil), dan kulit biji yang hijau kusam atau mengkilat.

Kacang hijau mengandung kalori 31 kkal dalam per 100 g (kacang hijau mentah) dan mengandung lemak tak jenuh. Kacang hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat melindungi kinerja selaput lendir usus. Mengandung zat vitamin A, sangat baik untuk kesehatan mata, juga bermanfaat Untuk menjaga dan melindungi kesehatan jaringan tubuh, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pada kulit. Baik untuk penderita kolestrol, Bermanfaat baik untuk ibu hamil. Asam folat, vitamin B1, B2, protein, lemak tak jenuh, karbohidrat, kalsium dan fosfor.

3.3.2 Permasalahan

Komoditi kacang hijau mempunyai arti yang strategis karena menyediakan kebutuhan paling esensial bagi kehidupan sebagai bahan pangan serta sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan kacang hijau akan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan. Disisi lain produksi kacang hijau yang dihasilkan belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk itu maka pengembangan kacang hijau harus terus diupayakan dan ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya akan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani dan menggerakkan kegiatan perekonomian di wilayah pedesaan. Upaya- upaya pengembangan kacang hijau dilakukan melalui peningkatan luas areal tanam, panen dan produktivitas, nilai tambah dan daya saing. Daerah-daerah sentra kacang hijau yang selama ini menurun luas tanamnya bahkan mengalihkan ke komoditas lain perlu diarahkan dan dibimbing untuk menanam kembali kacang hijau. Permasalahan dalam pengembangan komoditi kacang hijau secara umum adalah sebagai berikut : a) Penerapan teknologi anjuran belum berkembang yang mengakibatkan produktivitas belum optimal, b) Penggunaan benih bermutu masih rendah, c) Penggunaan pupuk berimbang, hayati dan organik masih rendah, d) kompetisi lahan dengan komoditas lainnya,

3.3.3 Teknologi Produksi

1. Penanaman dengan sistem tugal

Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang. Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 –400 ribu tanaman/ha. Pada musim kemarau digunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400 –500 ribu tanaman/ha.

2. Pemupukan pada lahan kurang subur

Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea +

45 –90 kg SP36 + 50 kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 15 –20 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam.

Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai mulsa.

3. Inokulasi rhizobium untuk meningkatkan produksi

Penggunakan legin/isolat rhizobium komersial pada benih kacang hijau yaitu menggunakan tanah bekas tanaman kacang hijau untuk dicampurkan dengan benih sebelum benih ditanam.

4. Penggunaan Varietas yang Masak Serempak

Beberapa varietas unggul kacang hijau yang telah banyak ditanam di Indonesia adalah: Bhakti (No. 116). No 129, Merak, Nuri, Manyar, Gelatik,Betet, Walet, SP 83051, Kenari, Sriti.

4. EVALUASI

4.1 Evaluasi pembelajaran Teknologi Tanaman kacang - kacangan

dilakukan dengan presentasi kelompok yang dinilai kelompok lain yang sedang tidak presentasi.

4.2 Evaluasi Dasar Teknologi Tanaman kacang - kacangan bagi kelompok atau mahasiswa yang sedang tidak presentasi dilakukan dengan memberikan Quiz dalam bentuk pre test atau post test atau tugas tambahan lain oleh kelompok presentasi.

4.3. Evaluasi meliputi teknologi produksi yang harus dilakukan agar

produktifitas tanaman kedelai, kacang tanah dan kacang hijau mampu mencapai potensi produksi dan teknologi produksi yang perlu dilakukan agar impor ubi kayu dan ubi jalar bisa diperkecil.

5. TUGAS

5.1 Setiap kelompok/mahasiswa mencermati dasar teori pada

komoditas tanaman kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk diterapkan pada praktikum

5.2 Kelompok presentasi Teknologi Produksi Tanaman tanaman

kedelai, kacang tanah dan kacang hijau mempersiapkan presentasi dalam bentuk Power Point untuk presentasi minggu depan. Presentasi harus sesuai dengan RKPS. Pada saat presentasi bisa membawa alat peraga atau contoh tanaman.

6. DAFTAR PUSTAKA

Crop Ecosystem Responses to Climatic Change : Soybean. Leon Hartwell Allen, JR and Kenneth J. Boote Climate Change and Global Crop Productivity 2000. Soybean (Glycine max L. Merril). Tropical Crops. Dicotyledons 1. 1979 J. W. Purseglove.

Kedelai. 2002. Badan Urusan Logistik RI Prosiding Lokakarya Kedelai Nasional. 2008. Pemberdayaan Agribisnis

Kedelai menuju swasembada Nasional. PERAGI - Jurs. Budidaya Pertanian. FP-UB.

BALITKABI. 2012. Efektifitas multiisolat rhizobium ILETRISOY pada

tanaman kedelai di tanah masam Ultisol. Litbangdeptan.goid