ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
V. ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
Definisi: Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk tunggal/ renggang, deret/rapat dengan skala pelayanan yang ditetapkan dalam RTRWK.
Tujuan penetapan:
menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk yang dilayani dan skala pelayanan fasilitas yang akan dikembangkan; menentukan pusat@pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala pelayanan sebagaimana tertuang di dalam RTRWK; dan mengatur hierarki pusat pusat pelayanan sesuai dengan RTRWK.
15. pendidikan
SPU)1
peruntukan ruang
penyediaan sarana
dalam merencanakan
penempatan sarana pendidikan ketentuan teknis
yang merupakan
pendidikan adalah
sarana pendidikan harus
dasar dan sarana pendidikan merujuk pada
bagian dari kawasan
untuk melayani setiap
memperhatikan:
menengah disesuaikan dengan SNI 03@1733@
budi daya yang
unit administrasi
berapa jumlah anak
ketentuan jarak jangkau
2004 Tentang
dikembangkan untuk
pemerintahan baik
yang memerlukan
maksimum dari permukiman Tata Cara
sarana pendidikan
yang informal (RT,
fasilitas ini pada area
serta menjadi orientasi
Perencanaan
dasar sampai
RW) maupun yang
perencanaan;
pelayanan lingkungan untuk Lingkungan
dengan pendidikan
formal (Kelurahan,
optimasi daya
sarana pendidikan dasar dan Perumahan di
tinggi, pendidikan
Kecamatan), dan
tampung dengan satu
menengah
Perkotaan
formal dan informal,
bukan didasarkan
shift;
jumlah sarana pendidikan
L1@15 L1@15
semata@mata pada
effisiensi dan
dasar dan menengah dalam
secara horizontal
jumlah penduduk
efektifitas
satu wilayah disesuaikan
dan vertikal
yang akan dilayani
kemungkinan
dengan jumlah penduduk
oleh sarana tersebut.
pemakaian ruang
minimum yang terlayani.
belajar secara
sarana pendidikan tinggi pada
terpadu;
lingkungan padat minimum
pemakaian sarana
dengan aksesibilitas jalan
dan prasarana
kolektor dan dikembangkan
pendukung;
secara vertikal, perletakan tidak
keserasian dan
boleh berbatasan langsung
keselarasan dengan
dengan perumahan
konteks setempat
sarana pendidikan formal
terutama dengan
meliputi sekolah dasar, sekolah
berbagai jenis sarana
menengah pertama, sekolah
lingkungan lainnya.
menengah umum dan pendidikan tinggi serta akademi
sarana pendidikan informal meliputi kursus pendidikan dan perpustakaan tingkat kelurahan, perpustakaan sub@ wilayah dan perpustakaan wilayah dikembangkan sesuai dengan jumlah penduduk minimum penduduk terlayani
16. transportasi SPU@2
peruntukan ruang
menyediakan ruang
tersedianya ruang
memperhatikan kebijakan ketentuan teknis
yang merupakan
untuk pengembangan
untuk pengembangan
sistem transportasi nasional merujuk pada
bagian dari kawasan
fungsi transportasi
fungsi transportasi
memperhatikan kebijakan SNI 03@1733@
budi daya yang
udara, jalan raya,
udara, jalan raya,
pemerintah yang menunjang 2004 Tentang
dikembangkan untuk
kereta api, laut,
kereta api, laut,
pusat pertumbuhan ekonomi; Tata Cara
manampung fungsi
sungai, dan danau
sungai, dan danau
memperhatikan ketersediaan Perencanaan
transportasi dalam
menetapkan kriteria
kriteria penyediaan
lahan sesuai dengan
Lingkungan
upaya untuk
pengembangan zona
jaringan sirkulasi
kebutuhan pelayanan
Perumahan di
mendukung
transportasi
kendaraan pribadi
transportasi yang akan
dan umum berikut
dikembangkan serta sarana
pengembangan
perumahan
terminal/ tempat
pergantian moda angkutan
sistem transportasi
direkomendasikan
pemberhentian
aksesibilitas yang
L1@16 L1@16
untuk dilalui sarana
disusun berdasarkan
menghubungkan antar lokasi
didalam rencana tata
jaringan transportasi
penggolongan jalan
kegiatan transportasi minimal
ruang yang meliputi
lokal atau memiliki
kriteria yang harus
jalan kolektor
transportasi darat,
akses yang tidak
dipenuhi pada
tidak berbatasan langsung
udara, dan perairan
terlampau jauh
perencanaan jalur
dengan zona perumahan
(maksimal 1 km)
pedestrian adalah
area pusat kegiatan pada unit
menuju sarana
asas keterkaitan/
kelurahan (30.000 penduduk)
transportasi tersebut.
keterhubungan, azas
sekurang@kurangnya harus ada
kemudahan
tempat pemberhentian
pencapaian, azas
kendaraan umum antar
keselamatan/keaman
lingkungan dan juga
an dan atraktif), azas
pangkalan@pangkalan
kenyamanan, dan
kendaraan yang dapat
azas kejelasan /
langsung membawa
kemudahan
penumpang ke daerah pengenalan perumahan, misalnya
Luas lahan parkir
pangkalan becak, bajaj, ojek,
bruto di lingkungan
dan sejenisnya; dan
zona perumahan
area pusat kegiatan pada unit
adalah tiga persen
kecamatan (120.000
dari luas daerah yang
penduduk) sekurang@ dilayani kurangnya harus ada
standar besaran
pangkalan kendaraan umum
lahan parkir untuk
jenis angkutan kecil yang dapat
zona perdagangan
meneruskan penumpang ke
dan jasa adalah
pusat@pusat kegiatan atau ke
setiap luas 60 (enam puluh) m 2
pusat@pusat lingkungan hunian
terdapat 1
dengan catatan tidak (satu) lot parkir mobil menerobos daerah perumahan
standar besaran
dan tidak mangkal di pusat
lahan parkir untuk
lingkungan. Luas pangkalan
zona perkantoran
oplet / angkot ini sekurang@
adalah setiap luas
kurangnya 500 m2.
100 (seratus) m 2 jalur pejalan kaki diletakkan
terdapat 1 (satu) lot
menyatu secara bersisian
parkir mobil
dengan jalur jalan pada kedua
penyediaan
sisi jalan pada area daerah
L1@17 L1@17
milik jalan / damija
wilayah adalah
dalam kondisi tertentu, jika
sekurang@kurangnya
memang terpaksa jalur memiliki luas layanan 2 pedestrian ini dapat hanya 2.000 (dua ribu) m pada satu sisi saja
permukaan perkerasan jalur pejalan kaki secara umum terbuat dari bahan anti slip
perkerasan jalur pejalan kaki ini harus menerus dan tidak terputus terutama ketika menemui titik@titik konflik antara jalur pejalan kaki dengan moda transportasi lain seperti jalur masuk kapling, halte, dan lain sebagainya
penyelesaian pada titik@titik konflik ini harus diselesaikan dengan pendekatan kenyamanan sirkulasi pejalan kaki sebagai prioritas utamanya
lebar jalur untuk pejalan kaki saja minimal 1,2 (satu koma dua) meter
kemiringan jalur pedestrian (trotoar) memiliki rasio 1:2
tata hijau pada sisi jalur pedestrian mutlak diperlukan sebagai elemen pembatas dan pengaman (
) bagi pejalan kaki, sebagai peneduh yang memberi kenyamanan, serta turut membentuk karakter wajah jalan dari koridor jalan secara keseluruhan
pembatas fisik lain yang bersifat ringan, seperti
L1@18 L1@18
harus dihindari bentukan jalur pejalan kaki yang membentuk labirin yang tertutup dan terisolasi dengan lingkungan sekitarnya karena dapat memicu terjadinya kejahatan
ukuran lebar jalur pejalan kaki sesuai dengan hirarki jalan yang bersangkutan
luas dari lahan parkir tergantung pada jumlah pemilikan kendaraan, jenis kegiatan dari pusat kegiatan yang dilayani, dan sistem pengelolaan parkir
17. kesehatan SPU@3
peruntukan ruang
menyediakan ruang
tersedianya ruang untuk:
penempatan penyediaan ketentuan teknis
yang merupakan
untuk:
pengembangan
fasilitas kesehatan akan
merujuk pada
bagian dari kawasan
pengembangan
kelompok kegiatan
mempertimbangkan jangkauan SNI 03@1733@
budi daya yang
kelompok kegiatan
kesehatan dan
radius area layanan terkait 2004 Tentang
dikembangkan untuk
kesehatan dan
fasilitasnya yang
dengan kebutuhan dasar Tata Cara
pengembangan
fasilitasnya yang
hierarki dan skala
sarana yang harus dipenuhi Perencanaan
sarana kesehatan
hierarki dan skala
pelayanannya
untuk melayani pada area Lingkungan
dengan hierarki dan
pelayanannya
disesuaikan dengan
tertentu
Perumahan di
skala pelayanan
disesuaikan dengan
jumlah penduduk
sarana kesehatan yang
Perkotaan
yang disesuaikan
jumlah penduduk
yang terlayani dalam
dikembangkan dalam satu
dengan jumlah
yang terlayani dalam
satu wilayah
zona tersendiri adalah sarana
penduduk yang akan
satu wilayah
administrasi
kesehatan dengan skala
dilayani yang
administrasi
pelayanan kebutuhan
pelayanan tingkat kecamatan
dikembangkan
memberikan
penduduk akan
atau lebih yang meliputi rumah
secara horizontal
pelayanan kesehatan
sarana kesehatan
bersalin, laboratorium
L1@19 L1@19
kesehatan kepada
kesehatan, puskesmas
masyarakat, memiliki
kecamatan, RS pembantu tipe
peran yang sangat
C, RS wilayah tipe B, dan RS
strategis dalam
tipe A
mempercepat
sarana kesehatan berupa pos
peningkatan derajat
kesehatan, apotik , klinik,
kesehatan
praktek dokter tidak
masyarakat sekaligus
dikembangkan dalam satu
untuk mengendalikan
zona terpisah dan akan diatur
pertumbuhan
lebih lanjut dalam peraturan
penduduk
zonasi
rumah sakit dikembangkan dengan dengan jalan akses minimum jalan kolektor, perletakan tidak boleh berbatasan langsung dengan perumahan
puskesmas dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan lingkungan utama
mengacu pada ketentuan@ ketentuan lain yang berlaku dalam pengembangan sarana kesehatan
18. olahraga SPU@4
peruntukan ruang
menyediakan ruang
tersedianya ruang untuk:
sarana olahraga yang
ketentuan teknis
yang merupakan
untuk:
pengembangan
dikembangkan dalam satu merujuk pada
bagian dari kawasan
pengembangan
kelompok kegiatan
zona tersendiri adalah sarana SNI 03@1733@
budi daya yang
kelompok kegiatan
sarana olahraga dan
olahraga tingkat pelayanan 2004 Tentang
dikembangkan untuk
sarana olahraga dan
fasilitasnya yang
kecamatan yang meliputi Tata Cara
menampung sarana
fasilitasnya yang
hierarki dan skala
gedung olahraga, kolam
Perencanaan
olahraga baik dalam
hierarki dan skala
pelayanannya
renang, gelanggang olahraga, Lingkungan
bentuk terbuka
pelayanannya
disesuaikan dengan
stadion mini
Perumahan di
maupun tertutup
disesuaikan dengan
jumlah penduduk
sarana olahraga dengan skala Perkotaan
sesuai dengan
jumlah penduduk
yang terlayani dalam
pelayanan lebih rendah dari
lingkup
yang terlayani dalam
satu wilayah
tingkat kecamatan tidak
pelayanannya
satu wilayah
administrasi
dikembangkan dalam satu
L1@20 L1@20
administrasi
pelayanan kebutuhan
zona tersendiri namun
skala pelayanan
pelayanan kebutuhan
penduduk terhdap
merupakan satu kesatuan
yang disesuaikan
penduduk terhadap
sarana olahraga
dengan permukiman (bagian
dengan jumlah
sarana olahraga
dari fasilitas perumahan) dan
penduduk
akan diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi
fasilitas olahraga dengan skala pelayanan lebih besar atau sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan dengan jalan akses minimum jalan kolektor
19. sosial budaya SPU@5
peruntukan ruang
menyediakan ruang
tersedianya ruang untuk:
sarana sosial budaya yang ketentuan teknis
yang merupakan
untuk:
pengembangan
dikembangkan dalam satu merujuk pada
bagian dari kawasan
pengembangan
kelompok kegiatan
zona tersendiri adalah sarana SNI 03@1733@
budi daya yang
kelompok kegiatan
sosial budaya dan
sosial budaya tingkat
2004 Tentang
dikembangkan untuk
sosial budaya dan
fasilitasnya yang
pelayanan kecamatan atau Tata Cara
menampung sarana
fasilitasnya yang
hierarki dan skala
lebih besar yang meliputi balai Perencanaan
sosial budaya
hierarki dan skala
pelayanannya
warga, gedung serba guna, Lingkungan
dengan hierarki dan
pelayanannya
disesuaikan dengan
balai latihan kerja, panti sosial, Perumahan di
skala pelayanan
disesuaikan dengan
jumlah penduduk
gedung jumpa bakti, gedung Perkotaan
yang disesuaikan
jumlah penduduk
yang terlayani dalam
pertemuan umum dengan
dengan jumlah
yang terlayani dalam
satu wilayah
besaran minimum diatur di
penduduk yang
satu wilayah
administrasi
dalam peraturan zonasi
dikembangkan
administrasi
pelayanan kebutuhan
sarana sosial budaya dengan
secara horizontal
pelayanan kebutuhan
penduduk terhadap
skala pelayanan lebih rendah
maupun vertikal
penduduk terhadap
sarana sosial budaya
dari tingkat kecamatan tidak
sarana sosial budaya
dikembangkan dalam satu zona tersendiri namun merupakan satu kesatuan dengan permukiman (bagian dari fasilitas perumahan) dan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi
fasilitas sosial budaya dengan skala pelayanan lebih besar
L1@21 L1@21
20. peribadatan SPU@6
peruntukan ruang
menyediakan ruang
tersedianya ruang untuk:
memperkirakan populasi dan ketentuan teknis
yang merupakan
untuk:
mengisi kebutuhan
jenis agama serta kepercayaan merujuk pada
bagian dari kawasan
mengisi kebutuhan
rohani yang perlu
dan kemudian merencanakan SNI 03@1733@
budi daya yang
rohani yang perlu
yang disediakan di
alokasi tanah dan lokasi
2004 Tentang
dikembangkan untuk
yang disediakan di
lingkungan
bangunan peribadatan sesuai Tata Cara
menampung sarana
lingkungan
perumahan yang
dengan tuntutan planologis dan Perencanaan
ibadah dengan
perumahan yang
direncanakan selain
religius
Lingkungan
hierarki dan skala
direncanakan selain
sesuai peraturan yang
mempertimbangkan
Perumahan di
pelayanan yang
sesuai peraturan
ditetapkan, juga
pendekatan desain keruangan Perkotaan
disesuaikan dengan
yang ditetapkan, juga
sesuai dengan
unit@unit atau kelompok
jumlah penduduk
sesuai dengan
keputusan
lingkungan yang ada
keputusan
masyarakat yang
Penempatan penyediaan
masyarakat yang
bersangkutan
fasilitas ini akan
bersangkutan
pengembangan
mempertimbangkan jangkauan
pengembangan
kelompok kegiatan
radius area layanan terkait
kelompok kegiatan
peribadatan dan
dengan kebutuhan dasar
peribadatan dan
fasilitasnya yang
sarana yang harus dipenuhi
fasilitasnya yang
hierarki dan skala
untuk melayani area tertentu
hierarki dan skala
pelayanannya
sarana ibadat yang
pelayanannya
disesuaikan dengan
dikembangkan dalam satu
disesuaikan dengan
jumlah penduduk
zona tersendiri meliputi sarana
jumlah penduduk
yang terlayani dalam
ibadat tingkat pelayanan
yang terlayani dalam
satu wilayah
kecamatan atau lebih besar
satu wilayah
administrasi
sarana ibadat dengan skala
administrasi
pelayanan kebutuhan
pelayanan lebih rendah dari
pelayanan kebutuhan
penduduk akan
tingkat kecamatan tidak
penduduk akan
sarana peribadatan
dikembangkan dalam satu
sarana peribadatan
sesuai dengan
zona tersendiri namun
sesuai dengan
proporsi jumlah
merupakan satu kesatuan
proporsi jumlah
pemeluk agama yang
dengan permukiman (bagian
pemeluk agama yang
dilayani dalam satu
dari fasilitas perumahan) dan
L1@22 L1@22
wilayah
akan diatur lebih lanjut dalam
wilayah
peraturan zonasi
fasilitas peribadatan dengan skala pelayanan lebih besar atau sama dengan tingkat kecamatan dikembangkan dengan jalan akses minimum jalan kolektor
mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam pengembangan sarana peribadatan