Lignin hasil isolasi dengan menggunakan H
2
SO
4
dan HCl banyak mengandung asam asetat, asam laktat, asam format dan asam-asam lainnya Sjostrom,1995. Adanya ikatan lignin-
karbohidrat memungkinkan terjadinya degradasi senyawa-senyawa karbohidrat selama isolasi berlangsung seperti pentosa dan asam-asam uronat menjadi furfural, heksosa menjadi hidroksi
metal furfural dan asam format sehingga pH isolat lignin semakin rendah Kim, 1987.
2.3.5 Karakteristik Isolat Lignin 1. Rendemen Lignin
Rendemen lignin yang dihitung pada penelitian ini didasarkan pada berat serpih TKKS. Rendemen lignin menunjukkan besarnya jumlah padatan lignin satuan dalam gram dalam
setiap gram serpih TKKS yang digunakan. Rendemen lignin sangat dipengaruhi oleh proses pemasakan bahan baku, perbedaan reaksi polimerisasi dan dikarenakan adanya perlakuan
tambahan, yaitu penguapan sebagian kandungan airnya. Faktor konsentrasi asam sulfat memberikan pengaruh yang nyata pada masing-masing rendemen isolat ligninnya. Diketahui
bahwa perlakuan konsentrasi asam sulfat yang digunakan pada proses pengasaman lindi hitam, cenderung memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada lindi hitam masing-masing
perlakuan penambahan NaOH kedalam larutan. Kombinasi perlakuan faktor penambahan katalis basa NaOH. Adanya peningkatan rendemen isolate lignin pada proses pengasaman
menggunakan asam sulfat dikarenakan pada kondisi proses pengasamanyang lebih asam dimana semakin tinggi konsentrasi asam sulfat maka semakin tinggi pula tingkat keasamannya pH
rendah, diduga terjadireaksi kondensasi yang semakin meningkat pada unit-unit penyusun lignin seperti para-koumaril alkohol, koniferil alkohol dan sinapil alkohol, yang semula larut akan
Universitas Sumatera Utara
mengalami repolimerisasi dan membentuk molekul yang lebih besar yaitu polimer lignin Damat, 1989.
Pada suasana asam lignin cenderung melakukan kondensasi sehingga lignin yang terkondensasi tersebut akan mengendap dan lignin yang terisolasi semakin banyak. Selain itu,
seiring meningkatnya penambahan NaOH pada larutan pemasak organosolv, menyebabkan semakin tinggi padatan total yang mengandung lignin sehingga rendemen isolat lignin yang
didapat semakin tinggi pula. Terjadi penurunan rendemen isolat lignin. Hal tersebut diduga disebaban pada kondisi pengasaman yang terlalu kuat jenuh, polimerlignin akan berikatan
dengan polimer non lignin sehingga membentuk senyawa lainnya yang terlarut dalam pelarut, ataupun pada saat proses pengasaman lindi hitam terdapat lignin yang tidak terendapkan
Achmadi,1991. Penambahan asam terlalu kuat pada larutan sisa pemasak pulp lindi hitam dapat menyebabkan terjadinya degradasi polisakarida dan dekomposisi komplek lignin-
karbohidrat Barsinai,1976.
Selain itu,lindi hitam TKKS pada kondisi pengasaman dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan rendemen lignin semakin kecil dikarenakan tingkat pengasaman yang tidak merata
pada kondisi tersebut. Selain degradasi lignin diduga terjadi degradasi komponen non lignin lainnya yang berlebihan yang larut dalam larutan pemasak Ibrahim,2003.
Selama berlangsungnya proses delignifikasi tidak hanya lignin yang terpisahkan dari serat-serat selulosa, tetapi juga komponen lainnya seperti polisakarida dan sedikit hemiselulosa.
Faktor lain yang menyebabkan perbedaan perolehan rendemen isolat lignin pada masing-masing perlakuan yaitu adanya penambahan asam sulfat berkonsentrasi tinggi pada lindi hitam yang
menyebabkan suhu pada saat proses pengendapan lignin semakin tinggi karena adanya reaksi
Universitas Sumatera Utara
kimia antara asam sulfat dengan larutannya sehingga lignin mengalami perubahan struktur menjadi senyawa lain. Hal tersebut ditunjukkan pada saat pengendapan lignin, suhu lindi hitam
setelah ditambahkan asam sulfat berkisar antara 60-75°C Sjostrom,1995.
Pada suhu tinggi lignin dapat mengalami perubahan struktur dengan membentuk asam format, metana, asam asetat dan vanilin sehingga lignin yang terendapkan semakin sedikit
Judoamidjojo,1989.
2. Kadar Lignin