21
sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.
Menurut Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Prahesty, 2011, menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu
dalam penelitiannya: 1 preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa;
2 auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani; 3 total lag:
interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tidak tepat waktu dan kategori 1
untuk perusahaan yang tepat waktu.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu
Timeliness Pelaporan Keuangan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, antara lain:
2.1.5.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu periode tertentu.
Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,
22
dan sebagainya Harahap, 2011: 304. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dianggap sebagai salah satu indikasi yang mencerminkan
tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan. Menurut Dyer dan Hugh 1975 dalam Kadir, 2011 bahwa
perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita
baik dan perusahaan tersebut cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Jadi, bisa dikatakan bahwa profit laba itu
adalah berita baik good news, karena profitabilitas akan mengurangi ketidakpastian bagi para pengguna. Isi dari laporan
keuangan akan sangat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Jika pengumuman laba berisi berita baik good news,
maka pihak manajemen cenderung menyampaikan laporan keuangan perusahaannya dengan tepat waktu, dan sebaliknya jika perusahaan
mengalami kerugian, pihak manajemen umumnya menunda penyampaian laporan keuangan perusahaannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabilitas yaitu Return On Asset ROA. ROA adalah rasio yang
menunjukkan berapa laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva Harahap, 2011: 305. Rasio ROA dapat dirumuskan
sebagai berikut:
ROA =
Laba setelah Pajak Total Aset
x 100
23
2.1.5.2 Ukuran Perusahaan
Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat
didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya Soetedjo, 2006: 79 dalam
Situmorang, 2010. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.
Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan dikelompokkan atas:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan
atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria
usaha mikro asset yang harus dimiliki maksimal Rp. 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
24
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Untuk kriteria usaha kecil
aset yang harus dimiliki Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Untuk kriteria
usaha menengah aset yang harus dimiliki Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha. 4.
Usaha besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah. Untuk kriteria usaha besar asset yang harus dimiliki lebih dari
Rp.10.000.000.000,- . Owusu-Ansah 2000 dan Sulistyo 2010 menemukan
bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran proksi yang
mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan
25
total aset. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan
dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya aset
yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki
sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini
memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.
Dalam penelitian ini menggunakan total nilai aset untuk mengukur ukuran perusahaan, karena berdasarkan definisi yang
dikemukakan oleh Prasetyantoko 2008: 257 adalah: “Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin besar aset
biasanya perusahaan tersebut makin besar”. Penggunaan logaritma natural untuk mengukur total aset karena data yang tersedia pada
laporan keuangan perusahaan go public terlalu besar angkanya dalam miliaran. Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih akurat dan
mempermudah peneliti dalam proses pengolahan data maka digunakan logaritma natural untuk mengukur total aset.
Ukuran perusahaan = Ln Total Aset
26
2.1.5.3 Tingkat Leverage