Pelaporan Keuangan Teori Kepatuhan

15 3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memunginkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah. Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat. Perusahaan memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan terlahir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.2 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan ditambah dengan informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, seperti informasi tentang sumber daya perusahaan, earning, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan bagian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup Yadiati, 2010: 52. Menurut SFAC Statement of Financial Accounting Concepts No.1 dalam Prahesty, 2011 pelaporan keuangan terdiri atas: 16 1. Laporan keuangan dasar Basic Financial Statements yang terdiri dari laporan keuangan Financial Statement dan catatan atas laporan keuangan Notes of Financial Statements. 2. Informasi-informasi tambahan Supplementary Informations. 3. Laporan-laporan lain selain Laporan keuangan Other means of Financial Reporting. Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business Enterprises dalam Yadiati, 2010: 53 adalah: 1. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya dalam membantu proses pengambilan keputusan yang rasional atas investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis. 2. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk future cash flow pada perusahaan. 3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya. 17

2.1.3 Teori Kepatuhan

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan go public di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teori kepatuhan menurut Kelman dalam Ardani, 2010: 50 dinyatakan bahwa: Compliance diartikan sebagai suatu kepatuhan yang di dasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha untuk menghindarkan diri dari hukuman yang mungkin dijatuhkan. Kepatuhan ini sama sekali tidak didasarkan pada suatu keyakinan pada tujuan kaedah hukum yang bersangkutan, dan lebih di dasarkan pada pengendalian dari pemegang kekuasaan. Sebagai akibatnya maka kepatuhan akan ada, apabila ada pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan kaedah-kaedah hukum tersebut”. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca IAI, 2007: 1.7, akan tetapi bagi perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dituntut untuk mematuhi peraturan yang diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, yaitu: “Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan 18 Indonesia IAI dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam”. Peraturan-peraturan tersebut sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346BL2011 yang telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011, mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan bursa efek di Negara Lain wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory. Berdasarkan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep- 307BEJ07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H mengenai sanksi: Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan Peringatan III disertai denda sebesar Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 150.000.000, bahkan akan dikenakan sanksi suspensi. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai dengna aturan. Selain itu, perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan juga sanksi administratif yang diatur oleh Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang penyataan telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 satu juta 19 rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. Sebagai kesimpulan, teori kepatuhan dapat mendorong perusahaan untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku termasuk dalam melaksanakan kewajiban mereka untuk mempublikasi laporan keuangan secara tepat waktu.

2.1.4 Ketepatan Waktu Timeliness Pelaporan Keuangan.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 95 126

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 21 124

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timeliness Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 14