Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem

2.9 Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem

Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar atau diagram atau grafik. Penggunaan diagram atau gambar ini dipandang lebih mengena dan lebih mudah dimengerti. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang tidak berupa gambar atau grafik (nongraphical tools). Seperti misalnya data dictionary, structured English, pseudocode serta formulir-formulir untuk mencatat dan menyajikan data.

Alat-alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya adalah sebagai berikut ini.

a. HIPO diagram, digunakan di metodologi HIPO dan di metodologi yang lainnya.

b. Data Flow Diagram, digunakan di metodologi structured systems b. Data Flow Diagram, digunakan di metodologi structured systems

c. SADT diagram, digunakan di metodologi SADT

d. Warnier/Orr diagram, digunakan di metodologi Warnier/Orr

e. Jaksin’s diagram, digunakan di metodologi Jakson System Development

Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu metodologi tertentu, masih terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum, yaitu data digunakan di semua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa suatu bagan. Bagan dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini.

1. Bagan untuk menggambarkan aktifitas (activity charting).

a. Bagan alir sistem (systems Flowchart)

b. Bagan alir program (program Flowchart) yang dapat berupa:

1) Bagan alir logika program (program logic Flowchart)

2) Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart)

c. Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau disebut juga dengan bagan alir formulir (form flowchart)

d. Bagan alir hubungan database (database relationship flowchart)

e. Bagan alir proses (process flowchart)

f. Gantt chart

2. Bagan untuk menggambarkan tataletak (layout charting)

3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal 3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal

a. Bagan distribusi kerja (working distribution chart)

b. Bagan organisasi (organization chart)

(Jogiyanto, 1990)

2.9.1 Diagram Arus Data

Ide dari suatu bagan untuk mewakili arus data dalam suatu sistem bukanlah hal yang baru. Penggunaan notasi dalam diagram arus data sangat membantu sekali untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat kompleksitasnya seperti yang diungkapkan oleh Chris Gane dan Trish Sarson. Pada tahap analisis, penggunaan notasi ini sangat membantu sekali di dalam komunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika. Diagram yang menggunakan notasi-notasi ini untuk menggambarkan arus dari data sistem sekarang dikenal dengan nama diagram arus data (data flow diagram atau DFD).

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, microfiche, hard disk, tape, diskette dan lain sebagainya). DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur (structured analysis and design). DFD merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga

2.9.1.1 Simbol yang Digunakan DFD

Beberapa symbol digunakan di DFD untuk maksud mewakili:

A. External entity (Kesatuan Luar) atau Boundary (Batas Sistem)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak atau suatu kotak dengan sisi kiri dan atasnya berbentuk garis tebal sebagai berikut :

Gambar 2.5 Notasi External Entity

B. Data Flow (Arus Data)

Arus data (data flow) di DFD diberi symbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari arus data dituliskan disamping garis panahnya.

Order langganan

Gambar 2.6 Notasi Arus data di DFD

C. Process (Proses)

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram (PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer, sedang untuk logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menunjukkan proses dari komputer. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan symbol lingkaran atau dengan symbol empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

Atau

Gambar 2.7 Notasi Proses di DFD

Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi berikut ini:

1. Identifikasi proses Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang menunjukkan nomor acuan dari proses dan ditulis pada bagian atas di symbol proses.

2. Nama proses Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oelh proses tersebut. Nama dari proses biasanya berbentuk suatu kalimat diawali dengan kata kerja (misalnya menghitung, membuat, membandingkan, memverifikasi, mempersiapkan, merekam dan lain sebagainya).

3. Pemroses Untuk PDFD yang menunjukkan proses tidak hanya proses dari komputer,tetapi juga proses manual, seperti proses yang dilakukan oleh orang, mesin dan lain sebagainya, maka pemroses harus ditunjukkan. Pemroses ini menunjukkan siapa atau dimana suatu proses dilakukan. Untuk LDFD yang prosesnya hanya menunjukkan proses komputer saja, maka pemroses dapat tidak disebutkan. Keterangan pemroses ini di symbol proses dapat dituliskan dibawah nama proses sebagai berikut ini:

Identifikasi proses 1

Nama proses Membuat faktur

pemroses

Gambar 2.8 Penjelasan di simbol proses

D. Data Store (Simpanan Data)

Simpanan data (data store) merupakan tempat penyimpanan untuk data yang memungkinkan penambahan dan perolehan data.

Penyimpanan data menandakan penyimpanan manual, seperti lemari file, atau sebuah file atau basisdata terkomputerisasi.

Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal pararel yang tertutup di salah satu ujungnya.

media

Nama data store

Gambar 2.9 Simbol dari simpanan data di DFD

Nama dari data store menunjukkan nama dari filenya, misalnya file langganan, file hutang, file arsip faktur dan lain sebagainya.

(Jogiyanto, 2005:707)

2.9.1.2 Diagram Arus Data Logika dan Fisik

Diagram arus data dikategorikan baik sebagai logika maupun fisik. Diagram arus logika hanya memfokuskan pada kebutuhan-kebutuhan sistem, yaitu proses-proses apa secara logika yang dibutuhkan oleh sistem, tidak berhubungan dengan bagaimana sistem diterapkan. Sebaliknya diagram arus data fisik menunjukkan bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, file-file dan orang-orang yang terlibat dalam sistem.

Idealnya, sistem yang dikembangkan dengan cara menganalisis sistem yang ada (DAD logika yang ada) dan kemudian menambahkan fitur-fitur dimana sistem yang baru harus dimasukkan (DAD logika yang Idealnya, sistem yang dikembangkan dengan cara menganalisis sistem yang ada (DAD logika yang ada) dan kemudian menambahkan fitur-fitur dimana sistem yang baru harus dimasukkan (DAD logika yang

Mengembangkan diagram arus data logika untuk sistem yang ada memberi pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana sistem yang ada beroperasi serta menjadi titik awal yang baik untuk mengembangkan model logika dari sistem yang ada. Langkah yang menghabiskan banyak waktu ini seringnya diabaikan sehingga bertolakbelakang dengan DAD logika yang diajukan.

Diagram arus Mendapatkan diagram arus data logika untuk data logika

sistem yang ada dengan cara mengamati yang ada

diagram arus data fisik dan memisahkan

kegiatan tertentu

Menciptakan diagram arus data logika untuk Diagram arus

sistem yang baru dengan menambahkan maskan, data logika

yang baru keluaran, dan proses-proses yang diperlukan

dalam sistem yang baru terhadap diagram arus data logika untuk sistem yang ada

Mendapatkan diagram arus data fisik dengan Diagram arus

cara mengamati proses-proses ada diagram data fisik baru

logika baru. Menentukan dimana antarmuka pengguna harus berada, sifat proses, dan

penyimpanan data yang diperlukan

Gambar 2.10 Gerak maju model-model dari logika ke fisika

Salah satu argument yang biasanya diambil waktu untuk membangun diagram arus data logika dari sistem yang ada ialah yag bisa digunakan untuk menciptakan diagram arus data logika dari sistem baru. Proses-proses yang akan diperlukan dalam sistem yang baru bisa

digunakan, dan fitur-fitur baru, kegiatan, masukan, dan data-data yang disimpan bisa ditambahkan. Pendekatan ini menampilkan suatu cara memastikan bahwa fitur-fitur terpenting dari sistem lama tetap terpakai dalam sistem yang baru. Selain itu, dengan menggunakan model logika untuk sistem yang ada sebagai dasar untuk sistem yang diajukan dimaksudkan untuk transisi bertahap untuk perancangan sistem yang baru. Setelah model logika untuk sistem yang baru dikembangkan, maka bisa digunakan untuk menciptakan sebuah diagram arus data fisik untuk sistem yang baru. Gerak maju dari model-model ini digambarkan dalam gambar 2.10.

Gambar 2.11 Diagram Arus Data Logika Gambar 2.11 menunjukkan suatu diagram arus data logika dan suatu diagram aliran data fisik untuk sebuah kasir took grosir. KONSUMEN membawa ITEM ke register; HARGA untuk semua ITEM silihat dan kemudian ditotal; berikutnya, PEMBAYARAN diberikan ke kasir; terakhir, KONSUMEN diberi NOTA. Diagram arus data logika menggambarkan proses-proses yang terlibat tanpa terlalu mendetail Gambar 2.11 Diagram Arus Data Logika Gambar 2.11 menunjukkan suatu diagram arus data logika dan suatu diagram aliran data fisik untuk sebuah kasir took grosir. KONSUMEN membawa ITEM ke register; HARGA untuk semua ITEM silihat dan kemudian ditotal; berikutnya, PEMBAYARAN diberikan ke kasir; terakhir, KONSUMEN diberi NOTA. Diagram arus data logika menggambarkan proses-proses yang terlibat tanpa terlalu mendetail

Gambar 2.12 Diagram Arus Data Fisik

Diagram aliran data fisik menunjukkan bahwa sebuah bar code-kode produk universal (UPC/universal product code) BAR CODE yang ditemukan dihampir sebagian besar item-item toko grosir- digunakan. Selain itu, diagram arus data fisik yang menyebutkan proses-proses manual seperti scanning, menjelaskan bahwa sebuah file sementara digunakan untuk menjaga subtotal item, dan menunjukkan bahwa PEMBAYARAN bisa dibuat melalui KAS, CEK, atau KARTU DEBIT. Terakhir, disebutkan nota berdasarkan namanya, NOTA REGISTER KAS.

2.9.1.3 Langkah Membuat/menggambar DFD

Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD. Tapi dari beberapa referensi yang ada, secara garis besar langkah untuk membuat DFD adalah:

1. Identifikasi entitas luar, Input dan Output

Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar, input dan output yang terlibat di sistem.

2. Buat Diagram Konteks (Context Diagram)

Gambar 2.13 Diagram Konteks (Context Diagram)

Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang mengggambarkan hubungan sistem dengan lingkungannya. Caranya:

a. Tentukan nama asistennya

b. Tentukan batasan sistemnya

c. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem

d. Tentukan apa yang diterima/diberikan external entity dari/ke sistem

e. Gambarkan diagram konteks

3. Buat Diagram Level Zero (Overview Diagram)

Gambar 2.14 Diagram Level Zero (Overview Diagram) Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya:

a. Tentukan proses utama yang ada pada sistem

b. Tentukan apa yang diberikan diterima masing-masing proses ke/dari didtem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya).

c. Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data

d. Hindari perpotongan arus data

e. Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses)

4. Buat Diagram Level satu

Gambar 2.15 Lefel dalam DFD Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya :

a. Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero

b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan