BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan
Shafiyyatul Amaliyyah SD YPSA yang berlokasi di Jalan Setia Budi No. 191 Medan, Sumatera Utara. SD YPSA dipilih karena merupakan salah
satu sekolah Islam swasta terbaik di kota Medan yang menggunakan sistem hari penuh di sekolah International Islamic Full Day School. Hari
persekolahan siswa adalah mulai dari Senin sampai Sabtu dan setiap hari siswa pulang pada pukul 16.00 kecuali pada hari Sabtu yaitu pada pukul
12.00. Dengan waktu yang lama di sekolah di samping penggunaan sistem pembelajaran yang cukup baik, siswa akan membawa banyak beban buku
ke sekolah. Hal ini menjadikan mereka sebagai sampel yang sesuai untuk penelitian ini.
5.1.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD
YPSA yang berusia 9 – 10 tahun. Responden yang menjadi sampel telah setuju secara sukarela untuk berpartisipasi dan telah memenuhi kriteria
inklusi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Total responden yang telah diperoleh adalah sebanyak 70 orang dengan menggunakan metode
total sampling. Dari keseluruhan responden, diperoleh gambaran mengenai
beberapa karakteristik yang ada pada responden berupa usia, jenis kelamin dan status gizi.
a. Usia
Siswa Kelas V SD YPSA terdiri dari siswa yang berusia dari 9 hingga 10 tahun. Dari data yang didapatkan melalui sejumlah 70 orang
responden, maka distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia
Frekuensi Orang Persentase
1. 9 tahun
35 50,0
2. 10 tahun
35 50,0
Total 70
100,0
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan usia yaitu dari 70 orang responden, didapati jumlah responden bagi
kelompok usia 9 tahun dan 10 tahun adalah sama yaitu masing-masing 35 orang 50.
b. Jenis Kelamin
SD YPSA merupakan sekolah yang menerima siswa dari kedua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
maka didapatkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin
Frekuensi Orang Persentase
1. Laki-laki
38 54,3
2. Perempuan
32 45,7
Total 70
100,0
Tabel 5.2. menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa responden laki-laki lebih banyak
berbanding responden perempuan. Sebanyak 38 orang 54,3 responden adalah terdiri dari laki-laki dan diikuti sebanyak 32 orang 45,7 responden adalah
perempuan.
c. Status Gizi
Status gizi merupakan satu indikator yang penting dalam menilai tumbuh kembang anak. Untuk mengukur status gizi pada anak usia 9 – 10 tahun, indikator
yang dapat digunakan adalah indeks massa tubuh IMT anak tersebut yang dapat dihitung setelah mendapatkan data berat badan dan tinggi badan responden.
Penilaian status gizi responden pada penelitian ini adalah berdasarkan tabel nilai IMTUmur sesuai dengan jenis kelamin yang dibuat berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1995MENKESSKXII 2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak Kementerian Kesehatan RI,
2012. Status gizi responden dikatakan tidak normal apabila responden termasuk di dalam kategori sangat kurus, kurus, gemuk atau obesitas. Distribusi frekuensi
status gizi bagi responden penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi
No. Status Gizi
Frekuensi Orang Persentase
1. Normal
36 51,4
2. Tidak Normal
34 48,6
Total 70
100,0
Dalam penelitian ini telah didapatkan bahwa responden dengan status gizi normal adalah lebih banyak berbanding dengan status gizi tidak normal dan telah
dipresentasikan secara jelas pada Tabel 5.3. Sebanyak 36 orang 51,4 responden mempunyai status gizi normal diikuti dengan 34 orang 48,6
responden yang mempunyai status gizi tidak normal.
5.1.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Tas a.
Berat Badan, Tinggi Badan, dan Berat Tas Siswa Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan
dan juga berat tas yang digunakan oleh siswa pada hari tersebut. Data yang diperoleh telah ditabulasikan dalam Tabel 5.4 untuk menunjukkan nilai rerata atau
mean, standar deviasi, nilai maksimum dan juga nilai minimum berat badan,
tinggi badan dan juga berat tas siswa.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan, Tinggi Badan, dan
Berat Tas Siswa
Nilai Berat Badan
kg Tinggi Badan cm
Berat Tas kg
Mean Rerata
35,3 134,0
4,3 Standar Deviasi
11,67 6,49
1,16 Minimum
20,0 121,0
1,1 Maksimum
77,0 152,0
6,9
Melalui pengukuran yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka didapatkanlah nilai rerata bagi berat badan siswa adalah 35,3 kg, diikuti dengan
nilai rerata bagi tinggi badan siswa yaitu 134,0 cm dan nilai rerata bagi berat tas pula adalah sebanyak 4,3 kg. Data-data ini penting untuk menilai perbandingan
berat tas berbanding berat badan siswa bilamana perhitungan tersebut menggunakan nilai rerata yang mempresentasikan siswa secara keseluruhan dan
dapat dilihat di bagian pembahasan.
b. Beban Tas Pembawa
Tas yang digunakan oleh siswa merupakan beban yang harus dibawa setiap hari. Beban yang terlalu berat dapat memberikan dampak jangka panjang
yang buruk terhadap kesehatan anak-anak tersebut khususnya pada bagian punggung. Hal ini haruslah ditanggapi oleh semua pihak karena siswa yang pada
saat ini masih kecil merupakan pemimpin bangsa di masa akan datang dan sudah pasti kesehatan mereka menjadi keutamaan kita. Beban tas ini dapat dihitung
dengan memperkirakan persentase berat tas yang digunakan berbanding berat badan siswa. Nilai yang direkomendasikan haruslah di bawah 10 untuk
menghindari efek jangka panjang yang tidak diinginkan. Data distribusi frekuensi berat tas berbanding berat badan siswa dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persentase Berat
Tas Berbanding Berat Badan Siswa
No. Persentase Berat
Tas Berbanding Berat Badan Siswa
Frekuensi Orang
Persentase
1. Di Bawah 10
20 28,6
2. Di Atas 10
50 71,4
Total 70
100,0
Setelah dilakukan perhitungan dengan cara membagi berat tas dengan berat badan siswa dan kemudian dilihat hasil tersebut untuk mendapatkan
perbandingan berat tas terhadap berat badan siswa yang telah dipresentasikan di Tabel 5.5. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden dengan persentase
berat tas berbanding berat badan di atas 10 adalah lebih banyak berbanding siswa yang memiliki persentase berat tas di bawah 10. Sebanyak 50 orang
71,4 responden memiliki persentase berat tas berbanding berat badan di atas 10 dan ini diikuti dengan 20 orang 28,6 responden yang memiliki persentase
berat tas berbanding berat badan di bawah 10.
c. Jenis Tas
Dari total 70 responden yang terdiri dari siswa kelas V SD YPSA, jenis tas yang digunakan adalah jenis ransel dan jenis troli. Kedua jenis tas tersebut
merupakan jenis tas yang lazim digunakan bagi siswa sesuai dengan umur mereka. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang telah dijawab oleh siswa telah
ditabulasi ke Tabel 5.6 untuk melihat distribusi frekuensi jenis tas sekolah yang digunakan.
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jenis Tas Sekolah yang Digunakan oleh Siswa
No. Jenis Tas Sekolah
Frekuensi Orang Persentase
1. Ransel
65 92,9
2. Troli
5 7,1
Total 70
100,0
Tabel 5.6. menunjukkan distribusi frekuensi tentang jenis tas sekolah yang digunakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa
responden yang menggunakan tas sekolah jenis ransel adalah lebih banyak berbanding responden yang menggunakan tas sekolah jenis troli. Sebanyak 65
orang 71,4 responden menggunakan tas sekolah jenis ransel dan ini diikuti dengan 5 orang 28,6 responden yang menggunakan tas sekolah jenis troli.
d. Cara Membawa Tas Sekolah
Siswa sekolah membawa tas masing-masing mengunakan berbagai cara. Ada yang mengunakan cara yang benar dan ada yang salah. Sudah tentu cara
membawa tas sekolah yang salah memberikan efek terhadap kesehatan punggung siswa yang dampaknya dapat dilihat secara jangka panjang. Cara yang salah
adalah dengan membawa tas ransel pada satu bahu yang mengakibatkan distribusi beban yang tidak simetris ke seluruh batang tubuh pembawa. Tas seharusnya
dibawa pada kedua bahu atau ditarik dengan menggunakan tangan jika tas tersebut merupakan tas jenis ransel. Dari penelitian ini, didapatkan distribusi frekuensi cara
siswa membawa tas sekolah masing-masing yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7.
Distribusi Frekuensi Cara Membawa Tas Sekolah
No. Cara Membawa Tas Sekolah
Frekuensi Orang Persentase
1. Pada Satu Bahu
2 2,9
2. Pada Kedua Bahu
63 90,0
3. Menarik Tas Menggunakan
Tangan 5
7,1
Total 70
100,0
Dari hasil penelitian ini dapat diperhatikan bahwa responden yang membawa tas sekolah pada kedua bahu adalah yang terbanyak, diikuti dengan
responden yang menarik tas menggunakan tangan. Responden yang membawa tas pada satu bahu adalah yang paling sedikit. Sebanyak 63 orang 90,0 responden
membawa tas sekolah pada kedua bahu, 5 orang 7,1 responden yang menarik tas menggunakan tangan dan diikuti dengan 2 orang 2,9 responden yang
membawa tas sekolah pada satu bahu. Ini memberikan implikasi bahwa hanya sedikit siswa yang membawa tas dengan cara yang salah dan mayoritas membawa
dengan cara yang benar yaitu dengan membawa tas ransel pada kedua bahu ataupun menarik tas troli dengan menggunakan tangan.
e. Durasi Penggunaan Tas Sekolah Setiap Hari
Durasi penggunaan tas sekolah setiap hari merupakan salah satu variabel yang berkemungkinan dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung pada siswa.
Durasi ini dapat dibagikan kepada 2 kategori yaitu kurang dari 30 menit atau lebih dari 30 menit penggunaan dalam satu hari. Durasi yang dikatakan lama apabila
melebihi 30 menit setiap hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Haselgrove et al. 2008. Tabel 5.8 menggambarkan distribusi frekuensi durasi
penggunaan tas oleh siswa setiap hari.
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Tas Setiap Hari
No. Durasi Penggunaan Tas Setiap
Hari Frekuensi
Orang Persentase
1. Kurang dari 30 menit
49 70,0
2. Lebih dari 30 menit
21 30,0
Total 70
100,0
Telah didapatkan dalam penelitian ini bahwa responden yang menggunakan tas sekolah selama kurang dari 30 menit setiap hari adalah lebih
banyak berbanding responden yang menggunakan tas sekolah selama lebih dari 30
menit setiap hari . Data tersebut secara jelas dapat dilihat pada Tabel 5.8. Sebanyak 49 orang 70,0 responden menggunakan tas sekolah selama kurang
dari 30 menit setiap hari dan ini diikuti dengan 21 orang 30,0 responden yang menggunakan tas sekolah lebih dari 30 menit setiap hari.
f. Persepsi Responden Terhadap Kesulitan Membawa Tas Sekolah
Dari hasil penelitian ini, akan diketahui persepsi siswa terhadap pembawaan tas sekolah dari sudut kesulitan yang dirasakan. Sesuatu harus
dilakukan untuk memperbaik kondisi ini jika ternyata mayoritas dari siswa merasakan tas mereka sulit untuk dibawa. Untuk mengetahui hasil tersebut, maka
dilihat dari Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Kesulitan
Membawa Tas Sekolah
No. Persepsi Kesulitan Membawa
Tas Sekolah Frekuensi
Orang Persentase
1. Tas sulit dibawa
46 65,7
2. Tas tidak sulit dibawa
24 34,3
Total 70
100,0
Dari hasil yang didapatkan dalam penelitian ini ternyata responden yang merasakan tas sekolah mereka sulit dibawa adalah lebih banyak berbanding
responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit untuk dibawa. Angka tersebut dapat dilihat dari Tabel 5.9 yang mempresentasikan distribusi frekuensi persepsi
responden terhadap kesulitan membawa tas sekolah. Sebanyak 46 orang 65,7 responden merasakan tas sekolah sulit dibawa dan ini diikuti dengan 24 orang
34,3 responden yang merasakan tas sekolah tidak sulit dibawa.
5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Nyeri Punggung a.
Nyeri Punggung Nyeri punggung yang dirasakan pada usia muda merupakan satu hal yang
harus dipandang serius oleh semua pihak karena dampak jangka panjang yang bakal didapatkan saat mereka menjadi dewasa. Hal ini merupakan suatu yang
penting karena merekalah sumber daya manusia yang menjadi tonggak pembangunan negara suatu saat nanti. Untuk mendapatkan distribusi frekuensi
nyeri pada usia muda, maka dilakukan penelitian ini dan hasil tersebut telah ditabulasikan pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Nyeri Punggung
No. Nyeri Punggung
Frekuensi Orang Persentase
1. Nyeri Punggung
49 70,0
2. Tidak Nyeri Punggung
21 30,0
Total 70
100,0
Tabel 5.10. menunjukkan distribusi frekuensi tentang nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa responden yang
merasakan nyeri punggung adalah lebih banyak berbanding responden yang tidak merasakan nyeri punggung. Sebanyak 49 orang 70,0 responden merasakan
nyeri punggung dan ini diikuti dengan 21 orang 30,0 responden yang tidak merasakan nyeri punggung.
Secara teknis sewaktu penelitian ini dijalankan, sebanyak 49 orang responden yang merasakan nyeri punggung, mereka telah diarahkan untuk terus
menjawab pertanyaan pada bagian B dari kuesioner yang terdiri atas 6 pertanyaan tentang nyeri punggung yang dirasakan. Namun, bagi 21 orang responden yang
menjawab tidak nyeri punggung, mereka tidak diarahkan untuk menjawab pertanyaan di bagian B. Maka, untuk pengkajian hal seterusnya hanyalah tertumpu
kepada 49 orang responden yang mengeluhkan nyeri punggung untuk mendalami
tentang karakteristik dari nyeri tersebut dan dampak terhadap siswa yang mengalaminya.
b. Regio Nyeri Punggung
Secara anatomis, punggung atau tulang belakang manusia dapat dibagikan kepada 4 regio utama yaitu servikal, thorakal, lumbal dan sacrumcoccygeus. Pada
kuesioner yang telah diberikan, siswa dapat memilih regio nyeri punggung yang dirasakan dan jawaban yang ditandai tidak terbatas pada satu regio saja. Hasil dari
penelitian ini telah ditabulasi di Tabel 5.11 untuk menunjukkan distribusi frekuensi regio nyeri punggung pada responden.
Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Regio Nyeri Punggung
No. Regio Nyeri Punggung
Frekuensi Orang
Persentase
1. Servikal
2 2,9
2. Thorakal
9 12,9
3. Lumbal
8 11,4
4. SacrumCoccygeus
0,0 5.
Servikal Thorakal 16
22,9 6.
Servikal Lumbal 4
5,7 7.
Servikal SacrumCoccygeus 2
2,9 8.
Thorakal Lumbal 2
2,9 9.
Servikal Thorakal Lumbal 5
7,1 10.
Servikal Thorakal SacrumCoccygeus
1 1,4
Total 49
70,0
Untuk mengetahui distribusi frekuensi tentang regio nyeri punggung yang dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 5.11 yang telah menunjukkan
bahwa regio nyeri punggung paling banyak dirasakan oleh responden adalah di regio servikal dan thorakal yaitu sebanyak 16 orang 22,9 dan tidak ada
responden yang merasakan nyeri punggung hanya di regio sacrumcoccygeus saja. Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, ternyata hanya minoritas dari siswa
yang merasakan nyeri punggung pada satu regio saja yaitu sebanyak 19 orang dan selebihnya yaitu sebanyak 30 orang merasakan nyeri punggung di lebih dari satu
regio.
c. Tingkat Keparahan Nyeri
Dari penelitian ini, telah dinilai tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden dengan menggunakan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale.
Peneliti telah mendapatkan izin tertulis dari pihak Wong-Baker FACES Foundation
yang memperkenalkan skala nyeri ini. Skala pengukuran ini direkomendasikan untuk anak usia 3 tahun dan ke atas dan poin pada setiap muka
mendeskripsikan intensitas nyeri yang dirasakan. Anak tersebut disuruh utuk memilih muka yang paling hampir mendeskripsikan nyeri tersebut setelah
sebelumnya dijelaskan tentang makna dari setiap gambar muka tersebut. Arti dari setiap muka pada skala tersebut telah dijelaskan di bab 3. Data yang didapatkan
telah ditabulasikan ke Tabel 5.12 untuk mempresentasikan distribusi frekuensi tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh responden.
Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Tingkat Keparahan Nyeri
No. Skala Nyeri
Frekuensi Orang Persentase
1. 3
4,3 2.
2 9
12,9 3.
4 19
27,1 4.
6 14
20,0 5.
8 3
4,3 6.
10 1
1,4
Total 49
70,0
Tabel 5.12. menunjukkan distribusi frekuensi tentang skala keparahan nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Telah didapatkan dalam
penelitian ini bahwa nyeri punggung yang dirasakan oleh responden paling banyak berada di skala 4 sedikit nyeri dan paling sedikit pada skala 10 teramat
nyeri. Sebanyak 19 orang 27,1 responden merasakan nyeri punggung pada skala 4, 14 orang 20,0 pada skala 6, kemudian 9 orang 12,9 pada skala 2,
diikuti skala 0 dan 8 dengan masing-masing sebanyak 3 orang 4,3 dan hanya 1 orang 1,4 merasakan nyeri punggung pada skala 10.
d. Durasi Nyeri Punggung
Durasi merupakan lamanya nyeri punggung tersebut telah dirasakan oleh responden. Dari penelitian sebelum ini, durasi tersebut dibagikan kepada 4 bagian
yaitu kurang dari sebulan, 1 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, atau 7 bulan – 1 tahun. Hasil penelitian ini tentang durasi nyeri punggung yang dirasakan dapat dilihat pada
Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Durasi Nyeri Punggung yang Dirasakan
No. Durasi Nyeri Punggung
Frekuensi Orang Persentase
1. Kurang dari sebulan
40 57,1
2. 1 – 3 bulan
6 8,6
3. 4 – 6 bulan
1 1,4
4. 7 bulan – 1 tahun
2 2,9
Total 49
70,0
Dari penelitian ini, didapatkan bahwa durasi nyeri punggung selama kurang dari sebulan menyumbangkan responden paling banyak yaitu 40 orang
57,1 dan durasi nyeri punggung selama 4 – 6 bulan menyumbangkan jumlah responden paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang 1,4. Ternyata dari Tabel 5.13
tersebut merefleksikan bahwa mayoritas dari siswa merasakan nyeri dalam waktu yang tidak lama yaitu kurang dari sebulan.
e. Frekuensi Nyeri Punggung
Dari keluhan nyeri punggung tersebut, telah didapatkan juga frekuensi nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Frekuensi tersebut telah
dibagikan kepada 4 bagian yang terdiri dari 1 – 2 kali setahun, 1 kali sebulan, 1 kali dalam seminggu, dan 1 kali dalam sehari. Dari hasil yang didapatkan, telah
diolah data ke dalam bentuk tabel untuk mempresentasikan distribusi frekuensi dari frekuensi nyeri punggung dan dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Frekuensi Nyeri Punggung
No. Frekuensi Nyeri Punggung
Frekuensi Orang Persentase
1. 1 – 2 kali dalam setahun
12 17,1
2. 1 kali dalam sebulan
13 18,6
3. 1 kali dalam seminggu
10 14,3
4. 1 kali dalam sehari
14 20,0
Total 49
70,0
Tabel 5.14. menunjukkan distribusi frekuensi tentang frekuensi nyeri punggung yang dirasakan oleh responden. Telah didapatkan dalam penelitian ini
bahwa frekuensi nyeri punggung 1 kali dalam sehari menyumbangkan responden paling banyak yaitu 14 orang 20,0 dan frekuensi nyeri punggung 1 kali dalam
seminggu menyumbangkan jumlah responden paling sedikit yaitu sebanyak 10 orang 14,3. Namun, secara garis besar tidak begitu banyak perbedaan jumlah
responden dari keempat pilihan frekuensi nyeri punggung yang telah ditanyakan kepada responden.
5.1.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dampak Nyeri Punggung a.
Dampak Nyeri Punggung Nyeri punggung yang dialami oleh siswa dapat memberikan dampak
dalam berbagai hal termasuklah salah satunya adalah terhadap kehadiran siswa ke sekolah. Jika ternyata siswa tidak dapat hadir ke sekolah dikarenakan nyeri
punggung tersebut sudah tentu aktivitas pembelajarannya terganggu sehingga
haruslah ditanggulangi oleh semua pihak. Hal ini karena pendidikan yang benar sejak usia muda tanpa adanya gangguan adalah penting demi masa depan mereka.
Dari penelitian ini, didapatkanlah distribusi frekuensi dampak nyeri punggung terhadap kehadiran siswa ke sekolah dan telah ditabulasikan pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Dampak Nyeri Punggung Terhadap Kehadiran
Responden ke Sekolah
No. Tidak Dapat Hadir ke Sekolah
karena Nyeri Punggung Frekuensi
Orang Persentase
1. Pernah
6 8,6
2. Tidak Pernah
43 61,4
Total 49
70,0
Setelah penelitian ini dijalankan, diketahui bahwa responden yang tidak pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri punggung adalah lebih banyak
yaitu sebanyak 43 orang 61,4 berbanding responden yang pernah tidak dapat hadir ke sekolah karena nyeri punggung tersebut yaitu sebanyak 6 orang 8,6.
Hal ini merefleksikan bahwa hanya sedikit siswa yang mendapatkan dampak ketidakhadiran ke sekolah dikarenakan nyeri punggung yang dirasakan.
b. Konsultasi ke Dokter
Seharusnya nyeri punggung yang dirasakan tidak boleh dipandang enteng oleh semua pihak khususnya orang tua siswa tersebut. Nyeri yang dirasakan setiap
hari haruslah dibawa ke dokter untuk mendapatkan nasihat dan konsultasi agar suatu hal yang buruk terhadap kesehatan siswa dapat dicegah sebelum terlambat.
Dari penelitian ini, dapat diketahui distribusi frekuensi siswa yang mendapatkan konsultasi dokter karena nyeri tersebut dan dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi KonsultasiBerobat ke Dokter karena Nyeri
Punggung
No. Berobat ke Dokter karena Nyeri
Punggung Frekuensi
Orang Persentase
1. Pernah
3 4,3
2. Tidak Pernah
46 65,7
Total 49
70,0
Tabel 5.16. menunjukkan distribusi frekuensi tentang berobat ke dokter karena nyeri punggung tersebut. Dapat dilihat bahwa responden yang tidak pernah
berobat ke dokter karena nyeri punggung tersebut adalah lebih banyak yaitu sebanyak 46 orang 65,7 sedangkan responden yang pernah berobat ke dokter
karena nyeri punggung yaitu sebanyak 3 orang 4,3.
5.1.6. Analisis Hasil Data Dari hasil yang didapatkan secara distribusi frekuensi, maka dilakukan
analisis untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini. Variabel independen yang telah ditetapkan adalah
jenis tas sekolah yang digunakan manakala variabel dependennya adalah nyeri punggung yang dirasakan. Selain itu, terdapat 5 variabel lain yang juga turut
dianalisis untuk mengetahui hubungannya terhadap nyeri punggung yaitu persentase berat tas berbanding berat badan siswa, jenis kelamin, usia, status gizi,
dan durasilama penggunaan tas setiap hari.
a. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Jenis Troli Terhadap
Kejadian Nyeri Punggung
Tabel 5.17. Analisis Hubungan Penggunaan Tas Jenis Ransel dan Jenis Troli
Terhadap Kejadian Nyeri Punggung
Jenis Tas Sekolah
Keluhan Nilai p
Nyeri Punggung Tidak Nyeri Punggung
n Persentase
n Persentase
Jenis Ransel 46
93,9 19
90,5 0,632
Jenis Troli 3
6,1 2
9,5
Total 49
100,0 21
100,0
Tabel 5.17. menunjukkan analisis hubungan penggunaan tas sekolah jenis ransel dan jenis troli terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD
YPSA. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa responden yang menggunakan tas jenis ransel dan mengeluhkan nyeri punggung adalah sebanyak
46 orang 93,9. Ini diikuti pula dengan responden yang menggunakan tas jenis troli dan mengeluhkan nyeri punggung sebanyak 3 orang 6,1. Hasil uji statistik
Fisher’s Exact Test yang didapatkan menunjukkan tidak ada hubungan
penggunaan tas sekolah jenis ransel dan jenis troli terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA dengan nilai p=0,632 p0,05 pada
confidence interval 95.
b. Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa
Terhadap Kejadian Nyeri Punggung Tabel 5.18.
Analisis Hubungan Persentase Berat Tas Berbanding Berat Badan Siswa Terhadap Kejadian Nyeri Punggung
Persentase Berat Tas Berbanding Berat
Badan Siswa Keluhan
Nilai p Nyeri Punggung
Tidak Nyeri Punggung
n Persentase
n Persentase
Di Bawah 10 10
20,4 10
47,6 0,021
Di Atas 10 39
79,6 11
52,4
Total 49
100,0 21
100,0
Setelah dilakukan penelitian, didapatkan analisis persentase berat tas sekolah berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri punggung pada
siswa kelas V SD YPSA yang dapat dilihat pada Tabel 5.18. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan data bahwa responden yang memiliki persentase berat tas
sekolah berbanding berat badan di bawah 10 dan mengeluhkan nyeri punggung adalah sebanyak 10 orang 20,4. Ini diikuti pula dengan responden yang
memiliki persentase berat tas sekolah berbanding berat badan di atas 10 dan mengeluhkan nyeri punggung sebanyak 39 orang 79,6. Hasil uji statistik chi-
square yang didapatkan menunjukkan ada hubungan persentase berat tas sekolah
berbanding berat badan siswa terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA dengan nilai p=0,021 p0,05 pada confidence interval 95.
c. Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri
Punggung Tabel 5.19.
Analisis Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin Terhadap Kejadian Nyeri Punggung
Jenis Kelamin
Keluhan Nilai p
Nyeri Punggung Tidak Nyeri Punggung
n Persentase
n Persentase
Laki-laki 29
59,2 9
42,9 0,209
Perempuan 20
40,8 12
57,1
Total 49
100,0 21
100,0
Tabel 5.19. menunjukkan analisis hubungan karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA. Berdasarkan
tabel tersebut didapatkan data bahwa responden laki-laki yang mengeluhkan nyeri punggung adalah sebanyak 29 orang 59,2. Hal ini diikuti pula dengan
responden perempuan yang mengeluhkan nyeri punggung yaitu sebanyak 20 orang 40,8. Hasil uji statistik chi-square yang didapatkan menunjukkan tidak
ada hubungan karakteristik jenis kelamin terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA dengan nilai p=0,209 p0,05 pada confidence interval
95 .
d. Analisis Hubungan Karakteristik Usia Terhadap Kejadian Nyeri Punggung
Tabel 5.20. Analisis Hubungan Karakteristik Usia Terhadap Kejadian Nyeri
Punggung
Usia Keluhan
Nilai p Nyeri Punggung
Tidak Nyeri Punggung n
Persentase n
Persentase
9 tahun 22
44,9 13
61,9 0,192
10 tahun 27
55,1 8
38,1
Total 49
100,0 21
100,0
Dari hasil penelitian ini didapatkan data dan dilakukan analisis hubungan karakteristik usia terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA
dan dipresentasikan pada Tabel 5.20. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan data bahwa responden yang berumur 9 tahun dan mengeluhkan nyeri punggung adalah
sebanyak 22 orang 44,9 . Ini diikuti pula dengan responden yang berumur 10 tahun dan mengeluhkan nyeri punggung yaitu sebanyak 27 orang 55,1 . Hasil
uji statistik chi-square yang didapatkan menunjukkan tidak ada hubungan karakteristik usia terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA
dengan nilai p=0,192 p0,05 pada confidence interval 95 .
e. Analisis Hubungan Karakteristik Status Gizi Terhadap Kejadian Nyeri
Punggung
Tabel 5.21. Analisis Hubungan Karakteristik Status Gizi Terhadap Kejadian
Nyeri Punggung
Status Gizi Keluhan
Nilai p Nyeri Punggung
Tidak Nyeri Punggung n
Persentase n
Persentase
Normal 22
44,9 14
66,7 0,095
Tidak Normal 27
55,1 7
33,3
Total 49
100,0 21
100,0
Tabel 5.21. menunjukkan analisis hubungan karakteristik status gizi terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA. Berdasarkan
tabel tersebut, didapatkan data bahwa responden yang memiliki status gizi normal dan mengeluhkan nyeri punggung adalah sebanyak 22 orang 44,9. Hal ini
diikuti pula dengan responden yang memiliki status gizi tidak normal dan mengeluhkan nyeri punggung yaitu sebanyak 27 orang 55,1. Hasil uji statistik
chi-square yang didapatkan menunjukkan tidak ada hubungan karakteristik status
gizi terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA dengan nilai p=0,095 p0,05 pada confidence interval 95 .
f. Analisis Hubungan DurasiLama Penggunaan Tas Setiap Hari Terhadap
Kejadian Nyeri Punggung
Tabel 5.22. Analisis Hubungan DurasiLama Penggunaan Tas Setiap Hari
Terhadap Kejadian Nyeri Punggung
Lama Penggunaan Tas Setiap Hari
Keluhan Nilai p
Nyeri Punggung
Tidak Nyeri Punggung
n Persentase
n Persentase
Kurang dari 30 menit 31
63,3 18
85,7 0,060
Lebih dari 30 menit 18
36,7 3
14,3
Total 49
100,0 21
100,0
Setelah dilakukan penelitian ini, didapatkan data dan dilakukan analisis hubungan lama penggunaan tas setiap hari terhadap kejadian nyeri punggung pada
siswa kelas V SD YPSA seperti yang dapat dilihat di Tabel 5.22. Berdasarkan tabel tersebut, didapatkan data bahwa responden yang menggunakan tas kurang
dari 30 menit setiap hari dan mengeluhkan nyeri punggung adalah sebanyak 31 orang 63,3. Hal ini diikuti pula dengan responden menggunakan tas lebih dari
30 menit setiap hari dan mengeluhkan nyeri punggung yaitu sebanyak 18 orang 36,7. Hasil uji statistik chi-square yang didapatkan menunjukkan tidak ada
hubungan karakteristik lama penggunaan tas setiap hari terhadap kejadian nyeri punggung pada siswa kelas V SD YPSA dengan nilai p=0,060 p0,05 pada
confidence interval 95.
5.2. Pembahasan