Subyek Pajak Penghasilan PPh Menurut ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU Pajak Penghasilan adalah: Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi; 2. Badan; Bentuk Usaha Tetap BUT

dengan tahun bukunya yang dimulai pada tanggal 1 April dan berakhir pada tanggal 31 Maret. Dalam hal ini untuk periode 1 April 2008 sampai dengan 31 Maret 2009 tahun pajak PT A termasuk dalam pajak 2008. Ini disebabkan pada tahun 2008, tahun buku meliputi lebih dari 6 bulan yaitu 9 bulan; Landasan hukum Pajak Penghasilan di Indonesia adalah Undang- Undang yang mengatur pajak Penghasilan di Indonesia adalah undang- undang No 7 Tahun 1983. Undang-undang tersebut telah beberapa kali diubah, yaitu dengan Undang-undang No 7 Tahun 1991, kemudian Undang-undang No 10 tahun 1994, dan yang terakhir dengan Undang- undang No 17 Tahun 2000 berlaku efektif mulai 1 Januari 2001.

2. Subyek Pajak Penghasilan PPh Menurut ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU Pajak Penghasilan adalah:

1. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi; 2. Badan;

3. Bentuk Usaha Tetap BUT

Orang pribadi sebagai subyek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia, Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan merupakan subeyk pajak pengganti, menggantikan yang berhak, yaitu ahli waris. Penunjukkan warisan yang belum terbagi sebagai subyek pajak pengganti dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan. Menurut Pasal 1 UU No.17 tahun 2000, yang dimaksud dengan Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha, meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN dan BUMD. Dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dan apensiun, persekutuan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga bentuk usaha tetap dan bentuk usaha lainnya termasuk reksadana. Subyek pajak menurut Pasal 2 ayat 2 2 UU No.17 Tahun 2000, dibedakan antara subyek pajak dalam negeri dan subyek pajak luar negeri. Subyek pajak dalam negeri menjadi wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan. Sedangkan subyek pajak luar negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia atau dipeoleh melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Jadi Wajib Pajak adalah orang Pribadi atau Badan yang telah memenuhi kewajiban subyektif dan obyektif. Perbedaan antara Wajib Pajak dalam negeri dan Wajib Pajak luar negeri adalah: No Uraian Wajib Pajak Dalam Negeri Wajib Pajak Luar Negeri Non-BUT 1 Penghasilan yang Seluruh penghasilan Penghasilan dari dikenakan pajak baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia sumber penghasilan di Indonesia 2 Dasar pengenaan pajak dan tarif Penghasilan neto dengan tarif umum Penghasilan bruto dengan tarif sepadan 3 Kewajiban SPT Wajib menyampaikan SPT Tidak wajib menyampaikan SPT

3. Obyek Pajak Penghasilan PPh